Anda di halaman 1dari 55

Tugas Akhir RF TF 091381

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE


PADA SISTEM GAS BUANG BOILER DI PT. IPMOMI
PAITON - PROBOLINGGO
Oleh :
D i Tri
Dwi
T i Cahyono
C h
2405100069
Dosen Pempimbing :
Katherin Indriawati, ST. MT

Latar Belakang
` Limbah gas buang merupakan masalah klasik yang sering terjadi dalam
`

`
`

dunia industri.
U h usaha
Usaha
h yang telah
l h ddilakukan
lk k :
y Penetapan standart baku ambang batas ramah lingkungan
y Teknik - teknik dalam p
perekduksi limbah ggas buang.
g
Salah satu tekniknya dengan cara memastikan sistem pereduksi limbah
gas tetap bekerja optimal melalui penerapan metode Reliability
Centered Maintenance (RCM).
Di PT. IPMOMI belum terdapatnya analisa RCM pada sistem gas
buang boiler.
Dari ppermasalahan itulah maka dalam tugas
g akhir ini akan menerapkan
p
Reliability Centered Maintenance (RCM) pada sistem gas buang
boiler.

Permasalahan
` Permasalahan yang harus diselesaikan dalam pelaksanaan tugas

akhir ini adalah sebagai


g berikut:
1. Apa saja komponen yang kritis pada sistem gas buang boiler di
PT IPMOMI Paiton berdasarkan nilai kegagalan komponen,
serta bagaimana menganalisanya
2. Bagaimana perawatan yang tepat dipandang dari aspek
k
konsekuensi
k
i kkegagalan
l
3. Bagaimana mengatur penjadwalan perawatan terhadap
peralatan atau komponen yang kritis pada sistem gas buang
boiler di PT IPMOMI Paiton

Batasan Masalah
Pada tugas akhir ini pokok bahasannya dibatasi beberapa hal
sebagai berikut:
1. Data yang digunakan yaitu waktu kegagalan komponen dan
waktu perbaikan sistem gas buang boiler PT. IPMOMI Paiton
pada tahun 2005 - 2009.
2. Diasumsikan bahwa sistem pernah mengalami kegagalan atau
kerusakan dan perbaikan terhadap sistem diasumsikan
sempurna .
3. Human error yyangg mempengaruhi
p g
kegagalan
gg
sistem diabaikan.
4. Analisis ini tidak memasukkan faktor alam atau lingkungan yang
menyebabkan kegagalan komponen dalam sistem

Tujuan
j
Tujuan dari akhir ini adalah :
1 Mengetahui
1.
M
t h i komponen
k
yang kritis
k iti pada
d komponen
k
sistem
it
gas buang boiler.
2. Meganalisa
g
kehandalan ppada komponen
p
sistem ggas buangg
di PT IPMOMI - Paiton berdasarkan nilai kegagalan
komponen.
3 Menentukan perawatan yang tepat dipandang dari aspek
3.
konsekuensi kegagalan yang ditimbulkan, dan usaha-usaha
pencegahan untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan.
4. Mengatur penjadwalan perawatan terhadap peralatan atau
komponen yang kritis pada komponen sistem gas buang.

Reliability Centered Maintenance


y Reliability Centered Maintenance (RCM) adalah sebuah proses

sistematis yang harus dilakukan untuk menjamin seluruh fasilitas


fisik dapat beroperasi dengan baik sesuai dengan desain dan
fungsinya.
y RCM akan membawa kepada sebuah program maintenance yang

fokus pada pencegahan terjadinya jenis kegagalan yang sering


terjadi.

Tujuan dari RCM:


Untuk mengembangkan desain yang sifat mampu
dipeliharanya(maintain
p
y
ability)
y baik.
2. Untuk memperoleh informasi yang penting untuk melakukan
improvement pada desain awal yang kurang baik.
3. Untuk mengembangkan sistem maintenance yang dapat
mengembalikan kepada reliability dan safety seperti awal mula
equiment dari deteriorasi yang terjadi setelah sekian lama
dioperasikan.
4. Untuk mewujudkan
j
semua tujuan
j
di atas dengan
g biaya
y
minimum.
1.

Step Proses RCM


1.

2.

3.
4.
5.
6.

Identifikasi equipment yang penting untuk di-maintain, biasanya


digunakan metode Failure Mode Effect Critacality Analysis
(FMECA) dan
d FFault
lt T
Tree A
Analysis
l i (FTA)
(FTA).
Menentukan penyebab terjadinya kegagalan, dengan tujuan untuk
memperoleh probabilitas kegagalan dan menentukan komponen
kritis yang rawan terhadap kegagalan.
Mengembangkan kegiatan analisis FTA, seperti : menentukan
pprioritas equipment
q p
yang
y g perlu
p
di maintain.
Mengklasifikasikan kebutuhan tingkatan maintenance.
Mengimplementasikan keputusan berdasar RCM.
Melakukan evaluasi, ketika sebuah equipment dioperasikan maka
data secara real-life mulai direcord, tindakan dari RCM perlu
direevaluasi setiap saat agar terjadi proses penyempurnaan.

K
Komponen
d
darii RCM

` Reactive Maintenance
Operasikan sampai rusak, atau perbaiki ketika rusak.

` Preventive Maintenance
y Tanpa mempertimbangkan kondisi komponen.
komponen
y Kegiatannya berupa pemeriksaan, penggantian komponen, kalibrasi, pelumasan, dan
pembersihan.
` Predictive Testing dan Inspection (PTI)

Banyak metode yang dapat digunakan untuk menentukan jadwal Preventive Maintenance
(PM), namun tidak ada yang valid sebelum didapatkan age-reliability characteristic dari
sebuah komponen,
komponen biasanya informasi ini tidak ada,
ada namun harus segera didapatkan
untuk komponen baru. Pengalaman menunjukkan bahwa PTI sangat berguna untuk
menentukan kondisi suatu komponen terhadap umurnya.
` Proactive Maintenance

Tipe maintenance ini akan menuntun pada desain, workmanship, instalasi, prosedur dan
scheduling maintenance yang lebih baik.

7 Pertanyaan
y mengenai
g
reliabiityy :
1.
2
2.
3.
4.
5
5.
6.
7.

Apakah fungsi dan hubungan performansi standard dari aset dalam


konteks operational pada saat ini (system functions)?
B i
Bagaimana
asett ttersebut
b t rusakk dalam
d l menjalankan
j l k ffungsinya
i
(functional failure)?
Apa yang menyebabkan terjadinya kegagalan fungsi tersebut (failure
modes)?
Apakah yang terjadi pada saat terjadi kerusakan (failure effect)?
Bagaimana masing
masing-masing
masing kerusakan tersebut terjadi (failure
consequence)?
Apakah yang dapat dilakukan untuk memprediksi atau mencegah
masing-masing
i
i kerusakan
k
k ttersebut
b t (proactive
(
ti ttaskk andd ttaskk interval)?
i t l)?
Apakah yang harus dilakukan apabila kegiatan proaktif yang sesuai
tidak ditemukan (default action)?

Sistem Gas Buang Boiler

y Secara Singkat dapat dijelaskan pada gambar berikut ini :


Proses
Pembakaran di
Boiler
ID FAN

FlyAshdanFlue
Gas

Ai Heater
Air
H t
Elektrostatik
Precipitator
(ESP)

Flue Gas
Desulfurization
(FDG)

Stack

Fault Tree Analisis Sistem Gas Buang Boiler

Metodologi Penelitian :

Identifikasi Permasalahan
Studi Literatur dan Lapangan

Pengumpulan dan Pengolahan Data

RCM
Analisa kualitatif:
-functional
f
block diagram
g
-system & functional failure
-failure mode & effect analysis
-failure consequences
-Proactive Task & Default Action
-proposed
proposed task

Analisa kuantitatif:
-penentuan distribusi
-nilai f(t)
-nilai R(t)
-nilai (t)
-Preventive maintenance
-Availability
-Maintainability
M i t i bilit

K i
Kesimpulan
l dan
d Saran
S

Metodologi Penelitian :

START

STOP

Evaluasi Kualitatif
1. System Function dan Function Failure
` Fungsi sistem gas buang boiler yaitu untuk mengatasi permasalahan residu padat

(abu) dan juga gas gas kimia berbahaya berupa sulfur (SOx) hasil dari
pembakaran. Sistem pereduksi residu padat ada pada komponen elektrosatik
precipitator, sedangkan pereduksi sulfur (SOx) ada pada flue gas desulfuration
(
(FGD)
)

2. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)


` Failure mode adalah komponen yang sering mengalami kegagalan yang diperoleh

ddarii hi
history
t ddata
t kkegagalan
l ddengan minimal
i i l ti
tiga kkegagalan
l ddan ddengan priority
i it
1 - 5 yang artinya harus segera diperbaiki. System function, function failure dan
failure mode and effect analysis ditulis dalam information worksheet

Information worksheet
FUNCTIONAL
FAILURE
A Tidak mampu
Untuk
mengumpulkan
lk fl
fly
menangkap
k fly
fl
ash (debu terbang)
ash dan reduksi
dan mereduksi
SOx sangat jauh
dari standart
Sulfur dari gas
b
buang
hasil
h il
ambeng
b
bbatas
pembakaran.
ramah
lingkungan
FUNCTION

FAILURE MODE

FAILURE
EFFECT
1 Kegagalan power ESP dan atau FDG
supply
l dalam
d l
stop,
t control
t l room
kaitannya dengan mengindikasikan
kegagalan
ESP dan atau FDG
Synchron relay.
offline, operator
ESP dan
d atau FGD mengecek
k
trip, kaitannya
kegagalan 15
dengan kegagalan menit. Transfer
serial komunikasi power di handle
k
karena
alasan
l
oleh
l h operator, ESP
apapun
dan atau FDG
Restart, perbaikan
Auto synchron

3. Failure Consequence
` Kegagalan pada sistem gas buang boiler temasuk

konsekuansi kegagalan sistem yang tidak berlebihan (nonredundant


d d t system).
t ) Bila
Bil ada
d satu
t komponen
k
saja
j yang tidak
tid k
bekerja, mengakibatkan sistem itu gagal menjalankan
fungsinya.
4. Proactive Task and Default Action
` Pada tahap ini ditentukan apakah perawatan masuk pada
on condition
di i taskk (predictive
( di i maintenance),
i
) scheduled
h d l d
restoration task dan scheduled discard task (preventive
maintenance), Failure consequence dan proactive task and
default action. Sehingga dapat diketahui langkah apa yang
harus diambil kemudian.

Decision worksheet
Information
Reference
F

FF

FM

Consequence
evaluation
H

H1
S1
O1
N1

H2
S2
O2
N2

H3
S3
O3
N3

Default
Action
Proposed
Task
H4

H5

S4
Schedul-ed
on condi
on-condition task

Pada tabel information worksheet dan decision worksheet terdapat kolom- kolom
sebagai berikut :
Kolom F (function), FF (functional failure), dan FM (failure mode) seperti yang
terdapat dalam failure mode & effect analysis (FMEA)
Kolom H (hidden failure), S (safety consequence), E (environment
consequence), dan O (operational consequence), menunjukkan konsekuensi
yang timbul karena adanya kegagalan.
Kolom H1/S1/O1/N1 dipakai untuk mencatat scheduled on-condition task sesuai
untuk mengantisipasi terjadinya failure mode , sehingga dapat mencegah
mencegah,
menghilangkan atau meminimalkan konsekuensi yang timbul.
Kolom H2/S2/O2/N2 dipakai untuk mencatat apakah scheduled restoration task
sesuai untuk mengantisipasi terjadinya failure mode, sehingga dapat mencegah,
menghilangkan atau meminimalkan konsekuensi yang timbul.
Kolom H3/S3/O3/N3 dipakai untuk mencatat apakah scheduled dischard task
sesuai untuk mengantisipasi terjadinya failure mode, sehingga dapat mencegah,
menghilangkan atau meminimalkan konsekuensi yang timbul
timbul.
Kolom H4/H5/S4 dipakai untuk mencatat jawaban yang diperlukan pada default
question.
Kolom proposed task dipakai untuk mencatat jenis kegiatan perawatan yang
di ilih d
dipilih
darii alternatif
lt
tif alternatif
lt
tif kegiatan
k i t perawatan
t yang diadakan.
di d k

Evaluasi Kuantitatif
y Analisa kuantitatif sistem gas buang boiler dilakukan dengan

mendapatkan distribusi dan parameter yang paling sesuai


untuk data TTF dan TTR. Distribusi dan parameter tersebut
digunakan untuk mencari fungsi padat peluang {f(t)},
k h d l sebagai
kehandalan
b i fungsi
f
i waktu
k {R(t)},
{R( )} laju
l j kegagalan
k
l
sebagai fungsi waktu {(t)}, availability {A(t)} dan
maintainability {M(t)}.
{M(t)}

Evaluasi Distribusi Data TTF dan TTR ID Fan


Dari data history kegagalan dan perbaikan ID Fan didapatkan
data TTF dan TTR
Occurence
21-Jan-05
22-Feb-06
09-Agust-07
10 A t 09
10-Agust-09
12-Agust-09

Completion
p
21-Mei-05
24-Feb-06
12-Sep-07
11 A t 09
11-Agust-09
13-Agust-09

TTF ((hari))
0
271
525
688
1

TTR ((hari))
120
2
33
1
1

9 Dengan menggunakan software weibull++ 6 didapatkan distribusi paling sesuai untuk


d t TTF ID Fan
data
F A adalah
d l h di
distribusi
t ib i eksponensial
k
i l 1 ddengan parameter
t = 0.0024.
0 0024
9 Dengan menggunakan minitab 14 didapatkan bahwa distribusi data TTR untuk ID Fan
A ppalingg sesuai dengan
g distribusi weibull 3 dengan
g MTTR = 129,403 sehingga
gg
=1/MTTR = 0,00772

Sedangkan Evaluasi Fungsi Padat Peluang (PDF) untuk ID


Fan adalah sebagai berikut :

f ( t ) = 0 . 0024 exp( 0 , 0024 t )

(hari)

Fungsi kehandalan untuk ID Fan :

R ( t ) = exp( 0 , 0024 t )

(hari)

Availability untuk ID Fan :

0 . 0024
0 . 0024

A (t ) = 1

0 . 0024 + 0 . 00772 0 .0024 + 0 , 00772

exp ( (0 . 0024 + 0 , 00772 )t )

(
(hari)
)

Fungsi kehandalan untuk T/R ID Fan :

M (t ) = 1 exp( 0.00772.t )

(hari)

Evaluasi Distribusi Data TTF dan TTR T/R Unit


` Dengan cara yang sama maka didapatkan:
Distribusi yang paling sesuai untuk data TTF T/R Unit adalah distribusi weibull

2 dengan parameter = 1,0269 dan = 259,0069


Untuk T/R Unit A paling sesuai dengan distribusi lognormal dengan MTTR =
5,62516 sehingga =1/MTTR = 0.1778.

Fungsi laju kegagalan untuk

Fungsi Padat Peluang (PDF)


1,02691

f (t) =

1,0269
t

259,0069 259,0069

exp

259
,
0069

1,0269

(hari)

T/R Unit

1, 0269
t

(t ) =

259 , 0069 259 , 0069

1 , 0269 1

(hari)

Fungsi kehandalan untuk T/R

Unit

1, 0269

R (t ) = exp

259
,
0069

(hari)

Availability untuk T/R Unit


A (t ) = 1
exp ( ( + 0 . 1778 )t )


+ 0 . 1778 + 0 ,1778

Maintainability untuk T/R Unit :

M (t ) = 1 exp( 0.1778t )

(hari)

(hari)

Evaluasi Distribusi Data TTF dan TTR Collecting


Electrode (CE) Rapping Motor
Didapatkan distribusi paling sesuai untuk data CE rapping
motor adalah distribusi weibull 2 dengan parameter =
2,5869 dan = 726,0195

Dengan menggunakan minitab 14 didapatkan bahwa distribusi data


time to repair untuk CE rapping motor A paling sesuai dengan
distribusi weibull 3 dengan MTTR=3098.69 sehingga =1/MTTR
= 3,229

PDF :

Reliability :

(hari)

(hari)

Aviability :

Laju Kegagalan :

(hari)

Maintainability:

(hari)

Evaluasi Distribusi Data TTF dan TTR Discharge Elektrode


(DE) Rapping Motor

Evaluasi Distribusi Data TTF dan TTR Hopper Vibromotor

Evaluasi Distribusi Data TTF dan TTR Scrubber Water


Pump Motor

Evaluasi Distribusi Data TTF dan TTR Aeration Fan

Evaluasi Kehandalan ID Fan dengan Preventive


M i t
Maintenance
ID Fan mempunyai
p y kehandalan 80% ppada saat t = 20 hari
maka pada ID Fan PM dengan T = 20 hari. Fungsi kehandalan
bearing ID Fan A setelah dilakukan PM adalah sebagai
berikut:

Rm (t ) = R(20) n .R(t n.20)

Grafik nilai kehandalan ID Fan dengan PM untuk


berbagai nilai t

(hari)

Nilai kehandalan setelah dilakukan preventive maintenance (Rm)


mempunyai kecenderungan lebih menurun dibanding dengan
dengan kehandalan tanpa dilakukan preventive maintenance (R).
Oleh
Ol h karena
k
i preventive maintenance merupakan
itu
k
perawatan
yang tidak optimal untuk komponen ID Fan.
y berupa
p No scheduled maintenance
Maka jjenis pperawatannya

Evaluasi Kehandalan T/R Unit dengan PM


Dengan cara yang sama maka didapatkan grafik
nilai kehandalan dengan PM

(hari)

Nilai kehandalan setelah dilakukan preventive maintenance (Rm) mempunyai


kecenderungan sama dengan kehandalan tanpa dilakukan preventive
maintenance (R).
Oleh karena itu preventive maintenance merupakan perawatan yang tidak
optimal untuk komponen T/R Unit.
Maka jenis perawatannya berupa Scheduled on-condition task dengan jadwal
perawatan 50 hari.

Evaluasi Kehandalan CE Rapping Motor dengan


PM

(hari)

Nilai kehandalan setelah dilakukan preventive maintenance (Rm) mampunyai


kecenderungan lebih menurun dibanding dengan kehandalan tanpa dilakukan
preventive
i maintenance
i
(R)
(R).
Oleh karena itu preventive maintenance merupakan perawatan yang tidak
optimal untuk komponen CE Rapping Motor
Maka jenis perawatannya berupa Scheduled discard task dengan jadwal
perawatan 40 hari.

Evaluasi Kehandalan DE rapping motor dengan PM

(hari)

Nilai kehandalan setelah dilakukan preventive maintenance (Rm) mempunyai


kecenderungan lebih naik dibanding dengan kehandalan tanpa dilakukan
preventive maintenance (R).
Oleh karena itu preventive maintenance merupakan perawatan yang optimal
untuk komponen DE rapping motor.
Maka
k jenis
j i perawatannya berupa
b
S h d l d discard
Scheduled
d
d taskk dengan
d
j d l
jadwal
perawatan 320 hari.

Evaluasi Kehandalan Hopper Vibromotor dengan


PM

(hari)

Nilai kehandalan setelah dilakukan preventive maintenance (PM)


lebih naik dibanding dengan kehandalan tanpa dilakukan
preventive maintenance (R)
Oleh karena itu preventive maintenance merupakan perawatan
yangg opt
ya
optimal
a uuntuk
tu komponen
o po e Hopper
oppe vib
vibromotor
omoto
Maka jenis perawatannya berupa Scheduled discard task dengan
jadwal perawatan 280 hari.

Evaluasi Kehandalan Scrubber Water Pump Motor


dengan PM

(hari)

Nilai kehandalan setelah dilakukan preventive maintenance (Rm) mempunyai


kecenderungan lebih naik dibanding dengan kehandalan tanpa dilakukan
preventive maintenance (R).
Oleh karena itu preventive maintenance merupakan perawatan yang optimal
untuk
t k komponen
k
S bb Water
Scrubber
W
P
Pump
M
Motor.
Maka jenis perawatannya berupa Scheduled discard task dengan jadwal
perawatan 60 hari.

Evaluasi Kehandalan Aeration Fan dengan PM

(hari)

Nilai kehandalan setelah dilakukan preventive maintenance (Rm)


mempunyai kecenderungan lebih menurun dibanding dengan kehandalan
tanpa dilakukan preventive maintenance (R).
(R)
Oleh karena itu preventive maintenance merupakan perawatan yang tidak
optimal untuk komponen Aeration Fan
Maka jenis perawatannya berupa No scheduled maintenance.
maintenance

Evaluasi Kehandalan Sistem Gas Buang Boiler


` Rsistem(t)=R1 (t) x R2(t) x R3(t) X R4(t) X R5(t) x R6(t)

x R7(t)
` Dimana:
R1 =kehandalan
kehandalan ID fan
fan.
R2 =kehandalan T/R Unit
pp g motor
R3 =kehandalan CE rapping
R4 =kehandalan DE rapping motor
R5 =kehandalan hopper vibromotor
R6 =kehandalan scrubber water pump motor
R7 =kehandalan aeration fan

Grafik Reliability Sistem Gas Buang Boiler

Evaluasi Kehandalan Sistem Gas Buang Boiler


dengan PM
y Sistem gas buang boiler mempunyai kehandalan 80% pada

saat t=10 hari maka pada membran dilakukan PM dengan


T=10 hari. Fungsi kehandalan sistem gas buang boiler setelah
dilakukan PM adalah sebagai berikut:

Rmsistem(t ) = Rsistem(10)n .Rsistem(t n.10)

Grafik Evaluasi Sistem Gas buang boiler


dengan PM
reliability

Time (hari)

Nilai kehandalan setelah dilakukan preventive

maintenance (Rm) mempunyai kecenderungan


lebih naik dibanding dengan kehandalan tanpa
dil k k preventive
dilakukan
ti maintenance
i t
(R)
(R).
Oleh
karena itu preventive maintenance
merupakan perawatan yang optimal rata rata untuk
keseluruhan sistem.

Evaluasi Biaya
y Pada evaluasi biaya ini diasumsi 1US$=Rp.10.000
y Komponen

(CF)

Motor ID Fan

= US$ 2.990

T/R Unit

= US$ 4.860

CE rapping motor

= US$ 650

DE rapping motor

= US$ 620

Hopper
H
vibromotor
ib

= US$ 630

Scrubber Water Pump Motor

= US$ 738

Aeration fan

= US$ 520
= US$ 11008

TOTAL

Labor
Labor cost (CW)
Engineer
g

1 jjam x

Rp.92000x
p

1 orangg =

Rp.
p 92000

Teknisi

4 jam x

Rp.46000x

2 orang =

Rp.368000

Labor

4 jam x

Rp.17000x

1 orang =

Rp. 68000

Planer

0.5 jam x

Rp.41000x

1 orang =

Rp. 20500

=
=

Rp.548500
US$ 54.8

TOTAL

KESIMPULAN

Dari tabel yang diatas dapat diketahui bahwa komponen yang kritis dalam
sistem gas buang boiler adalah komponen CE rappping Motor karena
komponen ini memiliki jangka waktu perawatan yang pendek yaitu sekitar 40
hari.

DAFTAR PUSTAKA :
Andrews J.D. dan TR Moss. 2002. Reliability and Risk Assassment Second
Edition. New York.
Dwi Priyanta
Priyanta. 2000
2000. Kehandalan Dan Perawatan.
Perawatan (URL: www.Relibility.com)
www Relibility com)
Ebeling, Charles E. 1997. An Introduction To Reliability And Maintainability
Engineering. Singapore: The Mc Graw-Hill Companies.
Edward Kadek Widayana. 2004. Peningkatan Keandalan Pada Sistem Pompa
Produce Water Disposal Dangan Menggunakan Pendekatan Reliability
Centered Maintenance II Study Kasus di VICO Indonesia. Surabaya : Teknik
Industri ITS.
Irfan Sutyodi. 2006. Implementasi Reliability Centered Maintenance(RCM)
Pada Stone Crusher Di PT
PT. Trijaya Adymix Mojokerto
Mojokerto. Surabaya : Teknik
Fisika ITS.
Moubray, John. 1997. Reliability Centered Maintenance (RCM II) : Industrial
Press Ing.
Nouwen Ing A
Nouwen,
A. 1981
1981. Pompa I. Jakarta : Bhratara Karya Aksara.
Aksara
PT IPMOMI Paiton. 1997. Diktat Kursus di PLTU Paiton unit 7 dan 8.
Ramakumar R. 1993. Engineering Reliability Fundamental and Aplications.
New Jersey: Prentice Hall International Inc.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai