Anda di halaman 1dari 33

V-1

PERCOBAAN V
TANGKI BERPENGADUK

5. I PENDAHULUAN
5.1.1 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari proses pencampuran
dalam fluida yang diselenggarakan di dalam sistem tangki berpengaduk,
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas pencampuran dan
menentukan pola aliran yang terbentuk.
5.1.2 Latar Belakang
Tangki berpengaduk adalah sebuah vessel yang dilengkapi dengan pengaduk
yang berputar (rotating shaft mixer). Pengadukan sendiri adalah proses yang
menciptakan terjadinya gerakan-gerakan dalam bahan yang diaduk. Tujuan
pengadukan sendiri adalah menciptakan pencampuran yang homogen.
Operasi mixing biasanya digunakan di industri kimia, oil, gas, pulp, kertas,
dan industri fermentasi. Keberhasilan dari proses bergantung pada proses mixing
yang efektif antara fluida-fluida yang terlibat. Maka untuk memahami design
peralatan mixing, melakukan scale up, dan mengontrol jalannya proses mixing yang
sesuai dengan performa proses yang diharapkan, maka praktikan diharap paham
mengenai aliran fluida di dalam tangki berpengaduk.

V-2

5.2 Dasar Teori


Dalam suatu proses kimia khususnya dalam zat cair atau fase cair, pengaduk
merupakan salah satu dasar dalam pencampuran komponen-komponen untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan. Dan dimana pengadukan itu sendiri adalah suatu
proses yang menciptakan terjadinya gerakan-gerakan dalam bahan yang akan diaduk.
Sedangkan tujuan dari pengadukan itu sendiri adalah menciptakan pencampuran agar
homogen (Geankoplis, 2003).
Pengadukan (agitation) menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara
tertentu pada suatu bahan di dalam bejana, dimana gerakan itu biasanya mempunyai
semacam pola sirkulasi. Pencampuran (mixing), dilain pihak ialah peristiwa
menyebarkan bahan-bahan secara acak, dimana bahan yang satu menyebar ke bahan
yang lain dan sebaliknya, sedang bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dari dua fase
atau lebih. Suatu bahan tunggal tertentu, umpama air suatu tangki, dapat diaduk,
tetapi tidak dapat dicampur, kecuali jka ada suatu bahan lain yang ditambahkan pada
air itu (umpamanya sejumlah air panas atau serbuk zat padat) (McCabe, 1999):
Faktor-faktor berikut harus diperhitungkan ketika memilih peralatan untuk
pencampuran larutan :
1. Operasinya batch atau kontinyu
2. Proses yang berlangsung
3. Derajat pencampuran yang diinginkan
4. Sifat-sifat fisik larutan, misalnya viskositas
5. Apakah pencampuran diasosiasikan dengan operasi lain seperti reaksi dan
transfer panas.
Untuk pencampuran kontinyu larutan berviskositas rendah dengan inline mixer dapat
digunakan untuk operasi pencampuran lainnya, tangki berpengaduk atau peralatan
pencampurannya akan diperlukan (Coulson, 1989).
Macam-macam pengaduk :
1. Pengaduk yang luas bladenya kecil, berotasi kecepatan tinggi. Misalnya :

pengaduk turbin dan pengaduk propeller. Pengaduk-pengaduk tipeini biasanya


untuk mencampur larutan dengan viskositas rendah sampai sedang.

V-3

a. Turbin

: Cocok untuk mencampur larutan dengan viskositas dinamik sampai

dengan 50 Ns/m2. Pengaduk tipe ini mengakibatkan pola aliran radial yang tegak
lurus (perpendicular) terhadap dinding tangki.
b. Propeller : Cocok untuk mencampur larutan yang viskositas dinamiknya sampai

dengan 10 Ns/m2, menghasilkan pola aliran aksial parallel terhadap dinding


tangki.

Ketika larutan sedang bersirkulasi dalam tangki, larutan tersebut

bergerak dalam kondisi gaya gesernya (shear) bervariasi, seolah-olah viskositas


larutan rendah ketika dekat bladedan tinggi ketika jauh dari blade (Mc Cabe,
2003).

Gambar 5.1 Turbine Impeller Configurations


(Cheremisinoff, 2000).
2. Pengaduk yang luas bladenya besar, berotasi pada kecepatan rendah. Misalnya:
pengaduk paddle, anchor (jangkar), gate, helical screws, helical ribbons.
Pengaduk tipe ini cocok dan efektif untuk proses mixinglarutan dengan viskositas
tinggi (larutan kental).
a. Paddle: Pengaduk jenis ini sering memegang peranan penting pada proses

pencampuran dalam industri. Bentuk pengaduk ini memiliki minimum 2 sudu,


horizontal atau vertikal, dengan nilai D/T yang tinggi. Paddle digunakan pada

V-4

aliran fluida laminar, transisi atau turbulen tanpa baffle. Pengaduk paddle
menimbulkan aliran arah radial dan tangensial serta hamper tanpa gerak vertikal
sama sekali.
b. Anchor: Pengaduk ini mengakibatkan aliran tangensial, jumlah putarannya

rendah. Mempunyai daerah proses operasi dekat dengan dinding tangki. Gaya
geser anchor akan membuat aliran dalam tangki untuk kemudian menyebabkan
perputaran arus aliran yang terus-menerus dalam tangki. Pengaduk anchor
mampu mencampur larutan-larutan dengan viskositas dinamik sampai dengan
100 Ns/m2.
c. Gate: Hampir sama seperti pengaduk anchor, daerah operasinya adalah dekat

dengan dinding tangki.


d. Helical Screw: Beroperasi dengan cara seolah-olah memompa larutan dari dasar

tangki menuju permukaan, lalu larutan yang di permukaan dipompa kembali ke


dasar tangki untuk mengisi kekosongan yang terjadi ketika larutan dipompa ke
atas (Mc Cabe, 2003).
Jenis aliran didalam bejana yang sedang diaduk tergantung pada jenis
impeller, karakteristik fluida, dan serta perbandingan (proporsi) ukuran tangki, sekat
dan pengaduk. Kecepatan fluida pada setiap titik dalam tangki mempunyai tiga
komponen, dan pola aliran keseluruhan di dalam tangki itu dari satu lokasi ke lokasi
lain. Komponen kecepatan pertama adalah komponen radial yang bekerja pada arah
lurus terhadap poros impeller. Komponen kedua ialah komponen longitudinal yang
bekerja pada arah parallel dengan poros. Komponen ketiga ialah komponen
tangensial yang bekerja pada arah singgung terhadap lintasan lingkar disekeliling
poros. Bila poros itu vertical dan terletak persis dipusat tangki, komponen tangensial
biasanya kurang menguntungkan. Arus tangensial itu mengikuti suatu lintasan
berbentuk lingkaran disekeliling poros, dan menimbulkan vortex pada permukaan zat
cair, karena adanya sirkulasi aliran laminar. Dalam bejana tak bersekor aliran putar
dapat dibangkitkan oleh segala jenis impeller, baik aliran aksial maupun radial (Mc
Cabe, 1999).
Pada tangki-tangki besar yang mempunyai pengaduk vertical, cara yang
paling baik untuk mengurangi arus putar ialah dengan memasang baffle yang

V-5

berfungsi merintangi aliran rotasi tanpa menggangu aliran radial atau aliran
longitudinal. Sekat yang sederhana namun efektif dapat dipasang dengan bilah-bilah
vertical terhadap dinding tangki, kecuali untuk dinding tangki yang sangat besar,
biasanya empat buah sekat saja sudah memadai untuk mencegah pembentukan arus
putar dan vortex. Bahkan bila terdapat sekat saja sudah akan memberi pengaruh besar
terhadap pola aliran lingkar (Mc Cabe, 1999).
Pengaduk turbin sering digunakan dalam industri untuk perancangan sistem
pengadukan ini sering digunakan dalam inisial perancangan(Mc Cabe, 1999).
Peralatan proses pencampuran merupakan hal yang sangat penting, tidak
hanya menentukan derajat homogenitas yang dapat dicapai, tapi juga mempengaruhi
perpindahan panas yang terjadi. Penggunaan peralatan yang tidak tepat menyebabkan
konsumsi energi berlebihan dan merusak produk yang dihasilkan. Salah satu
peralatan yang menunjang keberhasilan pencampuran ialah pangadukan (Geankoplis,
2003).
Pola aliran pada tangki berpengaduk di bagi menjadi 3 golongan, yaitu:
1. Aliran aksial
2. Aliran radial
3. Aliran aksial turbin

Pola aliran ini bergantung pada jenis pengaduk yang digunakan pola disperse
gas dalam sistem tersebut. Selain itu baffle juga memainkan penahan dalam
menghasilkan pola aliran. Untuk mendapatkan disperse yang sempurna pada aliran
dan tingkat turbulensi adalah aspek yang dipertimbangkan. Pergerakan dasar
pengaduk adalah secara radial dan aksial, yang bergerak secara serentak karena
tindakan oleh dinding tangki dan juga baffle. Baffle akan menghasilkan aliran
turbulen (Perry, 1997).
Power yang dibutuhkan untuk menggerakkan suatu pengaduk dapat dihitung
menggunakan persamaan umum tak berdimensi berikut :
Np = K Reb Frc

.. (5.1)

dimana,
P

Np = D 5 N 3

.. (5.2)

V-6

Re =
Fr =

D 2 N

DN 2
g

(Coulson,1989).

.. (5.3)
.. (5.4)

V-7

5.3

METODOLOGI PERCOBAAN

5.3.1

Alat dan Deskripsi Alat


Alat alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah seperangkat alat

tangki berpengaduk, stopwatch, termometer, pinometer 25 mL, gelas ukur 1000 mL.
- Rangkaian alat
1

3
4

Keterangan :
1. Motor pengaduk
2. Baffle
3. Pengaduk
4. Tangki

Gambar 5.2 Rangkaian Alat Tangki Berpengaduk


5.3.2 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air, zat warna biru
dan bola- bola kecil.

V-8

5.3.3

Prosedur Percobaan

5.3.3.1 Percobaan Pendahuluan


Sifat fisik fluida cair yaitu densitas dan viskositas ditentukan. Piknometer
kosong ditimbang, kemudian dimasukkan 25 mL air ke dalam piknometer dan diukur
suhunya. Setelah itu piknometer yang berisi fluida pencampuran ditimbang.
5.3.3.2 Percobaan Utama
Pertama alat tangki berpengaduk dirangkai seperti gambar 5.3 dengan turbin
3 daun. Tangki diisi air sampai tanda batas dan diatur kecepatan pengadukan 100 rpm
pada posisi centre. Zat warna biru diteteskan kedalam tangki sebanyak 1 tetes dan
dihitung waktu yang diperlukan untuk jadi homogen. Diulangi langkah yang sama
untuk kecepatan 300 rpm dan 400 rpm. Kemudian dimasukkan bola - bola kecil ke
dalam tangki dan amati pola aliran yang terjadi. Langjkah sebelumnya diulangi untuk
posisi off centre dan incline serta gambarkan pola aliran yang terjadi pada tabel hasil
pengamatan. Diulangi langkah yang sama untuk turbin 6 daun datar dan turbi 6 daun
miring 45o. Terakhir diulangi langkah yang sama dengan sebelumnya dengan
penambahan baffle.

