Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Messyliana Awang
NPM : 10.8.03.81.41.1.5.029
Oleh :
Messyliana Awang
NPM : 10.8.03.81.41.1.5.029
Menyetujui
Dosen pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
ii
Anggota :
Tanda Tangan
1..
2. drg. Hervina
NPK : 828 307 369
2..
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Mahasaraswati Denpasar
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
Pengaruh Berkumur Larutan Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia)
Terhadap Akumulasi Plak. Skripsi ini disusun untuk memenuhi kewajiban
penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
Gigi (SKG) pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulustulusnya kepada keluarga tercinta, kepada Ayah Oktavianus Dj. T. Awang, S.E,
Ibu Habrita Logo, S.pd serta kepada kakak adik dan saudari tercinta Ma ope,
Yanty, Nona, Jelyan, Jeannet, dan Shania atas segala Doa, motivasi dan dukungan
baik secara moril maupun materil yang diberikan kepada penulis.
Penulis juga menyadari skripsi ini dapat terselesaikan tentu tidak terlepas dari
bimbingan, pengarahan, saran dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Yth. drg. I Pt Yudhi Astaguna W., M.Biomed selaku dosen pembimbing I
yang senantiasa meluangkan waktunya utnuk memberikan bimbingan dan
pengarahan yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
2. Yth. drg. Dwis Syahriel, M.Kes.,Sp.Perio.,FISID
selaku dosen
iv
3. Yth. drg. Hervina selaku dosen penguji yang bersedia untuk menguji dan
memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
4. Semua teman-teman yang bersedia untuk menjadi responden pada
penelitian ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Teman-teman Cranter 2010, eryc, etika, rah, lani, danie, dwita, prami,
serta teman lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang
telah mendukung dalam menyelesaikan penulisan hasil penelitian ini.
6. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan hasil penelitian
ini baik langsung maupun tidak langsung.
Denpasar,
Februari 2014
Penulis
Abstrak
Plak yang menempel pada gigi menyediakan nutrisi bagi bakteri untuk
tumbuh, menyebabkan kolonisasi bakteri, serta menyediakan suasana asam yang
akan berkontak dengan permukaan gigi, sehingga menyebabkan enamel larut dan
menimbulkan karies. Pencegahan terbentuknya plak dapat dilakukan secara
kimiawi. Penelitian ini menggunakan larutan air perasan jeruk nipis (Citrus
aurantifolia) sebagai obat kumur mampu menghambat pembentukan plak karena
terdapat berbagai senyawa fitokemikal yang mempunyai daya antibakteri yang
dapat menurunkan jumlah bakteri pembentuk plak dengan cara mendenaturasi
protein sel bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
larutan air perasan jeruk nipis terhadap akumulasi plak gigi. Penelitian uji klinis
dilakukan dengan rancangan pretest-posttest with control group. Jumlah sampel
sebanyak 42 orang mahasiswa FKG UNMAS Denpasar. Sampel dibagi menjadi
dua kelompok yaitu kelompok perlakuan diberikan larutan air perasan jeruk nipis
dengan konsentrasi 10% dan kelompok kontrol berkumur dengan air putih.
Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah indeks plak oleh Turesky,
Gilmore dan Glickman dari Quigley dan Hein. Hasil penelitian menunjukan
bahwa terdapat perbedaan rerata skor plak yang bermakna antara kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan ( < 0.05), dimana skor plak pada kelompok
perlakuan lebih rendah daripada kelompok kontrol. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah berkumur larutan air perasan jeruk nipis 10% dapat menurunkan akumulasi
plak gigi.
Kata kunci: Air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia), akumulasi plak gigi
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ..............................................................................................
ii
iii
iv
ABSTRAK ....................................................................................................
vi
vii
xi
xii
vii
12
15
15
16
16
17
19
20
23
24
A. Jenis Penelitian..................................................................................
24
24
24
25
26
27
28
28
30
31
32
32
32
37
viii
42
A. Simpulan ...........................................................................................
42
B. Saran .........................................................................................
42
43
LAMPIRAN ..................................................................................................
48
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Skor Indeks Plak Menurut Turesky-GilmoreGlickman dari Quigley Hein ......................................................
27
Tabel 4.1 Karekteristik sampel berdasarkan jenis kelamin dan umur .........
32
Tabel 4.2 Hasil uji normalitas data penelitian sebelum dan sesudah
kelompok perlakuan (air perasan jeruk nipis) dan kelompok
kontrol (aqua) ..............................................................................
33
Tabel 4.3 Hasil uji homogenitas data penelitian sebelum dan sesudah
kelompok perlakuan (air perasan jeruk nipis) dan kelompok
kontrol (aqua) ..............................................................................
33
Tabel 4.4 Rerata penurunan indeks plak sebelum dan sesudah berkumur
dengan air perasan jeruk nipis .....................................................
34
Tabel 4.5 Rerata penurunan indeks plak sebelum dan sesudah berkumur
dengan aqua .................................................................................
34
Tabel 4.6 Perbedaan rerata selisih indeks plak sebelum dan sesudah
berkumur antara kelompok berkumur dengan air perasan jeruk
nipis dan aqua ..............................................................................
36
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Dental Plaque ...........................................................................
16
23
xi
27
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Grafik rerata penurunan indeks plak sebelum dan sesudah
berkumur dengan air perasan jeruk nipis dan aqua ...................
xii
35
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gigi merupakan salah satu organ penting dalam sistem pencernaan dalam
tubuh manusia, yang fungsinya digunakan untuk mengunyah makanan
sebelum masuk ke saluran pencernaan. Jika gigi mengalami gangguan, maka
akan terganggu pula proses pencernaannya yang dapat mengganggu aktivitas
manusia sehari-hari, sehingga secara tidak langsung berperan dalam status
kesehatan perorangan. Penyakit gigi yang sering diderita oleh hampir semua
penduduk Indonesia adalah karies gigi dan penyakit periodontal. Karies gigi
merupakan penyakit yang sering ditemukan pada setiap strata sosial
masyarakat Indonesia baik pada kaum laki-laki maupun kaum perempuan
serta anak-anak dan dewasa. Penyebab utama kedua penyakit tersebut
dikarenakan adanya akumulasi plak yang terus-menerus tidak dibersihkan.
Ketidaktahuan masyarakat tentang plak gigi menyebabkan rendahnya
kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Plak gigi merupakan deposit lunak yang membentuk lapisan biofilm dan
melekat erat pada permukaan gigi dan gusi (Haake 2007). Plak menyediakan
nutrisi bagi bakteri untuk tumbuh, mengumpulkan bakteri pada permukaannya
yang lengket, serta menyediakan suasana asam yang akan berkontak dengan
permukaan gigi, sehingga enamel larut dan menimbulkan karies (Carranza
dkk. 2002).
