TEKS RENUNGAN
Saat ini tidak ada yang tahu apa yang aku pikirkan dan rasakan
Hanya aku dan tuhankulah yang tahu apa isi hatiku,serta apa yang aku rencanakan
Aku akan memulai perjalanan ini dari seorang anak manusia
Yang tercipta dari setetes air hina
Yang terlahir tanpa daya,tanpa kuasa, serta tak satupun menyertainya
Selain curahan darah bunda yang bertarung pertaruhkan nyawa
Pantaskan aku melupakan asal-usulku??
Kemudian berdiri pongah, dengan setitik kuasa hendak menentang keberadaannya
Alam ini, dengan segala keteraturannya
Seluruh mahluk yang ada di bumi ini, dengan segala gerak-geriknya
Tak Satupun yang luput dari perhatian dan genggamanNya
Masih kurangkah bukti bagiku untuk keberadaan dan kuasaNya??
Pantaskah bagiku untuk menentang KuasaNya??
Kemudian berkata bahwa semua berjalan dengan sendirinya
Tanpa campur tangan kodrat dan irodratNya
Selama ini........mungkin aku hanya berfikir tentang diriku sendiri
Selama ini.........mungkin aku hanya berfikir tentang keinginanku sendiri
Pernahkah aku berpikir, bahwa disekitarku banyak yang menanti kehadiranku
Alam yang merintih karena ulah tangan yang tak punya rasa
Sesamaku yang menderita
Pernahkah aku menoleh kepada mereka?
RENUNGAN ANAK
TERHADAP ORANG TUA Oleh :
Madinah, S.Pd
Posted on April 30, 2012
Terkadang tanpa sadar kita melupakan begitu saja sikap, perbuatan dan
perlakuan kita kepada orang lain atau kepada saudara kita atau mungkin
kepada orang yang berjasa dalam melahirkan kita di dunia ini yaitu ibu dan
bapak kita. Terkadang kita memperlakukan ibu kita ibarat seorang pembantu
yang dengan entengnya tanpa dosa kita menyuruh beliau untuk untuk
melayani semua kebutuhan, mulai dari mencuci pakaian dan menyiapkan
makan. Tanpa kita sadari kerkadang kita membentak dan marah kepada orang
tua kita kalau apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan harapan kita pada
itu adalah dosa besar.
Bapak dan ibu adalah dua sosok yang seharusnya kita muliakan, kita hormati
dan kita perlakukan bak laksana seorang raja dan permaisurinya. Yang kita siap
sedia membantu meringankan beban hidupnya, meringankan pekerjaannya
bukan malah sebaliknya kita membuat mereka seolah-olah tak berhenti bekerja.
Dikala kita masih dikandungan mereka dengan ikhlas merawat kita, membawa
kita kemanapun mereka pergi walupun dengan beban yang sangat berat. Belum
lagi ketika mau melahirkanpun seorang ibu berjuang antara hidup dan mati
untuk bisa melahirkan kita ke dunia ini
Setelah lahir dengan selamat kitapun disambut dengan riang gembira, tanpa
merasakan lagi sakit yang amat sangat. Seolah-olah sakit yang baru saja ia
rasakan sudah sembuh dengan kehadiran kita. Belum lagi kekhawatiran kedua
orang tua kita ketika usia kita menginjak dewasa merekapun dengan susah
payah mencarikan uang untuk menyekolahkan kita bila perlu mencarikan
lembaga pendidikan yang favorit atau yang bisa membuat kehidupan kita lebih
baik dari kehidupan yang sedang mereka jalani saat ini.
Bahkan untuk seorang anaknya seorang ibu atau ayah rela untuk
mengorbankan semua harta bendanya dikala kita sakit atau disaat kita
atasannya dan orang tuanya pedagang disibukan oleh barang perniagaan dan
untung maupun kerugianya.
Jerih payah orang tua yang diperoleh dengan kerja keras tersebut dikirimkan
untuk keperluan biaya sekolah, biaya untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan
sering sebagian orang tua terpaksa menjual berbagai harta yang dimilikinya
untuk mampu membiayai berbagai kebutuhan anaknya untuk melanjutkan
pendidikan guna meningkatkan kualitas taraf hidupnya.
Sebagian orang tua tidak mengharapkan apapun dari perjuangan yang
dilakukannya, tetapi hanya sebuah kebanggaan baginya karena sudah mampu
mendidik anak-anaknya lebih sukses darinya. Walau sebagaian petani, jika
anaknya sudah sarjana dan sukses, tetap menjadi petani dan pekerja bangunan
pun juga seperti itu.
