PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karet adalah tanaman perkebunan
berupa pohon batang lurus. Pohon ini
pertama kali tumbuh di Brazil, Amerika
Selatan, tetapi setelah percobaan Henry
Wickham yang dilakukan berkali kali,
pohon ini berhasil dikembangkan di Asia
Tenggara, di mana sekarang tanaman ini
banyak dikembangkan sehingga Asia
menjadi sumber karet yang alami.
Klasifikasi botani dari tanaman karet
adalah sebagai berikut:
Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Keluarga
: Euphorbiaceae
Genus
: Hevea
Spesies
: Hevea brasiliensis
Karet adalah polimer hidrokarbon ya
ng terkandung pada lateks beberapa jenis
tumbuhan.
Dalam
perdagangan
internasional, sumber utama dari produksi
karet
adalah
Hevea
brasiliensis.
Penggumpalan dapat dilakukan dengan
adanya penambahan suatu karbohidrat ke
dalam lateks. Karbohidrat dalam lateks
akan mengalami fermentasi dengan
mikroba yang ada di dalam lateks dan
membentuk asam.
Pembentukan asam ini berlangsung
sangat lambat dan penggumpalan akan
sempurna ketika dibiarkan kira kira 20
jam dan koagulan yang dihasilkan akan
berongga. Penggumpalan karet yang biasa
dilakukan adalah dengan penambahan
asam dalam lateks yaitu untuk memecah
getah karet. Asam yang biasa digunakan
adalah asam formiat, asam oksalat, asam
asetat, asam stearat, dan asam sulfat yang
relative mahal, sehingga perlu dicari
alternatif lain untuk memecah emulsi
dalam lateks.
Di dalam lateks mengandung 25 40
% bahan karet mentah (crude rubber) dan
60 75 % serum yang kandungannya
1
Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan ditinjau
adalah mengenai penambahan ekstrak
kelopak rosella (tidak berbiji dan berbiji)
sebagai
bahan
pengganti
untuk
penggumpalan lateks. Oleh karena itu
harus
dicari
faktor-faktor
yang
Tinjauan Pustaka
Lateks
Lateks karet adalah suspensi koloid
poliisopren yang diperoleh dari tumbuhan
Hevea bransiliensis.
Berikut ini komposisi dari lateks Hevea
Bransiliensis:
Tabel 1. Komposisi Lateks Hevea
Bransiliensis
Komposisi
Jumlah (%)
Hidrokarbon karet
30 40
Protein
1,9 2,5
Asam Lemak
0,9 1
Gula
1 1,5
Air
5,5 6,5
Kadar Abu
0,4 0,6
Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan
partikel koloid, sehingga kestabilan sistem
koloid menjadi hilang. Ada beberapa hal
yang menyebabkan terjadinya koagulasi
pada sistem koloid diantaranya karena ada
pengaruh
pemanasan,
pendinginan,
penmabahan elektrolit dan karena proses
elektroforesis yang berlangsung lama.
Penggumpalan lateks dilakukan
dengan menambahkan bahan yang dapat
menyerap lapisan molekul air disekeliling
partikel karet yang bersifat pelindung.
Bahan tersebut misalnya alkohol, aseton,
dan sebagainya. Penurunan pH lateks
dapat terjadi karena terbentuk asam format
(asam semut). Penurunan pH sampai ke
titik isoelektrik menyebabkan partikel
karet kehilangan muatan sehingga lateks
menggumpal ridak mantap disebut daerah
potensial stabilitas kritis atau darah tidak
mantap, yaitu pada daerah pH berkisar 3,7
5,5.
Rosella
Tanaman
rosella
(Hibiscus
sabdariffa L.) termasuk famili malvaceae
dan terdapat dua tipe utama, yaitu
Hibiscus sabdariffa var. altassima dan
Hibiscus sabdariffa var. sabdriffa.
Hibiscus sabdariffa var. altassima lebih
mempunyai nilai ekonomi dibandingkan
varietas kedua, karena ditanam untuk
menghasilkan serat. Serat ini merupakan
bahan baku pembuatan tali dan pengganti
rami untuk karung goni. Tanaman
penghasil serat ini memiliki batang lurus
dan serat yang kuat, tinggi batang bisa
mencapai 4, 8 meter (Anonim, 2006).
Varietas altassima webster ditanam
untuk mendapatkan seratnya, karena
kandungan sertanya tinggi. Varietas ini
tidak memiliki kelopak bunga yang
berwarna merah dan dapat dimakan, bunga
berwarna kuning. Tipe ini hampir sama
dengan penghasil serat (kenaf) yang
banyak dibudidayakam di India Timur,
Nigeria, dan beberapa negara di Amerika
(Anonim, 2006).