Pengendalian plak adalah upaya mencegah penumpukan plak. Upaya
tersebut dapat dilakukan secara mekanis maupun kimiawi. Salah satu sarana
potensi
alam
agen
untuk
profilaksis
mulut
yang
dapat
satunya tanaman obat yang terkenal memiliki banyak manfaat dan khasiat
untuk mencegah dan mengobati penyakit, diantaranya adalah jeruk nipis
(Anna 2012).
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan salah satu tanaman toga yang
di gunakan pada masyarakat, baik untuk bumbu masakan maupun untuk obatobatan dari bagian perasan air buah jeruk nipisnya. Air jeruk nipis dapat
digunakan sebagai obat kumur pada penderita sakit tenggorokan, dapat
mengatasi bau mulut yang tak sedap karena wangi dari kulit buahnya dan
mengatasi radang. Buah jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia
yang bermanfaat diantaranya asam sitrun, damar lemak, glikosida, mineral,
vitamin B1, minyak atsiri. Minyak esensial sebesar 7% mengandung sitrat,
limonene, fellandren, lemon kamfer, geranil asetat, cadinen, linalin asetat,
flavonoid, seperti poncirin, hesperidine, rhoifolin, dan naringin (Guo dkk.
2006 cit. Anna 2012). Daya antibakteri minyak atsiri jeruk nipis disebabkan
oleh adanya senyawa fenol dan turunannya serta kandungan asam sebesar 77,6% yang dapat mendenaturasi protein sel bakteri (Anna, 2012).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Syarif Suwondo 2007)
terbukti bahwa ekstrak buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christ.)
Swingle)
memberikan
aktivitas
antibakteri
paling
tinggi
terhadap
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang timbul yaitu
apakah berkumur larutan air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
berpengaruh dalam menurunkan akumulasi plak gigi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh berkumur
larutan air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dalam menurunkan
akumulasi plak gigi.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah:
1. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan gigi dan
mahasiswa kedokteran gigi mengenai manfaat berkumur larutan air
perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) untuk mengurangi
akumulasi plak pada rongga mulut.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat umum untuk dapat
menggunakan larutan air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
sebagai salah satu alternatif pencegahan terjadinya timbunan plak
gigi yang dapat berkembang menjadi karies dan penyakit
periodontal.
3. Sebagai sumber acuan yang dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya pada pemakaian jangka waktu yang lebih lama atau
untuk penelitian pengaruh lain dari pemberian larutan air perasan
jeruk nipis (Citrus aurantifolia).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Plak Gigi
1. Pengertian plak gigi
Dental plaque atau plak gigi adalah deposit lunak yang berupa lapisan tipis
atau yang biasa disebut dengan biofilm yang melekat pada permukaan gigi atau
permukaan struktur keras lain di rongga mulut termasuk pada restorasi lepasan
atau cekat. Plak berbeda dengan deposit lain yang terdapat pada rongga mulut
seperti material alba dan kalkulus. Material alba merupakan akumulasi lunak dari
bakteri-bakteri dan sel jaringan yang strukturnya tidak sebaik plak dan mudah
dihilangkan dengan semprotan air. Kalkulus adalah deposit keras yang terbentuk
dari remineralisasi plak gigi dan umumnya dilapisi plak yang tidak tereliminasi
(Carranza dkk. 2002).
Menurut Rose dan Mealey (2004) plak gigi merupakan komunitas mikroba
kompleks yang terbentuk pada seluruh permukaan gigi yang terpapar produk
bakteri dalam rongga mulut. Komunitas mikroba kompleks dapat terdiri dari
bakteri hidup, bakteri yang telah mati serta produk sintesis bakteri, maupun saliva.
Plak mempunyai tampilan klinis berupa lapisan bakteri lunak non kalsifikasi yang
terakumulasi dan melekat pada gigi atau objek lain di dalam mulut seperti
restorasi, denture, serta kalkulus, dan dapat terlihat dengan bantuan agen
disclosing.
Plak gigi umumnya berupa lapisan bening dan lengket yang terjadi akibat
bergabungnya bakteri yang merugikan dengan sisa-sisa makanan dan ludah. Plak
bersarang disela-sela gigi dan dibatas perlekatan antara gigi dengan gusi.
Timbunan plak gigi yang mengeras akan membentuk calculus atau karang gigi.
Dalam waktu 2 minggu plak gigi akan jelas terlihat pertumbuhannya (FKGUI
1975 cit. Siti 2001). Menurut Sriyono (2001 cit. Alify 2008) plak gigi yang
mengandung mikroflora patogenik merupakan salah satu fungsi utama terhadap
terjadinya dan berkembangnya penyakit karies dan gingivitis yang merupakan
penyakit utama yang terjadi didalam rongga mulut.
Plak adalah lapisan lembut yang terbentuk dari campuran antara makrofag,
leukosit, enzim, komponen anorganik, matriks ekstraseluler, epitel rongga mulut,
sisa-sisa makanan serta bakteri yang melekat di permukaan gigi. Bakteri yang
berperan penting dalam pembentukan plak gigi adalah bakteri Streptococcus
mutans yang ditemukan dalam jumlah besar pada penderita karies (Reska 2011).
Menurut Nurin (2012) plak gigi tidak dapat dilihat secara langsung, dengan
demikian dibutuhkan suatu senyawa yang digunakan untuk membantu melihat
plak gigi. Disclosing agents seperti Erythrosine Disclosing Solution dan
Fluorescein Liquid digunakan untuk mewarnai plak gigi sehingga memudahkan
untuk melihat plak gigi. Plak gigi akan terbentuk dalam waktu yang singkat
setelah gigi dibersihkan, maka disclosing agents digunakan secara rutin sebagai
indikator ada tidaknya plak gigi.
fisika yang apabila keseimbangan populasi bakteri yang lebih dominan akan
berkembang menjadi penyakit (Nirjhar dkk. 2008).
Komposisi plak gigi adalah 80% air dan 20% senyawa padat. Senyawa padat
disusun oleh 40-50% protein, 13-18% karbohidrat dan 10-14% lemak. Protein
dalam plak gigi disusun oleh berbagai asam amino yang berasal dari saliva.
Karbohidrat, dalam bentuk sukrosa, yang terkandung dalam plak gigi akan
dimetabolisme
oleh
mikroorganisme
sehingga
membentuk
polisakarida
ekstraseluler
adalah
beberapa
spesies
streptokokus,
seperti
penyebab
kelainan
periodontal
khususnya
Bacteriodes
terhadap tepi gingiva, plak gigi dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu yang
pertama plak supragingiva: Plak supragingiva terdapat pada tepi gingiva atau di
atas tepi gingiva. Plak supragingiva merupakan komunitas mikroorganisme yang
terakumulasi pada permukaan bagian atas gigi sampai daerah tepi gingiva. Secara
klinis, plak supragingiva dapat terlihat sebagai lapisan film tipis yang hampir
tidak terlihat pada permukaan gigi ataupun sebagai lapisan material tebal yang
menutupi permukaan gigi dan tepi gingiva. Kemudian yang kedua plak
subgingiva: Plak subgingiva terdapat di bawah tepi gingiva, antara gigi dan epitel
poket gingiva. Plak subgingiva dapat didefinisikan sebagai komunitas
mikroorganisme yang terakumulasi pada permukaan apikal gigi dan tepi gingiva.
