Anda di halaman 1dari 18

Materi Renungan Malam

Posted on Juli 27, 2012 by Dian


PARA TARUNA TERCINTA,
KITA DUDUK DI SINI BUKAN TANPA TUJUAN. KITA DUDUK DI ALAM TERBUKA, DI
TENGAH MALAM YANG GELAP ADALAH UNTUK MERENUNGI SIAPA DIRI KITA, DARI
MANA KITA BERASAL, APA HARAPAN KITA DALAM HIDUP, DAN JALAN APAKAH
YANG KITA TEMPUH UNTUK MEWUJUDKAN HARAPAN ITU SEKALIGUS KITA PERLU
TAHU, KEMANA KITA AKAN KEMBALI.
PARA TARUNA TERCINTA,
MUNGKIN BEBERAPA DI ANTARA KALIAN BERTANYA-TANYA, MENGAPA KALIAN
HARUS MENYIMAK RENUNGAN INI, YANG PASTI, RENUNGAN INI AKAN MENJADI
SAHABAT YANG BAIK BAGI KITA KARENA DIA AKAN MENYADARKAN KITA,
BERUSAHA UNTUK MENGINGATKAN KITA AKAN MAKNA HIDUP INI. MAKA DARI
ITU, SIMAKLAH RENUNGAN INI DENGAN PIKIRAN DAN HATI TERBUKA.
SECERCAH CAHAYA HATI MENGETUK KESADARAN DIRI
YA ALLAH, KAMI BERSIMPUH DI HADAPANMU KARENA KAMI SADAR TERLALU
SERING MENGKHIANATIMU, TERLALU SERING MEREMEHKANMU, TERLALU
SERING MENGABAIKAN PERINTAHMU, TERLALU SERING BERMAKSIAT PADAMU,
KAMI TERLENA DENGAN TIPU DAYA SETAN, PADAHAL KAMI TELAH BERIKRAR
ASYHADU AN LAAILAAHA ILLA ALLAH WA ASYHADU ANNA
MUHAMMDAN RASULULLAH
KAMI MENGAKU TELAH SERING MELANGGAR JANJI DAN SUMPAH KAMI, KAMI
MENGAKU BAHWA KAMI ADALAH HAMBAMU YANG TIDAK TAHU BERTERIMA
KASIH. KAMI MAKAN RIZKI PEMBERIANMU, KAMI HIRUP UDARAMU, BAHKAN KAMI
DAPAT HIDUP SEMATA-MATA KARENA KEMURAHANMU YA ROBB KAMI LUPA
ENGKAULAH YANG MENGASIHI KAMI, YANG SANGAT MENYAYANGI KAMI,
MESKIPUN KAMI SERING BERMAKSIAT PADAMU, MENUDUHMU TAK ADIL, BAHKAN
BERBURUK SANGKA PADAMU.

YA ALLAH, AMPUNILAHA DOSA-DOSA KAMI, DAN SEMUA PENGHIANATAN KAMI


PADAMU. BIMBINGLAH KAMI MENUJU JALAN YANG KAU RIDHOI YA ROBB
KAMI SEKARANG HIDUP DI MASA REMAJA, MASA YANG PENTING DALAM
PERJALANAN HIDUP KAMI, MASA YANG DIPENUHI BERBAGAI TANTANGAN, MASA
PENUH KESENANGAN DUNIA, MASA YANG DAPAT MEMBUAT KAMI JAUH DARIMU,
NAMUN KAMI TAK SADAR. BAHKAN KAMI MENGANGGAP HANYA DUNIA LAH YANG
MAMPU MEMBAHAGIAKAN KAMI. PADAHAL ENGKAULAH SATU-SATUNYA PEMUTUS
PERKARA DALAM HIDUP KAMI. HANYA ENGKAU YANG MENJADIKAN SESEORANG
BAHAGIA ATAU SENGSARA. KARENA ITU, JANGANLAH KAU TINGGALKAN KAMI
DALAM KESESATAN. JANGAN KAU BIARKAN KAMI JAUH DARI AMPUNAN DAN
RIDHOMU.
ALLAHUMMA ARINAL HAQQO HAQQO WARZUQNATTIBAAH
YA ALLAH, TUNJUKKANLAH KEPADA KAMI YANG BENAR ITU BENAR DAN BERILAH
KEKUATAN KEPADA KAMI UNTUK MELAKUKANNYA
WA ARINAL BATILA BATILA WARZUQNAJTINABAH
DAN TUNJUKKANLAH KEPADA KAMI YANG SALAH ITU SALAH DAN BERILAH
KEKUATAN KEPADA KAMI UNTUK MENGHINDARINYA.

