Anda di halaman 1dari 21

SISTEM PERAWATAN

DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK

Bab I
PENDAHULUAN

1. Umum.
Pengotoran pada peralatan-peralatan listrik merupakan kondisi yang normal terjadi,
dan prosesnya sendiri dimulai sesaat sejak peralatan dipasang, adanya perubahan
beban atau rangkaian yang dibuat tanpa koordinasi terhadap seluruh perencanaan
dapat menyebabkan setting yang tidak tepat pada peralatan pengaman ataupun
terjadi kesalahan trip pada peralatan.
Oleh karena itu, adanya EPMT (Electric Predictive Maintenance & Testing Program)
adalah untuk mempertahankan kehandalan kerja peralatan dan mengoreksi kalau
terjadi kesalahan-kesalahan.
Dengan adanya EMPT, kerusakan-kerusakan yang potensial yang dapat
menyebabkan kegagalan sistem atau terhentinya pelayananan dapat dihindarkan.
Untuk mendukung keberhasilan operasi peralatan listrik, sangat panting menutup
perawatan yang efektif disertai program pengujian.
2. Fungsi & Program EMPT
Maintenance & Testing secara baik dan benar terhadap peralatan listrik perlu
dilakukan adalah bertujuan untuk :
a. Mengurangi kecelakaan.
b. Mengurangi shut down yang tidak terencana.
c. Memperpanjang umur operasi atau Mean Time Between Failure (MTBF)
peralatan.
Sedangkan dari sisi manajemen, tindakan maintenance adalah seperti halnya
kebijakan asuransi yaitu tidak adanya direct pay back terhadap biaya yang
dikeluarkan. Namun sangat diyakini bahwa tindakan maintenance yang baik dapat
mencapai/mendukung sasaran yang diinginkan oleh pihak manajemen diyakini
kontinuitas produksi dan efisiensi yang tinggi.
Keuntungan lain dari EPMT adalah :
a. Direct Benefit :

Pengurangan biaya perbaikan.

Mereduksi down time peralatan.

Peningkatan keamanan personil/pekerja.

|1

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK

Peningkatan produktifitas kerja.

Peningkatan moral dan etos kerja

Pengurangan inefisiensi.

b. Indirect Benefit :

Meningkatkan moral personil/pekerja.

Meningkatkan produktifitas dan etos kerja.

Mengurangi inefisiensi.

Program EPMT adalah meliputi :


a. Inspeksi rutin.
b. Pengujian (testing).
c. Perbaikan.
d. Operasi dan pelayanan.
Untuk mendukung keberhasilan program EPMT tersebut diatas diperlukan 5 aktifitas,
yaitu :
a. Responsibilities.
b. Inspection.
c. Scheduling.
d. Work Order.
e. Record Keeping.

|2

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK
Bab II
INSPEKSI DAN PERAWATAN

1.

Perencanaan.
Alasan dasar bagi kegiatan pemeriksaan dan perawatan peralatan listrik adalah
untuk mencegah terjadinya pemutusan pelayanan yang diakibatkan oleh kerusakan
peralatan tersebut.
Suatu program pemeriksaan dan pemeliharaan harus dikelola sehingga semua
peralatan memperoleh jaminan untuk periode waktu tertentu.
Kegiatan pemeriksaan dan perawatan yang baik dan benar, harus dimulai dari
dokumen perencanaan, tindakan sampai dengan penyimpanan hasil pada suatu
lembar pada masing-masing peralatan (Hystory Card).
Perencanaan yang baik biasanya sudah berbasis pada masalah ekonomi, atau
dengan kata lain harus mengikut sertakan faktor kerugian biaya produksi dan
efisiensi kerja. Jika motor penggerak vital untuk berjalannya produksi, perawatan
adalah bagian yang diutamakan dan harus dilakukan, tetapi tergantung juga pada
ukuran fisik, nilai dan kompleksitas motor, pendekatan yang lain bisa diambif sebagai
pertimbangan. Sebagai contoh untuk motor induksi berukuran kecil yang harganya
murah, mungkin solusi terbaik yang harus dilakukan adalah mengadakan suku
cadang yang mungkin bisa disediakan seperti bearing dan pembentuk kumparan
kecil, jika digunakan, merupakan Iangkah yang bijaksana.
Jika motor kecil dengan keistimewaan khusus, seperti bearing dengan suhu tinggi
untuk beroperasi pada lingkungan yang suhunya tinggi, perawatan yang intensif perlu
ditentukan khususnya pada bearing. Motor-motor yang dipakai untuk aplikasi non
kritis dalam kondisi Iingkungan yang kering, bersih dan suhunya normal hanya
membutuhkan perawatan minimal dengan pelumasan sesuai jadwal yang telah
disarankan oleh pabrik. Belitan motor AC dan armature DC (motor) yang
menggunakan komutator atau cincin kolektor harus mempunyal jadwal penggantian
sikat.
Pada motor-motor AC yang besar, dengan ukuran 500 HP atau yang lebih besar dan
motor DC 300 HP atau yang lebih besar, jadwal perawatan minimum harus
didasarkan pada rekomendasi pabrik. Jadwal perawatan yang disarankan untuk
mesin-mesin besar ditunjukkan pada Lampiran 1. Jadwal ini dapat diatur untuk
disesuaikan dengan instalasi bagian-bagian yang mengalami perbaikan. Rekaman
data sangat panting sebagai petunjuk dan harus menunjukkan saat perhatian yang
kurang atau lebih dibutuhkan untuk item tertentu.

|3

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK
Tindakan Inspeksi dan Perawatan.
Untuk mencapai hasil yang efektif dan efisien, program maintenance (perawatan)
harus mencakup beberapa aktifitas :
a. Preventive maintenance & testing, meliputi :
Inspection.
Cleaning.
Adjustment
Testing.
Kegiatan-kegiatan diatas mengarah kepada prediksi perbaikan atau pergantian
peralatan, dimana kemungkinan terjadinya unschedule down time dapat
dihindarkan.
b. Repair.
Pemikiran yang harus dikembangkan adalah bahwa perbaikan peralatan atau
penggantian komponen termasuk dalam predictive maintenance, yaitu perbaikan
yang dilakukan sebelum peralatan mengalami kerusakan yang mengganggu atau
bahkan menghentikan proses produksi.
Demikian juga dengan ketersediaan komponen harus terjamin dan para teknisi
harus terlatih, sehingga tidak akan mengganggu kelancaran proses produksi.
c. Analysis of Failure.
Adanya kegagalan (failure) pada peralatan harus dianalisis sedemikian rupa,
sehingga penyebab kegagalan dapat diketahui dengan benar.
Dengan mengetahui penyebab kegagalan, maka perbaikan yang dilakukan dapat
mencegah kerusakan-kerusakan yang sama pada masa mendatang.
Tindakan inspeksi dan perawatan hendaknya mencakup pula pemeriksaan visual
terhadap semua area yang mudah mengalami kerusakan atau degradasi,
pemeriksaan tegangan suplai dan akhirnya dilakukan perawatan.
Berikut ini adalah beberapa petunjuk umum tentang perawatan/pemeliharaan yang
dapat diterapkan pada motor dan generator, mengingat peralatan listrik ini paling
banyak digunakan dan sebagai penunjang utama pada proses produksi didalam
suatu industri.
1) Motor dan Generator Arus Searah.
Rekomendasi berikut ini diberikan untuk motor arus searah dan juga dapat
diterapkan pada motor induksi.
Kebersihan.
Salah satu penyebab utama tidak berfungsinya dan terkadang kerusakan pada

|4

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK
peralatan mesin DC dan motor induksi adalah karena adanya kotoran, baik
akumulasi debu dari hari ke hari atau kontaminasi pertikel dari sekitar mesin
seperti debu bahan kimia, minyak atau debu bahan logam. Hal ini menimbulkan
unjuk kerja peralatan tidak dapat berfungsi secara baik sesuai persyaratan,
timbulnya busur api dan selanjutnya bisa terbakar.
Pada semua peralatan listrik bahan konduktor listrik dibuat terpisah dengan
komponen mekanik dengan suatu bahan kimia yang dikenal dengan "bahan
isolasi". Isolasi digunakan pada koil untuk memisahkan koil dengan intinya.
Isolasi juga digunakan pada komutator untuk memisahkan komutator, pada tali
sikat untuk memisahkan dengan rangka. Dalam ini isolasi dapat bersifat non
konduktor jika bersih dan kering.
Akumulasi debu dan kotoran tidak hanya menyumbang terjadinya kegagalan
isolasi namun juga menyebabkan meningkatnya suhu karena adanya
pembatasan/pengurangan ventilasi udara, dan halangan pemancaran panas dari
belitan ke rangka.
Jangkar (Armature).
Armature adalah jantungnya motor DC. Arus dari saluran luar mengalir melalul
armature ini. Jika mesin mengalami beban lebih, armature lah komponen yang
pertama kali mengalami ancaman. Jika kita memberikan perhatian yang cukup
untuk pemeriksaan yang dilakukan secara periodik, maka akan meminimalkan
kemungkinan terjadinya masalah saat mesin dioperasikan pada rating normalnya.
Jika armature dipindahkan dari rangka untuk tujuan perawatan maupun
perbaikan, beberapa hal dibawah ini harus diamati agar armature tidak rusak.
Dalam seluruh langkah yang dilakukan, harus diberikan perlindungan terhadap
komutator dan bantalan poros.
Armature tidak diperbolehkan untuk digelindingkan
menghindari kerusakan koil dan pembalutnya.

diatas

Iantai

untuk

Jika armature diangkat den ditahan, bila memungkinkan hanya dengan porosnya.
Jika terpaksa gunakan belt (ban) yang dipasang dibawah inti.
Bobot armature tidak boleh bertumpu pada komutator atau ujung koil.
Pemeriksaan berkala, pemvernisan dan pengasapan akan memperpanjang usia
belitan. Baji (slot) yang telah kendor harus diganti sebelum upaya pemvernisan
atau pengasapan.
Komutasi.
Beberapa masalah
penyebabnya :

umum

yang

biasanya

terjadi

pada komutator

dan

Batang komutator yang tinggi biasanya menimbulkan loncatan api (sparking),


kebisingan operasi dan mematahkan sikat. Penyebab biasanya longgarnya

|5

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK
komutator, pemotongan sikat yang tidak sempurna atau hubungan singkat
listrik.