Secara klinis, plak tersebut tidak mudah terlihat karena tertutup celah gingiva atau
poket periodontal.
10
gigi
termasuk
Prevotella
intermedia,
Prevotella
loescheii,
11
flora kompleks, termasuk bakteri anaerob gram negatif, bakteri motil dan
spirochaeta (Manson dan Eley 1993 cit. Dara 2012).
12
periodontal
adalah
suatu
istilah
yang
digunakan
untuk
13
nyata. Adanya keterbatasan tersebut maka kontrol plak secara kimiawi mulai
digunakan dengan berkumur larutan kumur.
Tujuan pembersihan gigi adalah menghilangkan plak dari seluruh permukaan
gigi. Plak tidak semuanya dapat hilang dengan tindakan menyikat gigi. Plak tidak
berwarna dan tidak dapat dilihat oleh mata. Untuk dapat melihat plak diperlukan
suatu bahan pewarna yang dapat melekat pada plak. Bahan tersebut adalah
disclosing, yang dapat berbentuk tablet dan cairan. Cara penggunaannya adalah
dengan cara mengunyah tablet atau mengulaskan cairan tersebut pada permukaan
gigi, kemudian kumur. Dengan bantuan bahan ini plak yang ada atau belum
tersikat akan nampak berwarna merah. Warna merah ini kemudian harus
dihilangkan, dapat dengan sikat gigi, dapat juga dengan benang pembersih gigi
(Boedihardjo 1985 cit. Dara 2012).
Pemakaian antiseptik sebagai obat kumur mempunyai peran ganda yaitu
sebagai pencegahan langsung pertumbuhan plak gigi supragingiva dan sebagai
terapi langsung terhadap plak gigi subgingiva. Sampai sekarang kontrol plak
secara kimia dengan menggunakan antiseptik sebagai obat kumur berkembang
dengan pesat baik di lingkungan dokter gigi maupun di kalangan masyarakat.
Antiseptik merupakan suatu senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan atau
perkembangan mikroorganisme tanpa merusak secara keseluruhan. Sebagai
antibakteri, pemakaian
14
antimikroba dari bahan alami. Beberapa produk alami atau ekstrak herbal bila
digunakan dalam obat kumur telah menunjukkan signifikan keunggulan
dibandingkan bahan kimia seperti, jambu biji, delima, nimba, propolis, tulsi, teh
hijau, cranberry, dan jeruk.
Efektivitas antibakteri oral harus memiliki spektrum yang luas terhadap
aktivitas antibakteri, tetapi juga harus tidak mengganggu mikroba oral normal.
Agen antibakteri dapat mempengaruhi biofilm dengan beberapa cara, seperti
dengan mengganggu mekanisme agregasi bakteri atau mempengaruhi viabilitas
bakteri. Keberhasilan agen antibakteri tergantung tidak hanya pada daya
antibakteri tetapi juga pada substansialtivity. Karena kemampuannya terikat pada
permukaan oral dan konsentrasi bio - aktif, agen antibakteri substantif tetap aktif
dalam rongga mulut untuk jangka waktu lama. Sementara itu telah diketahui
bahwa plak yang tertinggal setelah menyikat dapat menyerap agen antibakteri
yang terdapat pada obat kumur (Otten dkk. 2012).
15
Menurut Ariadna dan Hani (2000) berkumur merupakan salah satu metode
dalam cara membersihkan gigi dan mulut dan sering dilakukan setelah menyikat
gigi. Berkumur dapat dilakukan secara efisien apabila disertai dengan kemauan
yang besar, kesediaan meluangkan waktu, cara berkumur yang baik dan fungsi
yang normal dari otot-otot bibir, lidah dan pipi. Menurut Putri, Herijulianti dan
Nurjannah (2011) cara berkumur yang benar yaitu berkumur secara kuat dan
mengisapkan cairan kumur diantara gigi, disekeliling mulut dengan gerakan otot
bibir, lidah dan pipi pada waktu gigi dalam keadaan tertutup, selama waktu yang
cukup lama minimal 30 detik.
16
17
3,5 meter. Batang pohonnya berkayu, ulet, berduri dan keras, sedangkan
permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Bunganya berukuran kecilkecil berwarna putih yang tumbuh di ketiak daun atau di ujung batang dengan
diameter 1,5-2,5 cm. Pada umur 2,5 tahun tanaman jeruk nipis mulai berbuah.
Buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong dengan diameter 3,5-5 cm,
berwarna (kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan. Buah jeruk nipis yang sudah
tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-tempat yang dapat
memperoleh sinar matahari langsung (Prasetyono 2012).
Menurut Anna (2012) tumbuhan yang berasal dari Asia tenggara ini sudah
tersebar luas di daerah tropis hingga ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut.
Pohonnya tegak dan daunnya majemuk, berbentuk elips dengan pangkal
membulat, ujung tumpul dan tepi beringgit. Panjang daunnya mencapai 2,5-9 cm
dan lebarnya 2-5 cm sedangkan, tulang daunnya menyirip, dengan tangkai
bersayap, hijau dan lebar 5-25 mm. Kelopak bunga berbentuk seperti mangkuk
berbagi 4-5 dengan diameter 0,4-0,7 cm berwarna putih kekuningan dan tangkai
putik silindris putih kekuningan dengan tepi merah muda. Daun mahkota
berjumlah 4-5, berbentuk bulat telur atau lanset dengan panjang 0,7-1,25 cm dan
lebar 0,25-0,5 cm berwarna putih. Tanaman jeruk nipis mempunyai akar tunggang
dan buahnya bulat berwarna hijau tua dan berubah kuning waktu sudah masak,
daging buahnya tipis, mengandung banyak cairan yang rasa buahnya sangat asam.
18
Menurut Prasetyono (2012) dalam setiap 100 gram buah jeruk nipis terkandung;
vitamin C 27 mg, kalsium 40 mg, fosfor 22 mg, karbohidrat 12,4 mg, vitamin B
10,04 mg, zat besi 0,6 mg, lemak 0,1 mg, kalori 37 mg, protein 0,8 mg air 86 g,
zat-zat lain hingga 100 %.