Oleh karena itu, perjuangan orang tua tentu tidak boleh disia-siakan, karena
menyangkut dengan kesuksesan si anak. Orang tua selalu berupaya untuk
mendorong anak-anaknya agar selalu sukses. Selain itu jangan sekedar mencari
gelar sarjana jikalau tidak memiliki kualitas, tetapi harus menjadi sarjana
berkualitas. Sebab selain mampu membahagiakan orang tua juga memberikan
manfaat bagi diri sendiri.
Sesungguhnya jasa dan pengorbanan yang telah diberikan oleh kedua orang tua
kita kepada kita hingga sekarang ini tidak terhitung banyaknya. Ibu yang
mengandung kita selama 9 bulan lamanya, kemudian melahirkan kita dengan
mempertaruhkan nyawanya. Ketika kita masih bayi yang tak berdaya, tanpa
merasa jijik mereka membersihkan kotoran-kotoran disaat kita pipis dan buang
air besar, dengan rasa sabar mereka menghadapi kemarahan, rengekan, dan
kenakalan kita serta dengan penuh kasih sayang mereka memberikan kita
makan dan minum, dengan penuh cinta kita diberi pakaian dan pendidikan
untuk masa depan kita.
Namun, mampukah kita untuk membalas segala pengorbanan yang telah
mereka berikan?. Seandainya jika kita merasa kesal dengan mereka disaat
mereka sudah tua yang menjadikan kelakuannya kembali seperti anak-anak,
dan bahkan seandainya orang tua kita tidak berdaya untuk buang air sehingga
kita yang membersihkannya kita mesti harus ingat kesabaran disaat mereka
menghadapi dan merawat kita dengan penuh cinta dan harapan agar kita
selamat dan panjang umur. Oleh karena itu hendaknya kita harus selalu berbakti
pada orang tua kita dan senantiasa mendoakan mereka, agar segala dosadosanya yang mungkin pernah diperbuat baik sengaja ataupun tidak supaya
mendapatkan ampunan dari Allah SWT.
sebagai balasannya
kau bilang mama tidak tahu mode
Waktu engkau berumur 15 tahun
dia pulang kerja ingin memelukmu
sebagai balasannya
kau kunci pintu kamarmu
Waktu engkau berumur 18 tahun
dia menangis terharu ketika engkau lulus SMA
sebagai balasannya
kau berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi
Waktu engkau berumur 19 tahun
dia membayar semua kuliahmu
dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama
sebagai balasannya
kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang
biar nggak malu sama teman-teman
karena orang tuamu jelek
Waktu engkau berumur 20 tahun
dia bertanya Dari mana saja seharian ini?
sebagai balasannya
kau menjawab Ah cerewet amat sih
mau tau urusan anak muda
Waktu engkau berumur 25 tahun
dia membantumu membiayai pernikahanmu
sebagai balasannya
engkau pindah ke kota lain
menjauhi orang tuamu
Waktu engkau berumur 30 tahun
dia memberimu nasehat
bagaimana merawat bayimu
sebagai balasannya
engkau katakan
Sekarang zamannya sudah beda, Ma
Renungan Islam
Manusia
hanyalah
pengendara
di
atas
punggung
usianya.
Digulung
hari
demi
hari,
bulan,
dan
tahun
tanpa
terasa.
Nafas kita terus berjalan seiring jalannya Waktu, setia menuntun kita ke pintu kematian..
Sebenarnya
Satu
dunialah
hari
yang
makin
berlalu,
kita
berarti
jauhi
dan
satu
liang
hari
kuburlah
pula
yang
makin
berkurang
kita
dekati.
umur
kita.
Umur kita yang tersisa di hari ini sungguh tak ternilai harganya, sebab esok hari belum tentu jadi
bagian
dari
diri
kita.
Karena
itu,
jika hari berlalu tapi tiada Kebaikan dan Kebajikan yang kita lakukan maka akan keringlah batin kita.
Jangan
tertipu
dengan
usia
muda,
karena
syarat
untuk
mati
tidaklah
harus
tua.
Jangan terperdaya dengan badan sehat, karena syarat untuk mati tidak pula harus sakit.
Teruslah
berbuat
Kritisi
semua
baik...
berkata
baik...!
yang
tidak
baik.
Walau tak banyak orang yang mengenalimu, tapi kebaikan dan kebajikan yang kita lakukanlah yang
akan menuntun kita pada kebahagiaan, dan akan dikenang oleh mereka yang kita tinggalkan...