Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN KINERJA

PANITIA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA
TAHUN 2013

RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA


2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM
Rumah Sakit Haji Jakarta sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memilki peran yang
sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh
karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang
bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan, dimana salah satu
tolok ukur mutu dan kualitas pelayanan rumah sakit adalah angka infeksi
nosokomial / HAIs.
Infeksi Nosokomial atau yang sekarang dikenal dengan

Healthcare

Associated Infections / HAIs adalah Infeksi yang terjadi setelah >48 jam
paska masuk rumah sakit, bisa setelah keluar rumah sakit. Infeksi yang terjadi
pada pasien selama proses perawatan di rumah sakit atau Fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya yang bukan dalam masa inkubasi saat masuk
rumah sakit. Termasuk infeksi yang didapat di rumah sakit tetapi muncul saat
setelah keluar dari rumah sakit, juga termasuk infeksi pada petugas rumah
sakit / Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang diperoleh karena
pekerjaannya (okupasi).
Healthcare Associated Infections / HAIs Jika tidak dikendalikan dan dicegah
dengan sungguh-sungguh,

bisa mengakibatkan kesakitan dan kematian.

Orang-orang yang berada di lingkungan rumah sakit seperti pasien, petugas


kesehatan, penunggu / pengunjung juga sangat berisiko terinfeksi. Infeksi di
rumah sakit / HAIs masih merupakan penyebab utama tingginya angka
kesakitan dan kematian di dunia. Infeksi ini menyebabkan 1,4 juta kematian
setiap hari di seluruh dunia.
Untuk itu Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Haji
Jakarta perlu menyusun program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit melalui
pencegahan dan pengendalian infeksi. Pelaksanaan program Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi itu sendiri merupakan salah satu bentuk dari
program patient safety (Keselamatan Pasien).
Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Haji Jakarta
adalah satu organisasi yang yang anggotanya terdiri dari seluruh unit dan
profesi di Rumah Sakit Haji Jakarta dengan tujuan untuk melindungi pasien,

petugas kesehatan dan pengunjung dari kejadian infeksi / HAIs dengan


memperhatikan cost effectiveness dimana seluruh kegiatannya terintegrasi
dalam suatu program kerja Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Rumah Sakit Haji Jakarta.
Pelaksanaan Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Rumah
Sakit Haji Jakarta belum mencapai hasil yang optimal, dan masih
memerlukan kajian yang lebih dalam, untuk perbaikan dimasa yang akan
datang. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya fasilitas dan kesadaran
bagi petugas kesehatan untuk melakukan pencegahan dan pengendalian
infeksi khususnya kesadaran untuk menerapkan kewaspadaan isolasi.
B. MISI DAN VISI PANITIA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA
Visi Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi :
Mewujudkan Rumah Sakit Haji Jakarta yang islami, modern, berkelas dunia
melalui pencapaian angka HAIs terendah.
Misi Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi :
1. Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi sesuai
standar di Rumah Sakit Haji Jakarta.
2. Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi yang efektif
dan efisien dengan sumber daya yang dimiliki.
3. Mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan,
sarana dan prasarana dalam rangka menunjang kegiatan pencegahan
dan pengendalian infeksi.
C. TUGAS

POKOK

DAN

FUNGSI

PANITIA

PENCEGAHAN

DAN

PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA


1. Merencanakan suatu sistem Pencegahan & Pengendalian Infeksi
Nosokomial
2. Membuat dan mengevaluasi kebijakan Pencegahan Pengendalian Infeksi
Nosokomial
3. Melaksanakan sosialisasi kebijakan Pencegahan Pengendalian Infeksi
Nosokomial, agar kebijakan dapat dipahami dan dilaksanakan oleh
petugas kesehatan rumah sakit.
4. Menyusun dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI dan program
pelatihan dan pendidikan PPI

5. Memberikan konsultasi/penyuluhan masalah infeksi nosokomial kepada


Tenaga Medik, Non Medik dan Tenaga Lainnya serta pengguna jasa RS.
Haji Jakarta
6. Melaksakanan

surveilans

infeksi

nosokomial

dengan

melakukan

kunjungan rutin ke bangsal perawatan, memeriksa catatan medik pasien,


laporan laboratorium mikrobiologi, data pasien masuk.
7. Meyakinkan kebenaran laporan dan meyakinkan penerapan kewaspadaan
umum dan perilaku yang mungkin berisiko.
8. Menelaah dan memberikan umpan baliknya kepada pihak yang terkait
tentang data surveilans pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial
yang relevan.
9. Mengembangkan dan berpartisipasi dalam program pendidikan dan
pelatihan pencegahan dan penanggulangan infeksi nosokomial bagi staf
yang membutuhkan.
10. Bertanggung jawab dan mengkoordinasikan pelatihan kewaspadaan
universal diseluruh lapisan karyawan rumah sakit.
11. Melakukan penyelidikan sewaktu ada indikasi kejadian luar biasa (KLB) di
Rumah Sakit dan mengevaluasi efektivitas dan dampak dari kebijakan
pengendalian infeksi, prosedur dan peralatan. Ikut serta dalam penelitian
khusus yang dirancang untuk meneliti wabah.
12. Menelaah dan memberikan umpan balik kepada pihak yang terkait tentang
data surveilans pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial yang
relevan.
13. Membuat laporan berkala tentang kegiatan Infeksi Nosokomial.
14. Pemetaan pola kuman dan resistensi antibiotika.
15. Evaluasi penggunaan antibiotika secara rasional.
D. KEGIATAN
Ruang lingkup dari program PPI Rumah Sakit Haji Jakarta meliputi :
1.

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

Penerapan Kewaspadaan Isolasi.


3.

Surveilans infeksi nosokomial / HAIs.

4. Pendidikan dan Pelatihan PPI pada seluruh karyawan, pasien dan


pengunjung Rumah Sakit Haji Jakarta.

Penggunaan Obat Antibiotik secara Rasional.

Audit Program PPI

Melakukan upaya Pencegahan Infeksi Nosokomial melalui :


1. Pengadaan sarana sosialisasi PPI ( Poster, brosur, banner, spanduk,
leaflet,walpaper komputer ) di seluruh lingkungan RS.
2. Pemasangan handrub produksi RSHJ berstandar WHO di semua titik area
umum, handkey, lift, pelayanan perawatan dan penunjang, untuk area
perawatan minimal 1 handrub untuk tiga tempat tidur pasien dan satu
handrub untuk satu tempat tidur pasien di area ICU/ICCU.
3. Melakukan pengawasan terhadap penerapan kewaspadaan

isolasi,

meliputi audit dan monitoring evaluasi pada :


a. Kebersihan tangan
b. Pengelolaan limbah rumah sakit
c. Penggunaan alat pelindung diri ( APD )
d. Proses dekontaminasi dan sterilisasi peralatan/linen yang dilakukan di
dalam maupun di luar unit sterilisasi (CSSD).
e. Peralatan yang di lakukan re-use
f. Perlakuan peralatan kadaluarsa.
g. Pemrosesan peralatan pasien.
h. Pengendalian lingkungan , melakukan Kultur kuman ditempat-tempat
DIREKTUR
berisiko tinggi, dan sarana pendukung
pelayanan, seperti air dan

4.

pendingin udara, dilakukan 2 kali dalam setahun .


Mencegah dan mengendalikan infeksiKETUA
nosokomial
di RS.
PANITIA
PPI Haji

Jakarta

dengan target ( Standar Pelayanan Minimal ) sebagai berikut :


a. Angka Infeksi Luka Operasi 1,5%
SEKRETARIS (IPCN)
b. Angka Infeksi Saluran Kemih 1,5% atau 15
ANGGOTA
c. Angka Infeksi Aliran Darah Primer 1,5%
atau : 15

d. Angka Infeksi Pemasangan Ventilator / VAP 1,5% atau 15


e. Angka Infeksi Decubitus 1,5% atau 15
TIM PPI (IPCN)

f. Angka Plebitis 1,5% atau 15


IPCLN R. SAKINAH

5. Mencegah dan DOKTER


dapat menanggulangi
kejadian luar biasa yang terjadi di
SMF
IPCLN R. ISTIQOMAH
RS. Haji Jakarta.
KEPERAWATAN
IPCLNformularium
R. SYIFA
6. Meningkatkan penggunaan antibiotika sesuai dengan
.
LABORATORIUM

7. Menyediakan peta pola kuman dan resistensi IPCLN


kumanR.2HASANAH
kali dalam
2 setahun
FARMASI

8. Melakukan pendidikan dan pelatihan PPI pada pasien, pengunjung dan


KES-LING

IPCLN R. AFIAH

seluruh karyawan Rumah Sakit Haji Jakarta sebulan sekali.

IPCLN R. HASANAH 1

K-3
9. Melakukan pertemuan
rutin Tim PPI sebulan sekali.
GIZI

IPCLN R. NEONATUS

E. Susunan OrganisasiLAUNDRY
dan Sumber Daya ManusiaIPCLN R. AMANAH
1. Struktur Organissasi Panitia Pencegahan Dan Pengendalian
Infeksi Rumah
IPCLN R. OPERASI
Sakit Haji Jakarta

IPS
RT

IPCLN R. ICU
IPCLN R. HD

CSSD
KAMAR JENASAH

IPCLN R. IGD

2. Analisa Jabatan Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Rumah Sakit Haji Jakarta
Jabatan

Direktur Rumah sakit


1.