Menurut Anna (2012) kandungan lain yang ditemukan dalam jeruk nipis
antara lain seperti vitamin B1, belerang, asam sitrun, glikosida, dammar, minyak
atrisi (meliputi; nildehid, aktilaldehid, linali-lasetat, gerani-lasetat, kadinen, lemon
kamfer, felandren, limonene, sitral), asam amino (lisin, triptofan), asam sitrat,
minyak terbang. Selain itu jeruk nipis juga mengandung senyawa saponon dan
flavonoid yaitu hesperedin (hesperitin 7 rutinosida), tangeritin, naringin,
eriocitrin, eriocitrocide.
Buah jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bermanfaat
diantaranya asam sitrat sebanyak 7-7,6%, damar lemak, glikosida, mineral,
vitamin B1, minyak terbang (minyak atsiri atau essensial oil). Minyak esensial
sebesar 7% mengandung citral, limonene, fenchon, terpineol, bisabolene, cadinen,
linalin asetat, flavonoid, seperti poncirin, hesperidine, rhoifolin, dan naringin
(Guo et al 2006 cit. Anna 2012). Komposisi kimia minyak atsiri yang dihasilkan
tanaman Citrus aurantifolia yang berasal dari Kamerun antara lain limonen
(53,92%), -pinen (0,33%), mirsen (1,58%), -pinen (0,97%), sabinen (2,06%),
dan isokamfen (0,56%) yang termasuk golongan hidrokarbon monoterpen;
geraniol (1,33%), linalool (1,20%), neral (9,88%), nerol (1,38%), geranial
(12,26%), geranil asetat (2,03%), -terpineol (0,42%), sitronelol (0,67%), dan
neril asetat (4,56%) yang termasuk golongan monoterpen teroksigenasi; serta -
19
20
tenggorokan, dapat mengatasi bau mulut yang tak sedap karena wangi dari kulit
buahnya dan mengatasi radang karena mengandung zat asam yang dapat
mematikan kuman. Selain itu jeruk nipis juga mengandung senyawa saponon dan
flavonoid yaitu hesperedin, tangeritin, naringin, eriocitrin. Hesperidin bermanfaat
untuk antiinflamasi, antioksidan dan menghambat sintesis prostaglandin (Anna
2012).
Menurut Del Leo dan Del Bosco (2005 cit. Maya 2013) menyatakan bahwa
naringin dan hesperidin memiliki efek penghambatan proliferasi sel kanker,
menunda tumorigenesis, dan agen kemopreventif karsinogenesis. Selain itu,
hesperidin dapat menurunkan lipopolysaccharide yang dapat menginduksi
hepatotoksisitas pada hepar tikus. Penelitian lain yang di lakukan oleh Zhang et al
(2007 cit. Maya 2013) menyebutkan bahwa, hesperidin memiliki efek sitotoksik
pada sel melanoma B16 pada tikus. Dalam majalah Grapefruit juice and
medications, naringin dapat menghambat CYP3A4 dan CYP1A2 sebagai enzim
pemacu senyawa karsinogen.
21
fungsi
permeabilitas
selektif,
fungsi
pengangkutan
aktif,
didahului
dengan
perubahan
struktur
molekulnya,
dimana
akan
menyebabkan protein tidak dapat melakukan fungsinya sehingga sel bakteri akan
mengalami kematian (Astawan dkk. 2008 cit. Abdul dkk. 2013).
22
Jeruk nipis juga mengandung senyawa saponin dan flavonoid yaitu hesperidin
(hesperetin 7-rutinosida), tangeretin, naringin, eriocitrin, eriocitrocide. Senyawa
fenol dan turunannya flavonoid merupakan salah satu anti bakteri yang bekerja
dengan mengganggu fungsi membrane sitoplasma. Sebagai zat antibakteri,
flavonoid menghambat pertumbuhan bakteri dengan merusak dinding sel dan
membran sitoplasma bakteri serta mencegah pembelahan bakteri sehingga
menyebabkan bakteri tidak dapat berkembang biak ( Robinson 1995 cit. Kurnia,
Surdano dan Laksmi 2008). Menurut Kimbal (1992 cit. Kurnia, Surdano dan
Laksmi 2008) flavonoid menyebabkan tidak berfungsinya Na + dan K + pada sel
bakteri dimana keadaan ini menyebabkan ion sodium tertahan didalam sel
sehingga terjadi perubahan kepolaran pada plasma sel yang diikuti dengan
masuknya air yang tidak terkontrol di dalam sel. Hal ini menyebabkan sel
membengkak dan akhirnya pecah. Pecahnya membran inilah yang meyebabkan
kematian bakteri.
23
C. Kerangka Konseptual
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian clinical
trial dengan rancangan pendekatan pre test-post test design control group, untuk
menilai pengaruh efektivitas dari berkumur larutan air jeruk nipis terhadap
penurunan akumulasi plak antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
B. Identifikasi Variabel
1. Variable pengaruh
C. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan pada penelitian ini yaitu : berkumur, plak
dan larutan air perasan jeruk nipis.
1. Berkumur yaitu berkumur larutan air perasan jeruk nipis kosentrasi 10%
sebanyak 10ml dalam keadaan mulut tertutup (gigi beroklusi),
menggerakkan kumuran secara keras dan berulang-ulang
kemudian
24
25
hingga kosentrasi larutan 10% (sebanyak 100 ml sari buah jeruk nipis
dilarutkan hingga volume larutan mencapai 1000 ml).
3. Plak gigi merupakan lapisan pada permukaan gigi yang diwarnai dengan
senyawa disclosing agents sebagai indikator untuk melihat adanya plak
dan diukur dengan menggunakan indeks plak menurut Turesky-GilmoreGlickman dari Quigley Hein.
D. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah Mahasiswa/mahasiswi Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar angkatan 2010 yang berjumlah
72 orang.
2. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
teknik purposive
sampling.
3.
Besar sampel
Besar sampel penelitian yang dibutuhkan untuk penelitian ini di peroleh
dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling,
berdasarkan rumus dari Taro Yamane (cit. Samian 2008) sebagai berikut :
Dimana :
n = jumlah sampel
N = Jumlah populasi = 72 orang
26
: 6 13 Januari 2014
Waktu
: 10.30 - Selesai
Tempat
: Ruang
preklinik
Fakultas
Mahasaraswati Denpasar.
kedokteran
Gigi
Universitas
27
F. Instrument Penelitian
Instrument
yang
digunakan
untuk
menilai
akumulasi
plak
dengan
28
pertama atas kiri (26), permukaan lingual gigi molar pertama kiri bawah (36),
permukaan lingual molar pertama kanan bawah (46).
indeks plak =
Alat
: sikat gigi, alat oral diagnostic, gelas kumur, nearbekken, sarung tangan,
masker, gelas ukur, alat tulis, formulir pemeriksaan dan lembar informed
consent.
Bahan : disclosing solution, pasta gigi pepsodent, larutan air jeruk nipis 10%, air
putih, alkohol 70% dan kapas.
29
30
I. Analisis Data
Data yang telah diperoleh dari penelitian ini dimasukan ke dalam tabel untuk
pengamatan dan pengkajian data. Data kemudian dianalisis dan diolah dengan
menggunakan SPSS.
1. Analisis deskriptif merupakan salah satu jenis analisis dengan memberikan
gambaran (deskripsi) mengenai suatu data yang diperoleh.
2. Uji Normalitas dan Homogenitas.
a. Uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk.
b. Uji Homogenitas dengan menggunakan uji Lavenes Test.
3. Uji Efek Perlakuan
Bagi data yang berdistribusi normal dan homogeny, maka digunakan uji
statistik parametrik yaitu:
1) Paired sample T-Test untuk analisis perbandingan pre test dan post
test pada masing-masing kelompok.
2) Independent sample T-Test untuk analisis perbandingan kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol.
31
J. Alur Penelitian
42 sampel yang memenuhi
kriteria inklusi
Kelompok Kontrol
Kelompok Perlakuan
21 orang
21 orang
Menggosok gigi
Menggosok gigi
Menggosok gigi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Sampel
Dari penelitian yang dilakukan dari tanggal 6-13 Januari 2014, terhadap
mahasiswa-mahasiswi dari Fakultas kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati
Denpasar diambil sampel berjumlah 42 orang yang terbagi 2 atas kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol. Dengan karakteristik sebagai berikut:
Total
(%)
100
100
Dari tabel 4.1 terlihat sampel terbanyak adalah sampel dengan jenis kelamin
perempuan sejumlah 25 orang sedangkan sedangkan sampel dengan jenis kelamin
laki-laki berjumlah 17 orang Umur sampel berkisar antara 20 sampai 22 tahun.
Sampel dengan jumlah terbanyak terdapat pada sampel berumur 21 tahun dengan
jumlah 34 orang, sampel berumur 20 tahun berjumlah 5 orang dan sampel
berumur 22 tahun hanya berjumlah 3 orang.
32
33
adalah uji normalitas data dengan uji shapiro-wilk dan uji homogenitas
data.
Tabel 4.2 Hasil uji normalitas data penelitian sebelum dan sesudah
kelompok perlakuan (air perasan jeruk nipis) dan kelompok
kontrol (aqua)
Kelompok Sampel
N
P
Keterangan
Air Perasan Jeruk
Pre test
21
.140
Normal
Nipis
Post test
21
.407
Normal
Aqua
Pre test
21
.716
Normal
Post test
21
.529
Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas data diatas didapatkan nilai P untuk data
sebelum pada kelompok perlakuan adalah 0,140 dan untuk data setelah
perlakuan 0,407. Nilai P untuk data sebelum perlakuan pada kelompok
kontrol adalah 0,716 dan setelah perlakuan 0,529. Hal ini menunjukan
bahwa data telah berdistribusi normal ( >0,05), sehingga data layak untuk
dilanjutkan pengujiannya dengan uji statistic parametric T test.
Tabel 4.3 Hasil uji homogenitas data penelitian sebelum dan sesudah
kelompok perlakuan (air perasan jeruk nipis) dan kelompok
kontrol (aqua)
Levene Statistic
Sig.
Air Perasan Jeruk Nipis
1.338
.254
Aqua
.214
.646
34
Tabel 4.4 Rerata penurunan indeks plak sebelum dan sesudah berkumur
dengan air perasan jeruk nipis
Variabel
Pre test
Post test
Beda rerata
P
Indeks Plak
1,68 0,22 0,74 0,28
0,94
.000
Tabel 4.5 Rerata penurunan indeks plak sebelum dan sesudah berkumur
dengan aqua
Variabel
Pre test
Post test
Beda rerata
P
Indeks Plak
1,53 0,37 1,21 0,33
0,32
.000
Berdasarkan hasil dari uji paired samples t-test pada tabel 4.4 dan 4.5
terdapat adanya perbedaan yang signifikan dilihat dari nilai P sebesar
0.000 pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang artinya
<
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa berkumur air perasan jeruk nipis
dan berkumur dengan aqua efektif dalam menurunkan akumulasi plak gigi.
35
1,8
1,6
1,4
Pre
test
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
Air perasan jeruk
nipis
Aqua
Grafik 4.1 Grafik rerata penurunan indeks plak sebelum dan sesudah
berkumur dengan air perasan jeruk nipis dan aqua
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa, kedua kelompok sampel dapat
menurunkan akumulasi plak gigi dan terdapat perbedaan dalam penurunan
akumulasi plak gigi sebelum dan sesudah pada masing-masing kelompok
sampel, dimana pada kelompok perlakuan terlihat penurunan yang lebih
besar dari kelompok kontrol.
36
Tabel 4.6 Perbedaan rerata selisih indeks plak sebelum dan sesudah
berkumur antara kelompok berkumur dengan air perasan jeruk
nipis dan aqua
Kelompok
N
Rerata
P
indeks plak
Selisih
Air Perasan
21
.9443
.000
Jeruk Nipis
Aqua
21
.3176
.000
Jumlah
42
-
Berdasarkan hasil dari uji independent samples t-test pada tabel diatas
diketahui rerata penurunan indeks plak pada kelompok air perasan jeruk
nipis sebesar 0,9443. Sedangkan pada kelompok kontrol dengan aqua
didapatkan rerata 0,3176. Dari tabel diatas diperoleh P = 0,000 maka
penurunan indeks plak antara kedua kelompok ini menunjukan adanya
perbedaan yang bermakna dimana ( <0,05), dengan penurunan rerata
indeks plak yang lebih besar pada kelompok perlakuan (air perasan jeruk
nipis) daripada kelompok kontrol (aqua). Sehingga pada tabel diatas
menunjukan bahwa kumur-kumur dengan larutan air jeruk nipis lebih
efektif dalam menurunkan akumulasi plak dibandingkan dengan kumurkumur dengan air putih.
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dari 42 sampel, yang terdiri dari 21 orang
sebagai kelompok kontrol dan 21 orang sebagai kelompok perlakuan. Dari
penelitian diketahui jarak umur dari 20-22 tahun. Ditemukan lebih banyak sampel
berusia 21 tahun dan jumlah sampel berjenis kelamin perempuan lebih banyak
dibanding laki-laki. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap pengamatan indeks
plak, didapatkan penurunan yang signifikan pada penggunaan larutan kumur air
perasan jeruk nipis dan juga pada kelompok kontrol yang berkumur dengan air
putih. Keduanya membuktikan keefektifannya dalam mengurangi plak namun
berkumur dengan larutan air perasan jeruk nipis lebih efektif untuk menurunkan
akumulasi plak dibandingkan dengan air putih yang dapat dilihat dari perbedaan
rerata yang signifikan, dimana penurunan nilai rerata pada kelompok perlakuan
lebih besar dari kelompok kontrol.
Seperti diketahui plak merupakan faktor penyebab karies dan penyakit
periodontium, jika bergabung dengan dengan faktor lain dan dalam periode waktu
tertentu. Plak gigi merupakan deposit lunak yang membentuk lapisan biofilm dan
melekat erat pada permukaan gigi dan gusi (Haake 2007). Pengendalian plak
adalah upaya membuang dan mencegah penumpukan plak pada permukaan gigi.
Upaya tersebut dapat dilakukan secara mekanis maupun kimiawi. Salah satu
upaya pencegahan secara kimiawi adalah dengan menggunakan obat kumur atau
dengan menggunakan larutan antibakteri. Berkumur dengan larutan antibakteri
merupakan tindakan penyempurnaan dari menyikat gigi karena dapat menjangkau
37
38
daerah yang tidak terjangkau oleh sikat gigi seperti pada gigi yang berdesakan dan
plak subgingival (Hertoi 2012).
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia, Swingle) dikenal sebagai tanaman yang
memiliki banyak khasiat, salah satu diantaranya yaitu sebagai antibakteri. Jeruk
nipis merupakan salah satu tanaman yang mempunyai aktivitas antimikroba yang
efektif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif (Onyeagba dkk. 2004).
Secara in vitro telah dibuktikan kemampuan buah jeruk nipis sebagai antibakteri
dapat menghambat Salmonella paratyphi, Escherichia coli, Pseudomonas
aeruginosa, dan Staphylococcus aureus
Sehingga
lisosim,
sistem
laktoperoksidase-isitiosianat,
laktoferin,
dan
39
2+
akibat
proses
glikolisis
karbohidrat.
Berkurangnya
aliran
saliva
40
seperti A. actinomycetemcomitan,
disebabkan oleh adanya senyawa fenol dan turunannya serta kandungan asam
sebesar 7-7,6% yang dapat mendenaturasi protein sel bakteri (Anna, 2012).
Sebagai zat antibakteri, flavonoid menghambat pertumbuhan bakteri dengan
merusak dinding sel dan membran sitoplasma bakteri serta mencegah pembelahan
bakteri sehingga menyebabkan bakteri tidak dapat berkembang biak ( Robinson
1995 cit. Kurnia, Surdano dan Laksmi 2008).
Sama juga halnya menurut Barbut (2002 cit. Agustinus 2012) menyatakan
aktivitas antibakteri dari buah jeruk nipis karena mengandung sejumlah asam
organik seperti asam sitrat yang merupakan komponen utama, kemudian asam
malat, asam laktat dan asam tartarat. Penghambatan sebagai antibakteri dari asam
organik karena penurunan pH dibawah kisaran pertumbuhan mikroorganisme dan
penghambatan metabolisme oleh molekul asam yang tak terdisosiasi. Hasil
penelitian Nour (2010) menunjukkan bahwa jus jeruk nipis segar mengandung
asam sitrat 6,15 persen, asam malat 0,52 persen, asam laktat 0,09 persen, serta
sejumlah kecil asam tartarat.
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) juga diketahui memiliki beberapa khasiat
seperti meredakan inflamasi karena buah jeruk nipis kaya akan komponen
flavonoid polymethoxilate. Flavonoid telah diketahui banyak mempunyai manfaat
medis yang meliputi antioksidan, antimikrobial, antiinflamasi dan antikanker.
Pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa senyawa saponin dan pektin
merupakan senyawa yang berpotensi sebagai antiinflamasi dengan cara
mengurangi kerusakan dan menghambat perkembangan dari inflamasi pada kaki
41
tikus dan usus mamalia. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh (Setyohadi,
Miftakhul dan Dewi 2012) menunjukan bahwa ekstrak etanol kulit jeruk nipis
(Citrus aurantifolia) berpengaruh terhadap perbaikan sel epitel gingiva tikus putih
galur wistar yang diinduksi Actinobacillus actinomycetemcomitans dimana
semakin tinggi dosis ekstrak kulit jeruk nipis yang diberikan maka semakin
banyak pula jumlah sel epitel gingiva yang normal. Perbaikan sel epitel yang
ditandai oleh peningkatan jumlah sel sebagian besar dipengaruhi oleh kandungan
ekstrak etanol jeruk nipis, seperti flavonoid, saponin, vitamin C serta minyak atsiri
lainnya. Hal ini terbukti bahwa jeruk nipis berpotensi dalam menghambat plak
karena mikroorganisme penyebab gingivitis yang paling dominan ditemukan pada
plak gigi. Pada pemeriksaan mikroskopis telah ditemukan beberapa macam
bakteri yang terdapat pada plak gigi diantaranya, Actinobacillus actinomycetem
comitans. Actinobacillus actinomy cetemcomitans dapat merusak jaringan dengan
cara merangsang inflamasi, menyebabkan destruksi jaringan dan menghambat
penyembuhan jaringan.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa berkumur dengan air perasan buah jeruk nipis dapat menurunkan
akumulasi plak.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh, adapun saran yang ingin dikemukakan
oleh peneliti yaitu perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai
penggunaan air perasan jeruk nipis terhadap penurunan akumulasi plak
pada kosentrasi yang berbeda dan penggunaannya untuk jangka waktu
yang lama serta efek lain terhadap manfaat kesehatan gigi dan mulut.
42
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, R., Aziz, D. dan Gusti, R. 2013, Uji daya hambat air perasan buah jeruk
nipis (citrus aurantifolia s.) terhadap pertumbuhan bakteri staphylococcus
aureus secara in vitro, J kesehatan Andalas, vol. 2, no. 1, hlm. 5-8.
Agusta, A. 2000, Minyak Atsiri Tumbuhan Tropik Indonesia, ITB., Bandung.
Agustinus, H.D.R. 2012, Efektivitas jeruk nipis dalam menurunkan bakteri
salmonella dan escherichia coli pada dada karkas ayam broiler, IJAS, vol. 2,
no. 3, hlm. 91-94.
Aibinu, I., T. Adenipekun, T. Adelowotan, T. Ogunsanya, dan T. Odugbemi.
2009, Evaluation of the antimicrobial properties of different parts of citrus
aurantifolia (lime fruits) as used locally, Afr J. Trad CAM , vol. 4, no.2, hlm.
185-190.
Albet, R.2013, Januari 2-last update, Antiseptik Sebagai Obat Kumur [Hompage
of
topskripsiku.blogspot.com],
[online].
Available:
http://topskripsiku.blogspot.com/2013/01/antiseptik-sebagai-obat-kumur.html
[23 September 2013].
Alify. 2008, Januari 2-last update, Dental Plaque [Homepage of
fahmihamid.blogspot.com]
[online].
Available:
http://fahmihamid.blogspot,com/2008/01/dental-plaque.html [17 Agustus
2013].
Anggareni, S.2007, Desember 22-last update, Plak Gigi Sumber Penyakit Gigi
dan Mulut [Hompage of anggareni83.wordpress.com], [online]. Available:
http://anggareni83.wordpress.com/2007/12/22/plak-gigi/ [16 Agustus 2013].
Anna Karina. 2012, Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis, Ed. ke-1, Stomata.,
Surabaya.
Ariadna, A.D. dan Hani, S. 2000, Penelaahan penggunaan antimikroba dan
antiseptik pada terapi penyakit periodontal, JKGUI, vol. 7, no. 3, hlm. 20-25.
Bhadbhade, S. J., Anirudh, B. A., Silvia V. R. dan Srinath, L. T. 2011, Januari 1last update, The Antiplaque Efficacy of Pomegranate Mouthrinse [Homepage
of
web.ebscohost.com
],
[Online].
Available:
http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=4fc1117a-87024044-8002-260e9fbe76a6%40sessionmgr198&vid=7&hid=125 [25 Agustus
2013].
Carranza, FA., Newman, MG., Takei, HH. 2002, Clinical Periodontology, Ed.
Ke-9, W.B. Saunders Company., Philadelphia.
43
44
Dara, N. 2012, Februari 23-last update, Kesehatan Gigi Dan Mulut [Hompage of
unhas.ac.id],
[online].
Available:
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/1057 [20 Agustus 2013].
Dongmo, P. M. J., Tatsadjieu, L. N., Sonwa, E. T., Kuate, J., Zollo, P. H. A.,
Menut, C. 2009, Essential oils of citrus aurantifolia from cameroon and their
antifungal activity against phaeoramularia angolensis, J African of
Agricultural, vol.4, hlm. 354-358.
Eley, B., M. dan Manson, J., D. 2004, Periodontics, Ed. ke-4, Elsevier Ltd.,
London.
Ferguson. 2002, November 12-last update, Medicinal Use of Citrus Scienses
Department Cooperative Extension Services Institute of Food Agricultural
Science [Hompage of University Florida], [online]. Available:
http://ufdcimages.uflib.ufl.edu/IR/00/00/32/67/00001/CH19600.pdf
[23
September 2013].
Fitarosana, E. A. 2012, Desember 6-last update, Pengaruh Pemberian Larutan
Ekstrak Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Terhadap Pembentukan Plak Gigi
[Hompage
of
eprints.undip.ac.id],
[online].
Available:
http://eprints.undip.ac.id/37540/1/FITAROSONA_G2A007079_LAP.KTI.pdf
[17 juli 2013].
Haake, SK. 2007, September 15-last update, Microbiology of Dental Plaque
[Homepage
of
dent.ucle.edu],
[Online].
Available:
http://www.dent.ucle.edu/pic/microbio/mdphone.html
[18 Juli 2013].
Hertoi. 2012, Oktober 8-last update, Bersihkan Gigi dan Mulut dalam 5 Langkah,
[Homepage
of
id.shvoong.com],
[Online].
Available:
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/dentistry-oral-medicine/2323638bersihkan-gigi-dan-mulut-dalam/ [27 Januari 2014]
Hooper, S.J., Lewis, M.A.O., Wilson, M.J., dan Williams, D.W. 2011,
Antimicrobial activity of Citrox bioflavonoid preparations against oral
microorganisms, J Dent British, vol. 210, no. 22, hlm. 1-5.
Julica, M. P. 2010, April 14-last update, Pengaruh Stimulasi Berkumur,
Mengunyah, dan Asam Sitrun terhadap Sekresi dan Ph Saliva [Homepage of
wordpress.com],
[Online].
Available:
http://mawarputrijulica.wordpress.com/2010/04/14/pengaruh-stimulasiberkumur-mengunyah-dan-asam-sitrun-terhadap-sekresi-ph-saliva/
[20
November 2013].
Klokkevold, P.R. dan Mealey, B.L. 2006, Influence of Systemic Disorders and
Stress on the Periodontium, Dalam Carranzas Clinical Periodontology,
45
Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Carranza FAJr. (ed.), Ed. ke-10,
Saunders., St.Louis. hlm. 284-311.
Kurnia, N. T., Sudarno dan Laksmi, S. 2008, Efektivitas ekstrak kulit jeruk
lemon (citrus limonum) terhadap daya hambat pertumbuhan aeromonas
hydrophila secara in vitro, Berkala Ilmiah Perikanan, vol. 3, no. 1, hlm. 8993.
Manson J. D. dan Eley B.M. 2012, Buku Ajar Periodonti, Ed. ke-2, Penerjemah :
Anastasia, Hipokrates, Jakarta.
Markov, P.A., Popov, S.V., Nikitina, I.R., Ovodova, R.G. dan Ovodov, Yu S.
2011,Anti-inflammatory activity of pectins and their galacturonan backbone,
Russian Journal of Bioorganic Chemistry, vol. 37, no. 7, hlm. 817-821.
Marsh, P.D. 2006, Januari 2-last update, Dental Plaque As A Biofilm And A
Microbial Community Implications For Health And Disease, BMC Oral
Health, vol. 6, no.1, hlm. 1-7, [Hompage of ebscohost.com], [online].
Available:
http://www.biomedcentral.com/content/pdf/1472-6831-6-S1S14.pdf [17 Agustus 2013].
Maya. 2103, Juni 17-last update, Manfaat dan Kandungan Jeruk Nipis Setiap 100
Gram [Hompage of topskripsiku.blogspot.com], [online]. Available:
http://www.manfaatjeruknipis.com/kandungan-jeruk-nipis-setiap-100-gram/
[23 September 2013].
Nirjhar, B., Reddy, S., Kaul, S., Prasad, MGS. dan Asutkar, H. 2012, Januari 1last update, Dental Plaque..........Unveiling The Biofilm Inside, e-Journal of
Dent, vol. 2, no. 1, hlm.119-125 [Hompage of ebscohost.com], [online].
Available:
http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?vid=9&sid=4fc1117a8702-4044-8002-260e9fbe76a6%40sessionmgr198&hid=125 [15 Oktober
2013].
Nirmaladewi, A., Handajani, J. dan Regina, TC.T. 2004, Januari 2-last update,
Status Saliva dan Gingivitis pada Penderita Gingivitis Setelah Kumur
Epigalocatechingallate (Egcg) dari Ekstrak Teh Hijau (Camellia Sinensis)
[Homepage
of
Farmasi.ugm.ac.id],
[Online].
Available:
http://mot.farmasi.ugm.ac.id/files/79Nirmaladewi_saliva.pdf [23 september
2013].
Nour, V., I. Trandafir, dan M. E. Ionica. 2010,HPLC organic acid analysis in
different citrus juices under reversed phase conditions, Not. Bot. Hort.
Agrobot. Cluj, vol. 38, no. 1, hlm. 44-48
Nurin, A. L. 2012, Desember 10-last update, Pengaruh Pasta Gigi Dengan
Kandungan Propolis Terhadap Pembentukan Plak Gigi [Homepage of
scholar.google.co.id],
[Online].