TEKS RENUNGAN

Saat ini tidak ada yang tahu apa yang aku pikirkan dan rasakan
Hanya aku dan tuhankulah yang tahu apa isi hatiku,serta apa yang aku rencanakan
Aku akan memulai perjalanan ini dari seorang anak manusia
Yang tercipta dari setetes air hina
Yang terlahir tanpa daya,tanpa kuasa, serta tak satupun menyertainya
Selain curahan darah bunda yang bertarung pertaruhkan nyawa
Pantaskan aku melupakan asal-usulku??
Kemudian berdiri pongah, dengan setitik kuasa hendak menentang keberadaannya
Alam ini, dengan segala keteraturannya
Seluruh mahluk yang ada di bumi ini, dengan segala gerak-geriknya
Tak Satupun yang luput dari perhatian dan genggamanNya
Masih kurangkah bukti bagiku untuk keberadaan dan kuasaNya??
Pantaskah bagiku untuk menentang KuasaNya??
Kemudian berkata bahwa semua berjalan dengan sendirinya
Tanpa campur tangan kodrat dan irodratNya
Selama ini........mungkin aku hanya berfikir tentang diriku sendiri
Selama ini.........mungkin aku hanya berfikir tentang keinginanku sendiri
Pernahkah aku berpikir, bahwa disekitarku banyak yang menanti kehadiranku
Alam yang merintih karena ulah tangan yang tak punya rasa
Sesamaku yang menderita
Pernahkah aku menoleh kepada mereka?

Sekedar kuangi beban mereka


Jika mungkin tuntaskan mereka dari derita
Selama ini.....
Sudahkah aku mempunyai keberanian
Untuk mengakui segala Kesalahan dan kekuranganku?
Ataukah, aku selalu berkambing hitam kepada orang lain?
Jika kemudian, ternyata aku tak lebih dari seorang pengecut
Pantaskah Bagiku, Untuk menyatakan diri sebagai seorang ksatria?
Cobaan bagi seorang pramuka, adalah sebuah tangga untuk mencapai taraf manusia sejati
Ketabahan bagi seorang pramuka, adalah tiang penyangga yang tak boleh patah
Tabah berarti tetap berpijak kepada kebenaran
Meski Jutaan godaan menggoda, Apakah aku orang yang Tabah
Tanggung jawab bagi ksatria adalah tanggung jawab yang mulia
Tanggung jawab atas segala tindakannya
Tanggung jawab atas masa depannya
Tanggung jawab atas keluarganya
Tanggung jawab atas bangsanya
Apakah aku orang yang memiliki rasa tanggungjawab?
Apa yang telah aku lakukan untuk mewujudkan tanggung jawabku?
Apakah tindakanku selama ini dapat dipertangggungjawabkan?
Keberanian bagi seorang pramuka
Adalah keberanian berpijak pada kebenaran
Keberanian yang lemah dan teraniaya
Keberanian mengakui kelemahannya
Keberanian untuk mempertanggungjawabkan tindakannya
Apakah aku seorang yang berani?
Bakti bagi seorang ksatria adalah pengabdian tanpa pamrih
Ketulusan yang tak ternoda oleh kemunafikan
Apakah aku orang yang berbakti?
Berbakti kepada tuhan?
Berbakti kepada orang tua?
Berbakti kepada nusa dan bangsa?
Berbakti kepada sesama?