V-9

5.4

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4.1

Hasil pengamatan

5.4.1.1 Data Hasil Pengamatan


Tabel 5.1 Data Hasil Pengamatan Waktu Pencampuran Baffle
Kecepatan
100 rpm
300 rpm
400 rpm

Jenis Impeller
Turbin 6 Daun Datar
Turbin 6 Daun Miring 45o
Propeller
Turbin 6 Daun Datar
Turbin 6 Daun Miring 45o
Propeller
Turbin 6 Daun Datar
Turbin 6 Daun Miring 45o
Propeller

Waktu Pencampuran
Center
Off Center
Incline
64
65
50
53
52,5
54,4
63
64
52
7,43
11
9,23
9,4
8
7
13
12,05
9,04
5,19
5,56
6,79
8,1
6,2
5
6,2
8
5,11

Tabel 5.2 Data Hasil Pengamatan Waktu Pencampuran Dengan Tanpa Baffle
Kecepatan
100 rpm
300 rpm
400 rpm

Jenis Impeller
Turbin 6 Daun Datar
Turbin 6 Daun Miring 45o
Propeller
Turbin 6 Daun Datar
Turbin 6 Daun Miring 45o
Propeller
Turbin 6 Daun Datar
Turbin 6 Daun Miring 45o
Propeller

Waktu Pencampuran
Center
Off Center
Incline
63
72
54,7
86,9
41
72
64
68
70
7
7,1
6,2
8,4
16,2
10,2
2,4
11,2
8,2
4
5,4
3,7
5,1
6,1
5,2
13,5
7,5
3,9

Tabel 5.3 Hasil pengamatan pola aliran dengan baffle


Pola Aliran
Jenis Pengaduk
Center

Off Center

Incline

V-10

Propeller

Turbin Miring
45o

Turbin Datar

Tabel 5.4 Hasil pengamatan pola aliran Nonbaffle


Pola Aliran

Jenis
Pengaduk

Center

Off Center

Incline

V-11

Propeller

Turbin Miring
45o

Turbin Datar

5.4.2. Hasil Perhitungan

Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Posisi Center dengan Baffle


Jenis
Pengaduk
Turbin
Datar
Turbin
Miring
propeller

N Kecepatan
(rpm) (rps)
100 1,667
300
5
400 6,667
200 6,667
300
5
400 6,667
200 6,667
300
5
400 6,667

Waktu
(s)
63
7
4
89,6
8,4
5,1
64
24
13,5

Dt
(cm)
19
19
19
19
19
19
19
19
19

Da
(cm)
6
6
6
6,8
6,8
6,8
5,9
5,9
5,9

(m)
0,06
0,06
0,06
0,068
0,068
0,068
0,059
0,059
0,059

V
(volt)
220
220
220
220
220
220
220
220
220

kg/m3
993,6
993,6
993,6
993,6
993,6
993,6
993,6
993,6
993,6

P
(watt)
0,022535
0,608441
1,44223
0,032103
0,866777
2,054583
0,001052
0,028414
0,067352

I
Ampere
1,2x10-4
2,77x10-3
6,56x10-3
1,46x01-4
3,94x10-3
9,34x10-3
4,78x10-6
1,29x10-4
3,06x10-4

Npo
6,30
6,30
6,30
4,80
4,80
4,80
0,32
0,32
0,32

Kg/ms
8,549E-04
8,549E-04
8,549E-04
8,549E-04
8,549E-04
8,549E-04
8,549E-04
8,549E-04
8,549E-04

Nre

NFr

n.t

ln (nt)

6973,4
20920,3
27893,8
8957
26871
35828
6742,9
20228,8
26971,7

0,01701
0,15306
0,27211
0,01927
017347
0,30839
0,01672
0,15051
0,26757

105
35
26,67
149,33
42
34
106,67
120
90

4,65
3,56
3,28
5,01
3,74
3,53
4,67
4,79
4,50

Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Posisi Off-Center dengan Baffle


Jenis
Pengaduk
Turbin

N
Waktu Dt
Da
V

P
I
Npo
Kecepatan
(rpm) (rps)
(s)
(cm) (cm) (m) (volt) kg/m3 (watt) Ampere
100 1,67
65
19
6 0,060
220 993,6 0,02253 0,00010 6,30

