Jtptunimus GDL Julibestar 5392 2 Babiik R
Jtptunimus GDL Julibestar 5392 2 Babiik R
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil palatine yang merupakan
bagian dari cincin waldeyer. Cincin palatin ini terdiri dari susunan kelenjar
limfa yang terdapat dalam rongga mulut yaitu tonsil Faringeal (Adenoid),
tonsil palatin (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil Tuba
Eustachius (lateral band dinding faring atau gerlachs tonsil). (Soepardi,
Efiary Arsyad, dkk. 2007), Sedangkan Menurut Hembing (2004) Tonsilitis
adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A
streptococcus beta hemolitikus, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri
jenis lain atau oleh infeksi virus.
Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman
streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus
pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus. (Mansjoer,A. 2000)
Tonsilektomi adalah suatu tindakan pembedahan dengan mengambil
atau mengangkat tonsil. (Arsyad Soepardi,1995)
Macam-macam tonsillitis
1.
Tonsillitis akut
Dibagi lagi menjadi 2, yaitu :
a.
Tonsilitis viral
Tonsilitis Bakterial
Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A
stereptococcus beta hemoliticus yang dikenal sebagai strept throat,
pneumococcus, streptococcus viridian dan streptococcus piogenes.
Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri yang mulai mati.
2.
Tonsilitis membranosa
a.
Tonsilitis Difteri
Penyebabnya yaitu oleh kuman Coryne bacterium diphteriae,
kuman yang termasuk Gram positif dan hidung di saluran napas
bagian atas yaitu hidung, faring dan laring.
b.
Tonsilitis Septik
Penyebab streptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu
sapi sehingga menimbulkan epidemi. Oleh karena di Indonesia susu
sapi dimasak dulu dengan cara pasteurisasi sebelum diminum maka
penyakit ini jarang ditemukan.
3.
Tonsilitis kronik
B. ANATOMI FISIOLOGI
Tonsil terbentuk oval dengan panjang 2-5 cm, masing-masing tonsil
mempunyai 10-30 kriptus yang meluas ke dalam yang meluas ke jaringan
tonsil. Tonsil
2.
3.
C. ETIOLOGI/PREDISPOSISI
A. Tonsillitis bakterialis supuralis akut paling sering disebabkan oleh
streptokokus beta hemolitikus group A,Misalnya: Pneumococcus,
staphylococcus,
Haemalphilus
influenza,
sterptoccoccus
non
Bakteri
merupakan
streptococcus
penyebab
pada
hemoliticus
50%
grup
kasus.
A,
Antara
lain
streptococcus,
C.
D. PATOFISIOLOGI
Saat bakteri atau virus memasuki tubuh melalui hidung atau
mulut,amandel berperan sebagai filter, menyelimuti organism yang
berbahaya tersebut sel-sel darah putih ini akan menyebabkan infeksi ringan
pada amandel.Hal ini akan memicu tubuh untuk membentuk antibody
terhadap infeksi yang akan datang akan tetapi kadang-kadang amandel sudah
kelelahan menahan infeksi atau virus.Infeksi bakteri dari virus inilah yang
menyebabkan tonsillitis.
Bakteri atau virus menginfeksi lapisan epitel tonsil-tonsil epitel
menjadikan terkikis dan terjadi peradangan serta infeksi pada tonsil.Infeksi
tonsil jarang menampilkan gejala tetapi dalam kasus yang ekstrim
pembesaran ini dapat menimbulkan gejala menelan.Infeksi tonsil yang ini
adalah peradangan di tenggorokan terutama dengan tonsil yang abses (abses
peritonsiler).Abses besar yang terbentuk dibelakang tonsil menimbulkan rasa
sakit yang intens dan demam tinggi (39C-40C).abses secara perlahan-lahan
mendorong tonsil menyeberang ke tengah tenggorokan.
mengeluh
merasa
sakit
tenggorokannya
sehingga
berhenti
E. MANIFESTASI KLINIK
a.
b.
c.
Gejala pada tonsillitis akut : rasa gatal/ kering ditenggorokan, lesu, nyeri
sendi odinafagia, anoreksia, otalgia, suara serak (bila laring terkena),
tonsil membengkak
d.
F. KOMPLIKASI
Komplikasi tonsillitis akut dan kronik menurut Mansjoer, A (1999), yaitu:
a.
Abses pertosil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole,
abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya
disebabkan oleh streptococcus group A.
b.
dan
dapat
mengakibatkan
otitis
media
yang dapat
Mastoiditis akut
Laringitis
e.
Sinusitis
f.
Rhinitis
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan tonsillitis secara umum:
a.
b.
Perawatan Prabedah
Diberikan sedasi dan premedikasi, selain itu pasien juga harus
dipuasakan, membebaskan anak dari infeksi pernafasan bagian atas.
b.
Teknik pembedahan
Anestesi umum selalu diberikan sebelum pembedahan,pasien
diposisikan terlentang dengan kepala sedikit direndahkan dan leher
dalam keadaan ekstensi mulut ditahan terbuka dengan suatu penutup dan
lidah didorong keluar dari jalan. Penyedotan harus dapat diperoleh untuk
mencegah inflamasi dari darah. Tonsil diangkat dengan diseksi /
quillotine.