Seorang Ksatria,bekerja bukan karena atasan


Bukan Karena upah dan pujian
Tetapi...........dia bekerja karena panggilan jiwa dan hati nuraninya
Jika demikian, maka dia adalah orang yang merdeka?
Apakah aku orang yang merdeka??
Yang dapat melepaskan segala pamrih atas apa yang dilakukan
Kesucian bagi pramuka adalah kejernihan hati, pandangan dan cara berpikir
Yang mampu menembus ruang dan waktu
Yang mampu menembus kekuasaan sang pemegang sukma
Sucikah pikiranku,hatiku,perkataan dan perbuatanku??
Sekarang aku semakin tahu akan diriku,
Dengan menyebut asmaNya
Maka mulai saat ini aku akan.................(jawablah dalam hatimu)

RENUNGAN ANAK
TERHADAP ORANG TUA Oleh :
Madinah, S.Pd
Posted on April 30, 2012

Terkadang tanpa sadar kita melupakan begitu saja sikap, perbuatan dan
perlakuan kita kepada orang lain atau kepada saudara kita atau mungkin
kepada orang yang berjasa dalam melahirkan kita di dunia ini yaitu ibu dan
bapak kita. Terkadang kita memperlakukan ibu kita ibarat seorang pembantu
yang dengan entengnya tanpa dosa kita menyuruh beliau untuk untuk
melayani semua kebutuhan, mulai dari mencuci pakaian dan menyiapkan
makan. Tanpa kita sadari kerkadang kita membentak dan marah kepada orang
tua kita kalau apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan harapan kita pada
itu adalah dosa besar.
Bapak dan ibu adalah dua sosok yang seharusnya kita muliakan, kita hormati
dan kita perlakukan bak laksana seorang raja dan permaisurinya. Yang kita siap
sedia membantu meringankan beban hidupnya, meringankan pekerjaannya
bukan malah sebaliknya kita membuat mereka seolah-olah tak berhenti bekerja.
Dikala kita masih dikandungan mereka dengan ikhlas merawat kita, membawa
kita kemanapun mereka pergi walupun dengan beban yang sangat berat. Belum
lagi ketika mau melahirkanpun seorang ibu berjuang antara hidup dan mati
untuk bisa melahirkan kita ke dunia ini
Setelah lahir dengan selamat kitapun disambut dengan riang gembira, tanpa
merasakan lagi sakit yang amat sangat. Seolah-olah sakit yang baru saja ia
rasakan sudah sembuh dengan kehadiran kita. Belum lagi kekhawatiran kedua
orang tua kita ketika usia kita menginjak dewasa merekapun dengan susah
payah mencarikan uang untuk menyekolahkan kita bila perlu mencarikan
lembaga pendidikan yang favorit atau yang bisa membuat kehidupan kita lebih
baik dari kehidupan yang sedang mereka jalani saat ini.
Bahkan untuk seorang anaknya seorang ibu atau ayah rela untuk
mengorbankan semua harta bendanya dikala kita sakit atau disaat kita

membutuhkan uang untuk melanjutkan sekolah, mereka dengan rela menjual


harta benda yang mereka miliki, agar anaknya bisa menjadi sukses dan
berhasil.
Begitu besar pengorbanan orang tua kepada kita tapi balasan bagi mereka
malah sebaliknya. Benarlah apa yang dikatakan Peribahasa air susu
dibalas dengan air tuba. Ayah dan ibu kita menyayangi kita sepenuh hati
tapi kita menyanginya separoh hati.. Padahal kita bisa membalas budi kepada
orang tua kita.?! mana susu yang kita minum yang diberikan oleh ibu kita
dengan ikhlas tanpa minta imbalan sedikitpun..?! mana bubur yang selalu kita
makan setiap hari, mana baju yang kita pakai setiap hari, mana uang sekolah
dan uang jajan yang kita pakai untuk kesenangan kita dan mana .(masih
banyak lagi) yang seandainya bapak ibu kita minta imbalan itu tentu kita tidak
bisa membalasnya walaupun dengan uang banyak sekalipun.
Salah satu bentuk kedurhakaan seorang anak terhadap orang tuanya yang
sering dilakukan adalah dengan berkata-kata kasar. Padahal Ibu selalu
melayaninya kebutuhan kita walau terkadang diluar kemampuannya dengan
ridha dan ikhlas terhadap anak-anaknya meskipun mereka dalam keadaan
sedang sakit.
Marilah dengan kegiatan perkemahan ini kita tunjukan kemandirian kita,
perubahan prilaku kita dari kekanak-kanakan, manja dan ketergantungan
menuju pada kedewasaan, bertindak dan bertanggung jawab dan berguna bagi
agama bangsa dan negara . ini sebagai pengharapan dari tiga orang tua
Bagi orang tua, anak merupakan harta yang paling bermanfaat bagi dunia dan
akhirat. Oleh karena itu, orang tua melakukan berbagai upaya untuk
keberhasilan anak-anaknya, apapun yang dilakukan oleh orang tua pada
ujungnya adalah untuk kebahagiaan anak-anaknya. Upaya orang tua untuk
keberhasilan anak, mereka rela berkorban jiwa raganya untuk mencarikan biaya
dan berdoa siang malam untuk keselamatan dan keberhasilan dambaan
hatinya. Disinilah kita perlu memahami perjuangan yang mendalam terhadap
pengorbanan orang tua. Dengan jalan perenungan pada saat dimana orang tua
sedang beraktifitas dibawah teriknya matahari, dapat kita bayangkan orang
tuanya petani pasti disibukkan oleh ladang dan cangkulnya, guru disibukan oleh
murid dan kenakalannya, pegawai pasti disibukkan oleh tugas dan dimarahi

atasannya dan orang tuanya pedagang disibukan oleh barang perniagaan dan
untung maupun kerugianya.
Jerih payah orang tua yang diperoleh dengan kerja keras tersebut dikirimkan
untuk keperluan biaya sekolah, biaya untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan
sering sebagian orang tua terpaksa menjual berbagai harta yang dimilikinya
untuk mampu membiayai berbagai kebutuhan anaknya untuk melanjutkan
pendidikan guna meningkatkan kualitas taraf hidupnya.
Sebagian orang tua tidak mengharapkan apapun dari perjuangan yang
dilakukannya, tetapi hanya sebuah kebanggaan baginya karena sudah mampu
mendidik anak-anaknya lebih sukses darinya. Walau sebagaian petani, jika
anaknya sudah sarjana dan sukses, tetap menjadi petani dan pekerja bangunan
pun juga seperti itu.
Oleh karena itu, perjuangan orang tua tentu tidak boleh disia-siakan, karena
menyangkut dengan kesuksesan si anak. Orang tua selalu berupaya untuk
mendorong anak-anaknya agar selalu sukses. Selain itu jangan sekedar mencari
gelar sarjana jikalau tidak memiliki kualitas, tetapi harus menjadi sarjana
berkualitas. Sebab selain mampu membahagiakan orang tua juga memberikan
manfaat bagi diri sendiri.
Sesungguhnya jasa dan pengorbanan yang telah diberikan oleh kedua orang tua
kita kepada kita hingga sekarang ini tidak terhitung banyaknya. Ibu yang
mengandung kita selama 9 bulan lamanya, kemudian melahirkan kita dengan
mempertaruhkan nyawanya. Ketika kita masih bayi yang tak berdaya, tanpa
merasa jijik mereka membersihkan kotoran-kotoran disaat kita pipis dan buang
air besar, dengan rasa sabar mereka menghadapi kemarahan, rengekan, dan
kenakalan kita serta dengan penuh kasih sayang mereka memberikan kita
makan dan minum, dengan penuh cinta kita diberi pakaian dan pendidikan
untuk masa depan kita.
Namun, mampukah kita untuk membalas segala pengorbanan yang telah
mereka berikan?. Seandainya jika kita merasa kesal dengan mereka disaat
mereka sudah tua yang menjadikan kelakuannya kembali seperti anak-anak,

dan bahkan seandainya orang tua kita tidak berdaya untuk buang air sehingga
kita yang membersihkannya kita mesti harus ingat kesabaran disaat mereka
menghadapi dan merawat kita dengan penuh cinta dan harapan agar kita
selamat dan panjang umur. Oleh karena itu hendaknya kita harus selalu berbakti
pada orang tua kita dan senantiasa mendoakan mereka, agar segala dosadosanya yang mungkin pernah diperbuat baik sengaja ataupun tidak supaya
mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