Nre

Kg/ms
8,55E-04 6,97E+03

NFr
0,02

n.t
108,33

ln
(nt)
4,69

Datar
Turbin
Miring
Propeller

300
400
100
300
400
100
300
400

5,00
6,67
1,67
5,00
6,67
1,67
5,00
6,67

11
5,56
52,2
8
6,2
64
12,65
8

19
19
19
19
19
19
19
19

6
6
6,8
6,8
6,8
5,9
5,9
5,9

0,060
0,060
0,068
0,068
0,068
0,059
0,059
0,059

220
220
220
220
220
220
220
220

993,6
993,6
993,6
993,6
993,6
993,6
993,6
993,6

0,60844
1,44223
0,03210
0,86678
2,05458
0,00105
0,02841
0,06735

0,00277
0,00656
0,00015
0,00394
0,00934
0,00000
0,00013
0,00031

6,30
6,30
4,80
4,80
4,80
0,32
0,32
0,32

8,55E-04
8,55E-04
8,55E-04
8,55E-04
8,55E-04
8,55E-04
8,55E-04
8,55E-04

2,09E+04
2,79E+04
8,96E+03
2,69E+04
3,58E+04
6,74E+03
2,02E+04
2,70E+04

0,15
0,27
0,02
0,17
0,31
0,02
0,15
0,27

55,00
37,07
87,00
40,00
41,33
106,67
63,25
53,33

4,01
3,61
4,47
3,69
3,72
4,67
4,15
3,98

Tabel 5.7 Hasil Perhitungan Posisi Incline dengan Baffle


Jenis
Pengaduk
Turbin
Datar
Turbin
Miring

N
Waktu Dt
Da
V

P
I
Npo
Kecepatan
(rpm) (rps)
(s)
(cm) (cm) (m) (volt) kg/m3 (watt) Ampere
100 1,67
50
19
6 0,060
220 993,6 0,02253 0,00010 6,30
300 5,00
9,23
19
6 0,060
220 993,6 0,60844 0,00277 6,30
400 6,67
6,79
19
6 0,060
220 993,6 1,44223 0,00656 6,30
100 1,67
54,4
19
6,8 0,068
220 993,6 0,03210 0,00015 4,80
300 5,00
7
19
6,8 0,068
220 993,6 0,86678 0,00394 4,80

Nre

NFr

n.t

ln
(nt)

Kg/ms
8,55E-04
8,55E-04
8,55E-04
8,55E-04
8,55E-04

6,97E+03
2,09E+04
2,79E+04
8,96E+03
2,69E+04

0,02
0,15
0,27
0,02
0,17

83,33
46,15
45,27
90,67
35,00

4,42
3,83
3,81
4,51
3,56

Propeller

400
100
300
400

6,67
1,67
5,00
6,67

5
52
9,04
5,11

19
19
19
19

6,8
5,9
5,9
5,9

0,068
0,059
0,059
0,059

220
220
220
220

993,6
993,6
993,6
993,6

2,05458
0,00105
0,02841
0,06735

0,00934
0,00000
0,00013
0,00031

4,80
0,32
0,32
0,32

8,55E-04
8,55E-04
8,55E-04
8,55E-04

3,58E+04
6,74E+03
2,02E+04
2,70E+04

0,31
0,02
0,15
0,27

33,33
86,67
45,20
34,07

3,51
4,46
3,81
3,53

Tabel 5.8 Hasil Perhitungan Posisi Center tanpa Baffle


Jenis
Pengaduk
Turbin
Datar
Turbin
Miring

N Kecepatan Waktu Dt
Da
V

P
I
(rpm) (rps)
(s)
(cm) (cm) (m) (volt) kg/m3
(watt)
Ampere
100 1,667
63
19
6 0,06
220 993,6 0,022535 1,02E-04
300
5
7
19
6 0,06
220 993,6 0,608441 2,77E-03
400 6,667
4
19
6 0,06
220 993,6 1,44223 6,56E-03
100 1,667
89,6
19
6,8 0,068
220 993,6 0,032103 1,46E-04
300
5
8,4
19
6,8 0,068
220 993,6 0,866777 3,94E-03

Npo
6,30
6,30
6,30
4,80
4,80

ln

Nre
NFr
n.t
(nt)
Kg/ms
8,5490E-04 6973,4 0,01701 105,00 4,65
8,5490E-04 20920,3 0,15306 35,00 3,56
8,5490E-04 27893,8 0,27211 26,67 3,28
8,5490E-04 8957,0 0,01927 149,33 5,01
8,5490E-04 26871,0 0,17347 42,00 3,74

Propeller

400 6,667
100 1,667
300
5
400 6,667

5,1
64
24
13,5

19
19
19
19

6,8
5,9
5,9
5,9

0,068
0,059
0,059
0,059

220
220
220
220

993,6
993,6
993,6
993,6

2,054583
0,001052
0,028414
0,067352

9,34E-03
4,78E-06
1,29E-04
3,06E-04

4,80
0,32
0,32
0,32

8,5490E-04 35828,0 0,30839 34,00 3,53


8,5490E-04 6742,9 0,01672 106,67 4,67
8,5490E-04 20228,8 0,15051 120,00 4,79
8,5490E-04 26971,7 0,26757 90,00 4,50

Tabel 5.9 Hasil Perhitungan Posisi Off-center tanpa Baffle


Jenis
Pengaduk
Turbin
Datar
Turbin

N Kecepatan
(rpm)

(rps)

100 1,667
300
5
400 6,667
100 1,667

Waktu
(s)
72
7,1
5,4
41

Dt

Da

(cm) (cm)
19
19
19
19

V
(m)

6 0,06
6 0,06
6 0,06
6,8 0,068

(volt) kg/m3
220
220
220
220

(watt)

Ampere

993,6 0,022535
993,6 0,608441
993,6 1,44223
993,6 0,032103

1,02E-04
2,77E-03
6,56E-03
1,46E-04

Npo

Kg/ms

6,30
6,30
6,30
4,80

Nre

NFr

n.t

ln
(nt)

8,5490E-04 6,9734E+03 0,01701 120,00 4,79


8,5490E-04 20920,34156 0,15306 35,50 3,57
8,5490E-04 27893,78875 0,27211 36,00 3,58
8,5490E-04 8957,005498 0,01927 68,33 4,22

Miring
Propeller

300
5
400 6,667
100 1,667
300
5
400 6,667

16,2
6,1
68
11,2
7,5

19
19
19
19
19

6,8
6,8
5,9
5,9
5,9

0,068
0,068
0,059
0,059
0,059

220
220
220
220
220

993,6
993,6
993,6
993,6
993,6

0,866777
2,054583
0,001052
0,028414
0,067352

3,94E-03
9,34E-03
4,78E-06
1,29E-04
3,06E-04

4,80
4,80
0,32
0,32
0,32

8,5490E-04
8,5490E-04
8,5490E-04
8,5490E-04
8,5490E-04

26871,01649
35828,02199
6742,936016
20228,80805
26971,74406

0,17347 81,00 4,39


0,30839 40,67 3,71
0,01672 113,33 4,73
0,15051 56,00 4,03
0,26757 50,00 3,91

Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Posisi Incline tanpa Baffle


N
Kecepatan Waktu Dt
Da
V

Jenis
Pengaduk (rpm) (rps) (s)
(cm) (cm) (m) (volt) kg/m3
100 1,667 54,7 19
6 0,06 220
993,6
Turbin
300
5
6,2
19
6 0,06 220
993,6
Datar
400 6,667 3,7
19
6 0,06 220
993,6