Perawatan paska-bedah
1) Berbaring kesamping sampai bangun kemudian posisi mid fowler.
2) Memantau tanda-tanda perdarahan:
1.
Menelan berulang
2.
3.
3) Diet
a) Memberikan cairan bila muntah telah reda.
1. Mendukung posisi untuk menelan potongan makanan yang
besar (lebih nyaman dari adanya kepingan kecil)
2. Hindari pemakaian sedotan (suction dapat menyebabkan
perdarahan)
b) Menawarkan makanan
1.
2.
3.
4.
2.
3.
kedua
benda
stimultan,menggunakan
bahu
di
kedua
dan
tangan
tangan
sebagai
secara
satu
motorik
halus
pada
usia
ini
dapat
halus dapat
untuk
bermain
sendiri,minum
,menepatkan
dari
objek
cangkir
kedalam
dengan
kepala sambil
pegangan,berdiri
dengan
pegangan,bangkit
lalu
18 bulan
mengenal
ibunya
dengan
penglihatan,
kemampuan
bertepuk
tangan
,mengatakan
4) Masa Prasekolah
Perkembangan adaptasi sosial pada masa prasekolah
adalah kemampuan bermain dengan permainan sederhana,
menangis jika diarahi , membuat permintaan sederhana dengan
gaya tubuh, menunjukan peningkatan kecemasan terhadap
perpisahan, serta mengenali anggota keluarga (Wong,2000)
Pengkajian fokus
a.
Wawancara
1) Kaji adanya riwayat penyakit sebelumnya (tonsillitis)
2) Apakah pengobatan adekuat
3) Kapan gejala itu muncul
4) Apakah mempunyai kebiasaan merokok
5) Bagaimana pola makannya
6) Apakah rutin / rajin membersihkan mulut
b.
Pengkajian Pola
1.
Khawatir
bila
pembedahan
hubungan
keluarga,
kemampuan
mempengaruhi
kerja,
dan
keuangan.
Tanda
2.
Makanan / Cairan
Gejala : Kesulitan menelan
Tanda : Kesulitan menelan, mudah tersedak, inflamasi,
kebersihan gigi buruk/kurang.
3.
Hygiene
Tanda
4.
: kesulitan menelan
Nyeri/ Keamanan
Gejala : Sakit tenggorokan kronis, penyebaran nyeri ke
telinga
Tanda
5.
Pernafasan
Gejala : Riwayat merokok / mengunyah tembakau, bekerja
dengan serbuk kayu, debu.
(Firman,2006;Doenges,1999)
J.
Pathways Keperawatan
Streptococcus hemolitikus tipe A
Virus hemolitikus influenza
Reaksi antigen dan antibody dalam tubuh
Antibody dalam tubuh tidak dapat melawan antigen kuman
Virus dan bakteri menginfeksi tonsil
Epitel terkikis
Inflamasi tonsil
Respon inflamasi
Pembengkakan tonsil
Anoreksia
Rangsang
termoregulasi
hipotalamus
Sumbatan jalan
nafas dan cerna
Intake tidak
adekuat
Suhu tubuh
Resiko Kurang
Nutrisi
Nyeri
Fungsi tubuh
Tindakan
tonsilektomi
cemas
Harga Diri
Rendah
Hipertemi
Terputusnya
pembuluh darah
Penumpukan
sekret
Resiko tidak
efektif bersihan
jalan nafas
Terputusnya
keutuhan jaringan
Luka terbuka
Perdarahan
Pertahanan tubuh
Resiko kekurangan
volume cairan
berhubungan dengan
perdarahan yang
berlebihan
Pemajanan
mikroorganisme
Resiko infeksi
K. Diagnosa Keperawatan
1. Pre Operasi
a.
b.
c.
d.
e.
2. Post operasi
a.
b.
c.
d.
Kriteria hasil : Kebutuhan nutrisi pasien adekuat, tidak ada tandatada malnutrisi, mampu menghabiskan makanan
sesuai
dengan
porsi
yang
diberikan
atau
dibutuhkan
Intervensi
a.
b.
c.
makan
dapat
mengakibatkan
ketidak
b.
: nyeri berkurang/terkontrol
Intervensi
a.
b.
c.
relaksasi
dan
membantu
pasien
menunjukkan
terjadinya
komplikasi
yang
Intervensi
a.
Pantau
suhu
pasien
(derajad
dan
pola)
perhatikan
menggigil/diaphoresis
R : Suhu 38,9-41,1 menunjukkan proses penyakit infeksius
b.
c.
untuk
mengurangi
demam
dengan
aksi
Kriteria hasil : 1.
2.
Intervensi
a.
b.
upaya untuk
d.
e.
e.
berkurang
,monitor
intensitas
kecemasan.
Intervensi:
a.
b.
c.
d.
e.
2. Post Operasi
a.
b.
c.
d.
b.
b.
Awasi
tanda
vital:
bandingkan
dengan
hasil
normal
c.
b.
2.
3.
mengurangi
nyeri
dan
menghilangkan
ketidaknyamanan
c.
stress
dan
rangsangan
berlebihan,
meningkatkan istirahat
d.
d.
Cuci
tangan
sebelum
dan
sesudah
aktivitas
walaupun
b.
c.