Anda di halaman 1dari 7

REFLEKSI KASUS

PEMERIKSAAN USG PADA HIDRONEFROSIS


Disusun untuk Memenuhi Sebagian Tugas Kepaniteraan Klinik
Ilmu Radiologi RSUD Djojonegoro Temanggung

Dokter Pembimbing :
dr.R.S.Sulistijawati, Sp.Rad, M.Sc

Disusun oleh:
Amirudin 2010310205

KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI RSUD TEMANGGUNG


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
1

Nama / No. Mahasiswa


RSUD / Stase

: Amirudin/2010310205
: Temanggung / Radiologi

1. RANGKUMAN KASUS
Seorang perempuan dibawa ke IGD RSUD Temanggung dengan keluhan nyeri perut
bagian kanan dan perut semakin membesar. Keluhan dirasakan sudah 1 tahun . BAK
nyeri (-), terasa panas (-), terdapat darah (-), BAK tidak puas (anyang-anyangen) (+),
demam (-). BAB tidak ada keluhan. Kemudian dilakukan USG (ultra sonografi) dan
didapatkan hasil berupa hidronefrosis ren dextra.
2. MASALAH YANG DIKAJI
Bagaimana prinsip dan persiapan pemeriksaan USG pada pasien?
Pemeriksaan lain apa yang bisa dilakukan pada pasien ini?
3. EVALUASI
IDENTITAS PASIEN
Nama / Usia
: Ny. K / 51 Tahun
Alamat
: Kotawaringin, Kalimantan Tengah
Agama
: Islam
Tangga lmasuk RS : 26 Januari 2016
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang perempuan dibawa ke IGD RSUD Temanggung dengan keluhan nyeri perut
bagian kanan dan perut semakin membesar. Keluhan dirasakan sudah 1 tahun.
BAK nyeri (-), terasa panas (-), terdapat darah (-), BAK tidak puas (anyanganyangen) (+), demam (-). BAB tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada riwayat keluhan serupa, Hipertensi (-), DM (-), Alergi (-).
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang mempunyai keluhan serupa dengan pasien, Hipertensi (-),
DM (-), Alergi (-).
Riwayat Personal Sosial
Pasien bukan seorang perokok dan peminum alkohol.

PEMERIKSAAN FISIK
KeadaanUmum

: Cukup
2

Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-tanda vital
Tekanandarah
: 130/90 mmHg
Nadi
: 78 x/menit
Suhu
: 36,6 C
Respirasi
: 20 x/menit
Mata
: Sklera Ikterik (-/-), Konjungtiva Anemis (-/-)
Leher
: Simetris, tak tampak pembesaran limfonodi
Thoraks
: Cor
: S1-S2 Reguler, Bising (-)
Pulmo
: SDV (+/+), Suara Tambahan (-/-)
Abdomen
: Datar, BU(+)N, nyeri tekan (+) pada region suprapubik
Ekstremitas
: Dalam batas normal

Contoh gambaran Hidronefrosis :

4. ANALISIS
Hidronefrosis mengacu pada pada pelebaran pelvis dan kaliks ginjal, disertai
atrofi parenkim, akibat obstruksi aliran keluar urin. Obstruksi dapat terjadi mendadak
atau perlahan, dan dapat terletak di semua tingkat saluran kemih, dari uretra sampai
pelvis ginjal.

Etiologi dari hidronefrosis adalah batu, neoplasma/tumor, jaringan parut di


ginjal/ureter, hipertrofi prostat, kelainan kongenital dan bisa akibat pembesaran uterus
saat hamil.

Pathway Hidronefrosis
Jaringan parut ginjal ureter, batu, tumor, hipertrofi prosial, kelainan kongenital, penyempitan uretra,
pembesaran uterus pada ibu hamil

Obstruksi total sebagian total aliran


urin
Proses infeksi
Metabolisme
meningkat

Obsruksi akut

Kolik renalis/
nyeri pinggang

akumulasi urin
di piala ginjal
Urin mengalir
balik ke ginjal

4
Panas/demam
Ginjal tida bisa Nyeri akut
Kegagalan ginjal
Hidroureter
Peningkatan
Suplai
O2 Kebertemu
Kerusakan
sel-sel
Penekanan
pada
Ureum
Urin untuk
masuk
ketoksik/racun
menghaslakan
Mudah
Penurunan
lelah,
Bersifat
Sistem
membuang
Produksi
eritrosit
Intoleransi
Ketidak
ureum
pada
darah
Mulut
jaringan
menurun
Lambung
ginjal
Anemia
medulla
sel-sel
ginjal
HBdengan
menurun
Gangguan
fungsi
ginjal
eritropoetin
enzim
petialin
pelvis
ginjal
letih,
aktivitas
lesu
pencernaan
dalam
tubuh
limbah
metabolik
menurun
aktivitas
efektifan
Hiperterm

urin terkumpul
disaluran kemih

Cairan dalam
tubuh tidak dapat
diekskresikan
Gangguan
Tindakan
keseimban
Hemodialisa
Resiko
gan volume
Infeksi

Penyempitan
ureter/uretra

Urin yang keluar


sedikit
Gangguan
pola

Bau amonia

Ureum bertemu
dengan asam
lambung
Mual, muntah

Gambaran radiologi
Anoreksia
Gambaran radiologis
dari hidronefrosia terbagi berdasarkan gradenya. Ada 4 grade
hidronefrosis, antara lain :
nutrisi
a. Hidronefrosis derajat 1. Gangguan
Dilatasi pelvis
renalis tanpa dilatasi kaliks. Kaliks berbentuk
blunting, alias tumpul.
b. Hidronefrosis derajat 2. Dilatasi pelvis renalis dan kaliks mayor. Kaliks berbentuk
flattening, alias mendatar.
c. Hidronefrosis derajat 3. Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor. Tanpa
adanya penipisan korteks. Kaliks berbentuk clubbing, alias menonjol.
d. Hidronefrosis derajat 4. Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor. Serta
adanya penipisan korteks Calices berbentuk ballooning alias men ggembung.

Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan


diagnostik) untuk pemeriksaan alat-alat tubuh, dimana kita dapat mempelajari bentuk,
ukuran anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. USG ialah alat
yang memanfaatkan gelombang ultrasonic, yaitu gelombang yang memiliki frekuensi
lebih dari dari 1- 10 Mhz, yang mana gelombang ini lebih tinggi dari frekuensi yang
dapat kita dengar (20-20.000 Hz). Ultrasonik adalah suara atau getaran dengan frekuensi
yang terlalu tinggi untuk bisa didengar oleh telinga manusia, yaitu kira-kira diatas 20
kiloHertz.
Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo, disebut
echo free atau bebas echo. Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya kista,
asites, pembuluh darah besar, pericardial atau pleural effusion.
Terminologi yang sering digunakan pada ultrasonografi adalah :
1.
2.
3.

4.

Isoechoic atau normoechoic, misalnya untuk hepar, lien, atau ginjal yang normal.
Hypoechoic, echo yang dihasilkan sedikit sehingga terlihat warna abu-abu hitam.
Menggambarkan intermediate transmission seperti pada kebanyakan jaringan lunak.
Hyperechoic, echo yang dihasilkan terang terlihat warna putih. Menggambarkan
high-reflective interfaces, seperti collagen, udara, benda keras dan tulang, serta
lemak. Tulang dan udara menghambat laju gelombang suara.
Unechoic, tidak ada echo yang dihasilkan, terlihat warna hitam Hal ini menunjukkan
complete transmission dari suara, contohnya cairan..

Persiapan pasien sebelum dilakukannya Ultrasonografi (USG) adalah :


a. Untuk pemeriksaan hati, kandung empedu, limpa, pancreas, dan aorta, pasien
disarankan untuk makan makanan yang bebas lemak pada sore hari sebelum
pemeriksaan dilakukan, dan tidak makan 8-12 jam sebelum pemeriksaan.
b. Untuk pemeriksaan ginjal, pasien disarankan untuk minum 4-6 gelas air dalam kurun
waktu 1 jam sebelum pemeriksaan, agar kandung kemih terisi penuh.
c. Untuk menilai fungsi kandung empedu, puasa terlebih dahulu sebelum pemeriksaan
elektif dapat memperlihatkan distensi yang adekuat dari fungsi kantung empedu yang
normal.
d. Untuk pemeriksaan kebidanan dan daerah pelvis, vesika urinaria harus dalam
keadaan penuh.
Selain pemeriksaan USG, pada kasus ini juga bisa dilakukan pemeriksaan :
a. Foto polos abdomen
Setiap pemeriksaan traktus urinarius sebaiknya dibuat terlebih dahulu foto polos
abdomen. Yang harus diperhatikan pada foto ini adalah bayangan, besar (ukuran),
dan posisi kedua ginjal. Dapat pila dilihat kalsifikasi dalam kista dan tumor, batu

radioopak dan perkapuran dalam ginjal. Batu radioopak di daerah ureter dan bulibuli juga perlu diperhatikan.
b. Intravena Pielografi (IPV)
Pemeriksaan IPV memerlukan persiapan, yaitu malam sebelum pemeriksaan
diberikan kastor oli (catharsis) atau laksans untuk membersihkan kolon dari feses
yang menutupi daerah ginjal. Untuk mendapatkan keadaan dehidrasi ringan,
pasien tidak diberikan cairan (minum) mulai dari jam 10 malam sebelum
pemeriksaan. Keesokan harinya pasien harus puasa. Untuk bayi dan anak
diberikan minum yang mengandung karbonat, tujuannya untuk mengembangkan
lambung dengan gas. Usus akan berpindah, sehingga bayangan kedua ginjal
dapat dilihat melalui lambung yang terisi gas.
c. Urografi retrograde
Indikasi urografi retrograde adalah untuk melihat anatomi traktus urinarius
bagian atas den lesi-lesinya. Hal ini dikerjakan apabila pielografi intravena tidak
berhasil menyajikan anatomi dan lesi-lesi traktus urinarius bagian atas.
Keistimewaan urografi retrograde berguna untuk melihat fistel.
5. KESIMPULAN
Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan diagnostik)
untuk pemeriksaan alat-alat tubuh, dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran
anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pada kasus ini, selain
dilakukan pemeriksaan USG sebenarnya juga bisa dilakukan pemeriksaan foto polos
abdomen, Pielografi intravena (PIV), atau Urografi retrograde.
6. DAFTAR PUSTAKA
Rasad, Sjahriar. 2015. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua. Jakarta : FKUI.
Rumadani, A., dkk. 2013. Hidronefrosis Grade III Dekstra e.c Uretrolithiasis Dekstra.
Surakarta: Fakultas Kedoteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai