Masa Kerja. Masa Kerja dinilai berdasarkan lama kerja karyawan di RSUD,
dan bukannya lama kerja di Jabatan/ Posisi pekerjaan saat ini. Lama kerja
yang telah dijalani di RSUD akan terkonversi menjadi Poin dengan panduan
seperti Tabel Basic Index.
Status Kepegawaian. Komponen kedua yang digunakan untuk menentukan
Poin dalam Basic Index adalah Status Kepegawaian. Berdasarkan Status
Kepegawaian ini, karyawan RSUD akan dikelompokkan ke dalam lima (5)
POLA REMUNERASI RSUD TEMANGGUNG/PENGHITUNGAN NILAI POIN KARYAWAN 2
Indeks Resiko atau Risk Index. Risk Index adalah nilai untuk resiko yang
diterima karyawan akibat pekerjaannya. Nilai resiko dibagi menjadi 5
(Lima) level, yaitu:
a. Resiko Level I dengan nilai Poin 2 adalah kemungkinan terjadi resiko
kerja yang bersifat fisik apabila karyawan yang bersangkutan bekerja
sesuai protap dan proker (SOP). Yang tergolong Resiko Level I ini
adalah pegawai yang bekerja di kantor (manajemen).
b. Resiko Level II dengan nilai Poin 5 adalah kemungkinan terjadi
resiko kerja yang bersifat kimiawi apabila karyawan yang
bersangkutan bekerja sesuai protap dan proker (SOP). Yang
tergolong Resiko Level II ini adalah pegawai yang bekerja di
Instalasi Pemeliharaan sarana, Instalasi Penyehatan lingkungan,
Instalasi Gizi, Instalasi Jenazah dan Instalasi Farmasi.
c. Resiko Level III dengan nilai Poin 7 adalah kemungkinan terjadi
resiko kerja yang bersifat radiasi walaupun karyawan yang
bersangkutan bekerja sesuai protap dan proker (SOP). Yang
tergolong Resiko Level III ini adalah pegawai yang bekerja di
seluruh Instalasi Pelayanan Medik dan Instalasi Penunjang Medik
lainnya yang kemungkinan terkena bahaya radiasi relatif besar.
d. Resiko Level IV dengan Nilai Poin 10 adalah kemungkinan terjadi
resiko kerja yang bersifat infeksius walaupun karyawan yang
bersangkutan bekerja sesuai Prosedur Tetap (Protap) dan Prosedur
Kerja (Proker - SOP). Yang tergolong Resiko Level IV ini adalah
pegawai yang bekerja di ruang perawatan pasien rawat inap dan
rawat jalan
e. Resiko Level V dengan Nilai Poin 10 adalah kemungkinan terjadi
resiko kerja yang bersifat infeksius dan menanggung resiko
POLA REMUNERASI RSUD TEMANGGUNG/PENGHITUNGAN NILAI POIN KARYAWAN 4
f.
diberi tugas dalam kepanitiaan tertentu. Oleh karena itu, Position Index
dibangun berdasarkan dua (2) komponen yaitu:
1. Posisi dalam Stuktural
2. Posisi dalam Kepanitiaan
3. Level Koordinasi
Posisi dalam Struktural adalah jabatan struktural yang diemban oleh
karyawan rumah sakit. Jabatan Struktural ini dapat berupa Wakil Kepala
Ruang (Wakaru), Kepala Ruang, Kepala Sub-Bidang atau Kepala SubBagian, Kepala Bidang atau Kepala Bagian, Wakil Direktur, dan Direktur.
Di samping Posisi dalam Struktural, seorang karyawan dapat pula diserahi
tanggung jawab dalam sebuah kepanitiaan Tim Adhoc atau Tim Lainnya.
Oleh karena itu, keterlibatan dalam suatu Tim Kepanitiaan perlu
diperhitungkan dalam penghitungan Nilai Poin Individu.
Level Koordinasi adalah seberapa banyak pengampu jabatan memiliki
bawahan langsung. Dalam hal ini berlaku prinsip Graicunas yang
menyatakan bahwa semakin banyak bawahan langsung yang harus
dikoordinasi, maka akan semakin besar beban koordinasi dari pengampu
jabatan tersebut. Oleh sebab itu, jumlah bawahan langsung yang harus
dikoordinasi perlu diperhitungkan dalam penghitungan Nilai Poin Individual.
Besaran Poin yang diperoleh karyawan merupakan penjumlahan Poin dari Posisi
Struktural, Posisi dalam Kepanitiaan, dan Level Koordinasi.
Nb: Indeks Dasar sebagai dasar insentif tenaga baru dihitung minimal setelah 3 (tiga)
bulan aktif bekerja
Nb: Indeks Dasar sebagai dasar insentif tenaga baru dihitung minimal setelah 3 (tiga)
bulan aktif bekerja