P
(watt)
0,022535
0,608441
1,44223

I
Ampere
1,02E-04
2,77E-03
6,56E-03

Npo
6,30
6,30
6,30

Kg/ms
8,5490E-04
8,5490E-04
8,5490E-04

Nre

NFr

6,9734E+03 0,01701
20920,34156 0,15306
27893,78875 0,27211

n.t

ln
(nt)

91,17
31,00
24,67

4,51
3,43
3,21

Turbin
Miring
Propeller

100
300
400
100
300
400

1,667 71
5
10,2
6,667 5,2
1,667 70
5
8,2
6,667 3,9

19
19
19
19
19
19

6,8
6,8
6,8
5,9
5,9
5,9

0,068
0,068
0,068
0,059
0,059
0,059

220
220
220
220
220
220

993,6
993,6
993,6
993,6
993,6
993,6

0,032103
0,866777
2,054583
0,001052
0,028414
0,067352

1,46E-04
3,94E-03
9,34E-03
4,78E-06
1,29E-04
3,06E-04

4,80
4,80
4,80
0,32
0,32
0,32

8,5490E-04
8,5490E-04
8,5490E-04
8,5490E-04
8,5490E-04
8,5490E-04

8957,005498
26871,01649
35828,02199
6742,936016
20228,80805
26971,74406

0,01927 118,33
0,17347 51,00
0,30839 34,67
0,01672 116,67
0,15051 41,00
0,26757 26,00

Tabel 5.11 Korelasi Empiris Kebutuhan Daya Pengadukan


Jenis
Pengaduk
Turbin
Datar

X1
Y
X1
ln
ln
NRe
Npo
8,85 29,03 1,84
9,95 29,03 1,84

Y
5,52
5,52

X2
X22
X22
X12
YxX1
2
X2 ln
X1 ln Npo x YxX1
ln
ln
2
2
2 ln NRe
NFr
NFr NFr
ln NRe
-4,07 -7,25 16,60 21,82 78,32 282,07 16,29 53,44
-1,88 -7,25 3,52 21,82 98,97 282,07 18,31 53,44

X1xX2
X2xY

ln NRe x X1xX2ln NFr x X2xY


ln NFr
ln Npo
-36,06 -68,05 -7,50 -13,35
-18,67 -68,05 -3,45 -13,35

4,77
3,93
3,55
4,76
3,71
3,26

10,24
9,10
Turbin
10,20
Miring
10,49
8,82
Propeller 9,81
10,20

29,03
29,79
29,79
29,79
28,93
28,93
28,93

1,84 5,52 -1,30 -7,25 1,69 21,82 104,78 282,07 18,84 53,44
1,57 4,71 -3,95 -6,88 15,59 20,05 82,81 296,80 14,20 46,72
1,57 4,71 -1,75 -6,88 3,07 20,05 104,02 296,80 16,00 46,72
1,57 4,71 -1,18 -6,88 1,38 20,05 109,97 296,80 16,45 46,72
-1,14 -3,42 -4,09 -7,30 16,74 22,06 77,73 280,12 -10,05 -32,97
-1,14 -3,42 -1,89 -7,30 3,59 22,06 98,30 280,12 -11,30 -32,97
-1,14 -3,42 -1,32 -7,30 1,74 22,06 104,09 280,12 -11,63 -32,97