Waktu kamu berumur 1 tahun


dia menyuapi dan memandikanmu
sebagai balasannya
kau menangis sepanjang malam
Waktu kamu berumur 2 tahun
dia mengajarimu cara berjalan
sebagai balasannya
kau kabur saat dia memanggilmu
Waktu kamu berumur 4 tahun
dia memberimu pensil untuk mewarnai
sebagai balasannya
kau corat coret dinding rumah dan meja makan
Waktu kamu berumur 7 tahun
dia memberikanmu bola
sebagai balasannya
kau lemparkan bola ke jendela tetangga
Waktu kamu berumur 10 tahun
dia mengantarkanmu ke mana saja,
dari kolam renang sampai pesta ulang tahun
sebagai balasannya
engkau bermain asyik dengan temanmu
sampai tidak dengar panggilan orang tuamu
Waktu kamu berumur 13 tahun
dia menyarankanmu untuk memotong rambut
karena sudah waktunya

sebagai balasannya
kau bilang mama tidak tahu mode
Waktu engkau berumur 15 tahun
dia pulang kerja ingin memelukmu
sebagai balasannya
kau kunci pintu kamarmu
Waktu engkau berumur 18 tahun
dia menangis terharu ketika engkau lulus SMA
sebagai balasannya
kau berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi
Waktu engkau berumur 19 tahun
dia membayar semua kuliahmu
dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama
sebagai balasannya
kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang
biar nggak malu sama teman-teman
karena orang tuamu jelek
Waktu engkau berumur 20 tahun
dia bertanya Dari mana saja seharian ini?
sebagai balasannya
kau menjawab Ah cerewet amat sih
mau tau urusan anak muda
Waktu engkau berumur 25 tahun
dia membantumu membiayai pernikahanmu
sebagai balasannya
engkau pindah ke kota lain
menjauhi orang tuamu
Waktu engkau berumur 30 tahun
dia memberimu nasehat
bagaimana merawat bayimu
sebagai balasannya
engkau katakan
Sekarang zamannya sudah beda, Ma

Waktu engkau sudah jadi orang sukses


dia menelponmu untuk diantar ke acara syukuran
salah satu saudara dekatmu
sebagai balasannya
engkau jawab Aku sibuk sekali,
Banyak kerjaan kantor, Ma
Waktu engkau berumur 35 tahun
dia sakit-sakitan sehingga
memerlukan perawatanmu
sebagai balasannya
engkau baca tentang pengaruh negatif orang tua
yang numpang tinggal di rumah anaknya
Dan hingga SUATU HARI
dia meninggal dunia dengan tenang
dan tiba-tiba engkau teringat semua
yang belum pernah engkau lakukan
dan itu menghantam
HATIMU bagaikan pukulan QODAM
Maka
JIKA ORANG TUAMU MASIH ADA
BERIKANLAH KASIH SAYANG DAN
PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH
ENGKAU BERIKAN SELAMA INI
JIKA ORANG TUAMU SUDAH TIADA
INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA
YANG TELAH DIBERIKANNYA
DENGAN TULUS IKHLAS KEPADAMU
DAN DOAKANLAH
MOHONKANLAH KEPADA ALLAH
AMPUNAN BAGI KEDUANYA

Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua


telah mendidik aku waktu kecil
(QS. Al Israa:24)
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orangorang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)
(QS. Ibrahim:41)
Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku
dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan
janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain
kebinasaan
(QS. Nuh:28)

Renungan Anak untuk Orang Tua (kutipan)