Galur/goresan pada permukaan komutator menyebabkan permukaan kasar


sehingga loncatan api tidak rata. Penyebab kerusakan ini adalah :

Pencemaran udara.

Minyak pada komutator.

Kelembaban rendah.

Sikat terlalu kasar.

Penggoresan dan terbakarnya batang komutator akan mengakibatkan


komutator kasar sehingga menimbulkan bunga api dan flash over.
Terjadinya kebakaran komutator ini karena :
- Mesin dioperasikan tidak pada titik netral.
- Komutator kotor.
- Tekanan pegas yang terlalu kuat.
- Mesin menanggung beban lebih.

Komutasi yang selektif dapat pula terjadi pada mesin dengan lebih dari satu
sikat pada sebuah papan. Hal ini terjadi karena resistansi pada suatu sikat
lebih tinggi dari sikat yang lain yang disebabkan karena tekanan pegas yang
lebih tinggi, jalannya sikat bergoyang, sikat dengan pengurangan permukaan
kontak yang Iebih kecil cenderung akan membawa arus yang lebih besar.

Bagian terbuka pada daerah depan isolasi biasanya merupakan tempat


berkumpulnya kotoran, minyak, uap embun yang dapat menyebabkan flash
over dan kegagalan isolasi ke tanah.

Belitan Medan (Field Winding).


Pemeriksaan terhadap kemungkinan terjadinya pentanahan pada belitan medan,
dapat dilakukan pengujian dengan trafo tegangan tinggi. Bila rangkaian bebas
dari tanah dan yang diduga adalah adanya medan shunt yang terhubung singkat
maka perlu dilakukan pengukuran resistansi koil, kemudian dibandingkan dengan
resistansi koil yang kondisinya baik. Pemeriksaan untuk perbandingan ini
hendaknya dilakukan pada saat belitan pada suhu operasi normalnya. Hal ini
karena koil medan shunt akan menunjukkan nilai resistansi yang benar jika diuji
pada suhu rendah tetapi pada suhu tinggi {panas) atau mendekati suhu operasi,
resistansinya rendah. Hal ini disebabkan karena isolasi yang kurang baik antar
lilitan yang berdekatan dan hubungan singkat mungkin saja terjadi sehingga
sampai meluas karena meningkatnya suhu. Jika resistansi koil dengan nilai
sesuai dengan koil yang baik tidak diperoleh, perbandingan bisa dilakukan
dengan jembatan Wheatstone atau Voltameter yang biasanya memberikan
indikasi adanya resistansi medan shunt. Jika baik jembatan maupun ammeter
tidak tersedia, pemeriksaan kondisi koil dapat dilakukan dengan menghubungkan

|6

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK
semua koil shunt secara seri dengan sumber luar yang tegangannya konstan dan
mengukur drop tegangan pada masing-masing koil.
Penyebab umum dari kerusakan pada koil medan shunt adalah pemanasan lebih
yang disebabkan oleh beberapa hal berikut :

Pengoperasian mesin pada


pertukaran udara yang baik.

Tegangan eksitasi terlalu tinggi.

Pembebanan Iebih pada mesin.

Suhu lingkungan yang tinggi.

kecepatan

rendah,

sehingga

mencegah

Unjuk kerja yang jelek ditandai dengan komutasi yang jelek, kecepatan yang tidak
tepat dan pemanasan Iebih.
2) Motor lnduksi.
Ada 2 jenis konstruksi motor induksi yaitu rotor sangkar tupai dan rotor lilit.
Desain antara keduanya sama, perbedaan terutama hanya pada desain rotor.
Pada motor sangkar tupai tidak ada hubungan tambahan (sekunder) dari luar,
sementara sebagian besar rotor lilit memiliki belitan tiga fase yang terhubung
dengan resistan variabel melalui ring kolektor.
Selama ini motor induksi khususnya jenis sangkar tupai memiliki efisiensi yang
tinggi dimana masa kerja tanpa pemutusan dapat diperpanjang dengan
memberikan perhatian yang sistematis. Pada dasarnya pemeliharaan motor
induksi sangkar tupai adalah berkisar tentang stator dan bantalannya. Dalam
keadaan normal motor tidak memerlukan perhatian khusus, kecuali kali ada baut
yang kendor/kurang kuat.
Untuk jenis rotor lilit, konstruksi yang berkaitan dengan sikat memerlukan
perawatan tambahan. Belitan stator pada motor induksi berbeda-beda tergantung
ukuran rangka stator.
Karena usia mesin sangat tergantung pada isolasinya, perhatian yang benar
mengenai isolasi ini akan sangat membantu memperpanjang usia pelayanan
mesin. Pemeliharaan isolasi lilitan sangat terkait dengan bagaimana menjaga
agar mesin tetap bersih dan kering, penyediaan ventilasi yang cukup dan
pengoperasian mesin pada ratingnya.
Belitan Stator.
Pemeriksaan secara berkala pada belitan stator dapat mencegah kerugian
karena adanya pemutusan pelayanan, dengan memperbaiki kerusakankerusakan kecil sebelum menjadi kerusakan yang Iebih besar/serius. Suhu
operasi hendaknya selalu diperiksa pada waktu-waktu tertentu.

|7

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK
Pada mesin-mesin besar yang beroperasi dengan lingkungan yang baik,
pemeriksaan ventilasi udara perlu dilakukan pemeriksaan secara lengkap sekali
dalam setahun. Dengan kata lain jika kondisi lingkungan operasi tidak baik,
memerlukan pemeriksaan Iebih sering lagi.
Indikasi paling baik mengenai keadaan isolasi adalah dengan merekam resistansi
isolasi yang dilakukan secara berkala pada saat mesin panas. Penurunan
resistansi pada isolasi menunjukkan mesin sudah mendekati kerusakan/tembus
tegangan, yang hal ini bisa dihindari dengan melokalisir penyebab dan segera
diperbaiki.
Belitan Rotor Lilit
Belitan rotor dari motor induksi rotor lilit memiliki beberapa jenis sesuai dengan
statomya, dan perhatian serta pemeliharaan yang sama juga diberlakukan atas
mereka. Namun demikian, rotor membutuhkan perhatian tambahan karena
merupakan elemen yang berputar.
Kebanyakan rotor lilit memiliki belitan 3 fase dan rentan terhadap gangguan satu
fase dan rangkaian terbuka. Gejala yang pertama dari gangguan ini adalah torsi
berkurang, kecepatan turun dan terjadi suara bising, serta kegagalan untuk
mengangkat beban. Tempat pertama untuk memeriksa terhadap adanya
rangkaian sekunder yang terbuka adalah pada resistan dan rangkaian rotor yang
berada diluar rotor. Dengan rnenghubung singkat pada rangkaian rotor pada slip
ring dan kemudian mengoperasikan motor, biasanya akan menunjukkan bahwa
masalah ada pada rangkaian kontrol atau pada rotornya sendiri. Adanya
pentanahan pada rangkaian kontrol tidak akan mempengaruhi unjuk kerja motor
kecuali kalau ada kombinasi dengan pentanahan yang lain maka akan
menyebabkan gangguan hubungan singkat. Hal ini akan menyebabkan ketidak
seimbangan pada rotor secara listrik. Gejalanya adalah pengurangan torsi, timbul
getaran yang berlebihan pada motor, serta bunga api. Pengujian terhadap
adanya gangguan hubungan singkat ini dapat dilakukan dengan mega ohmmeter
500 V.
Metode lain yang dapat digunakan untuk memeriksa hubungan singkat pada
rangkaian belitan rotor adalah dengan mengangkat sikat dari cincin kolektor dan
belitan stator diberi catu daya, bila lilitan stator babas dari hubungan singkat, maka
rotor cenderung tidak berputar. Jika timbul torsi sehingga motor berputar, maka
perlu dibuka dan diuji terhadap gangguan hubungan singkat.
Slip Ring (Cincin Sikat).
Cincin sikat pada rotor lilit memerlukan perhatian khusus. Konsentrasi debu pada
cincin harus selalu dibersihkan pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari
kekasaran permukaan karena akan berpengaruh pada sikat. Permukaan cincin
yang tidak rata/kasar perlu diperbaiki sesegera mungkin sebelum timbul bunga api

|8

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK
atau terjadi penggantian sikat. Sikat yang tidak rata juga perlu diganti untuk
menjamin operasi yang terbaik.
Rotor Sangkar Tupai.
Rotor sangkar tupai lebih kuat dari pada jenis rotor lilit sehingga memerlukan
sedikit perawatan. Permasalahan yang mungkin terjadi misalnya adanya
rangkaian terbuka atau sambungan dengan resistansi yang besar pada cincin dan
batang rotor. Gejala kondisi ini adalah sama seperti rotor lilit, yaitu kecepatan
turun, saat dibebani dan pengurangan torsi saat start (pengasutan).
3) Motor dan Generator Sinkron.
Stator pada mesin sinkron memerlukan perhatian yang sama seperti pada motor
induksi. Pada mesin sinkron besar lilitan biasanya mudah diamati dan fasilitas
untuk pembersihan ada. Rotor koil medan pada mesin sinkron perlu dibersihkan
seperti halnya pada koil medan pada mesin DC.
Berikut ini adalah beberapa petunjuk umum perawatan mesin sinkron :

Selama overhaul, semua baut harus diperiksa bila longgar.

Pada instalasi yang mudah terkena debu, sementara cincin kolektor tidak
diberi
penutup,
cincin
kolektor
dan
penyangga
sikat
perlu
disemprot/dibersihkan dengan meniupkan udara kering secara mingguan. Jika
yang menempel adalah deposit minyak, maka perlu dilap kain yang diberi
cairan pelarut yang cocok kemudian di pernis. Saat mencuci penyangga sikat,
sikat perlu diangkat untuk menghindari penyerapan cairan pelarut pada sikat.