1,3
1,5
3,0
5,0
3,9
1,0
3,2
3
Threonine
Triptopan
Tirosin
Valin
Asam aspartat
Asam glutamat
Alanin
Glisin
Prolin
Serin
Sumber: Mardiah, dkk.
3,0
2,2
3,8
16,3
7,2
3,7
3,8
5,6
3,5
Penggumpalan Lateks
Kandungan di dalam lateks berupa
25 40 % bahan karet mentah (crude
rubber) dan 60 75 % serum yang terdiri
dari air dan zat yang terlarut. Kandungan
lateks terdiri dari kandungan antara
lain protein, alkaloid, pati, gula,
(poli)
terpena, minyak, tanin, resin, dan gom.
Bahan karet mentah mengandung 90
95% karet murni, 2 3 % protein, 1 2 %
asam lemak, 0,2 % gula, 0.5 % jenis garam
dari Na, K, Mg, Cu, Mn dan Fe.
Asam yang biasa digunakan adalah
asam formiat, asam oksalat, asam asetat,
asam stearat, dan asam sulfat yang relative
mahal, sehingga perlu dicari alternatif lain
untuk memecah emulsi dalam lateks.
Sebagai
contohnya
adalah
penggumpalan lateks menggunakan nanas.
Di dalam nanas mengandung asam
asam organik (0,6 %) seperti asam sitrat,
asam malat dan asam oksalat dengan
jumlah asam terbanyak adalah asam sitrat
(87 %). Selain asam, nanas juga
mengandung enzim bromelin. Keduanya
dapat di gunakan untuk menggumpalkan
lateks dan menurunkan kadar nitrogen
karet. Penggumpalan lateks salah satunya
dapat terjadi karena penurunan pH lateks.
Selama ini penggumpalan lateks banyak
dilakukan dengan penambahan asam
format.
III.
Metode Penelitian
III.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
dilaksanakan
di
laboratorium Balai Riset dan Standardisasi
Industri Km 9, Palembang. Waktu
Gambar 3.
Hubungan antara waktu
kontak ekstrak bunga rosella dan berat
karet akhir dengan variasi ekstrak kelopak
bunga rosella (tanpa biji) dan bunga
rosella berbiji.
Gambar 3 menunjukkan hubungan
antara berat karet akhir dengan variasi
waktu kontak antara lateks dengan ekstrak
bunga rosella sebanyak 10 ml. Berat karet
akhir dihitung setelah dilakukan penelitian
sebanyak 2 kali. Pada gambar 3 terdapat
dua garis dengan warna biru dan merah.
Garis yang berwarna biru mewakili ekstrak
kelopak rosella (tanpa biji) sedangkan
garis yang berwarna merah mewakili
ekstrak bunga rosella berbiji.
Variasi waktu kontak yang digunakan
pada penelitian koagulasi lateks yaitu 5
jam, 10 jam, 15 jam, dan 20 jam. Pada
penelitian sebelumnya telah diketahui
bahwa
volume
optimum
untuk
menghasilkan berat karet akhir paling
tinggi adalah 10 ml. Maka untuk
mengetahui waktu kontak optimum
penggumpalan lateks, volume ekstrak
bunga rosella yang digunakan adalah
sebanyak 10 ml.
Berdasarkan data hasil penelitian,
peningkatan berat karet akhir sebanding
dengan semakin lama waktu kontak antara
lateks dan ekstrak bunga rosella. Hal ini
berlaku untuk kedua variabel ekstrak
kelopak rosella (tanpa biji) dan bunga
rosella berbiji. Ketika ekstrak bunga
rosella dicampurkan kedalam lateks,
proses
koagulasi
lateks
dengan
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan
1.
Pemanfaatan ekstrak bunga rosella
sebagai koagulan untuk penggumpalan
lateks.
2.
Volume optimum ekstrak bunga
rosella tanpa biji dan berbiji adalah:
a. Pada volume ekstrak bunga rosella
tanpa biji 10 ml, berat karet akhir
yang dihasilkan 62,72 (%wt).
b. Pada volume ekstrak bunga rosella
berbiji 10 ml, berat karet akhir
yang dihasilkan 52,44 (%wt).
3.
Sartika.
2009.
Pengertian
Asam
Karboksilat dan Kegunaan Isomer
Sintetis
(Online).
(http://perpustakaancyber.blogspot.c
om/2013/09/pengertian-asamkarboksilat-sifat-kegunaan-isomersintesis.html. Diakses pada tanggal
10 November 2013).