4. Hati.
5. Ginjal.
6. Pankreas.
Kegagalan dari salah satu sistem atau organ tersebut dapat disebabkan oleh :
1. Trauma/cedera.
2. Infeksi.
3. Keracunan.
4. Degenerasi (failure).
5. Asfiksia.
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah yang besar (excessive loss of water and electrolit).
7. Lain-lain.
Pada kasus tertentu di mana penyakit yang diderita tidak termasuk di dalam daftar tersebut di atas, penentuan kasus
gawat atau tidak gawat ditentukan oleh dokter yang menangani pasien.
Kegagalan sistem susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan, dan hipoglikemia dapat meyebabkan kematian
dalam waktu yang singkat. Sedangkan kegagalan sistem organ yang lain dapat meyebabkan kematian dalam waktu
yang relatif lebih lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan
cacat ditentukan oleh :
1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan :
a. Di tempat kejadian
b. Dalam perjalanan ke rumah sakit
c. Pertolongan selanjutnya secara mantap dirumah sakit
Beberapa kriteria kasus yang tidak dapat ditangani di Rumah sakit Baptis Batu adalah sebagai berikut :
a. Pasien dengan diagnosis
1. TBC dengan XDR / MDR.
2. Gaduh Gelisah ec Psikiatri.
3. Gagal ginjal on HD.
4. CVA Hemorraghic peserta BPJS.
5. Kasus Orthopedi peserta BPJS.
6. HIV AIDS yang memerlukan ARV atau terapi definitif HIV AIDS.
7. Kanker yang perlu konsultan hematologi dan onkologi medis.
8. Kasus Urologi dengan kepesertaan BPJS.
9. Flu burung (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang positif).
10. Flu babi (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang positif).
11. SARS (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang positif).
12. Pasien KLL indikasi bedah syaraf dengan kepesertaan BPJS.
b. Tidak ada DPJP yang bertugas kecuali pasien menghendaki atau menyetujui dirawat dokter lain atau asisten
DPJP.
c. Tidak tersedia bed, peralatan dan pemeriksaan yang sangat diperlukan oleh pasien tidak ditunda pengadaannya
d. Pasien BPJS dengan indikasi IRI.
2. SKRINING WILAYAH.
Skrining bisa dilakukan saat pasien berada di luar Rumah Sakit tempat asal rujukan pasien, pada saat pasien
ditransportasi, dan pada saat pasien tiba di RS (IGD atau IRJ).
BAB III TATA LAKSANA
Instalasi Gawat Darurat RS Baptis Batu yang menyelenggarakan pelayanan gawat darurat selama 24 jam
melaksanakan kegiatan skrining pasien awal di triage primer yang dilakukan sebagai penilaian awal
kegawatdaruratan pada setiap pasien yang datang dengan prosedur sebagai berikut :