Cobalah katakan pada dirimu, cobalah renungkan.
Katakanlah
Saya ada karena kehendak Allah , saya dilahirkan oleh ibu saya, saya dididik
agar menjadi anak yang berguna bagi keluarga, orang tua saya selalu mendidik
saya dengan KASIH SAYANG.
Orang tua mencintai anaknya dengan sepenuh hati. Tak ada yang terlewatkan.
Marilah kita merenung
Beberapa tahun lalu saat kita dikandung oleh orang tua, betapa bahagia
mereka, mengharap anak yang akan lahir adalah anak yang berbakti dan selalu
sayang kepadanya.
Tapi coba renungkan, apakah kita begitu?
Saat melahirkan kita, orang tua kita merasakan sakit yang amat sangat,
menangis kesakitan, antara hidup dan mati.bahkan mungkin jika diberi pilihan

oleh tuhan antara menyelamatkan nyawanya atau nyawa bayinya, pastilah ia


akan memilih menyelamatkan bayiny, ibu memberikan kita asi waktu bay1,
menahan derita menggendong kita seharian.
Tapi apa????apakah kita saat ini cuma melihat beliau dengan penderitaannya,
mencaci makinya, melawannya, mengacuhkannya
Coba renungkan
Sekarang apa balasan kita?????
Saya juga pernah berkata yang tidak baik pada orang tua saya, membentak,
kata-kata kasar,ejekan.hampir semua anak pernah melakukannya..
RENUNGILAH SEJENAK
Pernahkah kita tahu
Setiap malam orang tua kita, ibu kita terbangun tengah malam dan menangis di
bantalnya, menangis oleh kata kata kita yang terlalu menyakitinya????
Sadarkah kita saat kita membentak ibu kita, ternyata mereka sangat sabar,
namun di belakang mereka merasakan perih di hati mereka, tangisan lirih.
Saat kita pergi meninggalkan mereka karena marah orang tua kita sangatlah
sedih.. mereka akan menyesali diri mereka, baikkah itu?
Coba renungkan anak mana yang mau melihat orang tua mereka menangis?
Mungkin kita tak pernah mau memikirkan kepedihan yang dirasakan oleh ibu
kita.
Saat kita marah, saat kita meninggalkan rumah.. ibu kita akan menangis.

Baikkah itu?senangkah kalian?anak mana yang senang membuat orangtua


mereka menangis, membuat orang tua merasa sangat tak berharga hanya
karena kata kata dan kelakuan anak mereka????
RENUNGKANLAH!!!!
Mungkin saat ini beliau masih ada, masih sehat. Dan saat ini mungkin kamu
sedang menuntut pendidikan, jauh dari orangtua. yang membuatnya sedih
Cobalah perhatikan, tiap libur akademik saat bertemu orang tua kita,
perhatikanlah rambut mereka makin memutih kulit mereka makin berkerut
sinar wajahnya makin meredup masihkah kalian belum sadar??? Kata kata
yang telah kita ucapkan yang kadang membuat mereka terbangun di tengah
malam untuk menangisi kata kata kasar, bentakan itu, namun mengapa kita tak
pernah menyadari. Mengapa kita tak mau minta maaf????
Ingatlah tak ada yang menjamin bahwa ibu kita akan tetap ada mendampingi
kita saat pulang mungkin saat kita pulang kita masih bisa menemui ibu kita
tersayang.
Tetapi rennungkanlah ketika kita pulang dan yang kita temui adalah sosok yang
telah terbujur kaku, kita tak lagi merasakan kasih sayangnya, yang kita temui
hanyalah sebuah nisan
masihkah kita ingin menyakiti hati mereka, membuat mereka menangis karena
anaknya yang selalu membentaknya, meninggalkannya dalam kemarahan??
Mungkin saat ini kita sedang bahagia, jauh dari orang tua kita? Tapi pernahkah
kita berpikir, apakah orang tua saya juga disana bahagia?

Renungan Islam
Manusia

hanyalah

pengendara

di

atas

punggung

usianya.

Digulung

hari

demi

hari,

bulan,

dan

tahun

tanpa

terasa.

Nafas kita terus berjalan seiring jalannya Waktu, setia menuntun kita ke pintu kematian..

Sebenarnya

Satu

dunialah

hari

yang

makin

berlalu,

kita

berarti

jauhi

dan

satu

liang

hari

kuburlah

pula

yang

makin

berkurang

kita

dekati.

umur

kita.

Umur kita yang tersisa di hari ini sungguh tak ternilai harganya, sebab esok hari belum tentu jadi
bagian

dari

diri

kita.

Karena

itu,

jika hari berlalu tapi tiada Kebaikan dan Kebajikan yang kita lakukan maka akan keringlah batin kita.

Jangan

tertipu

dengan

usia

muda,

karena

syarat

untuk

mati

tidaklah

harus

tua.

Jangan terperdaya dengan badan sehat, karena syarat untuk mati tidak pula harus sakit.

Teruslah

berbuat

Kritisi

semua

baik...

berkata

baik...!

yang

tidak

baik.

Walau tak banyak orang yang mengenalimu, tapi kebaikan dan kebajikan yang kita lakukanlah yang
akan menuntun kita pada kebahagiaan, dan akan dikenang oleh mereka yang kita tinggalkan...

Renungan Tentang IBU . . . . . . .

Pernahkah kita mencoba mengingat akan masa lalu..????


Sembilan bulan kita hidup dalam kandungan sang bunda
Bunda selalu membawa kita kemanapun ia pergi
Tak pernah ia berfikir untuk menanggalkan kita walau sejenak
Lalu kita pun lahir dengan tangis pertama kita menyapa dunia ini
Bunda pun selalu ikhlas merawat kita dengan penuh kasih sayang
Kadang kita telah begitu saja mengambil waktu istirahatnya dengan tangis kita di malam
harimengganti popok kita yang basah, memberikan kita air susu ketika kita lapar.
Dan kita hanya bisa menangis saja ketika itu
Kita selalu diayun, dipangku dan ditimang-timang
Lalu apa balasan kita waktu itu..????
Kita sering membuat basah baju bunda dengan air kencing kita
Dan Bunda tak pernah sekalipun memarahi kita
Usia kitapun beranjak perlahan
Ingatkah ketika hari pertama kita masuk sekolah???
Setiap pagi, Bunda selalu memandikan kita,menyuapi kitamengantar kita dan
menunggui kita
Bunda begitu sabar mengiringi hari kita di sekolah
Dan kita hanya bermain ketika itu
Lalu ketika kita beranjak remaja
Bundapun tak henti untuk menghawatirkan kita
Ketika kita sering pulang terlambat dengan berbagai alasaan
Bunda hanya menatap dengan penuh cemas
Padahal mungkin kita hanya bersenang-senang di luar sana
Ingatkah kita pada saat hari raya idul fitri
Sering bunda membelikan kita baju, sepatu, celana baru
Dengan harapan kita akan merasa senang
Ingatkah pula apa kata kita ketika itu..
Ah.bajunya udah kuno gak mau ah bunda nggak tau selera anak muda

dan bunda hanya tersenyum saja


Saat kita mengenal cinta akan sesama
Sering kita membohongi bunda hanya untuk bercinta semata
Dan bundapun tak pernah lepaskan kasih sayangnya untuk kita
Ketika bunda bilangNak.mestinya kamu sekolah dulu yang benar.jangan dulu
berpacaran.
Lantas kita hanya menjawab bu, saya udah gede, saya tau apa yg baik buat saya, ibu jangan
terlalu mengatur saya dong!!
Bunda hanya tersenyum dan menatap kita dengan penuh kasih sayang
Apakah kita ingat saat kita memasuki bangku kuliah
Bunda dengan penuh semangat memberikan biaya kuliah kita yang setinggi langit
Lalu mungkin kita juga hanya bersenang-senang saja dengan dunia yang sedikit beranjak
dewasa
Ketika kita butuh uang utk menuntaskan hasrat cinta muda kita
Sekali lagi kita sering membohongi bunda
dengan mengatakan.busaya butuh uang.untuk biaya praktikumkira-kira.sekian
juta..
Lalu bunda bilang.nak.apa tidak bisa di cicil??
Kita dengan segera menjawab..gak bisa bu.harus sekali bayar..
Kita tak pernah tahu apa yang ada di benak bunda ketika itu
Jika saja bunda tahu bahwa itu hanyalah alasan kita semata..karena mungkin saja yang
sebenarnya adalah kita butuh uang untuk mentraktir atau menyenangkan pacar tersayang
saja
Dan ternyata bunda selalu saja menyayangi dan berusaha mempercayai kita.
Pada saat kita lulus kuliah
Kita mungkin bisa melihat betapa bangganya bunda mendapati anaknya sudah menjadi
seorang sarjana menangis penuh haru bahagia bunda ketika itu
Lalu tak lama setelah itutiba-taba.
Bu.sekarang saya sudah dewasasaya ingin menikahi si anu.karena saya mencintai
diaboleh kan bu..?
Mungkin bunda akan bilang ; Nak mustinya kamu mencari kerja dulu, lalu setelah sedikit
mapan mungkin kamu bisa menikah
Lalu apa jawab kita; Bu! kalo ibu percaya, .saya sanggup untuk memberikan makan dia
tanpa ibu kasih, saya harap ibu tidak melarang niat saya untuk menikah sekarang, saya sudah
dewasa bu, bukan anak kecil yang segalanya harus ibu perhatikan!! !
Dan demi kasih sayangnya terhadap kita, maka bundapun sekali lagi meluluskan keinginan
kita, sekaligus memberikan kita sedikit bekal untuk mengarungi biduk rumah tangga kita
nanti.
Tak berapa lama setelah itu, kitapun merasa sanggup untuk hidup terpisah dari
beliau.maka sekali lagi kita merajuk pada bunda.
Pada saat bunda sudah memasuki hari tuanya, kita pun meninggalkan dia dalam hari-hari
senjanya.
Dan bunda tak pernah meminta kita untuk menemaninya karena bunda pikir anaknya sudah
mempunyai kehidupan sendiri.
Bertahun-tahun kita meninggalkan bunda dan mungkin hanya setahun sekali saja kita
menengok dia, itupun pada saat Hari Raya saja.

Lalu, ketika Bunda sakit di hari tuanya,


Mungkin bunda mengharapkan kasih sayang anaknya bisa sedikit menghibur dia.
Tapi, sering kita mengabaikan harapan bunda
Kita mungkin merasa direpotkan hanya dengan mengurusi seorang wanita tua yang sudah tak
berdaya itu, .maka dengan tanpa ragu lagi kita antarkan bunda pada sebuah panti jompo,
kita tinggalkan bunda dengan segala harapannya terhadap kita.
Lalu pada saat Allah hendak menjemput dia, kita mungkin sedang tenggelam dalam
kehidupan yang sudah menyita sebagian hati nurani kita.
Hingga satu hari terdengar bunyi dering telepon yang memberikan kabar bahwa bunda telah
tiada.
Dan aku tak berani bilang bahwa mungkin saja hati kita sudah bebal dan telinga kita sudah
tuli akan kenyataan ini.
Ada sesal mungkin di sana, .sesal yang tak akan terbalas dengan sejuta tetesan air mata kita.
Dan kitapun hanya meratapi kepergian bunda, ya bunda yang sudah mencetak kita dengan
segenap kasih sayang bunda yang tak terperi ketulusannya, sesal yang tiada guna ketika kita
tahu bunda pergi bersama setitik harapan bunda bahwa dia ingin anaknya ada ketika
hembusan nafasnya yang terakhir memutuskan kehidupannya.
Dan kita hanya terpekur menatap bekunya batu nisan bertahtakan nama bunda. Itupun jika
masih ada secuil nurani kita yang masih berwarna putih.
Kutuliskan ini, untuk mengenang bahwa bunda adalah pembawa syurga buat anaknya,
mungkin ini tak semua benar, tapi tak mustahil ini terjadi dan ada di dunia ini.
Bunda, .aku menyayangi bunda seperti aku menyayangi syurgaNYA.
Maafkan anakmu ya bunda.
Peluk cium anakmu selalu.

Anda mungkin juga menyukai