Lapisi permukaan isolasi pada penyangga sikat dan cincin geser dengan
pernis isolasi tinggi.

Jika cincin kolektor agak aneh, kasar, bergelombang atau tergores dalam,
kondisi ini perlu tindakan penghalusan permukaan (surfacing) yaitu dengan
stone atau gerinda.

Cincin perlu digosok dengan kain yang halus (jangan dengan amplas). Setelah
digosok kemudian dibersihkan dengan pelarut untuk menghilangkan semua
bahan asing yang ada.

Arus medan yang tertera pada name plate hendaknya tidak terlampaui pada
saat operasinya.

Pembersihan dan Pemvernisan Belitan Mesin.


Usia belitan mesin tergantung pada upaya untuk menjaga agar kondisi belitan
tetap seperti aslinya selama mungkin. Pada mesin yang baru, belitan diletakkan
dalam slot yang sempit dan rapi dan isolasinya masih bagus dan fleksibel serta
tahan terhadap pengaruh yang buruk dari uap embun dan bahan asing lain. Uap

|9

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK
embun adalah musuh yang paling tidak kentara pada mesin listrik. isolasi harus
dijaga agar tetap kering. Jenis-jenis isolasi modern memiliki sifat tahan embun dan
membutuhkan perlakuan pernis yang lebih jarang.
Suatu kondisi yang sering mempercepat kerusakan adalah gerakan koil yang
disebabkan oleh getaran saat operasi mesin. Setelah isolasi kering, kemudian
isolasi ini kehilangan kelenturannya. Tekanan mekanis yang disebabkan oleh
pengasutan seperti halnya tekanan saat terkena beban, seringkali dapat
menimbulkan hubungan singkat pada koil dan kemungkinan juga kegagalan dari
koil ke tanah yang biasanya terjadi pada titik dimana koil meninggalkan slot.
Perawatan dan pemvernisan yang dilakukan dengan mengisi ruang terbuka akibat
mengeringnya isolasi akan secara efektif melindungi belitan dari embun.
Pembersihan.
Beberapa mesin menerima akumulasi bahan-bahan seperti debu semen, talek dan
kertas, yang meskipun tidak membahayakan tetapi akan menghalangi ventilasi
udara. Mesin kemudian beroperasi dengan suhu yang lebih tinggi dari pada
keadaan normal sehingga usia isolasi menjadi lebih pendek. Bahan-bahan jenis ini
kadang-kadang dapat dihilangkan dengan meniupkan udara yang bebas uap
embun.
Jenis bahan yang paling membahayakan mesin adalah karbon hitam, debu logam
dan bahan-bahan sejenis lain yang tidak hanya berpengaruh pada ventilasi tapi
juga membentuk lapisan konduktif pada isolasinya sehingga memperbesar
kemungkinan gagal isolasi.
Adalah sangat penting untuk membersihkan dengan sempurna permukaan yang
akan dipernis. Tanpa menghilangkan semua kotoran yang konduktif dan pelumas,
maka pemberian pernis tidak akan sepenuhnya efektif. Juga setelah pemberian
vernis, bagian yang bocor isolasinya akan sulit ditutupi dan dihilangkan.
Beberapa langkah berikut berkaitan dengan pembersihan yang benar :

Hilangkan semua kotoran pada permukaan koil dan bagian mekaniknya.


Saluran ventilasi udara harus bersih, sebagai alternatif gunakan kompresor
udara dengan tekanan kurang dari 50 psi. Tekanan yang lebih dari itu dapat
membahayakan belitan. Jangan gunakan udara jika debu dari mesin
membahayakan peralatan yang kritis disekitamya.

Sebanyak mungkin hilangkan semua minyak, pelumas dan kotoran yang


menempel dengan kain kering, kemudian bersihkan lagi dengan kain yang
sudah diolesi cairan pelarut (cairan pembersih).

lsolasi silikon juga dapat dibersihkan dengan metode yang sama dengan
sistem isolasi lainnya. Jika digunakan cairan pembersih, pakailah yang sesuai
dengan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya.

| 10

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK
Pengeringan
Peralatan-peralatan belitan yang sudah dibersihkan dan divernis tadi selanjutnya
diovenkan yang bersuhu 115C (239F - 257F) selama 6 - 12 jam sampai
resistansi isolasi menjadi konstan. Jika digunakan vacum, waktu pengeringan bisa
dikurangi.
Pemvernisan.
Pemilihan vernis tergantung pada kondisi operasi dimana motor digunakan dan
juga kondisi Iingkungan (lembab, korosif, bahan kimia, abrasi) hendaknya
dijadikan bahan pertimbangan. Pernis harus cocok dengan sistem isolasi yang
digunakan. Jika tidak cocok hal ini akan tidak melekat dan tidak akan memberikan
perlindungan yang dibutuhkan
3.

Gangguan & Trouble Shooting


1)

Gangguan Pada Motor Listrik.


Jenis gangguan dapat dibedakan dari sifatnya, yaitu :
a. Mekanis, meliputi :
Pores.
Bantalan (Bearing)
Celah udara (air gap) antara stator dan rotor.
Gear motor (transmisi days).
Beban.
b. Elektris, meliputi :
Sistem Catu Daya (Power Supply).
Sistem Kontrol/Kendali motor.

Kendali pengasutan (starting).

Kendali kecepatan.

Kendali pembalikan putaran.

Kendali pengereman.

Motor :

Belitan.

Sikat dan komutator.

Sambungan terminal.

Efek pembebanan (siklus kerja).

Sedangkan macam gangguan yang sering terjadi pada motor antara lain :

| 11

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK
a. Tidak dapat mengasut (start) tanpa terdengar bunyi.
b. Tidak dapat mengasut (start) tetapi terdengar bunyi.
c. Dapat beroperasi tetapi bersuara.
d. Beroperasi tanpa beban tetapi putaran rendah.
e. Putaran mendadak turun dan temperatur naik.
Tindakan apa yang harus diambil untuk mengatasi atau mengantisipasi
gangguan adalah terlebih dahulu perlu mengetahui kemungkinan sebabsebab gangguan.
Gangguan terjadi kemungkinannya adalah karena :
a. Pemilihan motor kurang tepat untuk melayani jenis beban dan aspek
lingkungannya.
b. Pemilihan kendali motor tidak tepat untuk motor dimaksud.
c. Kerusakan atau ketidak sesuaian instalasi.
d. Kurangnya pengawasan dan atau perawatan motor baik selama
beroperasi atau tidak.
2)

Gangguan Pada Generator.


Macam gangguan yang sering terjadi pada generator adalah
a. Tidak menghasilkan tegangan.
b. Menghasilkan tegangan terlalu rendah.
c. Menghasilkan tegangan terlalu tinggi.
d. Menghasilkan tegangan tidak stabil.
e. Gangguan tersebut diatas dapat terjadi pada generator saat tidak terbeban
atau berbeban, baik yang beroperasi secara otomatis maupun manual.

3) Trouble Shooting Generator.


Tindakan yang diambil untuk mengatasi gangguan pada generator dapat dilihat
pada prosedur dibawah ini :

| 12

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK

BENTUK KEJADIAN

PENYEBAB

TINDAKAN

1. Tidak ada tegangan /


tegangan tak sesuai
rated

2. Ada
tegangan
tapi
terlalu rendah / terlalu
tinggi

3. Generator
mengalami
panas
lebih
(over
healting)

4. Panas
bearing

lebih

pada

| 13

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK
Bab-III
PENGUJIAN

Pengujian peralatan listrik dilakukan baik sebelum dipasang maupun setelah dipasang
dilapangan.
Pengujian sebelum dipasang adalah dilakukan oleh pembuat/pabrik sebelum peralatan
meninggalkan pabrik dan biasanya disebut factory test.
Sedangkan pengujian setelah dipasang dilapangan atau biasanya disebut field test
adalah dilakukan untuk mengecek apakah peralatan sudah lengkap, apakah ada
kerusakan, apakah perlu adanya penggantian komponen/peralatan dan apakah telah
bekerja dengan baik pada waktu sebelum atau selama diberi energi/power supply.
Pengujian (testing) peralatan listrik dapat dibedakan atas :

Jenis (type of test).

Metoda (type of testing methods).

1) Jenis Pengujian
Jenis pengujian dapat diklasifikasikan atas :
a. Acceptance Test.
Acceptance test disebut juga dengan proof test dan dikerjakan terhadap peralatan
baru, biasanya setelah di install atau setelah pengisian tenaga
Test ini biasanya dilakukan mencapai 80% dari nilai test tegangan pengujian
pabrik (factory test). Acceptance untuk menentukan :

Apakah peralatan memenuhi sesuai spesifikasi.

Untuk menetapkan tanda-tanda (ketentuan) pada test berikutnya.

Untuk meyakinkan bahwa peralatan telah di install tanpa ada kerusakan.

Membuktikan apakah peralatan-peralatan elektrik memenuhi sesuai design


yang diperlukan.

b. Routine Maintenance.
Test ini dilaksanakan secara reguler pada interval waktu tertentu sesuai masa
kerja. Pada routine test ini sebaiknya semua didata pada saat sebelum pengujian
dan setelah pengujian.
Pada test ini dapat dibagi atas :

As-Found Test :

| 14

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK
Test ini dilaksanakan terhadap peralatan elektrik setelah bekerja dan
dikeluarkannya perawatan, tetapi sebelum perawatan dilakukan terhadapnya.

As-Left Test :
Test ini diselenggarakan setelah perawatan dilakukan dan sebelum pengisian
energi terhadap peralatan elektrik. Test ini akan menunjukkan kemajuan
adanya perbaikan.

c. Special Maintenance Test


Test ini dilaksanakan untuk mengetahui keadaan peralatan setelah mengalami
suatu kondisi yang buruk, yang dikhawatirkan akan mengganggu karakteristik
suatu peralatan Sebagai contoh adalah adanya gangguan pemutusan pada circuit
breaker, yang memerlukan adanya inspeksi, perawatan dan test sebelum circuit
breaker dioperasikan kembali.
2) Metoda Pengujian.
Pengujian terhadap peralatan listrik adalah meliputi pemeriksaan sistem isolasi, sifatsifat kelistrikan dan faktor-faktor lain yang terkait dengan seluruh operasi peralatan.
Oleh karena itu pengujian peralatan-peralatan listrik dapat dibagi atas :
a. Solid Insulating Testing.
b. Protective Device Testing.
c. Insulating Liquid Testing.
d. Circuit Breaker Time Travel Analysis.
e. Grounding Electrode Resistance Testing.
f.

Fault Gas Analysis Testing.

g. Infrared Inspection.
2.a. Solid Insulation Testing.
Isolasi peralatan tegangan tinggi yang berupa padat, cair, gas atau vacuum harus
mampu menahan tegangan pada beda potensial tertentu yang tidak
menyebabkan adanya aliran arus antar elektrode. Adanya aliran arus berarti
terjadi kebocoran di elektrik yang akan menyebabkan hubungan singkat. Pada
tegangan tinggi hubungan singkat biasanya didahului oleh adanya flash over. Bila
terjadi hubungan singkat atau flash over, maka peralatan akan mengalami
kerusakan. Untuk pengujian biasanya menggunakan potensial tinggi dan
dideteksi adanya arus bocor yang melaluinya. Adanya arus bocor tertentu dapat
dijadikan indikator apakah pada isolasi terjadi pengotoran atau kualitasnya telah
menurun.

| 15

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK
Pengetesan isolasi dapat dilaksanakan baik dengan tegangan berikut :

Direct Current (DC) Voltage.

Alternating Current (AC) Voltage.

Testing dengan 2 jenis tegangan ini dapat dikatagorikan dengan non destructive
testing (pengujian tidak merusak) dan destructive testing (pengujian merusak).
Non destructive testing dilakukan tidak sampai merusak dan hanya dengan
tegangan yang lebih rendah, sedangkan pada destructive testing adalah
pengujian yang menyebabkan isolasi peralatan tegangan tinggi mengalami
kegagalan atau kerusakan.
Testing dengan tegangan tinggi AC hanya ada 2 alternatif, yaitu istilahnya Go
dan No Go. Yaitu tegangan dinaikkan sampai pada suatu level tertentu, bila tidak
terjadi kegagalan berarti isolasi dalam keadaan baik dan dapat dipakai,
sebaliknya bila isolasi gagal pada waktu tegangan dinaikkan, maka isolasi
tersebut jelek dan tidak dapat dipakai untuk isolasi pada level tertentu. Jadi
testing dengan tegangan tinggi Acc hanya menunjukkan isolasi baik atau bagus
tetapi tidak dapat memprediksi masa kerja atau umur isolasi.
Berbeda halnya bila ditest dengan tegangan tinggi AC, pengujian dengan
tegangan tinggi DC akan memberikan konfirmasi tambahan tentang kualitas
isolasi, sehingga dapat diprediksi kurun waktu pemakaian, rugi-rugi daya yang
dapat timbul. Sebagal contoh dengan testing DC, arus bocor pada tegangan level
tertentu dapat diukur untuk kondisi baru dan kondisi setelah pemakaian.
2.a.1. Pengujian isolasi Dengan Tegangan Tinggi DC.
Sewaktu tegangan tinggi DC dipakai untuk pengujian isolasi padat, maka
arus listrik mengalir melalul Isolasi tersebut. Arus-arus tersebut adalah

Capacitance Charging Current.

Dialektric Absorbtion Current.

Surface Leakage Current.

Partial Discharge Current (corona).

Volumetric Leakage Current.

Untuk mengetes kualitas suatu isolator dengan tegangan tinggi DC, 2


pengujian dapat dilakukan dengan aplikasi tegangan tersebut, yaitu :

Insulation Resistance Testing.

High Potential Voltage Testing.

Insulation Resistance Testing.


Test diiaksanakan dengan sumber tegangan 100 sampai 5000 V.
Instrument yang dipergunakan adalah megaohmmeter. Jadi seluruh isolasi
motor, bushing, dll dinyatakan dalam megaohm.

| 16

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK
Pada gambar berikut ditunjukkan contoh peralatan megaohm. Kualitas
isolasi peralatan elektrik ditentukan oleh tingginya megaohm. Nilai isolasi
bervariable dan tergantung pada suhu, temperatur, kelembaban dan faktorfaktor lingkungan lainnya.

Gambar 1. Electronic Megaohmmeter, 2500 volt


(Courtsy of Hipotronic, Inc, Brewster, NY)
Seluruh pembacaan pada megaohmmeter harus diacu pada keadaan
standard, baik temperatur, kelembaban dan kelas peralatan yang di test.
Pengukuran resistance isolasi dapat dilengkapi dengan 5 metode umum
pengujian yaitu :

Short time reading.

Time resistance reading {dielectric absorbtion ratio test).

Step voltage reading

Dialectric absorbtion reading.

Polarization index.

| 17

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK
2.a.2. Alternating Current Voltage Testing of Solid Insulator.
Beberapa test dapat dilakukan terhadap isolator pada (solid insulation)
dengan tegangan tinggi AC guna mengevaluasi kondisi isolasi.
Pengujiannya meliputi :

High Potential Testing.


High potential testing biasanya dikenal dengan ac hi-pot test, adalah
memberikan tegangan tinggi diatas normal kerja peralatan elektrik
selama waktu singkat, 1 menit. Karena bervariasinya tegangan kerja
sistem, maka direkomendasikan untuk mengikuti tegangan yang
diperkenankan pada peralatan sesuai standar pabrik yang
mengeluarkan.

Insulation Power Factor.


Insulation power factor adalah komponen penting dalam menentukan
kualitas isolasi bagi transformer, circuit breaker, mesin-mesin berputar,
cable, regulator dan isolasi-isolasi cair lainnya. Beberapa perhatian
yang harus dilakukan dalam pengetesan power factor yaitu :

Peralatan yang akan ditest harus terisolasi dari sisa-sisa sistem.

Testing harus dilakukan pada suhu diatas 32F dan dengan


humidity relative yang rendah.

Peralatan test harus mampu menghasilkan gelombang sinur 50


atau 60-Hz dan tegangan sekurang-kurangnya 2500 volt. Tegangan
minimum pengujian harus tidak kurang dari 500 V pada semua
kasus.

Evaluasi data-data test harus berbasis pada standar industri.

2.b. Insulating Liquid Testing.


Pengujian isolasi minyak ditujukan untuk isolasi minyak Trafo, CB, dll, yang telah
bekerja untuk kurun waktu tertentu. Penurunan isolasi minyak disebabkan adanya
pengotoran dan kontaminasi.
2.c Circuit Breaker Time Travel Analysis.
Circuit breaker time travel analysis test dilakukan untuk menentukan apakah
operasi mekanik CB sempuma. Test ini selalu dilakukan untuk CB tegangan
medium dan CB tegangan tinggi. Tujuannya untuk mengetahui posisi kontak
breaker dan hubungan waktu. Hal ini sangat perlu untuk mengetahui kecepatan
penutupan dan pembukaan CB guna mengatasi busur. Breaker operating time
akan sangat perlu untuk mengevaluasi kondisi mekanis komponen-komponen
breaker, seperti mekanisme penutupan, pegas dan shock breaker.

| 18

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK
2.d. Grounding Electrode Resistans Testing.
Integritas sistem pentanahan sangat penting pada sistem tenaga listrik, dengan
alasan :
Untuk mempertahankan tegangan referensi (ground) bagi peralatan dan
kemanan personil.
Memberikan titik pelepasan adanya gelombang surya berjalan karena petir.
Mencegah timbulnya tegangan tinggi yang tidak perlu karena adanya induksi
pada sistem tenaga.
2.e. Fault Gas Analysis Testing
Fault gas analysis testing dapat memberikan informasi tentang adanya gangguan
pada isolasi minyak trafo dengan mendeteksi adanya uapan gas. Uapan gas
minyak timbul karena suhu tinggi yang disebabkan timbulnya busur api di dalam
trafo. Gas dideteksi dalam tabung nitrogen yang terdapat pada trafo.
3) Test Program Guide
Informasi dan criteria teknis tentang pengujian dapat diperoleh dari standar-standar
test :

ICEA (Insulated Cable Engineering Association)

NFPA (National Fire Protection Association)

IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers)

NEMA (National Electrical Manufacturer Association)

Dll.

Standard tegangan system dan pedoman jenis pengujian pada peralatan kelistrikan
dapat dilihat pada table berikut :

| 19

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK

| 20

SISTEM PERAWATAN
DAN PENGUJIAN PERALATAN LISTRIK
Data pengujian pada peralatan kelistrikan atau pengukuran tahanan isolasi khususnya
dapat digunakan untuk melayani atau dipakai sebagai acuan dalam menentukan
bentuk tindakan lanjutan terhadap peralatan yaitu perawatan, perbaikan atau yang
lain. Tindakan yang mungkin terhadap data :

Simpan untuk persiapan inspeksi berikutnya.

Simpang untuk pelaksanaan perbaikan, bila perlu.

Musnahkan setelah perbaikan selesai dan sekiranya tidak diperlukan lagi.

Beberapa faktor yang digunakan sebagai pertimbangan untuk menilai tahanan


(resistansi) isolasi
baik atau buruk adalah :

Nilai minimum resistansi isolasi yang dapat diterima yaitu sebesar 1 Mper kV
ditambah 1 M.

Informasi dari pabrik terhadap peralatan yang sesuai.

Perbandingan
penerimaan.

Perbandingan dengan data beberapa unit semisal/sejenis.

dengan

data

saat

pemasangan/konstruksi

atau

saat

uji

Hal-hal yang mempengaruhi pembacaan data :

Kontaminasi, meliputi debu, berbagai cairan, asam dan garam.

Kontaminasi pada sambungan sehingga gagal sambung (bad - contact).

Kondisi temperatur ruangan.

Sedangkan kriteria nilai uji terima yang merupakan nilai minimal yang harus dipenuhi
suatu peralatan listrik dapat dilihat pada tabel berikut.

| 21

Anda mungkin juga menyukai