Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Business Intelligence

Disusun oleh:
Nama

: Hilyah Amalia Salihah

NIM

: 1A.12.2054

Dosen Pengampu

: Septia Lutfi, S.Kom, M.kom

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)


BANK BPD JATENG
Jln Pemuda No. 4A Semarang

KATA PENGANTAR
1

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat inayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Pertama saya ucapkan terima kasih kepada dosen Sistem Informasi Manajemen yang
telah membimbing saya dalam menyusun makalah ini. Makalah yang saya buat ini membahas
tentang Business Intelligence. Makalah ini dibuat adalah untuk memenuhi nilai tugas Sistem
Informasi Manajemen yang ditugaskan oleh dosen mata kuliah yang bersangkutan.
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis sangat berterima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu penulis dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, Desember 2015

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
I

PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan........................................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................................................2
1.4 Tujuan Masalah.............................................................................................................................3

II

PEMBAHASAN..........................................................................................................................4
2.1 Pengertian Business Intelligence...................................................................................................4
2.2 Sejarah Business Intelligence........................................................................................................5
2.3 Faktor Pendorong Penggunaan Business Intelligence....................................................................6
2.4 Manfaat Business Intelligence.......................................................................................................7
2.5 Aspek Business Intelligence..........................................................................................................8
2.6 Karakteristik Business Intelligence................................................................................................8
2.7 Penerapan Business Intelligence..................................................................................................11
2.8 Masa Depan Business Intelligence...............................................................................................11

III

PENUTUP.................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan bisnis yang mengetat menjadikan perusahaan yang terlambat berbenah diri
terlibas pesaingnya. Sebaliknya, perusahaan yang mampu menyuguhkan produk dan layanan
sesuai keinginan pelanggan yang terus berubah, dialah yang akan merajai persaingan. Secara
ringkas Businnes Intelligence dapat diartikan sebagai pengetahuan yang didapat dari hasil
analisis data yang diperoleh dari kegiatan (usaha) suatu organisasi. Business intelligence dapat
membantu suatu perusahaan mendapatkan pengetahuan yang jelas mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja perusahaan sehingga dapat membantu perusahaan tersebut dalam
pengambilan keputusan serta sekaligus meningkatkan keunggulannya (competitive advantage).
Keberadaan Businnes Intelligence dalam suatu perusahaan haruslah diawali dari pelaku bisnis itu
sendiri karena merekalah yang lebih mengetahui informasi dan analisa apa-apa saja yang
dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kinerja bisnis dan mereka jugalah yang membutuhkan
Businnes Intelligence. Disinilah nilai Businnes Intelligence bisa menjadi besar dan berguna bagi
perusahaan.
Ada banyak pertanyaan yang harus dijawab oleh perusahaan. Misalnya, siapa pelanggan
yang paling menguntungkan perusahaan? Produk dan layanan apa yang paling digemari? Cara
penjualan seperti apa yang paling efektif? Bagaimana mengamankan loyalitas pelanggan dan
biaya apa saja yang ditimbulkan? Serta, bagaimana mendongkrak kepuasan pelanggan secara
keseluruhan terhadap produk dan layanan yang ditawarkan?
Deretan pertanyaan itulah yang akan dijawab oleh Business Intelligence (BI). Janji Business
Intelligence adalah kemampuan untuk memahami apa yang sebenarnya diinginkan pelanggan,
produk, dan pasar. Pemahaman inilah yang menjadi kunci penggenjot keuntungan,
peminimalisasi biaya, pelayanan yang lebih baik, serta pengambilan keputusan yang lebih tepat.
Tapi, apakah sebenarnya Business Intelligence itu sendiri? Jargon Business Intelligence
pertama kali dituturkan oleh Howard Dresner dari lembaga riset Gartner Group pada tahun 1989.
Jika diartikan, Business Intelligence adalah rangkaian aplikasi dan teknologi untuk

mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyuguhkan akses data untuk


membantu petinggi perusahaan dalam pengambilan keputusan.
Business Intelligence atau yang kerap disingkat BI biasanya mengekstrak data dari beragam
sumber. Sumber tersebut misalnya dari Customer Relationship Management (CRM), Supply
Chain Management (SCM), dan Enterprise Resource Planning (ERP), atau lainnya.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan kami dalam penyusunan makalah ini sebagai penambah informasi
bagi kami yang dioutputkan lewat tulisan yang terdapat pada makalah ini yang isinya tentang
business intelligence manjemen dalam sistem informasi manajemen yang sangat jelas bagi
pembaca. Dengan mengetahui tentang business intelligence manajemen dalam sistem
informasi manajemen maka saya maupun pembaca dapat menambah pengetahuan wawasan
mengenai business intelligence manjemen.
Tujuan:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem informasi manajemen.
2. Menambah wawasan secara perinci terhadap business intelligence manajmen.
1.3 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka dalam makalah ini penulis dapat merumuskannya
menjadi beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apakah pengertian business intelligence?
2. Bagaimana Sejarah business intelligence?
3. Apa saja Faktor Pendorong Penggunaan Business Intelligence?
4. Apa Manfaat Business Intelligence?
5. Apa saja Aspek Business Intelligence?
6. Macam-macam Karakteristik Business Intelligence?
7. Bagaimana Penerapan Business Intelligence?
8. Bagaimanakah Masa Depan Business Intelligence?

1.4 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian business intelligence.
2. Untuk mengetahui Sejarah business intelligence.
3. Untuk mengetahui Faktor Pendorong Penggunaan Business Intelligence.
4. Untuk mengetahui Manfaat Business Intelligence.
5. Untuk mengetahui Aspek Business Intelligence.
6. Untuk mengetahui Karakteristik Business Intelligence.
2

7. Untuk mengetahui Penerapan Business Intelligence.


8. Untuk mengetahui Masa Depan Business Intelligence.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Business Intelligence
Terdapat beberapa pengertian Business Intelligence, yaitu :

Jargon Business Intelligence pertama kali dituturkan oleh Howard Dresner dari lembaga
riset Gartner Group pada tahun 1989. Jika diartikan, Business Intelligence adalah
rangkaian aplikasi dan teknologi untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan
menyuguhkan akses data untuk membantu petinggi perusahaan dalam pengambilan
keputusan.

Menurut tim studi Busines Intelligence pada Departemen Keuangan Indonesia


menyatakan, Business Intelligence (BI) merupakan sistem dan aplikasi yang berfungsi
untuk mengubah data-data dalam suatu perusahaan atau organisasi (data operasional, data
3

transaksional, atau data lainnya) ke dalam bentuk pengetahuan. Aplikasi ini melakukan
analisis data-data di masa lampau, menganalisisnya dan kemudian menggunakan
pengetahuan tersebut untuk mendukung keputusan dan perencanaan organisasi.Dari
definisi itu, dapat dikatakan bahwa Business Intelligence merupakan suatu sistem
pendukung keputusan yang berdasarkan pada data-data fakta kinerja perusahaan.
Business Intelligence berguna untuk mengefisienkan finansial, manusia, material serta
beberapa sumber daya lainya.

Business intelligence merupakan sebuah solusi dalam peningkatan kefektivitasan kinerja


perusahaan, karena dapat mengelola dan mengubah data mentah yang dapat digunakan
oleh suatu subjek dalam perusahaan untuk membantu dalam mengambil sebuah
keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang akurat.

Business intelligence adalah sebuah istilah manajemen bisnis yang berkenaan dengan
aplikasi dan teknologi yang digunakan untuk mengambil, menyediakan dan menganalisa
data dan informasi mengenai operasi perusahaan. Sistem business intelligence dapat
membantu perusahaan untuk memiliki pengetahuan yang lebih komprehensif mengenai
faktor-faktor yangt mempengaruhi bisnis mereka, misalnya penjualan, produksi, operasi
internal dan juga dalam pengambilan keputusan.

2.2 Sejarah Business Intelligence


Istilah "Inteligensi Bisnis" awalnya ditemukan oleh Richar Millar Devens dalam
"Cyclopedia of Commercial and Business Anecdotes" pada tahun 1865. Devens
menggunakan istilah tersebut untuk menjelaskan bagaimana seorang bankir, Sir Henry
Furnese, mendapatkan profit dengan memainkan informasi tentang lingkungannya, sebelum
kompetitornya. "Sepanjang Holandia, Flanders, Perancis, dan Jerman, dia memelihara
rentetan inteligensi bisnis yang komplit dan sempurna. Berita-berita dari banyak pertempuran
pertama kali diterima olehnya, dan jatuhnya namun menambah keuntungannya, berkat
penerimaan paling awal dari berita." (Devens, (1865), p. 210). Kemampuan untuk

mengumpulkan dan bereaksi berdasarkan informasi yang diterima, suatu kemampuan yang
Furnese sangat handal, sampai sekarang masih menjadi jantung dari IB.
Dalam artikel tahun 1958, peneliti dari IBM Hans Peter Luhn menggunakan istilah
inteligensi bisnis. Dia menggunakan definisi kamus Webster tentang inteligensi:
"kemampuan untuk memahami hubungan mendalam dari fakta yang ada dengan suatu cara
sebagai panduan aksi terhadap tujuan yang diinginkan."
Inteligensi bisnis seperti yang dipahami sekarang dikatakan telah berkembang dari Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) yang mulai dari tahun 1960-an dan berkembang sepanjang
pertengahan 1980-an. SPK berasal dari model dibantu-komputer yang dibuat untuk
membantu dalam pembuatan keputusan dan perencanaan. Dari SPK, gudang data, Sistem
Informasi Eksekutif, OLAP dan inteligensi bisnis muncul menjadi fokus pada akhir 80-an.
Di tahun 1988, konsorsium Itali-Belanda-Prancis-Inggris melaksanakan pertemuan
internasional tentang Analisis Data Ragamcara di Roma. Tujuan utamanya yaitu untuk
mereduksi beragam dimensi menjadi satu atau dua (dengan mendeteksi pola pada data) yang
dapat dipresentasikan pada pembuat-keputusan manusia.
Pada tahun 1989, Howard Dresner (kemudian sebagai analis Gartner Group) mengajukan
"inteligensi bisnis" sebagai istilah umum untuk menjelaskan "konsep dan metode untuk
meningkatkan pembuatan keputusan bisnis dengan menggunakan sistem bantu berdasarfakta. Baru pada akhir 1990-an penggunaan ini menyebar luas.
2.3 Faktor Pendorong Penggunaan Business Intelligence

BI merupakan sistem dasar bagi hampir seluruh kondisi yang melibatkan pembuatan
keputusan bisnis dan formulasi strategi. Secara lebih mendetail, BI memungkinkan
perusahaan lebih percaya diri dalam menghadapi berbagai tantangan, yaitu: pertama,
tantangan bisnis tanpa henti, yakni penurunan keuntungan, merosotnya pangsa pasar,
ancaman pencaplokan bisnis oleh pesaing, atau lainnya. Memang BI tak secara langsung
menyelesaikan tantangan tersebut. Namun, BI andal dalam mengidentifikasi suatu solusi
dan langkah maju. Caranya dengan menyediakan informasi yang relevan dan mudah
digabungkan dengan pengambilan keputusan dan proses formulasi strategi. Hal inilah
yang tidak mampu dilakukan oleh sistem komputer lainnya. Kedua, fakta bahwa bisnis
terus berubah. Di sinilah BI mengambil peran agar bisnis luwes beradaptasi terhadap

segala perubahan. Dengan BI, pengumpulan informasi dari beragam sumber lebih
terjamin sebagai antisipasi perubahan, baik di dalam maupun luar perusahaan.

Pengambilan keputusan memerlukan data dari sistem BI yang berasal dari kumpulan :
o data faktual
o data perencanaan
o maupun data prediksi
yang diolah menjadi informasi yang komprehensif - dan biasanya komparatif - sehingga
dapat memberikan gambaran besar bahkan menyeluruh akan kondisi bisnis dan
organisasi pada:
o masa lalu.
o masa kini.
o dan tren ke masa depan.
dari tuntunan informasi yang dihasilkan ini, diharapkan pengguna sistem BI dapat
mengambil keputusan dengan cepat dan tegas - serta tingkat resiko yang lebih
kecil. Konsekuensi pengambilan keputusan yang cepat tentu sangat besar, antara lain
dapat memenangkan persaingan dimana kita sudah mengambil langkah antisipatif setelah
mengetahui informasi satu atau beberapa langkah ke depan dibanding pesaing kita.

Idealnya, solusi business intelligence diharapkan:


1.

Dapat menyiapkan ramalan persediaan menggunakan alat estimasi yang

2.
3.
4.

sempurna.
Menyediakan akses historis seperti halnya akses pada data saat sekarang.
Menyediakan analisis on-the-fly untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis.
Memiliki kemampuan yang multi dimensi dengan fasilitas untuk analisis

5.
6.

dengan fungsi-fungsinya yang saling berhubungan.


Mencapai efisiensi yang lebih tinggi dalam penyebaran dan pelaporan.
Memenuhi kebutuhan laporan untuk IMF atau pemerintah.

2.4 Manfaat Business Intelligence


Terdapat 3 manfaat Business Intelligence :
Keuntungan
Bagi perusahaan yang telah mengimplementasikan BI, mereka akan mampu menuai
keuntungan keuangan dari implementasi tersebut. Dengan struktur implementasi BI
6

yang baik, perusahaan akan cerdas mengadaptasikan tingkat layanan yang ditawarkan

demi menjawab kebutuhan pelanggan.


Pangsa pasar
Salah satu cara efektif menggenjot keuntungan dan stabilitas pasar adalah dengan
melebarkan pangsa pasar perusahaan. Di tengah persaingan bisnis yang makin
mengganas, monopoli merupakan hal yang beranjak usang karena pebisnis baru terus
bermunculan. Mereka selalu berusaha menggerogoti pangsa pasar perusahaan yang
telah mapan. Salah satu strategi mereka adalah memangkas harga sebagai strategi
mengimingimingi pelanggan suatu perusahan agar beralih ke produk mereka.
Jika hal itu terjadi, bagaimana cara perusahaan lain mengantisipasi? Perusahaan
dengan keuangan yang lebih stabil tentu akan mampu bertahan, sisanya bisa jadi akan
terlibas persaingan. Perusahaan yang mengimplementasikan BI, peluangnya akan
lebih besar untuk tetap survive jika mereka mampu bereaksi dengan cepat dan dengan

keputusan yang lebih baik mempertahankan pangsa pasar.


Pengambilan keputusan
Keputusan yang Anda buat harus keputusan yang terbaik dari pilihan yang ada. Kita
ambil contoh, Anda mengendarai mobil menuju kantor sembari mendengarkan siaran
radio perkembangan lalu lintas. Sang penyiar menuturkan bahwa jalan tempat biasa
Anda berbelok macet karena terdapat kecelakaan beruntun. Anda disarankan berbelok
di perempatan berikutnya. Anda memperkirakan, jika tetap nekat melewati jalan
tersebut, mungkin Anda akan terjebak kemacetan sekitar 25 menit. Sementara itu,
pilihan yang disarankan penyiar radio, walau belokannya lebih jauh, tetapi hanya
butuh tambahan waktu 15 menit. Berbekal informasi tersebut, keputusan Anda adalah
berbelok di perempatan berikutnya dengan pertimbangan, di jalan tempat biasa Anda
berbelok, kemacetannya tidak dapat anda pastikan.
Prinsip ini tidak berbeda jauh dengan apa yang dilakukan BI. Yakni mengambil
keputusan terbaik berdasarkan informasi yang dimiliki.

2.5 Aspek Business Intelligence


Batasan definisi yang lebih terinci dari Business Intelligence dapat dibagi dalam dua aspek,
yaitu:

Metode-metode atau teknik dalam praktek mendefinisikan, mengumpulkan dan


mempresentasikan data dan aturan bisnis yang terikat dengannya menjadi informasi
strategis yang dapat dimengerti dengan mudah oleh berbagai level pelaku bisnis. Strategis
7

disini artinya adalah dapat mendukung pengambilan keputusan dalam frame waktu yang

semakin baik dari hari ke hari.


Kumpulan teknologi dan aplikasi sistem terkomputerisasi yang mendukung hal di atas.

2.6 Karakteristik Business Intelligence


Sistem BI yang efektif, setidaknya memiliki empat karakteristik, yakni:
1. Tujuan utama
Seluruh sistem komputer memiliki tujuan utama bagi seluruh pengguna sesuai
dengan kebutuhan masingmasing pengguna. Kita ambil contoh perbandingan dengan
sistem accounting. Sistem ini memiliki satu tujuan utama, yakni menyajikan laporan
keuntungan dan kerugian serta neraca keseimbangan. Sementara itu tujuan utama BI
adalah menyuguhkan beragam informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap
pengguna yang jelas berbeda. Semisal, direktur keuangan memiliki kebutuhan informasi
yang berbeda dengan marketing atau operasional. Namun semuanya memiliki satu tujuan
yang seragam, yakni menggapai tujuan bisnis dari perusahaan.
2. Ketersediaan data yang relevan
Poin inilah yang mungkin menjadi hal terpenting dalam sistem BI yang efektif.
Sebagai contoh, divisi penjualan terkadang menunda pengiriman barang yang telah
dipesan oleh pelanggan karena suatu alasan. Sementara itu, divisi lain baru mengetahui
ada masalah penundaan pengiriman barang, lama setelah hal itu terjadi. Tentu saja divisi
lain tidak perlu tahu seluruh detail dari penundaan pengiriman barang tersebut. Namun,
divisi lain harus tahu informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka sebagai dasar
pembuatan keputusan atas masalah tersebut. Dalam situasi seperti ini, pembuat keputusan
kerap hanya berbekal informasi yang tidak lengkap atau bahkan yang tidak sebenarnya.
Namun dengan dukungan BI, ketersediaan data yang relevan akan mampu disuguhkan.
3. Kemampuan utama BI di antaranya:

Pertama, memberi kemudahan akses informasi terbaru dari bisnis yang

berjalan dan peluang yang diproyeksikan. Sejak 40 tahun silam, komputer telah menjadi
urat nadi para pebisnis. Sayangnya, beberapa pebisnis tidak dapat mengakses informasi
yang mereka butuhkan untuk memahami kondisi bisnis mereka yang sebenarnya.
Kebanyakan sistem komputer hanya menyajikan informasi performa bisnis secara
dangkal dan melupakan pemahaman informasi yang lebih dalam. Di sisi lain, sistem BI
8

yang efektif dirancang untuk mengumpulkan informasi yang relevan dan dibutuhkan
terkait status bisnis yang berjalan. Informasi tersebut dimanfaatkan untuk menghasilkan
proyeksi bisnis untuk diproses. Pemahaman yang lebih mendalam dari informasi itulah
yang menjadi dasar pengambilan keputusan. Fungsionalitas merupakan kunci dari
karakteristik sistem BI yang meliputi beragam informasi yang tidak hanya terbatas di
bidang keuangan, tetapi juga meliputi kapasitas produksi, kualitas produk, hubungan
dengan pelanggan, sudut pandang pasar, serta lainnya yang relevan dengan pemahaman
yang lebih mendalam untuk memandu arah pada keuntungan bisnis.

Kedua, kapabilitas untuk melakukan analisis dan memenuhi permintaan

pengguna. Aktivitas bisnis dan fungsi yang berbeda membutuhkan pengetahuan dan
informasi yang dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Sebagai contoh, ketika direktur
keuangan dan SDM berdebat soal laporan keuangan yang menunjukkan penurunan
keuntungan perusahaan dan melesetnya proyeksi bisnis. Respon spontan mereka mungkin
berbeda. Direktur keuangan akan menelusuri area bisnis mana yang performanya rendah
dan akan memotong biaya terkait. Sementara itu, direktur SDM akan mencari tahu alasan
di balik lebih rendahnya performa karyawan dari standar yang diterapkan. Apakah
disebabkan menurunnya semangat kerja, training yang amburadul, persaingan
antarkaryawan yang tak sehat atau alasan lainnya. Kedua direktur itu tak hanya berbeda
sudut pandang, tetapi juga memiliki kebutuhan informasi yang berbeda. Sistem BI yang
efektif harus menyuguhkan analisa dan pemenuhan permintaan pengguna. Bisnis yang
sukses membutuhkan wawasan dan pemahaman mendalam bagi seluruh penggunanya
dan BI harus mendukung kebutuhan informasi bagi semua orang. Data intinya memang
sama, tetapi pemahaman dan interpretasi yang mendalam akan sangat bervariasi sesuai
kebutuhan tiap divisi.
4. Strukur pendukung
Struktur pendukung di sini tak hanya didominasi sistem komputer. Bagi BI,
struktur pendukung tak hanya hardware dan software komputer, tetapi suatu proses yang
memungkinkan Anda membuat keputusan yang lebih baik serta merumuskan strategi
yang lebih mumpuni untuk menyokong misi dan tujuan bisnis.
Struktur pendukung ini tak hanya menyediakan training, tetapi juga memastikan
pengumpulan informasi dan menempatkannya ke sistem penyimpanan BI. Informasi
9

tersebut itulah yang akan dipakai pada saat sekarang dan bukan sekadar file sejarah
bisnis.
Pemasangan software ke dalam komputer tak akan menghasilkan sistem BI yang
efektif kecuali sekadar mempermanis performa komputer. Hanya ketika informasi yang
disimpan ke lokasi penyimpanan BI digunakan sebagai bagian proses manajemen,
muncullah manfaat yang sesungguhnya.
Cara untuk mengefektifkan BI adalah menyediakan reporting sesuai kebutuhan
dari setiap level organisasi (lihat gambar piramida reporting). Bagian operasional
membutuhkan reporting yang disajikan secara tradisional/preformatted. Penyajian
laporan ini merupakan penyajian yang paling sederhana dan kurang fleksibel ketimbang
reporting untuk level organisasi di atasnya. Untuk manajemen menengah, membutuhkan
reporting yang berkemampuan slice and dice (iris dan sajikan) dengan memanfaatkan
OLAP. Manajemen menengah ini juga membutuhkan fleksibilitas informasi dengan cara
yang kreatif untuk menganalisis masalah yang timbul. Selain itu, dibutuhkan juga
keleluasaan untuk menambang informasi dari sistem tanpa bergantung pada programmer.
Level teratas dari piramida reporting adalah manajemen senior yang mungkin
hanya butuh dashboard yang menyuguhkan ringkasan informasi yang kritis dalam satu
halaman. Namun, hal itu tergantung kondisi organisasi perusahan. Ada pula manajemen
senior yang juga membutuhkan detail reporting seperti halnya manajemen menengah.
2.7 Penerapan Business Intelligence
Business Inteligence dapat diterapkan penggunaannya pada bidang bisnis seperti tersebut di
bawah yang biasa disingkat MARCKM untuk mendorong nilai bisnis :

Measurement (Pengukuran) program yang menciptakan hirarki metrik Kinerja dan

benchmarking yang menginformasikan pemimpin bisnis tentang kemajuan ke arah tujuan bisnis.

Analytics program yang membangun proses kuantitatif untuk sebuah bisnis untuk sampai

pada keputusan optimal dan untuk melakukan Bisnis Knowledge Discovery. Yang meliputi: data
mining, analisis statistik, analisis prediktif, pemodelan prediktif dan pemodelan proses bisnis.

Reporting (Pelaporan perusahaan) program yang membangun infrastruktur Strategis

Pelaporan untuk melayani pengelolaan strategis bisnis, (BUKAN pelaporan operasional).


Meliputi : Visualisasi data, Sistem informasi eksekutif serta OLAP.
10

Collaboration (Kolaborasi platform) program yang mendapat area yang berbeda (baik di

dalam dan di luar bisnis) untuk bekerja bersama melalui data sharing dan Electronic Data
Interchange.

Knowledge Management (Manajemen Pengetahuan) program untuk membuat data

perusahaan diarahkan melalui strategi dan praktek untuk mengidentifikasi, menciptakan,


menampilkan, mendistribusikan, dan memungkinkan adopsi wawasan dan pengalaman menjadi
pengetahuan bisnis yang benar. Manajemen Pengetahuan mengarah pada kepatuhan Learning
Management dan Peraturan / Kepatuhan.
2.8 Masa Depan Business Intelligence
Perusahaan telah menghadapi perubahan belum pernah terjadi sebelumnya: globalisasi dan
internasionalisasi, sebelumnya arus informasi dan perkembangan teknologi yang cepat,
kompetisi yang ketat, meningkatkan ketersediaan, dan fleksibilitas produk, serta tuntutan
pelanggan yang lebih besar. Oleh karena itu, kebutuhan informasi bisnis yang tepat waktu dan
efektif untuk keputusan bisnis yang baik saat ini merupakan hal penting bukan hanya untuk
keberhasilan, tetapi juga untuk kelangsungan atau bahkan untuk bertahan hidup. Dalam
persaingan pasar global tersebut informasi menjadi kunci sumber daya organisasi dan masalah
bisnis.
Perkembangan BI yang semakin dirasakan manfaatnya akan semakin banyak diterapkan
dalam perusahaan, karena membantu mereka mencapai tujuan serta dapat lebih fokus
memberikan visi yang lengkap untuk belajar dari masa lalu, memantau dan berkomunikasi pada
kondisi saat ini, serta dapat menambah wawasan ke masa depan dalam pengambilan keputusankeputusan (Sri, 2011).
Kecanggihan teknologi yang berbeda-beda seperti real time data mining, main memory
database dan stream processing telah dimasukkan dalam BPM, meskipun belum cukup matang
dalam term produksi tapi kesemuanya merupakan obyek aktivitas riset yang hidup, yang
menjanjikan isu-isu atau kendala yang relevan akan dapat terselesaikan.

11

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Business intelligence adalah sebuah istilah manajemen bisnis yang berkenaan dengan
aplikasi dan teknologi yang digunakan untuk mengambil, menyediakan dan menganalisa data dan
informasi mengenai operasi perusahaan. Sistem business intelligence dapat membantu perusahaan
untuk memiliki pengetahuan yang lebih komprehensif mengenai faktor-faktor yangt mempengaruhi
bisnis mereka, misalnya penjualan, produksi, operasi internal dan juga dalam pengambilan
keputusan.
Business intelligence dapat membantu suatu perusahaan mendapatkan pengetahuan yang
jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan sehingga dapat membantu
perusahaan tersebut dalam pengambilan keputusan serta sekaligus meningkatkan keunggulannya
(competitive advantage).
Secara lebih mendetail, BI memungkinkan perusahaan lebih percaya diri dalam
menghadapi berbagai tantangan, yaitu: pertama, tantangan bisnis tanpa henti, yakni penurunan
keuntungan, merosotnya pangsa pasar, ancaman pencaplokan bisnis oleh pesaing, atau lainnya.
Memang BI tak secara langsung menyelesaikan tantangan tersebut. Namun, BI andal dalam

12

mengidentifikasi suatu solusi dan langkah maju. Caranya dengan menyediakan informasi yang
relevan dan mudah digabungkan dengan pengambilan keputusan dan proses formulasi strategi.
Perkembangan BI yang semakin dirasakan manfaatnya akan semakin banyak diterapkan
dalam perusahaan, karena membantu mereka mencapai tujuan serta dapat lebih fokus
memberikan visi yang lengkap untuk belajar dari masa lalu, memantau dan berkomunikasi pada
kondisi saat ini, serta dapat menambah wawasan ke masa depan dalam pengambilan keputusankeputusan (Sri, 2011).

DAFTAR PUSTAKA
http://artofartikel.blogspot.co.id/2012/05/business-intelligence.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Inteligensi_bisnis
http://rinaindriyani91.blogspot.co.id/2013/12/business-intelligence.html
https://stevan777.wordpress.com/2008/01/03/paper-business-intelligence/

13

Anda mungkin juga menyukai