Pendidikan

Menentukan kebijakan Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi nosokomial
2.
Membentuk komite dan tim PPIRS dengan
surat keputusan
3.
Melakukan evaluasi kebijakan Pencegahan
dan
Pengendalian
Infeksi
nosokomial
berdasarkan saran dari PPIRS
4.
Melakukan evaluasi kebijakan penggunaan
antibiotik yang rasional dan desinfektan di
rumah sakit berdasarkan saran dari Komite
PPIRS
1. Mengangkat dan memberhentikan Ketua Tim
PPIRS dengan Surat Keputusan Direktur
2. Mengesahkan Standar prosedur operasional
(SPO) untuk PPIRS
3. Dapat menutup suatu unit perawatan atau
instalasi yang dianggap potensial menularkan
penyakit untuk beberapa waktu, sesuai
kebutuhan berdasarkan saran dari PPIRS
1. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi nosokomial
2. Bertanggungjawab
terhadap
tersedianya
fasilitas sarana dan prasarana termasuk
anggaran yang dibutuhkan.
S 2 Kesehatan

Pelatihan

Pelatihan dasar PPIRS

Uraian Tugas

Wewenang

Tanggung Jawab

Kualifikasi

Jabatan

Ketua Panitia PPIRS


1) Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi

infeksi yang benar.


2) Turut menyusun pedoman penulisan
resep antibiotika dan surveilans.
3) Mengidentifikasi dan melaporkan kuman
pathogen dan pola resistensi antibiotika.
4) Membuat
dan
evaluasi
kebijakan
Pencegahan
Pengendalian
Infeksi
Nosokomial
5) Melaksanakan
sosialisasi
kebijakan
Pencegahan
Pengendalian
Infeksi
Nosokomial,
agar kebijakan
dapat
dipahami dan dilaksanakan oleh petugas
kesehatan rumah sakit.
6) Mengadakan
kegiatan
konsultasi/
penyuluhan masalah infeksi nosokomial
kepada Tenaga Medik, Non Medik dan
Tenaga Lainnya serta pengguna jasa RS.
Haji Jakarta
7) Pelaksanaan
surveilans
infeksi
nosokomial, menelaah serta memberikan
umpan baliknya kepada pihak yang terkait
tentang data surveilans pencegahan dan
pengendalian infeksi nosokomial yang
relevan.
8) Pengembangan program pendidikan dan
pelatihan
pencegahan
dan
penanggulangan infeksi nosokomial bagi
staf yang membutuhkan.
9) Mengkoordinasikan
pelatihan
kewaspadaan universal diseluruh lapisan
karyawan rumah sakit.
10)
Ikut serta dalam penelitian khusus
yang dirancang untuk meneliti wabah.
Melakukan pengawasan terhadap kepatuhan
karyawan Rumah Sakit dalam melaksanakan
kebijakan direktur tentang PPIRS

Uraian Tugas

Wewenang

Tanggung Jawab

1. Bertanggung jawab terhadap evaluasi,

Kualifikasi

rekomendasi, dan tindak lanjut program


dengan melaksanakan pertemuan &
pelaporan berkala setiap 3 bulan sekali
2. Bertanggung
jawab
terhadap
pelaksanaan penyelidikan sewaktu ada
indikasi kejadian luar biasa (KLB) di
Rumah
Sakit
dan
mengevaluasi
efektivitas dan dampak dari kebijakan
pengendalian infeksi, prosedur dan
peralatan.
3. Bertanggung jawab terhadap penyusunan
dan evaluasi pelaksanaan program PPI
dan program pelatihan dan pendidikan
PPI
D3 Kep/dokter/ dokter ahli

Pendidikan

Pengalaman Minimal 2 tahun di Tim PPI RS


Pelatihan

Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar dan


lanjutan PPI

Jabatan

Uraian Tugas

Wewenang

Tanggung Jawab

Infection Prevention and Controle Nurse (IPCN)


1. Pengadaan kelengkapan administrasi program
pencegahan
dan
pengendalian
Infeksi
Nosokomial
2. Penyusunan
kebutuhan
anggaran
untuk
kegiatan Pencegahan & Pengendalian Infeksi
Nosokomial
3. Melaksanakan kegiatan administrasi umum
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Nosokomial
4. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk
memonitor kejadian infeksi yang terjadi
dilingkungan kerjanya baik rumah sakit dan
fasilitas dan pelayanan kesehatan lainnya.
5. Melaksanakan
surveilans
infeksi
dan
melaporkan kepada Panitia PPI
6. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan
mengevaluasi surveilans infeksi yang terjadi di
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
7. Memonitor kesehatan lingkungan.
8. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk
mencegah penularan infeksi dari petugas
kesehatan ke pasien atau sebaliknya.
1. Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SOP,
kewaspadaan Isolasi
2. Memonitor terhadap pengendalian antibiotik yang
rasional
3. Memberikan motivasi dan teguran tentang
pelaksanaan kepatuhan PPI.
4. Memberikan saran design ruangan rumah sakit
agar sesuai dengan prinsip PPI
5. Audit pencegahan dan pengendalian infeksi
termasuk
terhadap
penatalaksanaan
limbah,laundry ,gizi dan lain lain dengan
menggunakan daftar tilik
6. Sebagai koordinator antara departemen/unit
dalam
mendeteksi,
mencegah
dan
mengendalikan infeksi di rumah sakit.
7. Menganjurkan prosedur isolasi dan memberi
konsultasi
tentang
pencegahan
dan
pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus
yang terjadi di rumah sakit.
1. Bertanggung jawab terhadap pencatatan dan
pelaporan kegiatan Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Nosokomial
2. Melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang
PPI di rumah sakit.
3. Memprakarsai
penyuluhan
bagi
petugas
kesehatan, pengunjung dan keluarga tentang
topic infeksi yang sedang berkembang di
masyarakat ,infeksi dengan insiden tinggi.

4. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung


rumah sakit tentang PPI rumah sakit
5. Melaksanakan penyelidikan sewaktu ada indikasi
kejadian luar biasa (KLB) di Rumah Sakit
Kualifikasi Pendidikan

Perawat dengan pendidikan minimal D3

Pengalama

Memiliki pengalaman sebagai kepala ruangan atau

setara

Pelatihan

Memiliki sertifikat PPI

Keahlian

Leadership, inovatif dan confident Komputer,


Bahasa Inggris aktif/pasif,

Jabatan

IPCLN

Uraian Tugas

Wewenang

Tanggung Jawab

Kualifikasi Pendidikan
Pengalama

1. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans


setiap pasien di unit rawat inap masing-masing
dan menyerahkannya kepada IPCN ketika pasien
pulang.
2. Berkoordinasi dangan IPCN saat terjadi infeksi
potensial KLB, penyuluhan bagi pengunjung
diruang
rawat
masing-masing,
konsultasi
prosedur yang harus dijalankan bila belum
paham.
1. Memberikan motivasi dan teguran tentang
pelaksanaan kepatuhan PPI pada setiap personil
ruangan di unit rawatnya masing-masing.
2. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang
lain dalam menjalankan standar isolasi
Memberitahukan kepada IPCN apabila ada
kecurigaan adanya Infeksi Nosokomial pada
pasien.
Perawat dengan pendidikan minimal D3
Minimal 2 tahun

n
Pelatihan

Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI

Keahlian

Komputer, Bahasa Inggris aktif/pasif

Jabatan
Uraian Tugas

SMF Dokter
1. Melaksanakan
kebijakan
dan
program
Pencegahan & PengendalianInfeksi Nosokomial

2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan & program


PPI
3. Menyusun dan mengevaluasi pelaksanaan
program PPI, dan program pendidikan dan
pelatihan PPI
4. Ikut serta dalam penyusunan laporan dan
pertemuan berkala
5. Ikut berperan serta dalam menentukan
penggunaan antibiotik yang rasional di rumah
sakit.
6. Ikut serta dalam penanganan kejadian luar biasa
(outbreak) di rumah sakit
Membuat pernyataan atas terjadinya infeksi
nosokomial atau tidak.

Wewenang
Tanggung Jawab

Kualifikasi Pendidikan
Pengalama

Sosialisasi program PPI bersama ketua


Melaksanakan pencegahan infeksi
Membantu menetapkan penggunaan antibiotic
Mengikuti rapat anggota Panitia PPIRS
Dokter Bedah, dokter ahli microbiologi, dokter
spesialis penyakit dalam .
Sebagai Panitia PPIRS

n
Pelatihan

Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI

Keahlian

Sesuai dengan keahlian di Unit Kerja (Profesi)

Jabatan

Uraian Tugas

Wewenang

Keperawatan
1. Melaksanakan
kebijakan
dan
program
Pencegahan & PengendalianInfeksi Nosokomial
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan & program
PPI
3. Menyusun dan mengevaluasi pelaksanaan
program PPI, dan program pendidikan dan
pelatihan PPI
4. Ikut serta dalam penyusunan laporan dan
pertemuan berkala
5. Ikut berperan serta dalam menentukan
penggunaan antibiotik yang rasional di rumah
sakit.
6. Ikut serta dalam penanganan kejadian luar biasa
(outbreak) di rumah sakit
1. Membuat dan melaksanakan rencana tindak
lanjut di area pelayanan perawatan apabila
ditemukan kejadian infeksi nosokomial ( HAIs ).
2. Memberikan usulan tentang suatu hal yang
berhubungan
dengan
pencegahan
dan
pengendalian infeksi di lingkungan rumah sakit
3. Memberikan bimbingan di area pelayanan

perawatan
tentang
pencegahan
dan
pengendalian infeksi rumah sakit.
Tanggung Jawab
1. 1. Sosialisasi program PPI bersama ketua
2. 2. Mengawasi terlaksananya pencegahan dan
pengendalian
infeksi
di
area
pelayanan
perawatan.
3. 3. Membantu menetapkan penggunaan antibiotic
4. 4. Mengikuti rapat anggota Panitia PPIRS
Kualifikasi Pendidikan D3 / S1 Keperawatan
Pengalama