Tabel 5.11 Lanjutan


A
1670,488
1670,488
1670,488
1484,467

m
16142,45
16142,45
16142,45
14720,51

n
718,832
718,832
-718,832
-569,933

S
76682202096
76682202096
76682202096
66748652470

-13,32
-35,94
-17,87
-12,94
-36,07
-18,78
-13,45

-68,05
-66,14
-66,14
-66,14
-68,29
-68,29
-68,29

-2,40
-6,19
-2,75
-1,85
5,66
2,16
1,50

-13,35
-10,79
-10,79
-10,79
8,32
8,32
8,32

1484,467
1484,467
-1028,33
-1028,33
-1028,33

14720,51
14720,51
-9902,28
-9902,28
-9902,28

-569,933
-569,933
449,3
449,3
449,3

66748652470
66748652470
28678135943
28678135943
28678135943

5.4.3 Pembahasan
Pada percobaan ini, prinsip kerja alat adalah melakukan pengadukan, yang
mana pengadukan ini bertujuan untuk menciptakan pencampuran yang homogen.
Sedangkan macam-macam pengaduk yang dipakai pada percobaan ini adalah
pengaduk turbin datar, pengaduk turbin miring 45o dan pengaduk propeller, dengan
variasi kecepatan 100 rpm, 300 rpm dan 400 rpm. Percobaan ini menggunakan
pengaduk tanpa baffle dan menggunakan pengadukan dengan baffle. Dalam hal ini
baffle berfungsi membantu proses pencampuran dengan cara memecah zat warna
sehingga dapat cepat menyebar hingga homogen. Selain itu dengan menggunakan
baffle, aliran menjadi lebih teratur dan turbulen dan mencegah terjadinya vortex
(pusaran air). mencegah aliran. Pola aliran dan waktu tersebut diamati, dengan letak
pengaduk yang bervariasi, antara lain center, off center dan incline. Waktu
pengamatan dimulai pada saat larutan mulai tercampur seampai homogen. Dalam
desain tangki berpengaduk salah satu yang menjadi factor penting adalah power yang
dibutuhkan untuk menggerakkan pengaduk. Karena kebutuhan power yang diberikan
untuk sistem tidak dapat diprediksi secara teoritis, maka korelasi empiris harus
dikembangkan untuk memprediksi kebutuhan power.
Pada percobaan pendahuluan, penggunaan piknometer adalah untuk
menentukan densitas suatu cairan. Dari hasil perhitungan didapat densitas air pada
suhu 27oC sebesar 0,9936 g/cm3. Densitas fluida lebih besar daripada air hal ini
terjadi telah terjadi pencampuran antara air dan tinta warna biru sehingga massanya
bertambah dan densitasnya pun akan semakin besar. Pada percobaan ini terjadi
pencampuran antara air dengan zat warna biru dalam tangki berpengaduk. Kegunaan
zat warna biru adalah untuk mempermudah pengamatan waktu yang diperlukan untuk
zat warna tersebut dapat bercampur dengan homogen dengan air pada volume
tertentu.
Hasil pengamatan dan perhitungan dapat dibuat grafik hubungan antara rotasi
(rps) terhadap waktu. Hal ini untuk mengetahui pengaruh variabel tersebut terhadap

proses mixing dalam suatu tangki berpengaduk yang dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar 5.3 Hubungan Rotasi (rps) Terhadap Waktu pada Turbin 6 Daun Datar
Gambar diatas menunjukkan bahwa semakin besar putaran rotasi, maka proses
pencampuran air dan zat warna biru untuk homogen semakin cepat. Waktu
pencampuran pada kecepatan 100 rpm, 300 rpm dan 400 rpm berturut-turut untuk
tanpa baffle pada posisi centre adalah 64 s; 7 s dan 4 s, untuk posisi off centre adalah
72 s; 7,1 s dan 5,4 s, sedangkan untuk posisi incline adalah 54,75 s; 6,2 s dan 3,75 s.
Waktu pencampuran untuk penambahan baffle pada posisi centre adalah 64 s; 7,43 s
dan 5,19 s, pada posisi off centre adalah 65 s; 11 s dan 5,56 s, sedangkan untuk posisi
incline adalah 50 s; 9,23 s dan 6,79 s. Fungsi baffle sendiri adalah untuk
mempercepat proses pencampuran. Karena baffle membantu proses pencampuran
dengan cara memecah zat warna sehingga dapat cepat menyebar hingga homogen.
Selain itu dengan menggunakan baffle, aliran menjadi lebih teratur dan turbulen dan
mencegah terjadinya vortex (pusaran air).

Gambar 5.4 Hubungan rotasi (rps) Terhadap Waktu pada Turbin 6 Daun Miring 45

Gambar 5.4 diketahui bahwa semakin besar putaran rotasi, maka proses
pencampuran air dan zat warna biru untuk homogen semakin cepat. Waktu
pencampuran yang didapat pada kecepatan 100 rpm, 300 rpm dan 400 rpm untuk
tanpa penggunaan baffle secara berturut-turut pada posisi centre adalah 89,6 s; 8,4 s
dan 5,1 s, pada posisi off centre adalah 41 s; 16,2 s dan 6,1 s, sedangkan untuk posisi
incline adalah 71 s; 10,2 s dan 5,2 s. Waktu yang pencampuran yang diperlukan untuk
penggunaan baffle pada posisi centre adalah 53 s; 9,4 s dan 8,1 s, untuk posisi off
centre adalah 52,3 s; 8 s dan 6,2 s, sedangkan untuk posisi incline adalah 54,4 s; 7s
dan5s. Waktu pengadukan tercepat pada turbin 6 daun miring 45o adalah pada posisi
off centre karena aliran fluida bergejolak lebih besar, sehingga tidak ada zona mati
atau bagian yang tidak tercapai pengadukan. Sedangkan untuk posisi terlambat adalah
posisi centre karena memerlukan waktu yang lama untuk homogenisasi, karena
adanya pemusatan sehingga zat biru sulit untuk menyebar merata.

Gambar 5.5 Hubungan Rotasi (rps) Terhadap Waktu pada Pengaduk Propeller
Gambar diatas menunjukkan waktu yang diperlukan untuk pencampuran pada
pengaduk propeller kecepatan pengadukan 100 rpm, 300 rpm dan 400 rpm. Waktu
pencampuran pada pengaduk propeller tanpa baffle pada posisi centre adalah 64 s; 24
s dan 13,5 s, untuk posisi off centre adalah 68 s; 11,2 s dan 7,5 s, sedangkan untuk
posisi incline adalah 70 s; 8,2 s dan 3,9 s. Waktu yang diperlukan untuk penggunaan
baffle pada posisi centre adalah 63 s; 13 s dan 6,2 s, pada posisi off centre adalah 64
s; 12,6 s dan 8 s, sedangkan untuk posisi incline adalah 52 s; 9,04 s dan 5,11 s.
Gambar 5.6 menunjukkan waktu pencampuran akan semakin cepat jika kecepatan
rotasi semakin cepat. Mixing time terbesar terjadi pada posisi incline dengan
menggunakan baffle. Hal ini sesuai dengan teori jika pengadukan yang dilakukan
dengan posisi pengaduk diletakan pada kemiringan tertentu akan mempercepat aliran
sehingga fluida akan lebih cepat homogen (Geankoplis, 2003).
Hasil percobaan pada ketiga jenis pengaduk menunjukkan pada posisi incline
dengan menggunakan baffle memerlukan waktu yang paling cepat untuk proses
pencampuran, sedangkan yang paling lama adalah posisi center. Sedangkan untuk
pengaduk, waktu yang paling cepat dalam proses pencampuran adalah dengan
menggunakan turbin 6 daun miring 45o pada berbagai posisi. Hal ini terjadi karena