Available:
46
47
http://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/gigi/Majalah%20dewi%20sulisty
o.pdf [ 10 Januari 2014].
Shetty, P. R., Setty, S. B., kamat, S. S., aldarti, A. S. dan Shetty, S. N. 2013,
April 1-last update, Comparison of the antigingivitis and antiplaque efficacy
of the herboral (herbal extract) mouthwash with chlorhexidine and listerine
mouthwashes: a clinical study, J Dent Pakistan Oral, vol. 33, no. 1, hlm. 7681.
[Hompage
of
ebscohost.com],
[online].
Available:
http://connection.ebscohost.com/c/articles/87747683/comparisonantigingivitis-antiplaque-efficacy-herboral-herbal-extract-mouthwashchlorhexidine-listerine-mouthwashes-clinical-study [17 Oktober 2013].
Siti, H. 2001, Analisis Peragam Untuk Data Plak Gigi [Homepage of
repository.ipb.ac.id],
[Online].
Available:
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17125/G01sha1.pdf
[18 Juli 2013].
Soesilo, D., Santoso, R.E. dan Diyatri, I. 2005, Peranan sorbitol dalam
mempertahankan kestabilan ph saliva pada proses pencegahan karies, Dent J,
vol. 38, no. 1, hlm. 28.
Syarif Suwondo. 2007, Skrining tumbuhan obat yang mempunyai aktivitas
antibakteri penyebab karies gigi dan pembentuk plak, J Bahan Alam
Indonesia ISS, vol. 6, no. 2, hlm. 65-72.
Wang, J.R., Zhou,H., Jiang, Z.H. dan Liu, L. 2008,Two new triterpene saponins
from the anti-inflammatory saponin fraction of Ilex pubescens root, J.
PubMed, vol. 5, no. 7, hlm. 1369-76.
LAMPIRAN
48
49
Lampiran 1
50
Lampiran 2
51
Lampiran 3
INFORMED CONSENT
Umur
Alamat
Jenis Kelamin
:L/P
MAHASARASWATI
DENPASAR.
Segala
hal
yang
menyangkut penelitian ini telah saya pahami dan akan saya ikuti sesuai prosedur
yang dijelaskan oleh peneliti.
Denpasar,
Yang membuat pernyataan
52
Lampiran 4
FORM PENELITIAN
No
Tanggal
Nama
Umur
Alamat
Jenis Kelamin : L / P
Gigi
Permukaan
16
Bukal
11
Labial
26
Bukal
36
Lingual
31
Labial
46
Lingual
Jumlah
Indeks Plak
Perlakuan
Perlakuan
53
Lampiran 5
HASIL PENELITIAN KUMUR-KUMUR DENGAN AIR PERASAN JERUK
NIPIS
No.
Nama
Sebelum
Sesudah
Selisih
Prami
1.50
0.67
0.83
Ari
1.17
0.50
0.67
Dwita
2.00
0.67
1.33
Resti
1.67
0.67
1.00
Cok in
1.67
0.17
1.50
Etika
1.83
1.00
0.83
Ayuk
1.83
0.83
1.00
Awan
1.67
1.17
0.50
Yoga
2.00
0.83
1.17
10
Gunggek
1.83
1.00
0.83
11
Ery
1.83
0.50
1.33
12
Ade
2.00
0.83
1.17
13
Kresna
1.50
0.67
0.83
14
Cahya
1.50
1.17
0.33
15
Silpy
1.50
0.83
0.67
16
Noven
1.67
0.33
1.34
17
Nanda
1.67
0.50
1.17
18
Gekayu
1.83
1.00
0.83
19
Riscapy
1.83
1.00
0.83
20
Mitha
1.33
0.33
1.00
21
Jayak
1.50
0.83
0.67
54
Lampiran 6
No.
Nama
Sebelum
Sesudah
Selisih
Andy
1.67
1.17
0.50
Yoga
1.83
1.33
0.50
Ista
1.67
1.33
0.34
Dhio
1.50
1.00
0.50
Rahmatika
2.00
1.67
0.33
Dex ari
1.17
0.83
0.34
Cyntia
1.33
1.17
0.16
Agek
1.50
1.33
0.17
karima
1.50
1.00
0.50
10
Nita
1.67
1.33
0.34
11
Gungsurya
1.17
1.00
0.17
12
Danan
2.17
1.83
0.33
13
Evie
1.50
1.17
0.33
14
yanti
2.00
1.67
0.33
15
Aisyah
1.17
1.00
0.17
16
Ika
1.33
1.00
0.33
17
Sandy
1.50
1.17
0.33
18
Dewik
1.00
0.83
0.17
19
Indri
1.83
1.50
0.33
20
Silvia
2.00
1.67
0.33
21
Nantha
0.67
0.50
0.17
55
Lampiran 7
GAMBAR ALAT DAN BAHAN
ALAT-ALAT
BAHAN
56
Lampiran 8
FOTO PENELITIAN
Sebelum berkumur
Sesudah berkumur
57
Lampiran 9
Kelompok
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
Jeruk_Nipis
Aqua
Pre_test
.175
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
21
.091
.930
21
.140
Post_test
.154
21
.200
.954
21
.407
Pre_test
.132
21
.200*
.969
21
.716
21
.961
21
.529
40
40
Sig.
.254
.646
Post_test
.125
.200
Jeruk_Nipis
Aqua
df2
58
Std. Deviation
Std. Error
Mean
indeks_plak_awal_jeruk_nipis
1.682
4
21
.22217
.04848
indeks_plak_akhir_jeruk_nipis
.7381
21
.27696
.06044
indeks_plak_awal_jeruk_nipis
&
indeks_plak_akhir_jeruk_nipis
21
Correlation
Sig.
.291
.200
Sig.
(2df tailed)
.000
59
T-Test (Aqua)
Std. Deviation
indeks_plak_awal_aqua
1.5324
21
.37449
.08172
indeks_plak_akhir_aqua
1.2143
21
.33018
.07205
Std. Error
Mean
indeks_plak_awal_aqua
&
indeks_plak_akhir_aqua
21
Sig.
.953
.000
Std.
Std.
Error
Mean Deviation Mean Lower
Pair indeks_plak_awal_aqua .31810
1
indeks_plak_akhir_aqua
Upper
Sig.
(2df tailed)
12.548 20
.000
60
T-Test
Group Statistics
Kelompok
N
Selisih_indeks_plak
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Mean
Jeruk_Nipis
21
.9443
.30033
.06554
Aqua
21
.3176
.11610
.02533
Sig
.
df
Sig.
Std.
(2Mean
Error
taile Differen Differen Low Uppe
d)
ce
ce
er
r
Selisih_indeks_ Equal
plak
varianc
es
assume
d
40 .000
.62667
.07026
.484
66
.768
67
Equal
varianc
es not
assume
d
8.91
9
25.8 .000
47
.62667
.07026
.482
20
.771
14