Lipid
Nama
: Mety Tiany
NIM
:06101181320011
Kelompok
:1
Anggota
Dosen Pembimbing
I.
Nomor Percobaan
: I (Satu)
II.
III.
Nama Percobaan
: Lipid
IV.
Tujuan Percobaan
V.
Dasar Teori
Lipid adalah kelompok senyawa organic yang besar dan beragam. Umumnya tidak
larut dalam air namun larut dalam pelarut organic yang bersifat non polar seperti eter,
kloroform dan aseton dan benzene. Lipid biasanya mengacu pada pengelompokan yang
meliputi asam lemak, lilin, eikosanoid, monogliserida, digliserida, trigliserida, fosfolipid,
sphingolipids, sterol, terpen, prenols, vitamin yang larut dalam lemak lemak (seperti vitamin
A, D, E dan K) dan lain-lain.
Fungsi biologis utama lipid meliputi peran sentral mereka dalam penyimpanan energi,
sebagai komponen struktural membran sel, dan sebagai molecules pemberi sinyal.Lipids
sinyal penting dan dapat didefinisikan secara luas sebagai molekul kecil hidrofobik atau
amphipathic yang berasal seluruhnya atau sebagian oleh kondensasi berbasis carbanion dari
thioesters dan atau karbokation berbasis kondensasi unit isoprena.
Lipid dalam bentuk lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk
menjaga kesehatan tubuh manusia, selain itu juga merupakan sumber energi yang lebih
efektif dibandingkan karbohidrat dan protein, dimana 1 gram lipid dapat menghasilkan 9
kkal sedangkan untuk karbohidrat dan protein masing-masing hanya 4 kkal/gram.
Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan
yang berbeda-beda. Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol,
sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak
tidak jenuh (berbentuk cair). Lemak hewani ada yang berbentuk padat (lemak susu, lemak
babi, lemak sapi). Lemak nabati yang berbentuk cair dibedakan atas 3 golongan yakni (1)
drying oil yang membentuk lapisan keras bila mengering di udara, contohnya minyak
cat/pernis, (2) semi drying oil, contohnya minyak jagung, minyak biji kapas, dan (3) non
drying oil contohnya minyak kelapa.
Asam lemak adalah asam organic yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak,
baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat yang
mempunyai rantai karbon panjang. ( Poedjiadi : 2005)
Asam lemak yang terdiri atas rantai karbon yang mengikat semua hydrogen yang dapat
diikatnya diamakan asam lemak jenuh. Asam lemak yang mengandung satu atau lebih ikatan
rangkap dimana sebetulnya dapat diikat tambhaan atom hydrogen dinamakan lemak tidak
jenuh. Asam lemak tidak jenuh tunggal mengandung dua atau lebih ikatan rangkap.
Asam lemak adalah asam lemah, jika larut dalam air molekul asam lemak akan
terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+. Dalam hal ini pH larutan bergantung pada
konstanta keasaman dan derajat ionisasi masing-masing asam lemak. Asam lemak dapat
bereaksi dengan basa, membentuk garam.
Garam natium atau kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut dalam air dan
dikenal sebagai sabun. Molekul sabun terdiri atas rantai hidrokarbon dengan gugus COOpada ujungnya. Bagian hidrokarbon bersifat hidrofobik artinya tidak suka air atau tidak
mudah larut dalam air, sedangkan gugus COO- bersifat hidrofilik yang dapat larut dalam air.
Asam lemak yang digunakan pada sabun pada umumnya adalah asam palmitat atau
stearat. Minyak adalah ester asam lemak tidak jenuh dengan gliserol. Melalui proses
hidrogenasi dengan bantuan katalis Pt atau Ni, asam lemak tidak jenuh diubah menjadi asam
lemak jenuh, dan melalui proses penyabunan dengan basa NaOH atau KOH akan terbentuk
sabun dan gliserol
Dari dua bagian di atas, maka molekul sabun tidak sepenuhnya larut dalam air tetapi
membentuk misel. Sebagai bahan pembersih kotoran, sabun dapat mengemulsikan lemak
(fungsi emulgator). Bagian hidrofobik molekul sabun akan masuk ke dalam lemak,
sedangkan ujung yang bermuatan negatif ada dibagian luar. Dengan adanya gaya tolak antara
muatan listrik negatif, maka kotoran akan terpecah menjadi partikel kecil dan membentuk
emulsi, dengan demikian kotoran dapat terlepas dari kain dll.
VI.
Minyak goreng
Bensin
Mentega
Aquadest
Eter
NaOH 1 N
Alkohol 96%
Minyak Goreng
Tabung
Pereaksi
Hasil Pengamatan
Keterangan
1 ml Air
Tidak Larut
Polar
II
1 ml Bensin
Larut
Non Polar
III
1 ml Eter
Larut
Non Polar
IV
1 ml NaOH
Tidak Larut
Polar
1 ml Alkohol
Larut Sebagian
Semi Polar
Tabung
Pereaksi
Hasil Pengamatan
Keterangan
1 ml Air
Tidak Larut
Polar
II
1 ml Bensin
Larut
Non Polar
III
1 ml Eter
Larut
Non Polar
IV
1 ml NaOH
Tidak Larut
Polar
1 ml Alkohol
Larut Sebagian
Semi Polar
Mentega
Penyabunan Lemak
Tabung
1
IX.
NaOH
42 ml
Pemanasan
30 Menit
HCl
5 ml
Hasil
+ Bensin
Tidak Larut
+ Metano
Reaksi Kimia
Minyak
X.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan mengenai lipid. Percobaan ini
bertujuan untuk menganalisis kelarutan lemak, mengetahui sifat-sifat asam lemak melalui
reaksi penyabunan.
XI.
Kesimpulan
Lipid dapat dihidrolisis dengan suatu basa alkali dan akan menghasilkan suatu garam
natrium atau kalium yang disebut sabun.
Lipid merupakan molekul yang bersifat non polar sehingga hanya dapat larut dalam
pelarut organic non polar seperti eter, bensin, dll. dan tidak dapat larut dalam pelarut
polar seperti air, larutan NaOH.
Pada saat reaksi penyabunan, terbentuk campuran yang disebut trace yang merupakan
campuran antara minyak dan NaOH yang terlihat memisah.
Reaksi penyabunan merupakan reaksi antara asam lemah dan basa alkali yang
menghasilkan garam yang disebut sabun dan hasil samping gliserol.
XII.
Daftar Pustaka
Angesti,
Riski.
2014.
Laporan
Praktikum
Uji
Lipid
(online)
LAMPIRAN
Kelarutan Mentega
Proses Penyabunan