Sebagai Panitia PPIRS

n
Pelatihan

Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI

Keahlian

Komputer, Bahasa Inggris aktif/pasif

1. Laboratorium, Farmasi, KesLing, K3, Gizi,

Jabatan

Laundry, IPS, RT/CS, CSSD, Kamar jenasah


kebijakan
dan
program
Pencegahan
&
Pengendalian
Infeksi
Nosokomial
2) Melakukan sosialisasi kewaspadaan isolasi
(isolation precaution) ke seluruh staff/karyawan.
3) Ikut serta dalam penyusunan laporan dan
pertemuan berkala
4) Ikut
berperan serta dalam menentukan
penggunaan antibiotik yang rasional di rumah
sakit.
5) Ikut serta dalam penanganan kejadian luar biasa
(outbreak) di rumah sakit
6) Melakukan pengambilan sample pemeriksaan
mikrobiologi bakteri udara, swab instrument,
swab ruang perawatan (lantai, dinding, dll).
7) Melakukan pemeriksaan mikrobiologi terhadap
makanan jadi, alat makan dan penjamah
makanan melalui rectal swab.
8) Melakukan pemeriksaan mikrobiologi linen
9) Melakukan pemeriksaan minum dan air bersih
10) Melakukan pemetaan pola kuman.
1. Memberikan usulan tentang suatu hal yang
berhubungan
dengan
pencegahan
dan
pengendalian infeksi di lingkungan rumah sakit
2. Memberikan bimbingan di area masing-masing
tentang pencegahan dan pengendalian infeksi
rumah sakit.
1. Mengawasi terlaksananya SPO di areanya
tanggung jawabnya masing-masing
2. Mengawasi dan membimbing karyawan agar
bekerja
sesuai
dengan
prinsip
prinsip
pencegahan dan pengendalian infeksi rumah
sakit.
3. Mengikuti rapat anggota Panitia PPIRS
Sesuai dengan Profesi Unit kerja
1) Melaksanakan

Uraian Tugas

Wewenang

Tanggung Jawab

Kualifikasi Pendidikan

Pengalaman Menjadi anggota panitia PPI minimal 2 tahun


Pelatihan

Mengikuti IN Hause Training PPI

Keahlian

Sesuai dengan keahlian di Unit Kerja

BAB II
KINERJA PANITIA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
TAHUN 2013

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN


No
A

KEGIATAN TAHUN 2013


Pencegahan dan pengendalian infeksi

1.

rumah sakit
Pelaksanaan

kewaspadaan

isolasi,

REALISASI

Ya

KETERANGAN

PPI dan Kesling

sanitasi lingkungan RS dan pengelolaan


2.

limbah RS
Pengadaan

sarana

sosialisasi

PPI

Ya

( Poster, brosur, banner, spanduk, liflet )


3.

diseluruh lingkungan RS.


Pemasangan handrub

produksi

RS

Ya

berstandar WHO di semua titik area


umum,handkey, lift, pelayanan perawatan
4.

dan penunjang
Uji mutu sterilisasi alat alat kritis OK,

Ya

PPI dan Kesling

5.

kultur alat ICU setiap 6 bulan


Pembuatan reward (PIN) untuk seluruh

Ya

Diganti dengan

karyawan
tentang

yang
program

sudah

tersosialisasi

pencegahan

pengendalian infeksi nosokomial

dan

sertifikat dan Pin


Akreditasi

6.

Mencegah dan mengendalikan infeksi


nosokomial di RS. Haji

Jakarta dengan

target ( Standar Pelayanan Minimal )


sebagai berikut :
a. Angka Infeksi Daerah Operasi 1,5%
b. Angka Infeksi Saluran Kemih 1,5%
atau 15
c. Angka Infeksi Aliran Darah Primer
1,5% atau 15
d. Angka

0,04%
0,6

Target tercapai
Target tercapai

0,8

Target tercapai

30

Target belum

2,1

Infeksi

Pemasangan

Ventilator / VAP 1,5% atau 15

13

tercapai
Target tercapai
Target tercapai

e. Angka Infeksi Decubitus 1,5% atau

B
1

15
f. Angka Plebitis 1,5% atau 15
Surveilans infeksi nosokomial
Menyiapkan sarana surveilans,IPCLN

Ya

2.

masing masing ruangan


Melakukan rapat / pertemuan setiap bulan

Ya

dengan IPCLN
Melakukan survei setiap hari ke pasien

Ya

dengan populasi pasien resiko tinggi


dengan tindakan invasive (ILO, ISK,
4

IADP, VAP )
Membuat

laporan

hasil

perbulan,triwulan,perenam
5

bulan,

survei
dan

laporan tahunan
Melakukan analisa dari hasil survei ,
memberikan

rekomendasi

Ya

Ya

dan

deseminasi pada pihak manajemen dan


C

yang berkepentingan
Pendidikan dan pelatihan

Pelatihan

PPI kepada karyawan RS,

Ya

2
3
4

pasien dan pengunjung secara berkala


Pelatihan manajemen limbah
Pelatihan sanitasi lingkungan
Pelatihan pelaksanaan kewaspadaan

Ya
Ya
Ya

isolasi ( Isolasi Precaution )


Pelatihan dekontaminasi, desinfeksi dan
sterilisasi

96% karyawan RSHJ


sudah tersosialisasi
program PPI
(Kewaspadaan
Isolasi)

Ya

6
7
8
9
D

Pelatihan manajemen linen dan laundri


Pelatihan penanganan pasien infeksius
IHT secara periodik sesuai dengan

Ya
Ya
Ya

rekomendasi dari analisis infeksi


EHT / seminar PPI

Ya

Penggunaan Obat Antibiotik secara


Rasional.
1

Menyediakan pola kuman dan resistensi

antibiotic per enam bulan


Meningkatkan penggunaan

sesuai formularium
Audit Program PPI

1
2
3
4
5

Penerapan Kewaspadaan Isolasi )


Kebersihan Tangan
Pengelolaan Limbah Rumah Sakit
Penggunaan Alat Pelindung Diri
Peralatan yang dilakukan re-use
Pemrosesan peralatan pasien

Ya

antibiotic

Dalam proses

Kepatuhan
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya

1. Pencapaian Angka HAIs ( Healthcare Associated Infections ) tahun


2013
Tabel. 1

DATA HAIs SEMESTER I & II TAHUN 2013


DI RS HAJI JAKARTA
35
30
25
20
15

PER1000 HARI RAWAT/PEMAKAIAN


ALAT

10
5
S
BI
TU

VA
P

D
EC
U

ID
O

IS
K

IA
D
P

PL
EB
IT
IS

Analisa Tabel. 1
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari semester I ke semester II angka
HAIs Plebitis menurun dari 15

menjadi 10, IADP ( Infeksi Aliran Darah

Primer ) menurun dari 1,3 menjadi 0,4, IDO ( Infeksi Daerah Operasi )
menurun dari 0,07% menjadi 0%, ISK (Infeksi Saluran Kemih) meningkat dari
0,5 menjadi 0,7, decubitus meningkat dari 1,4 menjadi 2,7, dan
VAP(Ventilator Associated Pneumonia) meningkat dari 26 menjadi 33.
Angka HAIs yang tidak mencapai target / Standar Pelayanan Minimal (15
atau 1,5%) adalah VAP.

Tabel. 2

DATA HAIs TAHUN 2012 - 2013


DI RS HAJI JAKARTA
35
30
25
20
PER1000 HARI RAWAT/PEMAKAIAN ALAT

15
10
5

VA
P

PL
EB
IT
IS

IS
K

Analisa Tabel. 2
Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa dari tahun 2012 ke tahun 2013 angka HAIs
Plebitis menurun dari 14 menjadi 13, IADP ( Infeksi Aliran Darah Primer )
meningkat dari 0,07 menjadi 0,8, IDO ( Infeksi Daerah Operasi ) meningkat
dari 0% menjadi 0,04%, ISK (Infeksi Saluran Kemih) meningkat dari 0 menjadi
0,6, decubitus meningkat dari 0,4 menjadi 2,1, dan VAP (Ventilator
Associated Pneumonia) meningkat dari 1,1 menjadi 30. Kemungkinan
penyebab peningkatan angka HAIs dari tahun 2012 ke 2013 adalah kurang
optimalnya

penerapan

kewaspadaan

standar

pelaksanaan surveilans HAIs di tahun 2012.

2. Kepatuhan Melakukan Kebersihan Tangan


Tabel. 3

dan

belum

optimalnya

Angka Kepatuhan Melakukan Kebersihan Tangan


Pada Perawat di RSHJ
Tahun 2013
120
100
80
60
KEPATUHAN (%)

40
20

RA
JA
L

G
D
U

RB

AT
U
EO
N
N

AF
IA
H

I
AH
H
AS
AN

SA
KI
N

AH

Analisa Tabel. 3
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kepatuhan perawat dalam melakukan
kebersihan tangan meningkat dari semester I ke semester II. Angka kepatuhan
mencuci tangan dikatakan baik bila mencapai angka

85%. Angka

kepatuhan tertinggi dicapai di ruangan Hasanah I, Neonatus dan Afiah masing


masing 100%, sedangkan angka kepatuhan terendah terjadi di Ruang Sakinah
yaitu 89% namun masih dikatakan kepatuhan baik.

3. Pola Kuman RS Haji Jakarta


Sampai saat ini uji mikrobiologi yang dilakukan di Rumah Sakit Haji Jakarta
masih dilakukan secara manual. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan mikrobiologi dan resistensi kuman di Laboratorium Rumah Sakit
Haji Jakarta periode Juli-Desember 2013 didapatkan data sebagai berikut :
Tabel. 1

Proporsi Hasil Pemeriksaan Kultur Di Laboratorium RSH


Periode Juli-Desember 2013
(N=323 Spesimen)

POSITIF; 29%

NEGATIF; 71%

Analisa Tabel.1
Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa selama satu semester (Periode JuliDesember 2013) terdapat 323 spesimen yang dilakukan uji mikrobiologi,
dan hasilnya adalah sebanyak 93 spesimen (29%) dinyatakan Positif
sedangkan sebanyak 230 spesimen (71%) dinyatakan Negatif.

Tabel. 2

asil Darah Kultur berdasarkan jumlah spesimen periode JuliPOSITIF; 8%

NEGATIF; 93%

Analisa Tabel. 2
Dari tabel. 2 diatas dapat dilihat bahwa selama satu semester (Periode JuliDesember 2013) dari 133 spesimen darah yang dilakukan uji mikrobiologi
hanya 7% (10) yang hasilnya positif dan 93% (123) yang Negatif.

Tabel. 3

Hasil Pus Kultur berdasarkan jumlah spesimen periode Juli-D

NEGATIF; 39%
POSITIF; 62%

Analisa Tabel. 3
Dari tabel. 3 diatas dapat dilihat bahwa selama satu semester (Periode JuliDesember 2013) dari 65 spesimen Pus yang dilakukan uji mikrobiologi 61%
(40) yang hasilnya positif dan 39% (25) yang Negatif.

Tabel. 4

asil Sputum Kultur berdasarkan jumlah spesimen periode Jul

NEGATIF; 50%

POSITIF; 50%

Analisa Tabel. 4
Dari tabel. 4 diatas dapat dilihat bahwa selama satu semester (Periode JuliDesember 2013) dari 62 spesimen Sputum yang dilakukan uji mikrobiologi
50% (31) yang hasilnya positif dan 50% (31) yang Negatif.

Tabel. 5

Hasil Urin Kultur berdasarkan jumlah spesimen periode Juli-D


POSITIF; 12%

NEGATIF; 88%

Analisa Tabel. 5
Dari tabel. 5 diatas dapat dilihat bahwa selama satu semester (Periode JuliDesember 2013) dari 42 spesimen Urin yang dilakukan uji mikrobiologi
12% (5) yang hasilnya positif dan 88% (37) yang Negatif.

Tabel. 6
Pola Kuman Berdasarkan Hasil Uji Mikrobiologi
Di Labolatorium Rumah Sakit Haji Jakarta
Semester II ( Periode Juli-Des )Tahun 2013

N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

PERSENTASI
NAMA KUMAN
Staphylococcus aureus
Klebsiella pneumoniae
Escherichia coli
Acinetobacter baumannii
Acinetobacter haemolyticus
Enterobacter gergoviae
Proteus mirabilis
Staphylococcus epidermidis
Streptococcus anhemolytic
Streptococcus nonhemolytic
Providencia stuartii
Serratia marcescens
Acinetobacter anitratus
Citrobacter freundii
Enterobacter cloacae
Escherichia coli in active
Klebsiella ozaenae
Morganella morganii
Proteus vulgaris
Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas fluorescens
Pseudomonas sp
GRAND TOTAL

TOTAL
23
12
10
7
6
5
4
4
4
4
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
93

(%)
25
13
11
8
6,5
5,3
4,3
4,3
4,3
4,3
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
100

JENIS KUMAN
Gram Positif
Gram Negatif
Gram Negatif
Gram Positif
Gram Positif
Gram Negatif
Gram Negatif
Gram Positif
Gram Positif
Gram Positif
Gram Negatif
Gram Negatif
Gram Positif
Gram Negatif
Gram Negatif
Gram Negatif
Gram Negatif
Gram Negatif
Gram Negatif
Gram Negatif
Gram Negatif
Gram Negatif

Analisa Tabel. 6
Dari tabel.6 di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil uji mikrobiologi di
Labolatorium RSHJ semester II ( periode Juli Desember ) 2013 terdapat 22 jenis
kuman yang diperoleh dari 93 spesimen. Sementara pada Semester I ( Jan-Juni )
2013 terdapat 21 jenis kuman dari 104 spesimen. Berdasarkan hasil uji kuman dapat
diketahui bahwa kuman patogen penyebab infeksi yang termasuk gram positif
adalah Staphylococcus aureus (25%), Acinetobacter baumannii (8%), Acinetobacter
haemolyticus

(6,5%),

Staphylococcus

epidermidis

(4,3%),

Streptococcus

anhemolytic (4,3%), Streptococcus nonhemolytic (4,3%), Acinetobacter anitratus


(1%) sedangkan yang termasuk gram negatif adalah Klebsiella pneumonia (13%),
Escherichia coli (11%), Enterobacter gergoviae (5,3%), Proteus mirabilis (4,3%),
Providencia stuartii (2%), Serratia marcescens (2%), Citrobacter freundii (1%),
Enterobacter cloacae (1%),

Escherichia coli in active (1%), Klebsiella ozaenae

(1%), Morganella morganii (1%), Proteus vulgaris (1%),

Proteus vulgaris (1%),

Pseudomonas aeruginosa (1%), Pseudomonas fluorescens (1%), Pseudomonas sp


(1%).

Tabel. 7

Lima Besar Bakteri


Periode Juli- Desember 2013
di RS Haji Jakarta (n=93 spesimen)
25
25
20
15
10
5
0

6.5

ac

te
r

ha
em

ol
yt
ic

us

co
li

A
ci
ne

to
b

St
ap

hy
lo
c

oc
c

us

persentasi (%)

11

Es
ch
er
ic
hi
a

au
re
us

13

Analisa Tabel. 7
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Lima Kuman terbesar pada semester II
( periode Juli Desember ) 2013 adalah Staphylococcus aureus (25%), Klebsiella
pneumonia (13%), Escherichia coli ( 11% ), Acinetobacter baumannii ( 8% ), dan
Acinetobacter haemolyticus (6,5% ) sedangkan Lima Kuman terbesar pada
semester I ( periode Jan Juni ) 2013 adalah Staphylococcus aureus (20%),
Acinetobacter baumannii ( 20% ), Escherichia coli ( 12% ), Klebsiella
pneumonia(9%), dan Streptococcus anhemolytic ( 7% ). Hanya berbeda pada
urutan ke lima.
Tabel. 8

Proporsi Jenis Kuman


Periode Juli- Desember 2013
di RS Haji Jakarta
53
55
PERSENTASI

47

50
45
40

GRAM (+ )

GRAM ( - )
JENIS KUMAN

Analisa Tabel. 8
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jenis Kuman terbanyak pada semester II
( periode Juli Desember ) 2013 adalah Kuman Gram Positif ( 53 % ), begitu pula
pada semester I (periode Jan-Juni) 2013 jenis kuman terbanyaknya adalah Kuman
Gram Positif ( 59% ).

Tabel. 9

Proporsi Bakteri
Berdasarkan Jenis Spesimen
Periode Juli-Des 2013 di RSHJ
7

2SPUTUM

DARAH

PUS

URINE

1
0

ac
te
r

ha
e

ol
yt
ic

us

co
li

0 0

Es
ch
er
ic
hi
a

A
ci
ne
to
b

St
ap

hy
lo
c

oc
c

us

au
re
us

Analisa Tabel. 9
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kelima kuman terbesar yang ditemukan pada
semester II ( periode Juli-Desember ) 2013 paling banyak ditemukan pada spesimen
sputum dan pus, dari 31 specimen sputum yang diuji resistensi 65% berasal dari
Ruang ICU.

4. Pola Kuman di Ruang ICU Rumah Sakit Haji Jakarta Yang Diperoleh
Dari 25 Spesimen Periode Juli Desember 2013.

Tabel. 10
POLA KUMAN DI RUANG ICU RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA
SEMESTER II ( PERIODE JULI-DESEMBER )TAHUN 2013

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

PERSENTASI
NAMA KUMAN
Klebsiella
pneumoniae
Acinetobacter
haemolyticus
Staphylococcus
aureus
Acinetobacter
baumannii
Acinetobacter
anitratus
Enterobacter
gergoviae
Morganella
morganii
Pseudomonas
aeruginosa
Pseudomonas
fluorescens
Pseudomonas sp
Streptococcus
anhemolytic
SUB TOTAL

TOTAL

(%)

SPUTUM

DARAH

PUS

URINE

24

24

16

25

100

20

Analisa Tabel. 10
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada semester II ( periode Juli Desember )
2013 di Ruang ICU terdapat 11 jenis kuman yang diperoleh dari 25 spesimen.
Kuman paling banyak ditemukan pada specimen sputum. Sementara pada
Semester I ( Jan-Juni ) 2013 terdapat 14 jenis kuman yang diperoleh dari 49
spesimen

dimana kuman paling banyak ditemukan pada specimen sputum dan

darah.
Tabel. 11

Pola Kuman
Periode Juli- Desember 2013
di Ruang ICU (n=25 spesimen)
24 24
25
16

20
15

10

5
an
it
ra
tu
s

f
on
as
om
Ps
eu
d

K
le
b

A
ci
ne
to
b

si
el
la

ac

te
r

ne
um

on
ia
e

persentasi (%)

uo
re
sc
en
s

Analisa Tabel. 11
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada semester II ( periode Juli Desember )
2013 ada empat macam Kuman yang paling banyak ditemukan di Ruang ICU yaitu
Klebsiella

pneumonia

(24%),

Acinetobacter

haemolyticus

(24%),

Staphylococcus aureus (16%) dan Acinetobacter baumannii ( 8% ), sedangkan


tiga Kuman terbesar pada semester I ( periode Jan Juni ) 2013 adalah
Acinetobacter baumannii ( 31% ), Staphylococcus aureus (24%), dan Klebsiella
pneumonia (12%).

5. Pola Kuman di Ruang Rawat Inap dan Rawat Jalan Rumah Sakit Haji
Jakarta Periode Juli Desember 2013.

Tabel. 12

Pola Kuman
Periode Juli- Desember 2013
di Ruang Syifa (n=10 spesimen)
20

10

e
a
vi
g

ct
e

e
s

te

ro

cc
co
o
yl
h
S

ta

10

id

m
o
u
e
n
p
a
ll
e
si
b
le
K

10

rm
id

ia

co
ia
h
ri
c
e
h
sc
E

10

is

10

li

persentasi (%)

10

rg

20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0

20

Analisa Tabel. 12
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada semester II ( periode Juli Desember )
2013 di Ruang Syifa ditemukan 8 jenis kuman yang diperoleh dari 10 spesimen
terdiri dari

Escherichia coli ( 20% ), Proteus mirabilis (20%), Klebsiella

pneumonia (10%), Staphylococcus aureus (10%), Staphylococcus epidermidis


(10%), Providencia stuartii (10%), Enterobacter gergoviae(10%) dan Klebsiella
ozaenae (10%).

Tabel. 13

Pola Kuman
Periode Juli- Desember 2013
di Ruang Afiah (n=8 spesimen)
25

25

25
20
12.5

15

12.5

12.5

12.5

10
5

persentasi (%)

m
o

m
ir
a

il

ia

u
re
u

a
s

ro

le

a
ll
e
si

te

u
cc
co
o
yl
h
p
ta
S

is

Analisa Tabel. 13
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada semester II ( periode Juli Desember )
2013 di Ruang Afiah ditemukan 6 jenis kuman yang diperoleh dari 8 spesimen terdiri
dari

Staphylococcus aureus (25%), Acinetobacter baumannii ( 25% ),

Klebsiella pneumonia (12,5%), Escherichia coli ( 12,5% ), Proteus mirabilis


(12,5%) dan Proteus vulgaris (12,5%).

Tabel. 14

Pola Kuman
Periode Juli- Desember 2013
di Ruang Istiqomah (n=7 spesimen)
29
30
25
20

14.2

14.2

14.2

14.2

14.2

15
10
Presentasi (%)

5
is
il
b
ir
a
m
u
te
ro
P

ta

yl

sc

co

cc

ri
c

ia

re

co

li

Analisa Tabel. 14
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada semester II ( periode Juli Desember )
2013 di Ruang Istiqomah ditemukan 6 jenis kuman yang diperoleh dari 7 spesimen
terdiri dari

Escherichia coli ( 29% ), Klebsiella pneumonia (14,2%),

Staphylococcus aureus (14,2%), Providencia stuartii (14,2%) Proteus mirabilis


(14,2%) dan Streptococcus anhemolytic (14,2%).

Tabel. 15

Pola Kuman
Periode Juli- Desember 2013
di Ruang Sakinah (n=5 spesimen)
40
40
35
30
25
20
15
10
5
0

id
er
m
ep

id

us

us

oc
c

St
ap

hy
lo
c

oc
c

hy
lo
c
St
ap

20

is

20

au
re
us

Persentasi(%)

20

Analisa Tabel. 15
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada semester II ( periode Juli Desember )
2013 di Ruang Sakinah ditemukan 4 jenis kuman yang diperoleh dari 5 spesimen
terdiri dari

Staphylococcus aureus (40%), Acinetobacter baumannii ( 20% ),

Staphylococcus epidermidis ( 20% ), dan Streptococcus anhemolytic (20%).

Tabel. 16

Pola Kuman
Periode Juli- Desember 2013
di Poli Bedah (n=7 spesimen)
71.4
80
60
40
20
0

ol
yt
ic

an
ni
i

no
nh
em

us

b
to
co
cc

ac
te
r

14.3

St
re
p

Analisa Tabel. 16

A
ci
ne
to
b

St
ap

hy
lo
c

oc
c

us

Persentasi (%)

au
m

au
re
us

14.3

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada semester II ( periode Juli Desember )
2013 di Poli Bedah ditemukan 3 jenis kuman yang diperoleh dari 7 spesimen terdiri
dari

Staphylococcus aureus (71,4%), Acinetobacter baumannii ( 20% ),

Staphylococcus epidermidis ( 20% ), dan Streptococcus anhemolytic (20%).

Tabel. 17
DISTRIBUSI MRSA (METHICILLIN RESSISTANT STAPHYLOCOCCUS AUREUS)
BERDASARKAN RUANGAN DAN SPECIMEN
DI RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA
SEMESTER II ( PERIODE JULI-DESEMBER )TAHUN 2013
SWAB
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

RUANGAN
SAKINAH
ISTIQOMAH
HASANAH I
HASANAH II
SYIFA
AFIAH
AMANAH
ICU
POLI BEDAH
KULIT/KELAMIN
KANDUNGAN

11 &KEBIDANAN
TOTAL

JUMLA

SPUTU

DARA

H
2
0
0
1
1
2
1
4
2
2

M
2

1
16

URIN
PUS

VAGIN
A

1
1
2
1
4
2
2

1
3

Analisa Tabel. 17
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada semester II ( periode Juli Desember )
2013 di RS Haji Jakarta ditemukan 16 kasus MRSA yang tersebar di sembilan
ruangan yaitu Ruang ICU 4 (empat) Kasus, Ruang Sakinah, Afiah, Poli Bedah, Kulit
Kelamin masing-masing 2 (dua) kasus, di Ruang Hasanah II, Syifa, Amanah, Poli
Kandungan & Kebidanan 1 (satu) kasus. Paling banyak MRSA ditemukan di Ruang
ICU yaitu empat kasus yang seluruhnya ditemukan pada specimen sputum.

Tabel. 18

PROPORSI MRSA BERDASARKAN SPECIMEN


( N=16 )

4; 19%
1; 38%
3; 25%
2; 19%

Analisa tabel. 18
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada semester II ( periode Juli Desember )
2013 di RS Haji Jakarta dari 16 kasus MRSA yang ditemukan 37% berasal dari
specimen sputum, 25 % berasal dari pus, 19 % berasal dari darah dan 19 % dari
swab vagina.

6. Kepekaan Kuman Terhadap Antibiotik Dari Seluruh Specimen di


Ruang Rawat Inap dan Rawat Jalan Rumah Sakit Haji Jakarta Periode
Juli Desember 2013.
Tabel. 19

Kepekaan Staphylococcus aureus thd AB Di RSHJ


Periode Juli- Desember 2013
91

86
74

74
64

55

87

80

91

70

48
30

30

ER
/T
A
Z
IP
P

M
ER
O
P

IM
IP

EF
U
R
C

I
EF
P
C

EF
O
P

A
M
IK

(%)

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Analisa tabel. 19
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepekaan antibiotic terhadap Staphylococcus
aureus adalah Sulbactam 91%, Vancomycin 91%, Teicoplanin 87%, Imipenem
86%, Ofloxacin 80%, Cefpirom 74%, Fosfomycin 74%, Meropenem 70%,
Ciprofloxacin 64%, Amox+Clavulanc Acid 55%, Cefotaxim 48%, Cefepime 30% ,
Ceftazidime 30% dan Oxacilin 9%.

Tabel. 20

Kepekaan Klebsiella pneumoniae thd AB Di RSHJ


Periode Juli- Desember 2013
100

100

100

92

100

83

90

75

80
70

58 58

60

50

58
50

75

58

58

50

50
(% )

33

40
30
20
10

ER
/T
A
Z
IP
P

M
ER
O
P

IM
IP

EF
U
R

I
EF
P
C

EF
O
P
C

A
M
IK

Analisa tabel. 20
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepekaan antibiotic terhadap Klebsiella
pneumonia

adalah Amikacin 100%, Imipenem 100%, Meropenem 100%,

Sulbactam 92%, Fosfomycin 83%, Ciprofloxacin 75%, Levofloxacin 75%,


Cefepime

58%,Cefoperazone

58%,

Cefpirom

58%,

Cefriaxon

58%,

Piperacillin/Tazobactam 58% Amox+Clavulanc Acid 50%, Cefotaxim 50%, ,


Ceftazidime 50% dan Cefuroxime 33%.

Tabel. 21

Kepekaan Escherichia coli thd AB Di RSHJ


Periode Juli- Desember 2013
100
100

100100

100

90

90
80

70

70

60

60 60

70
60 60

60

50

50
(%)

40

30

33

30

30
20
10
ER
/T
A
Z
IP
P

M
ER
O
P

IM
IP

EF
U
R
C

I
EF
P
C

EF
O
P
C

A
M
IK

Analisa tabel. 21
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepekaan antibiotic terhadap Escherichia coli
adalah Sulbactam 100%, Fosfomycin 100%, Imipenem 100%, Meropenem 100%,
Amikacin 90%, Ceftazidime 70%, Piperacillin/Tazobactam 70%, Cefepime 60%,
Cefotaxim 60%, Cefpirom 60%, Cefriaxon 60%, Cefuroxime 60%, Levofloxacin
50%, Ciprofloxacin 33%, Cefoperazone 30%, dan Amox+Clavulanc Acid 30%.

Tabel. 22

Kepekaan Acinetobacter baumannii


thd AB Di RSHJ
Periode Juli- Desember 2013
60

57

57 57

57

57

50

57

57

50

50
40

29

33

29

25

30
(%)

20
10
ER
/T
A
Z
IP
P

M
ER
O
P

IM
IP

EF
U
R

EF
P

EF
O
P

A
M
IK

Analisa tabel. 22
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepekaan antibiotic terhadap Acinetobacter
baumannii adalah Amikacin 57%, Cefoperazone 57%, Sulbactam 57%, Ceftazidime
57%, Fosfomycin 57%, Levofloxacin 57%, Piperacillin/Tazobactam 57%, Cefpirom
50%, Ciprofloxacin 50%, Imipenem 33%, Cefepime 29%, Cefriaxon 29%,
Meropenem 25%, Cefotaxim 0%, Cefuroxime 0% dan Amox+Clavulanc Acid 0%.

Tabel. 23

Kepekaan Acinetobacter haemolyticus


thd AB Di RSHJ
Periode Juli- Desember 2013
100
83

33 33

ER
/T
A
Z

IP

M
ER
O
P

IM
IP

17

EF
U
R

EF
P

EF
O
P

17

17

17

A
M
IK

(%)

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

100

Analisa tabel. 23
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepekaan antibiotic terhadap Acinetobacter
haemolyticus adalah Sulbactam 100%, Levofloxacin 100%, Ciprofloxacin 83%,
Fosfomycin 33%, Imipenem 33%, Amikacin 17%, Cefoperazone 17%, Ceftazidime
17%, , Piperacillin/Tazobactam 17%, Cefpirom 0%, Cefepime 0%, Cefriaxon 0%,
Meropenem 0%, Cefotaxim 0%, Cefuroxime 0% dan Amox+Clavulanc Acid 0%.

7. Kepekaan Kuman Terhadap Antibiotik Pada Specimen Sputum di


Ruang Rawat Inap dan Rawat Jalan Rumah Sakit Haji Jakarta Periode
Juli Desember 2013.
Tabel. 24

Kepekaan Klebsiella pneumoniae


pada Specimen Sputum thd AB di RSHJ
Periode Juli- Desember 2013
100

100

56

67 67

100
86 89

56

67

56

67

100

67

67

ER
/T
A
Z
IP
P

M
ER
O
P

IM
IP

EF
U
R
C

I
EF
P
C

EF
O
P

33

A
M
IK

(%)

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Analisa tabel. 24
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepekaan antibiotic terhadap Klebsiella
pneumonia

pada specimen sputum adalah Amikacin 100%, Imipenem 100%,

Meropenem 100%, Sulbactam 100%, Fosfomycin 89%, Ciprofloxacin 86%,


Cefepime 67%, Cefoperazone 67%, Cefpirom 67%, Cefriaxon 67%, Levofloxacin
67%, Piperacillin/Tazobactam 67%, Amox+Clavulanc Acid 56%, Cefotaxim 56%,
Ceftazidime 56% dan Cefuroxime 33%.

Tabel. 25

Kepekaan Staphylococcus aureus


pada Specimen Sputum thd AB di RSHJ
Periode Juli- Desember 2013
100
83

83
67

33

40

33

VA
N

M
ER
O
P
P
IP
ER
/T
A
Z

IM
IP

IP

R
O

EF
R
I
C

EF
P

17

SU
LB

EF
EP

17

83
67

33

A
M
IK

(%)

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Analisa tabel. 25
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepekaan antibiotic terhadap Staphylococcus
aureus pada specimen sputum adalah Vancomycin 100%, Sulbactam 83%,
Fosfomycin 83%, Teicoplanin 83%, Cefpirom 67%, Imipenem 67%, Ciprofloxacin
40%, Meropenem 33%, Ceftazidime 33%, Amox+Clavulanc Acid 33%, Cefotaxim
17%, Cefepime 17% , dan Oxacilin 0%.

Tabel. 26

Kepekaan Acinetobacter haemolyticus


pada Specimen Sputum thd AB di RSHJ
Periode Juli- Desember 2013
100

100

40

M
ER
O
P
P
IP
ER
/T
A
Z

IM
IP

R
O

IP
C

EF
R
I

VA
N

20

EF
P

20

A
M
IK

SU
LB

20

EF
EP

Axis Title

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

100

Analisa tabel. 26
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepekaan antibiotic terhadap Acinetobacter
haemolyticus pada specimen sputum adalah Sulbactam 100%, Ciprofloxacin
100%, Levofloxacin 100%, Fosfomycin 40%, Cefoperazone 20%, Ceftazidime 20%,
Piperacillin/Tazobactam 20%, Amikacin 0%, Cefepime 0%, Imipenem 0%, Cefpirom
0%, Cefriaxon 0%, Meropenem 0%, Cefotaxim 0%, Cefuroxime 0% dan
Amox+Clavulanc Acid 0%.

Tabel. 27

Kepekaan Acinetobacter baumannii


pada Specimen Sputum thd AB di RSHJ
Periode Juli- Desember 2013
70

67

67 67

67

60

67

67

50

50
33

40

33

30
(%)

20
10
VA
N

M
ER
O
P
P
IP
ER
/T
A
Z

IM
IP

IP

R
O

0
C

EF
R
I

EF
P

SU
LB

EF
EP

A
M
IK

Analisa tabel. 27
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepekaan antibiotic terhadap Acinetobacter
baumannii pada specimen sputum adalah Amikacin 67%, Cefoperazone 67%,
Sulbactam 67%, Ceftazidime 67%, Levofloxacin 67%, Piperacillin/Tazobactam
67%, Cefpirom 50%, Fosfomycin 33%, Cefepime 33%, Imipenem 0%, Cefriaxon
0%, Meropenem 0%, Cefotaxim 0%, Cefuroxime 0% dan Amox+Clavulanc Acid 0%.

8. Kepekaan Kuman Terhadap Antibiotik Pada Specimen Pus di Ruang


Rawat Inap dan Rawat Jalan Rumah Sakit Haji Jakarta Periode Juli
Desember 2013.
Tabel. 28

Kepekaan Staphylococcus aureus


pada Specimen Pus thd AB di RSHJ
Periode Juli- Desember 2013
100

100

100

100

100

90

100
90 90

88

90

80

80

70

70
60

50

50
(%)

40

30

30

20

20
10
ER
/T
A
Z
IP
P

M
ER
O
P

IM
IP

EF
U
R
C

I
EF
P
C

EF
O
P
C

A
M
IK

Analisa tabel. 28
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepekaan antibiotic terhadap Staphylococcus
aureus pada specimen pus adalah Amox+Clavulanc Acid 100%, Sulbactam
100%, Ciprofloxacin 100%, Imipenem 100%, Ofloxacin 100%, Cefpirom 90%,
Vancomycin 90%, Teicoplanin 90%, Meropenem 88%, Fosfomycin 80%,
Cefotaxim 70%, Cefepime 50% Ceftazidime 30%, dan Oxacilin 20%.

Tabel. 29

Kepekaan Escherichia coli


pada Specimen Pus thd AB di RSHJ
Periode Juli- Desember 2013
100
100
90

100100

100

86

86

80
70
60
50
(%)

57
43

57 57 57 57 57

50

43

40

25

30
20
10

ER
/T
A
Z
IP
P

M
ER
O
P

IM
IP

EF
U
R
C

I
EF
P
C

EF
O
P
C

A
M
IK

Analisa tabel. 29
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepekaan antibiotic terhadap Escherichia coli
pada specimen pus adalah Sulbactam 100%, Fosfomycin 100%, Imipenem 100%,
Meropenem 100%, Amikacin 86%, Piperacillin/Tazobactam 86%, Ceftazidime
57%, Cefepime 57%, Cefotaxim 57%, Cefpirom 57%, Cefriaxon 57%, Cefuroxime
57%, Levofloxacin 50%, Amox+Clavulanc Acid 43%, Cefoperazone 43%, dan
Ciprofloxacin 25%.

Tabel. 30

Kepekaan Klebsiella pneumoniae


pada Specimen Pus thd AB di RSHJ
Periode Juli- Desember 2013
100

100

100100100

100
90
80
70
60

50 50 50

50 50 50 50 50

50

50

50
(%)

40
30
20
10
ER
/T
A
Z
IP
P

M
ER
O
P

IM
IP

EF
U
R

I
EF
P
C

EF
O
P
C

A
M
IK

Analisa tabel. 30
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepekaan antibiotic terhadap Klebsiella
pneumonia

pada specimen pus adalah Amikacin 100%, Imipenem 100%,

Meropenem 100%, Sulbactam 100%, Levofloxacin 100%, Fosfomycin 50%,


Amox+Clavulanc Acid 50%, Cefepime 50%, Cefoperazone 50%, Cefotaxim 50%,
Cefpirom

50%,

Ceftazidime

50%,

Cefriaxon

Piperacillin/Tazobactam 50% dan Ciprofloxacin 0%.

50%,

Cefuroxime

50%,

Tabel. 31

Kepekaan Acinetobacter baumannii


pada Specimen Pus thd AB di RSHJ
Periode Juli- Desember 2013
67

70
60
50
40

33

33 33

33 33 33

33

33

33

30
(%)

20
10

IP

ER
/T
A
Z

M
ER
O
P

IM
IP

EF
U
R

EF
P

EF
O
P

A
M
IK

Analisa tabel. 31
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepekaan antibiotic terhadap Acinetobacter
baumannii pada specimen pus adalah Fosfomycin 67%, Amikacin 33%,
Cefoperazone 33%, Sulbactam 33%, Cefpirom 33%, Ceftazidime 33%, Cefriaxon
33%, Ciprofloxacin 33%, Levofloxacin 33%, Piperacillin/Tazobactam 33%, Cefepime
0%, Imipenem 0%, Meropenem 0%, Cefotaxim 0%, Cefuroxime 0% dan
Amox+Clavulanc Acid 0%.

9. Kepekaan Kuman Terhadap Antibiotik Pada Specimen Darah di Ruang


Rawat Inap dan Rawat Jalan Rumah Sakit Haji Jakarta Periode Juli
Desember 2013.
Tabel. 32

Kepekaan Staphylococcus aureus


pada Specimen Darah thd AB di RSHJ
Periode Juli- Desember 2013
100

100

100100

100
90
80

67

70

67

60

50

50
(%)

40

33

33 33

30
20
10
ER
/T
A
Z
P

IP

M
ER
O
P

IM
IP

EF
U
R

EF
P

EF
O
P

A
M
IK

Analisa tabel. 32
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepekaan antibiotic terhadap Staphylococcus
aureus pada specimen darah adalah Vancomycin 100%, Teicoplanin 100%,
Fosfomycin

100%,

Ofloxacin

100%,

Sulbactam

67%,

Imipenem

67%,

Meropenem 50%, Amox+Clavulanc Acid 33%, Cefotaxim 33%, Cefpirom 33%,


Cefepime 0%, Ceftazidime 0%, Ciprofloxacin 0%, dan Oxacilin 0%.

10. Kepekaan Kuman Terhadap Antibiotik Pada Specimen Sputum di


Ruang ICU Rumah Sakit Haji Jakarta Periode Juli Desember 2013.
Tabel. 33

Kepekaan Klebsiella pneumoniae


pada Specimen Sputum thd AB di ICU RSHJ
Periode Juli- Desember 2013
100

100

100

80 83

50 50
33

50
33

50

50

50

33

VA
N

M
ER
O
P
P
IP
ER
/T
A
Z

IM
IP

R
O
IP
C

EF
R
I
C

I
EF
P

SU
LB

EF
EP

17

A
M
IK

(%)

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

100

Analisa tabel. 33
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepekaan antibiotic terhadap Klebsiella
pneumonia

pada specimen sputum di Ruang ICU adalah Amikacin 100%,

Imipenem 100%, Meropenem 100%, Sulbactam 100%, Fosfomycin 83%,


Ciprofloxacin 80%, Cefepime 50%, Cefoperazone 50%, Cefpirom 50%,
Cefriaxon

50%,

Levofloxacin

50%,

Piperacillin/Tazobactam

50%,

Amox+Clavulanc Acid 33%, Cefotaxim 33%, Ceftazidime 33% dan Cefuroxime 17%.

Tabel. 34

Kepekaan Acinetobacter haemolyticus


pada Specimen Sputum thd AB di ICU RSHJ
Periode Juli- Desember 2013
100

100

100

100
80
60

40

40
(%)

20

20

20

20
VA
N

M
ER
O
P
P
IP
ER
/T
A
Z

IM
IP

IP

R
O

0
C

EF
R
I

EF
P

EF
EP

A
M
IK

SU
LB

Analisa tabel. 34
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepekaan antibiotic terhadap Acinetobacter
haemolyticus pada specimen sputum di Ruang ICU adalah Sulbactam 100%,
Ciprofloxacin 100%, Levofloxacin 100%, Fosfomycin 40%, Cefoperazone 20%,
Ceftazidime 20%, Piperacillin/Tazobactam 20%, Amikacin 0%, Cefepime 0%,
Imipenem 0%, Cefpirom 0%, Cefriaxon 0%, Meropenem 0%, Cefotaxim 0%,
Cefuroxime 0% dan Amox+Clavulanc Acid 0%.

Tabel. 35

Kepekaan Staphylococcus aureus


pada Specimen Sputum thd AB di ICU RSHJ
Periode Juli- Desember 2013
100100
75

75

75 75
50 50

VA
N

M
ER
O
P
P
IP
ER
/T
A
Z

IM
IP

IP

R
O

EF
R
I
C

25

EF
P

SU
LB

25

EF
EP

25 25

A
M
IK

(%)

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Analisa tabel. 35
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepekaan antibiotic terhadap Staphylococcus
aureus pada specimen sputum di Ruang ICU adalah Vancomycin 100%,
Teicoplanin 100%, Sulbactam 75%, Fosfomycin 75%, Cefpirom 75%, Imipenem
75%, Ciprofloxacin 50%, Ceftazidime 50%, Meropenem 25%, Amox+Clavulanc Acid
25%, Cefotaxim 25%, Cefepime 25% , dan Oxacilin 0%.

Tabel. 36

Kepekaan Acinetobacter baumannii


pada Specimen Sputum thd AB di ICU RSHJ
Periode Juli- Desember 2013

IP

IM
IP

R
O

0
C

50

VA
N

50

EF
R
I

EF
P

EF
EP
C

50

SU
LB

50 50 50

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
A
M
IK

(%)

100

M
ER
O
P
P
IP
ER
/T
A
Z

100

Analisa tabel. 36
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepekaan antibiotic terhadap Acinetobacter
baumannii pada specimen sputum di Ruang ICU adalah Amikacin 100%,
Cefpirom

100%,

Cefepime

50%,

Cefoperazone

50%,

Sulbactam

50%,

Ceftazidime 50%, Levofloxacin 50%, Piperacillin/Tazobactam 50%, Fosfomycin


0%, Imipenem 0%, Cefriaxon 0%, Meropenem 0%, Cefotaxim 0%, Cefuroxime 0%
dan Amox+Clavulanc Acid 0%.

B. PENCAPAIAN INVESTASI
Investasi yang dimiliki Panitia PPI saat ini adalah Satu unit komputer beserta
printernya, dua buah meja kerja dan dua buah kursi.

C. MASALAH DAN KENDALA YANG DIHADAPI SEMESTER I TAHUN 2013


N

NAMA

Masalah / Kendala Yang

o
1

PROGRAM
Pencegahan

Dihadapi
Ditimbulkan
Dilakukan
Motivasi dan pengetahuan Angka
HAIs Resosialisasi

dan

petugas

Pengendalian

mengimplementasikan

Infeksi

kewaspadaan

kesehatan

Akibat Yang

untuk diatas

Solusi Yang

target tentang

( Angka VAP pencegahan

standar 30

belum optimal

targetnya

) VAP di Ruang
ICU

adalah 15 Evaluasi SPO


yang

terkait

dengan
2

Pendidikan

Program

dan pelatihan

untuk

diklat/IHT

seluruh

PPI Pengetahuan

karyawan karyawan

ventilator.
Melakukan
sosialisasi

RSHJ tidak terlaksana karna tentang PPI

langsung

dari

efisiensi biaya dari Instalasi tidak optimal

unit

unit,

Diklat RSHJ

tentang

ke

kewaspadaan
3

Penggunaan

Pemeriksaan uji mikrobiologi Data Pola

isolasi
Sedang proses

antibiotik

(kultur) msh jarang

kuman dan

koordinasi

rasional

dilakukan di RSHJ,

resistensi

dengan

beberapa kemungkinan

antibiotik tidak

laboratorium

penyebabnya adalah:

optimal

dan keuangan

Biaya kultur mahal, alat

Program kerja

agar

masih manual sehingga

Tim PPRA

kultur

hasilnya tidak optimal,

belum

menggunakan

kesadaran untuk melakukan

terlaksana

biaya

paket

rujukan

(lebih

kultur masih kurang.

biaya

murah).
Melakukan
pertemuan Tim
PPRA

BAB III
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM PENCAPAIAN KINERJA
A. Faktor Internal
1. Strenght ( Kekuatan )
a. Pelayanan
Rumah Sakit Haji Jakarta dalam menjalankan fungsinya sebagai salah
satu sarana pelayanan kesehatan, disamping memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat umum, juga sebagai rujukan pasien
jamaah haji.
Untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu, Rumah Sakit Haji
Jakarta telah menerapkan system manajemen mutu akreditasi tingkat
dasar (lima pelayanan) oleh Badan Akreditasi Departemen Kesehatan RI
pada bulan April 1998 dan telah mendapat Akreditasi Penuh Tingkat
Lengkap 16 Standar Pelayanan pada tanggal 9 Desember 2009 dari
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Depertemen Kesehatan RI.
Selain menerapkan sistem manajemen mutu

akreditasi rumah sakit,

Rumah Sakit Haji Jakarta juga telah mendapatkan sertifikat ISO


9001:2008 untuk semua pelayanan. Saat ini Rumah Sakit Haji Jakarta
sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi akreditasi rumah sakit
versi 2012 dimana focus dari akreditasi tersebut adalah keselamatan
pasien termasuk didalamnya adalah Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit Haji Jakarta.
b. Keuangan
Kesiapan Rumah Sakit Haji Jakarta untuk memberikan pelayanan yang
bermutu adalah dalam bentuk dukungan dana dari managemen/ Direksi
Rumah Sakit Haji Jakarta untuk menghadapi akreditasi Rumah Sakit
versi 2012 dan terlaksanannya program kerja Panitia Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Haji Jakarta.
c. Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Bentuk dukungan managemen / Direksi Rumah Sakit Haji Jakarta untuk
meningkatkan mutu dengan melakukan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit Haji Jakarta yaitu dengan membentuk Organisasi
yang disebut Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
Haji Jakarta yang anggotanya terdiri dari semua unit dan profesi yang ada
di Rumah Sakit Haji Jakarta dengan kualifikasi sudah mengikuti pelatihan

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit dimana kegiatannya


dibentuk dalam sebuah program kerja.
d. Regulasi
Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Haji Jakar ta
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya melalui kegiatan Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi, mengacu pada Pedoman dan Kebijakan yang
sudah ada baik internal maupun eksternal.
2. Weaknees ( Kelemahan )
Program kerja Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
Haji Jakarta adalah Pencegahan dan Pengendalian Infeksi melalui
implementasi kewaspadaan isolasi, Surveilans HAIs, Pendidikan dan
Pelatihan, Penggunaan antibiotic rasional, dan audit program PPI.
Dari beberapa program di atas, Implementasi program penggunaan
antibiotic rasional mempunyai hambatan yang sangat berarti diantaranya
adalah :
a. Keuangan
Dasar dari penggunaan antibiotic rasional adalah adanya pedoman /
Formularium Antibiotik Rumah Sakit Haji Jakarta dengan pola kuman
dan uji resistensi sebagai dasarnya. Data Pola kuman dan uji resistensi
di Rumah Sakit Haji Jakarta belum optimal karena pelaksanaan kultur /
uji mikrobiologi masih merupakan barang langka di RSHJ karena
biayanya yang mahal dan hasilnya lama.
b. Sumber Daya Manusia
Kompetensi / keahlian khusus bagi petugas yang melakukan uji
mikrobiologi di Rumah Sakit Haji Jakarta masih perlu ditingkatkan.
Rumah Sakit Haji Jakarta juga belum mempunyai Tim Program
Pengendalian Resistensi Antimikroba (Tim PPRA)
c. Sarana dan Prasarana
Alat uji mikrobiologi yang digunakan di RSHJ masih manual, sehingga
kemampuannya sangat terbatas baik dari kuantitas maupun kualitas.

1.

B. Faktor Eksternal
Oportunity / Peluang
Rumah Sakit Haji Jakarta merupakan Rumah Sakit Tipe B yang terletak di
Jakarta Bagian Timur, dimana beberapa Rumah Sakit swasta maupun
Rumah Sakit Pemerintah dari berbagai tipe juga berdiri di sekitarnya. Hal
ini bisa dijadikan sebagai peluang bagi RSHJ untuk meningkatkan sarana

dan prasarana sehingga Rumah Sakit Haji Jakarta menjadi rujukan bagi
2.

rumah sakit disekitarnya.


Threat ( Ancaman )
Dengan banyaknya rumah sakit yang berdiri di sekitar Rumah Sakit Haji
Jakarta menuntut RS Haji Jakarta untuk meningkatkan mutu pelayanannya.
Salah satu indikator tingginya mutu pelayanan di rumah sakit adalah
rendahnya angka HAIs ( Infeksi Nosokomial ). Jika rumah sakit mempunyai
angka HAIs yang tinggi berarti keselamatan pasien di rumah sakit tersebut
tidak terjamin, mutu pelayananya rendah, citra rumah sakit juga menurun,
kepercayaan pasien menurun, pelanggan menurun dan pada akhirnya
pendapatan rumah sakit juga menurun.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Haji Jakarta dalam
menjalankan tugas dan fungsinya untuk menekan penyebaran Infeksi di rumah
sakit, mempunyai Program kerja yang meliputi Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi melalui implementasi kewaspadaan isolasi, Surveilans HAIs, Pendidikan
dan Pelatihan, Penggunaan antibiotic rasional, dan audit program PPI.
Surveilans HAIs dapat dilaksanakan di semua unit rawat jalan dan rawat inap,
dengan rerata HAIs : IADP (Infeksi Aliran Darah Primer) 0,8, ISK(Infeksi
Saluran Kemih) 0,6, IDO (Infeksi Daerah Operasi) 0,04%, VAP (Ventilator
Associated Pneumonia) 30 , Decubitus 2,1 dan Plebitis 13 ( Target/
Standar Pelayanan Minimal untuk HAIs adalah 15 atau 1,5% ).
Pendidikan dan Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi pada seluruh
karyawan direncanakan dilakukan melalui In House Training/ IHT, namun untuk
efesiensi biaya kami melakukan sosialisasi kewaspadaan isolasi ( Kebersihan
Tangan sebagai prioritas ) dari ruangan ke ruangan dan melalui sosialisasi
akreditasi RS 2012 sehingga tercatat 96% karyawan sudah tersosialisasi
program tersebut.
Angka kepatuhan melakukan kebersihan tangan meningkat dari 75% di Tahun
2012 menjadi 92% di Tahun 2013 ( Kepatuhan melakukan kebersihan tangan
dikatakan baik bila mencapai angka

85% ).

Hasil pemetaan kuman pada semester II Tahun 2013 diketahui bahwa kuman
penyebab infeksi di RSHJ adalah 53% Gram Positif dan 47% Gram Negatif.
Lima Kuman terbesar pada semester II ( periode Juli Desember ) 2013
adalah

Staphylococcus

aureus

(25%),

Klebsiella

pneumonia(13%),

Escherichia coli ( 11% ), Acinetobacter baumannii ( 8% ), dan Acinetobacter


haemolyticus (6,5% ). sedangkan Lima Kuman terbesar pada semester I
( periode Jan Juni ) 2013 adalah Staphylococcus aureus (20%),
Acinetobacter baumannii ( 20% ), Escherichia coli ( 12% ), Klebsiella
pneumonia(9%), dan Streptococcus anhemolytic ( 7% ). Hanya berbeda
pada urutan ke lima.
Dari hasil uji kepekaan kuman terhadap antibiotik diketahui bahwa kepekaan
antibiotik terhadap :
Staphylococcus aureus adalah Sulbactam 91%, Vancomycin 91%, Teicoplanin
87%, Imipenem 86%, Ofloxacin 80%, Cefpirom 74%, Fosfomycin 74%,
Meropenem 70%.

Klebsiella pneumonia adalah Amikacin 100%, Imipenem 100%, Meropenem


100%, Sulbactam 92%, Fosfomycin 83%, Ciprofloxacin 75%, Levofloxacin 75%.
Escherichia coli adalah Sulbactam 100%, Fosfomycin 100%, Imipenem 100%,
Meropenem 100%, Amikacin 90%, Ceftazidime 70%, Piperacillin/Tazobactam
70%.
Acinetobacter

baumannii

adalah

Amikacin

57%,

Cefoperazone

57%,

Sulbactam 57%, Ceftazidime 57%, Fosfomycin 57%, Levofloxacin 57%,


Piperacillin/Tazobactam 57%
Acinetobacter haemolyticus adalah Sulbactam 100%, Levofloxacin 100%,
Ciprofloxacin 83%.
Pada prinsipnya beberapa program PPI dapat diimplementasikan dengan baik
walaupun ada beberapa hambatan namun dapat diatasi dengan baik. Ada satu
Program PPI yaitu program penggunaan antibiotic rasional yang belum berjalan
dengan optimal, beberapa faktor penyebabnya adalah belum optimalnya
pemeriksaan / uji mikrobiologi baik dari segi alat/metode yang digunakan (masih
manual), jumlah specimen maupun jenis antibiotic yang digunakan untuk uji
resistensi.
B. SARAN
Dilihat dari beberapa kendala yang dihadapi oleh Panitia PPI RSHJ dalam
menjalankan tugasnya, terutama implementasi program Penggunaan antibiotic
rasional, Panitia PPI RSHJ mengusulkan :
1. Agar biaya pemeriksaan mikrobiologi dan uji resistensi mikroba tidak terlalu
mahal, kami menyarankan untuk menggunakan biaya rujukan sehingga jauh
lebih murah, bila biaya uji mikrobiologi dan uji resistensi mikroba murah
diharapkan kuantitasnya pun meningkat, sehingga mendukung untuk
dilengkapinya sarana / alat yang lebih canggih (tidak manual) supaya
kualitas hasil pemeriksaan mikrobiologi dan uji resistensi mikroba lebih
optimal.
2. Agar laboratorium melakukan uji sensitivitas dengan menggunakan antibiotik
yang sesuai dengan standar obat RS haji Jakarta dan tidak menggunakan
cara manual khususnya untuk uji mikrobiologi pada specimen darah.
Jakarta, Januari 2014
No
:
/RSHJ/K.Mutu/I/2014
Lamp : 1 (Satu ) Berkas
Hal
: Laporan Kinerja Tahun 2013
Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Kepada Yth:
Dr.dr. Sutoto, M.Kes

Wadir Pelayanan dan SDM


Di Tempat.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bersama ini kami sampaikan Laporan Kinerja Tahun 2013 Panitia Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Haji Jakarta.
Adapun Pencapaian Program Kerja Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Tahun 2013 adalah sebagai berikut :
1. Surveilans HAIs dapat dilaksanakan di semua unit rawat jalan dan rawat inap,
dengan rerata HAIs : IADP (Infeksi Aliran Darah Primer) 0,8, ISK (Infeksi
Saluran Kemih) 0,6, IDO (Infeksi Daerah Operasi) 0,04%, VAP (Ventilator
Associated Pneumonia) 30 , Decubitus 2,1 dan Plebitis 13 ( Target/
Standar Pelayanan Minimal untuk HAIs adalah 15 atau 1,5% ).
2. Pendidikan dan Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi pada
seluruh karyawan direncanakan dilakukan melalui In House Training/ IHT,
namun untuk efesiensi biaya kami melakukan sosialisasi kewaspadaan isolasi
( Kebersihan Tangan sebagai prioritas ) dari ruangan ke ruangan dan melalui
sosialisasi akreditasi RS 2012 sehingga tercatat 96% karyawan sudah
tersosialisasi program tersebut.
3. Angka kepatuhan melakukan kebersihan tangan meningkat dari 75% di Tahun
2012 menjadi 92% di Tahun 2013 ( Kepatuhan melakukan kebersihan tangan
dikatakan baik bila mencapai angka 85% ).
4. Hasil pemetaan kuman pada semester II Tahun 2013 diketahui bahwa kuman
penyebab infeksi di RSHJ adalah 53% Gram Positif dan 47% Gram Negatif.
Lima Kuman terbesar pada semester II ( periode Juli Desember ) 2013
adalah Staphylococcus aureus (25%), Klebsiella pneumonia(13%),
Escherichia coli ( 11% ), Acinetobacter baumannii ( 8% ), dan
Acinetobacter haemolyticus (6,5% ).
Dari hasil uji kepekaan kuman terhadap antibiotik diketahui bahwa kepekaan
Antibiotik terhadap :
Staphylococcus aureus adalah Sulbactam 91%, Vancomycin 91%,
Teicoplanin 87%, Imipenem 86%, Ofloxacin 80%, Cefpirom 74%, Fosfomycin
74%, Meropenem 70%.
Klebsiella pneumonia
adalah Amikacin 100%, Imipenem 100%,
Meropenem 100%, Sulbactam 92%, Fosfomycin 83%, Ciprofloxacin 75%,
Levofloxacin 75%.
Escherichia coli adalah Sulbactam 100%, Fosfomycin 100%, Imipenem
100%,
Meropenem
100%,
Amikacin
90%,
Ceftazidime
70%,
Piperacillin/Tazobactam 70%.
Acinetobacter baumannii adalah Amikacin 57%, Cefoperazone 57%,
Sulbactam 57%, Ceftazidime 57%, Fosfomycin 57%, Levofloxacin 57%,
Piperacillin/Tazobactam 57%
Acinetobacter haemolyticus adalah Sulbactam 100%, Levofloxacin 100%,
Ciprofloxacin 83%.
5. Program penggunaan antibiotic rasional masih dalam proses, beberapa
kendalanya adalah biaya uji mikrobilogi dan resistensi masih mahal, alat
masih manual hasilnya tidak optimal sehingga uji mikrobiologi dan resistensi
masih jarang dilakukan di Laboratorium RSHJ.

6. Panitia PPI merekomendasikan agar biaya uji mikrobilogi dan resistensi


dilakukan dengan menggunakan biaya rujukan ( jauh lebih murah) dan tidak
menggunakan cara manual khususnya untuk uji mikrobiologi pada specimen
darah.
Demikianlah Laporan Kinerja ini kami sampaikan atas perhatian dan
rekomendasinya kami ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ketua Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Rumah Sakit Haji Jakarta

( dr. Farid Azis, Sp.THT )

Anda mungkin juga menyukai