pada pengaduk turbin 6 daun miring 45o menimbulkan arus yang sangat deras yang
timbul dikeseluruhan tangki dengan kemiringan yang akan menyebabkan aliran lebih
turbulen. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pengadukan yang dilakukan dengan
posisi pengaduk diletakan pada kemiringan tertentu akan mempercepat aliran
sehingga fluida akan lebih cepat homogen (Geankoplis, 2003). Penggunaan baffle
sendiri berfungsi untuk membantu proses pencampuran (mixing time) dengan cara
memecah zat warna sehingga dapat cepat menyebar hingga homogen. Selain itu
dengan menggunakan baffle, aliran menjadi lebih teratur dan turbulen dan mencegah
terjadinya vortex (pusaran air) sehingga zat terlarut mudah tercampur dalam larutan.
Power Number (Npo) mewakili daya yang diberikan . Npo dipengaruhi oleh
shaft power (p), densitas fluida, diameter pengaduk (Da), dan kecepatan
pengaduk(N). Berikut grafik hubungan antara P dengan N pada Gambar 5.7 :

Gambar 5.6 Hubungan Daya (P) Terhadap Rotasi (N)


Gambar 5.6 menunjukkan hubungan antara daya (P) terhadap rotasi (N)
menunjukkan semakin besar kecepatan pengadukan, maka semakin besar pula daya
pengadukan yang diberikan. Hal ini terjadi karena kecepatan pengaduk yang besar
memerlukan konsumsi daya yang besar atau berbanding lurus. Pada grafik tersebut

terlihat bahwa daya yang diperlukkan untuk menggerakkan turbin 6 daun miring 45
lebih besar dibandingkan turbin 6 daun datar dan propeller. Perbedaan daya ini juga
dipengaruhi oleh variabel K, yaitu konstanta untuk setiap tipe pengaduk berbedabeda. Pada turbin 6 daun datar, turbin 6 daun miring 45, dan propeller berturut-turut
adalah 6,3; 4,8 dan 0,32. Beberapa hal yang mempengaruhi daya adalah jarak
pengaduk dari dasar tangki, jumlah pengaduk dan baffle. Semakin jauh jarak jarak
pengaduk semakin besar daya yang diperlukan, demikian juga dengan jumlah daun
pengaduk. Sedangkan baffle akan memperkecil daya yang dibutuhkan (geankoplis,
2003).
Besarnya nilai Reynold dipengaruhi oleh kecepatan aliran fluida, diameter
tangki, densitas fluida, dan viskositas fluida. Sedangkan NPo dipengaruhi oleh daya
(P), densitas fluida, kecepatan pengadukan dan diameter pengaduk. Berdasarkan hasil
perhitungan NRe terhadap NPo yang ditunjukan Gambar 5.8 berikut:

Gambar 5.7 Hubungan NRe Terhadap NPo


Dari Gambar 5.7, nilai NPo sama setiap putaran kecepatan pada satu
pengaduk. Nilai NPo pada masing-masing turbin 6 daun datar, turbin 6 daun miring
45, dan pengaduk propeller berturut-turut adalah 6,3; 4,8 dan 0,32. Nilai NRe

semakin meningkat dengan semakin cepat putaran pengaduk. Nilai hubungan antara
NRe terhadap NPo pada turbin datar paling besar, sedangkan yang paling kecil adalah
nilai hubungan antara NRe terhadap NPo pada propeller. Hal ini telah sesuai dengan
teori, bahwa nilai NPo propeller< NPo turbin miring< Npo turbin datar (Geankoplis,
2003). Power number (NPo) mewakili daya yang diberikan. NPo dipengaruhi oleh
shaft power (P), densitas fluida (), diameter pengaduk (Da) dan kecepatan pengaduk
(N). Dalam percobaan ini, Nre hanya dipengaruhi oleh diameter pengaduk (Da),
densitas fluida (), dan viskositas ()
Hubungan antara ln NRe dengan In (N.t), berfungsi untuk menentukan suatu
pencampuran optimal dengan kecepatan putaran pengaduk tertentu, selain itu
menunjukkan pengaruh jenis cairan (NRe) terhadap kualitas pengaduk, grafik
hubungan antara ln NRe dengan In N.t pada berbagai variasi pengaduk(turbin datar,
turbin miring, propeller), berbagai posisi pengadukan(center, off center, dan inclne)
serta dengan menggunakan baffle dan tanpa baffle terlihat pada Gambar 5.9 :

Gambar 5.8 Hubungan In NRe dengan In (N.t) pada Turbin 6 Daun Datar

Gambar 5.8 menunjukkan nilai antara ln NRe dengan ln (N.t) naik turun tidak
beraturan. Berdasarkan teori seharusnya, semaki kecil nilai ln (N .t). hal ini tidak
sesuai dengan teori karena waktu pengadukan relatif singkat sehingga nilai ln (N .t)
cenderung menurun tidak beraturan dan hal lain yang mempengaruhi adalah volume
zat warna tinta yang dimasukkan tiap rotasi berbeda, sehingga waktu yang diperlukan
untuk homogen tidak teratur.

Gambar 5.9 Hubungan In NRe dengan In (N.t) pada Turbin 6 Daun Miring 45o
Gambar 5.9 menunjukkan nilai antara NRe dengan In (N.t) belum sesuai dengan teori
karena seharusnya semakin besar nilai NRe, maka semakin kecil nilai ln (N .t). hal ini
terjadi karena volume zat warna tinta yang berbeda untuk tiap rotasi, sehingga waktu
yang diperlukan untuk homogen tidak teratur dan hal lain yang menyebabkan naik
turunnya nilai NRe dengan In (N.t) adalah waktu pengadukan yang relatif singkat.

Gambar 5.10 Hubungan In NRe dengan In (N.t) pada Proprller


Gambar diatas menunjukkan bahwa hubungan antara In NRe dengan In (N.t)
telah sesuai dengan teori karena In NRe dengan In (N.t) berbanding terbalik, yaitu
semakin cepat kecepatan pengaduk maka aliran akan semakin turbulen. Ketiga jenis
pengaduk menunjukkan

bahwa pengaduk tanpa baffle membutuhkan putaran

pengaduk yang lebih besar sampai fluida homogen, sedangkan dengan menggunakan
baffle membutuhkan putaran yang lebih sedikit dari pengaduk tanpa baffle untuk
fluida menjadi homogen. Grafik hubungan antara In NRe dengan In (N.t) dibuat
untuk mengetahui hubungan putaran pengaduk dengan waktu yang diperlukan untuk
fluida menjadi homogen dengan menentukan nilai korelasi pencampuran masingmasing pengaduk. Waktu terlama untuk pengadukan adalah pada kecepatan 100 rpm
dan yang tercepat adalah pada kecepatan 400 rpm. Hal ini telah sesuai dengan teori
bahwa kecepatan berbanding terbalik dengan waktu pengadukan.
Penggunaan bola-bola kecil warna berguna untuk memudahkan pengamatan
aliran yang terjadi dalam pencampuran. Berikut adalah pola aliran yang terbentuk
pada tangki berpengaduk tanpa baffle:

Pola aliran

Jenis
pengaduk

Center

Off center

Incline

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

Propeller

Turbin miring
45o

Turbin datar

Gambar 5.11 Pola Aliran pada Propeller, Turbin 6 Daun Datar dan Turbin 6 Daun
Miring 45o pada Berbagai Posisi Tanpa Baffle
Berdasarkan gambar 5.12, Pola aliran yang dihasilkan pengaduk propeller tanpa
baffle adalah aliran axial yang disertai terbentuknya vortex. Pada jenis ini cairan
dipindahkan secara longitudinal. Pola aliran menyebabkan campuran bergeser dengan
kondisi gaya geser yang bervariasi. Turbulensi dihasilkan besar sehingga pola aliran

berputar dengan cepat hampir ke seluruh bagian cairan. Aliran axial adalah pola
aliran yang sejajar dengan tangki berpengaduk.
Berdasarkan gambar 5.12, untuk turbin 6 daun miring 45 tanpa baffle
menghasilkan pola aliran radial yang kuat sehingga membentuk vortex, walaupun
kecepatan pengaduk tidak terlalu tinggi. Hal ini karena zat cair berviskositas rendah,
menimbulkan arus yang deras pada daerah seluruh tangki. Pola aliran radial adalah
aliran yang berarah tangensial dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Aliran
yang deras ini disebabkan karena tidak adanya baffle yang mencegah untuk terjadinya
vortex.
Berdasarkan gambar 5.12, untuk turbin 6 daun datar tanpa baffle memiliki
pola aliran radial. Pola dari aliran tersebut membentuk aliran yang sejajar dengan
sumbu poros pengaduk. Pola ini memberikan aliran yang sangat turbulen yang
diperlukan untuk pencampuran. Aliran radial tersebut akan terbelah membentuk dua
pola aliran yang terpisah. Satu bagian mengalir ke bawah di sepanjang dinding dan
kembali ke pusat pengaduk dari bawah. Sedang satu bagian lagi mengalir ke atas
menuju permukaan dan kembali ke pengaduk atas.

Pola aliran

Jenis
pengaduk
Center

Off center

Inlcine
c.

Propeller

a.

b.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

Turbin miring
45o

Turbin datar

Gambar 5.13 Pola Aliran pada Propeller, Turbin 6 Daun Datar dan Turbin 6 Daun
Miring 45o pada Berbagai Posisi Baffle
Berdasarkan gambar 5.13, pola aliran yang dihasilkan propeller adalah axial,
yaitu dari bawah menuju center. Propeller menghasilkan aliran axial parallel terhadap

dinding tangki, namun vortex tidak terbentuk karena memakai baffle. Pola aliran yang
dihasilkan pengaduk turbin 6 daun miring 45 menggunakan baffle adalah radial
dengan arus yang axial. Aliran radial berarah tangensial. Sedangkan untuk pola
aliaran yang dihasilkan pengaduk turbin 6 daun datar menggunakan baffle adalah
radial tanpa adanya vortex yang terbentuk. Tangki yang menggunakan baffle,
menyebabkan aliran vertikal semakin meningkat. Sehingga waktu pencampuran yang
diperlukan sedikit. Pola aliran radial adalah aliran yang berarah tangensial dan radial
terhadap bidang rotasi pengaduk. Namun, hal ini dapat dihilangkan dengan
menggunakan baffle.

5.5 PENUTUP
5.5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah


1. Waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan homogen berbanding terbalik
dengan kecepatan. Semakin besar kecepatan, maka waktu pengadukan akan
semakin cepat.
2. Faktor yang mempengaruhi efektifitas terhadap pencampuran adalah sifat fisik
fluida, baffle, jenis pengadukan dan kecepatan pengadukan.
3. Pola aliran pengaduk turbin 6 daun datar dan turbin 6 daun miring 45 o adalah
radial, sedangkan pola aliran pengaduk propeller adalah axial dan jenis pengaduk
yang paling cepat adalah propeller dengan posisi incline.
5.5.2

Saran
Saran untuk percobaan ini adalah menggunakan jenis pengaduk yang berbeda

sehingga di dapatkan variasi data yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai