PT PLN ( Persero )
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SURALAYA
2007
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
2000 km
1400 km
CONTINENTAL CRUST
ketebalan rata :
~ 35 Km
~ Density 2,7 g/cm3
2950 km
Total,w/ crust
6370 km
2,7
MANTLE
3,3-5,7
10,2
INNER CORE
(Iron),(9000 F)
11,5
OCEANIC CRUST
ketebalan rata :
~ 5 km air
~ 5 km Batuan
(Rock)
~ Density 3.0 g/cm3
1.3
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
Kwalitas Uap :
Diharapkan yang mempunyai pH hampir netral, karena bila pH sangat rendah laju
korosi kematerial akan lebih cepat.
d. Kedalaman Sumur dan Kandungan Kimia : biasanya tidak lebih dari 3 km, tidak
terlalu dalam. Lokasi relatif mudah dicapai.
e. Di lokasi yang kemungkinan terjadinya erupsi hydrothermal relatif rendah.
Diproduksinya fluida panasbumi dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
erupsi hydrothermal.
1.4.
1.
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
1.1. GEOTHERMAL
1.1.3
STRUKTUR BUMI
Bumi merupakan bola yang padat, tersusun dari 3 layer yang consentric. Yaitu
Core, mantle dan Crust. Bola padat dikelilingi oleh bola gas yaitu Atmosphere.
Crust adalah Lapisan paling luar bumi, lapisan yang sangat tipis bila
dibandingkan dengan diameter bumi. Ketebalannya 10 km dibawah lautan dan
30 km ketebalannya di daratan. Terdiri dari batuan yang berisi banyak mineral.
Biasanya dalam bentuk paduan yang dinamakan Oxida yang mengandung
oxigen atau sulphida yang mengandung sulphur. Mantle adalah Lapisan yang
lebih tebal dari Crust, kira-kira 300 km, terutama terdiri dari batuan.
Core
adalah Lapisan yang ada dalam mantle, terbagi dalam 2 bagian, Inner core
kira-kira 2800 km diameter, terdiri dari Iron, tetapi mengandung 10% Nickel.
Lapisan yang mengelilingi inner core adalah Outer core kira-kira 2000 km
tebalnya. Tersusun dari molten iron dan nickel. Logam didalam innercore
sangat rigid, dan padat. Hal ini karena berada pada tekanan yang sangat tinggi,
yang menyebabkan pemadatan dalam temperatur yang tinggi pada pusat Bumi.
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
Hot/Warm
Pools
STEAMING
GROUND
Hot/warm
Spring
Warm
Ground
GEOTHERMAL
Mud
Pools
Hot
Lakes
Fumarol
Silica
sinter
Geyser
Gambar 2
1.4.3. HOT/WARM SPRING (Mata air panas / hangat)
Mata air panas yang terbentuk karena adanya aliran air panas/hangat dari
bawah permukaan melalui rekahan-rekahan batuan.
Temperatur < 50 C merupakan Warm spring,
> 50 merupakan Hot Spring
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
1.4.6. FUMAROLE
Lubang kecil yang memancarkan uap panas kering (dry steam) atau uap
panas basah (wet steam). Temperatur uap umumnya < 100o C
1.4.7. GEYSER
Mata air panas yang menyembur ke udara secara intermittent (pada selang
wakru tertentu) dengan ketinggian air yang sangat beraneka ragam, kurang
dari satu meter s.d ratusan meter.
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
memisahkan air.
c. Reservoir dengan temperatur 250 300 oF masih dapat digunakan untuk
menghasilkan Listrik dengan Binary Power Plant.
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
Gambar 3 Reservoar
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
Gambar 4 Reservoar
1.7.2. Fluida yang dihasilkan
Dibagi dua macam :
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
b.
WATER
KMJ-51
KMJ-13
HEADER TANK
SWITCH
YARD
PLTP KAMOJANG
140 MW
PL 402
24 "
KMJ-24
KMJ-43
KMJ-50
KMJ-44
KMJ-11
PL
KMJ-46
KMJ-27
0"
40
PL-202
40 "
16
KMJ-7
"
KMJ-12
KMJ-14
20
PL 401
KMJ-6
KMJ-40
KMJ-25
KMJ-30
KMJ-36
PL
28 "
KMJ-15
-2 0
KMJ-18
KMJ-20
KMJ-17
KMJ-42
KMJ-35
KMJ-26
20 "
KMJ-19
20 "
KMJ-53
KMJ-23
KMJ-41
PL 403
"
KMJ-29
KMJ-22
KMJ-21
KMJ-37
KMJ-34
24
KMJ-31
"
KMJ-28
KMJ-48
KMJ-33
KMJ-52
KMJ-49
20 "
16 "
KMJ-45
KMJ-38
KMJ-32
KMJ-54
>
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
Master Valve atau Shut off Valve : untuk mengisolasi sumur untuk keperluan
perawatan.
B:
C :
By pass Valve : untuk mengatur aliran fluida yang ke Silincer, atau tempat
penampungan air/pembuangan.
D :
Disamping itu biasanya dilengkapi juga oleh Bleed Valve : yaitu valve untuk
menyemburkan ke udara dengan laju aliran sangat kecil (bleeding), saat sumur tidak
diproduktifkan. Fluida perlu dikeluarkan dengan laju alir sangat kecil agar sumur tetap
panas dan gas tidak terjebak di dalam sumur, dan juga untuk menghindari terjadinya
thermal shock atau perubahan panas secara tiba-tiba yang disebabkan karena
pemanasan atau pendinginan mendadak dapat dihindarkan.
Disamping itu ada juga yang dilengkapi dengan Ball Floatt Valve yang merupakan Valve
pengaman dari kemungkinan terbawanya air ke dalam aliran pipa uap. Bila ada air yang
10
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
terbawa, bola akan naik dan menghentikanaliran. Kenaikkan tekanan akan menyebabkan
Bursting Disc pecah dan mengalihkan aliran ke Silincer.
2.2. SEPARATOR
Separator berfungsi untuk memisahkan uap dari air yang bercampur dalam aliran dua
fasa. Separator yang mempunyai effisiensi yang tinggi adalah jenis Cyclon, dimana aliran
uap yang masuk dari arah samping dan berputar menimbulkan gaya sentrifugal. Air akan
terlempar ke dinding, sedangkan uap akan mengisi bagian tengah pipa, dan mengalir
keatas.
2.3
SILINCER
Silincer adalah merupakan silinder yang didalamnya diberi suatu pelapis untuk
mengendap suara dab bagian atasnya terbuka. Fluida dari sumur yang akan
ddisemburkan untuk dibuang, akan menimbulkan kebisingan yang luar biasa hingga
dapat memekakkan telinga dan bahkan bila tanpa perlindungan telinga, dapat
menyebabkan rusaknya pendengaran. Untuk mengurangi kebisingan dan biasanya juga
mengontrol aliran fluida yang akan dibuang.
11
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
Gambar 8 Silincer
Apabila fluida dari sumur berupa uap kering, silincer yang digunakan biasanya berupa
lubang yang diisi dengan batuan yang mempunyai ukuran dan bentuk beragam.
Silincer
Diffuser
12
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
LP
Separator
HP
Separator
silinc
Well
head
HP
wa
ste
Bursting
Discs
Separated
water
disposal
13
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
T
condenser
Well (sumur)
Gambar 11 Turbin Uap dengan Condenser
2.5. CONDENSER
Fungsi Condenser adalah untuk
membuat kondisi vakum di dalam bejana (condenser). Proses terjadinya vakum dengan
cara Thermodinamika bukan cara mekanik.
Fluida yang keluar dari Turbin masuk ke Condenser sebagian besar adalah uap
bercampur dengan air dingin, di condenser akan mencapai kesetimbangan massa dan
energi.
14
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
Pada volume yang sama, air akan mempunyai massa ratusan kali lipat dibandingkan
dengan uap. Sehingga jika uap dalam massa tertentu mengisi seluruh ruangan dalam
condenser, kemudian disemprotkan air maka uap akan menyusut volumenya, karena
sebagian atau seluruhnya berubah menjadi air (tergantung jumlah air yang disemprotkan)
yang memiliki volume jauh lebih kecil. Akibat penyusutan volume uap dalam Condneser
inilah akan mengakibatkan
Exhaust Steam kondisi ruangan dalam Condenser menjadi vacuum
Gas cooler
Ke Cooling Tower
Water
Ejector 1st
stage
CONDENSOR
AFTER
CONDENSOR
INTER
CONDENSOR
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
Air distribusi
17
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
e. Uap masuk ke dalam Turbin, konversi energi terjadi dari Energi Kalor yang
terkandung dalam uap menjadi Energi Kinetik yang diterima oleh sudu-sudu Turbin,
kemudian dikonversikan lagi menjadi Energi Mekanik menggerakan Generator.
f.
g. Exhaust Steam dari Turbin dikondensasikan di dalam Condensor dengan sistem Jet
Spray (Direct Contact Condensor).
h. NCG (Non Condensable Gas) yang masuk kedalam Condensor dihisap oleh 1st
Ejector kemudian masuk ke Intercondensor sebagai media pendingin dan penangkap
NCG, dari Intercondensor NCG dihisap lagi oleh 2nd Ejector masuk ke dalam
Aftercondensor sebagai media pendingin dan kemudian dibuang ke atmosfir melalui
Cooling Tower.
i.
Dari Condensor air hasil condensasi dialirkan oleh Main Cooling Water Pump masuk
ke Cooling Tower, selanjutnya air hasil pendinginan dari Cooling Tower disirkulasikan
kembali ke dalam Condensor sebagai media pendingin.
j.
k. Overflow dari Cold Basin Cooling Tower akan ditampung untuk kepentingan
Reinjection Pump.
l.
River Make-Up Pump beroperasi hanya saat akan mengisi Basin Cooling Tower.
SWITCH YARD
SEPARATO
R
150 Kv GRID
DEMISTER
TRANSFORMER
STEAM
RECEIVING
HEADER
TURBINE
GENERAT
RIVER MAKE
UP
COOLING
TOWER
REINJECTION
PUMP
STEA
M
MAIN COOLING
WATER PUMP
18
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
19
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
4.1.
2.
Separated Steam
3.
4.
5.
6.
7.
Combine Cycle
8.
Dalam bab ini akan dijelaskan metode yang digunakan untuk menentukan daya listrik
yang dibangkitkan olah Turbin uap.
20
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
5. PRINSIP THERMODINAMIKA
Hukum Thermodinamika 1 :
Pada penerapan Hukum 1 Thermodinamika dalam sustu proses, dibedakan antara sistem dan
lingkungan. Bagian dimana proses tersebut berlangsung disebut sebagai SISTEM,
sedangakan segala sesuatu diluar sistem disebut LINGKUNGAN
Hukum ini berlaku tidak hanya pada sistem saja tetapi juga pada lingkungan, dapat ditulis
sebagai berikut :
(enrgi sistem) +
(energi lingkungan) = 0
.................... (1)
Jika antara sistem dan lingkungan tidak terjadi perpindahan massa, maka sistem dikatakan
tertutup dan masa konstan. Untuk sistem seperti ini, semua energi yang berpindah antara
sistem dan lingkungan berbentuk panas dan kerja, sehingga persamaan tsb menjadi :
(energi lingkungan) = Q W
(energi sistem) =
.....................................(2)
p .................................(3)
Bila panas bernilai positif untuk panas yang masuk sistem dan kerja bernilai positif untuk kerja
yang dilakukan sistem, maka :
U
p =
Q - W ...........................................(4)
Berarti bahwa perubahan energi total sistem sama dengan panas yang ditambahkan pada
sistem dikurangi oleh kerja yang dilakukan sistem.
Persamaan di atas berlaku untuk perubahan yang terjadi pada sistem tertutup. Sistem tertutup
juga seringkali menjalankan proses dimana tidak ada perubahan energi potensial dan kinetik
sehingga persamaan diatas menjadi :
U
Q - W
...(5)
V 2
+g z =
2
Q - W
....................................(6)
21
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
- W
Dimana kerja Turbin (ditandakan dengan minus -) masih dalam dasar unit massa yang
mengalir. Dengan memasukkan variable m (massa) maka persamaan (7) dapat ditulis
menjadi :
W = m ( h1 h2)
Dimana :
W = kerja/ daya Turbin (kW)
m = laju alir massa (kg/s)
h1 = Enthalpi uap yang masuk ke dalam Turbin (kJ/kg)
h2 = Enthalpi uap yang keluar dari Turbin (kJ/kg)
22
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
condenser
temperatur
Titik kritis
Uap jenuh
1
Air jenuh
Daerah dua
fasa
2
entropi
Gambar 17 TS Diagram
Pada titik 1 fasanya adalah uap, pada titik 2 fasanya adalah campuran (fasa uap dan fasa
cair). Proses dari titik 1 ke titik 2 adalah dianggap Isentropik (entropi konstan), entropi
pada titik 1 = entropi pada titik 2.
S1 = S2
................................... (9)
23
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
S2 = Sf2 + X2 . Sfg2
......................................................(10)
Sfg = Sg - Sf
Untuk harga tekanan atau temperatur yang ditentukan, harga entropi dan entalpi bisa
dilihat dari tabel uap. Sehingga dari persamaan (10) dapat didapat harga x (fraksi uap)
untuk kondisi tekanan atau temperatur enthalpi pada keluar Turbin. Dengan
memanfaatkan harga fraksi uap tersebut, didapat enthalpi pada outlet Turbin :
h2 = hf2 + X2 . hfg2
Daya Turbin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
W = .m (h1 - h2)
Dimana = effisiensi Turbin
GENERATOR
COOLI
NG
CONDEN
SOR
POMPA
REINJEKSI
COOLING
WATER
PUMP
SUMUR
24
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
Saturated
Water
Critical point
Superheated steam
Two phase
area
Separator
Condensor
Fraksi uap yang dihasilkan di separator inilah yang kemudian dipakai pada perhitungan
daya turbin. Siklus ini banyak digunkan pada reservoir panas bumi dominasi air
Pada titik 1 berupa campuran fasa air dan fasa uap. Sebelum masuk Turbin fluida
menjalani proses isenthalpic (enthalpy konstan) dari titik 1 ke titik 2. Pada kepala sumur
diketahui laju alir massa fraksi uap fluida (kualitas uap pada kepala sumur). Pada titik 2
fluida masuk ke separator, sehingga :
. h1 = hf1 + Xwh . hfg1
. h2 = h1 = hf2 + X2 . hfg2
yang mana :
Xwh = fraksi uap pada kepala sumur
X2 = fraksi uap hasi di separator bisa dicari .
Dari persamaan ini dapat dicari X2, sedangkan fraksi airnya dibuang.
Proses di Turbin :
S5 = S4 = Sf5 + X5. Sfg5
Maka fraksi uap keluar Turbin dapat dicari (X5). Harga fraksi ini digunakan untuk mencari
Enthalpi outlet Turbin :
.h5 = hf5 + X5 . hfg5
Daya Turbin dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
W = .m (h1 - h2)
25
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
thermodinamika yang tetap terjaga. Hal ini berarti tidak tejadi kehilangan panas dari
system ke lingkungan dan penurunan temperature yang terjadi adalah akibat dipakainya
panas latent yang ada untuk merubah fasa air menjadi fasa uap.
Salah satu hal yang memungkinkan terjadinya proses penguapan ini adalah dengan
dipasangnya Slotted liner pada zona produksi reservoar . Slotted liner mempunyai
lubang-lubang yang memungkinkan proses Throttling (enthalpy dianggap konstan). Siklus
ini digunakan untuk memanfaatkan energi panas dari fluida, karena fluida yang muncul di
permukaan sebagai cairan terkompressi atau cair jenuh (saturated fluid). Energi yang
terkandung dalam fluida tersebut dimanfaatkan dengan mengalirkan ke dalam Flasher
(alat penguap) yang beroperasi pada tekanan yang lenig rendah dari tekanan uap kering
yang masuk ke Turbin.
26
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
FLASHER
COOLI
NG
GENERATOR
TUR
BIN
CONDEN
SOR
POMPA
REINJEKSI
SUMUR
INJEKSI
COOLING
WATER
PUMP
SUMUR
Air jenuh
1
Uap jenuh
T
3
x
2
Flasher
4
1-x
5
S
27
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
Maka fraksi uap yang keluar dari Turbin dapat diketahui. Harga fraksi uap ini digunakan
untuk menghitung enthalpi keluar Turbin :
.h5 = hf5 + X5 . hfg5
Daya Turbin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
W = .m (h1 - h2)
X2 adalah fraksi uap yang dihasilkan oleh Flasher yang dialirkan ke Turbin, sedangkan
sisanya (1 X2)dibuan, h4 adalah enthalpy pada sisimasuk Turbin, dengan tekanan
penguapan (tekanan Flasher) karena diasumsikan fluida tidak mengalami kehilangan
tekanan selama perjalannya menuju ke Turbin, sedangkan h5 adalah enthalpy pada
Condenser.
Mv1
SEPARATOR
HP
LP
3a
LP
LP
COOLI
NG
GENERATOR
8
CONDENSOR
FLASHER
CIRCULATING
WATER
PUMP
3
CONDENSATE
PUMP
6
SUMUR
SUMUR
INJEKSI
28
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
Uap jenuh
T
3a
Mw1
x2
X3
Mv1
Mv2
8
S
entropi
Proses di HP-Turbin : 4 -7
Proses di LP-Turbin : 5 - 8
Perhitungan daya listrik untuk sistem double flash dapat dilakukan dengan prosedur
sebagai berikut :
1. Buat T-S diagram (temp vs entropy)
2. Pada titik 1 ke titik 2, adalah proses dari wellhead ke separator. Kondisi fluida dua
fasa, proses yang terjadi adal Isenthalpik, yaitu :
h wellhead = h separator
h wellhead = h fg = enthalpy pada tekanan kepala sumur = h1
hf2 = enthalpy cair di separator
hfg2 = enthalpy dua fasa separator, maka
Jumlah fraksi uap (X2) di separator yang masuk ke HP-Turbin adalah :
. h2 = hf2 - X2.hfg2
X2 =
h2 h f 2
h fg 2
29
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
.(
1- x ) S6
S5 = X5. Sg +
.(
1- X5 ) Sfcond
S5 = X5. Sg +
Sfcond - X5 . Sfcond
dimana : Sfcond = Sf
S5 = X5. (Sg - Sfcond) + Sfcond
S5 = X5. (Sfg ) + Sfcond
X4 =
S 4 S fcond
S fgcond
Kw
5. Dari titik 2 ke 3a (dari separator ke inlet flasher), harga enthalpi pada inlet flasher 3a adalah
sama dengan enthalpi cair dari separator :
h 3a = hf
X3 =
h3 h f
h fg
flasher
flasher
7.
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
Tseparator Tcondenser
T flasher =
+ Tcondenser
2
atau :
Tsep Tcond
T flasher = Tsep
S 8 S f cond
S fg cond
. .mv 2 (h8 h5 )
3,6
kW
31
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
TUR
BIN
GENERATOR
COOLI
NG
DIRECT
CONTACT
CONDENSOR
POMPA
REINJEKSI
SUMUR
COOLING
WATER
PUMP
Digunakan bila fasanya uap atau campuran fasa uap dan air.
5.7
32
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
Umunya fluida yang digunakan untuk pembangkit listrik adalah fluida yang mempunyai
temperature sedang antara 100 - 200 C untuk memanasi fluida organic yang mempunyai
titik didih rendah.
33
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
Reserves
Resourc
Installed Proven
Possible es
Total
250
250
185
250
250
250
250
185
250
250
2
-
39
280
-
131
600
250
-
150
70
100
150
150
250
250
150
240
380
750
400
250
250
200
80
125
80
325
160
40
-
35
160
-
40
250
110
250
250
250
115
250
270
250
250
250
200
600
-
50
235
250
250
835
250
500
100
-
150
73
250
650
173
250
400
300
130
40
156
163
100
40
556
463
230
80
34
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
Ratai
West Java
Kamojang
Salak
Darajat
Cisolok
Patuha
Wayang Windu
Karaha
Telaga Bodas
Cibuni
Tangkuban Perahu
Batukuwung
Citaman
G, Endut
G. Gede-Pangrango
Central Java
Dieng
Mangunan
Telomoyo
Ungaran
G. Slamet
East Java
G.Arjuno - Welirang
Willis
Ijen
Bali/Nusa
Tenggara
Bedugul
Huu Daha (NTB)
Uluumbu (NTT)
Sukoria
Ili Muda
Oka Larantuka
Ili Labaleken
Bena- Mataloko
Mengeboha
Sulawesi
Lahendong
Kotamobagu
Tompaso
Bora
Bituang
Lainea
Maluku
250
250
140
330
125
110
-
230
485
280
170
250
30
120
-
70
115
70
50
247
135
170
200
90
55
25
30
130
50
65
75
50
75
100
50
50
20
130
300
600
350
100
482
460
250
275
120
190
105
75
50
260
60
-
280
-
300
93
140
52
90
200
60
45
50
110
780
153
185
102
200
110
60
104
120
70
50
230
130
154
30
10
-
245
190
-
75
250
150
250
250
250
250
250
250
350
250
350
250
250
250
250
250
250
20
-
80
-
95
185
130
-
125
100
100
250
250
250
300
285
230
250
250
250
35
PRAJABATAN S1 / D3
PT PLN ( PERSERO ) PUSAT
Tonga Wayana
Tulehu
Jailolo
TOTAL
Source: Pertamina,
Indonesia geothermal
reserves and resources,
1999
787
2,245
250
250
250
10,537
250
250
250
19,658
36