Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

Aging atau penuaan berhubungan dengan adanya dua fenomena, yaitu penurunan
fisiologik tubuh dan peningkatan terjadinya penyakit. Dengan kata lain, aging adalah suatu
proses fisiologis yang akan di alami oleh semua mahluk hidup. Anggapan dahulu bahwa
menjadi tua memang hal yang wajar, alamiah dan tidak bisa diintervensi, tetapi hal ini
dipatahkan sejak penelitian Rudman yang dipublikasikan bahwa menjadi tua adalah suatu
penyakit yang bisa dicegah dan dalam batas tertentu bisa disembuhkan.1
Diperkirakan jumlah perempuan yang hidup dalam usia menopause akan semakin
melonjak sekitar 30,3 juta orang pada tahun 2020. Adanya peningkatan usia harapan hidup
(Life Expectancy), ini berarti meningkat pula jumlah wanita menopause di Indonesia dengan
berbagai masalah kesehatan yang dihadapinya. Angka ini di setiap negara meningkat dari
waktu ke waktu, baik di negara maju maupun negara berkembang, yang dipengaruhi oleh
adanya faktor sosial-ekonomi, gizi, pelayanan kesehatan serta gaya hidup 2
Karena berbagai faktor itulah terjadi proses penuaan, sehingga orang menjadi tua dan
akhirnya meninggal. Tetapi kalau faktor penyebab itu dapat dihindari, maka proses penuaan
tentu dapat dicegah, diperlambat,

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Mekanisme Sistim Reproduksi Wanita


Fisiologi reproduksi wanita jauh lebih rumit dari pada pria. Tidak seperti
pembentukan sperma yang berlangsung terus-menerus dan sekresi testosterone yang
relatif konstan, dan sekresi hormon-hormon seks wanita memperlihatkan pergeseran
siklus yang memanjang. Hormon-hormon reproduksi wanita meliputi
1.Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang
paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk
pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan
payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan. Estrogen juga berguna pada siklus
menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan
kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.3
2.Progesteron
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesteron mempertahankan
ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar
progesteron terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai
plasenta dapat membentuk hormon HCG.3
3.GnRH
GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus di otak. GnRH
akan merangsang pelepasan FSH (Folicle Stimulating Hormon) di hipofisis. Bila
kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpan balik ke
hipotalamus sehingga kadar GnRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
2

4.FSH
hormon ini dinamakan gonadotropoin, hormon yang diproduksi oleh hipofisis
akibat rangsangan dari GnRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel.
Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan
menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH

Gambar 2. 1 Hormonal regulation of the female reproductive system


(Adapted from Szar, 2007)3
GnRH akan merangsang pelepasan FSH di hipofisis. Dimana FSH akan
menyebabkan pematangan folikel dan selanjutnya akan menghasilkan ovum. LH
mempertahankan korpus luteum untuk tetap menghasilkan ovarium. Dibawah
pengaruh LH, korpus luteum mengeluarkan estrogen dan progesteron, dengan
jumlah progesteron jauh lebih besar. Kadar progesteron meningkat dan
mendominasi dalam fase luteal, sedangkan estrogen mendominasi fase folikel.
Walaupun estrogen kadar tinggi merangsang sekresi LH, progesteron dengan
kuat akan menghambat sekresi LH dan FSH. Dibawah pengaruh progesteron
akan mempertahankan sekresi endometrium, sedangkan estrogen pada
pertumbuhan organ.7

II.2. Estrogen
II.2.1. Struktur, Sintesis dan Sekresi Estrogen
Estrogen dikenal sebagai hormon wanita yang utama bersama dengan
progesteron, karena mempunyai peranan penting dalam pembentuk kan tubuh
wanita dan mempersiapkan fungsi wanita secara khusus seperti terjadinya
kehamilan, juga pertumbuhan payudara dan panggul. Disisi lain, vagina, uterus
dan organ wanita lainnya sangat tergantung keberadaan estrogen pada tubuh
sampai usia dewasa. Pengaturan estrogen membuat terjadinya perubahan setiap
bulannya dan mempersiapkan uterus untuk terjadinya kehamilan. Estrogen
merupakan hormon steroid dengan 10 atom C dan dibentuk terutama dari 17ketosteroid androstendion. Estrogen alamiah yang terpenting adalah estradiol
(E2), estron (E1), dan estriol (E3). Secara biologis, estradiol adalah yang paling
aktif. Perbandingan khasiat biologis dari ketiga hormon tersebut E2 : E1 : E3 =
10 : 5 : 1. Potensi estradiol 12 kali potensi estron dan 8 kali estriol sehingga
estradiol dianggap sebagai estrogen utama.5 Selain di ovarium, estrogen juga di
sintesis di adrenal, plasenta, testis, jaringan lemak dan susunan saraf pusat
dalam jumlah kecil. Hal ini menyebabkan wanita mempunyai kadar estrogen
yang rendah setelah menopause. Karena sel lemak juga dapat mensintesis
estrogen dalam jumlah sedikit, wanita gemuk yang memasuki fase menopause,
mungkin akan mengalami beberapa keluhan seperti hot flashes dan osteoporosis,
kedua keluhan ini berhubungan dengan penurunan estrogen.2
Keuntungan penting yang lain dari estrogen adalah merangsang
pertumbuhan tulang dan membantu mempertahankan kesehatan tulang, juga
melindungi jantung dan pembuluh darah dengan meningkatkan kolesterol baik
(HDL), serta menurunkan kolesterol jahat (LDL). Estrogen disekresikan pada

awal siklus menstruasi oleh karena respon dari LH dan FSH. Sintesis estrogen
menempati perkembangan folikel ovarium, baik sel teka dan sel granulosa.
Akibat rangsangan LH, sel-sel teka akan mengubah kolesterol menjadi androgen
yang kemudian berdifusi ke dalam sel-sel granulose melalui dasar membran.
Sel-sel granulosa, karena dirangsang oleh FSH akan mengaktifkan enzim
aromatase untuk mengubah androgen menjadi estrogen. Sebagian estrogen tetap
berada di folikel ovarium untuk membentuk antrum, sedangkan sebagian
lainnya disekresikan ke dalam darah untuk mengikat SHBG dan albumin yang
bekerja melalui reseptor intraseluler menuju sel target.5
II.2.2. Fungsi Hormon Estrogen
Fungsi secara umum estrogen adalah sebagai perangsang sintesis DNA melalui
RNA, pembentuk utusan RNA (messenger RNA), sehingga terjadi peningkatan sintesis
protein Sedangkan fungsi khusus meliputi:
1. Endometrium
Estradiol memicu proliferasi endometrium dan memperkua kontraksi otot
uterus.7
2. Serviks
Sawar (barrier) yang terutama menghalangi masuknya

spermatozoa

ke dalam uterus adalah getah serviks yang kental. Produksi estradiol yang
kian meningkat pada fase folikuler akan meninggikan sekresi getah serviks
dan mengubah konsentrasi getah pada saat ovulasi menjadi encer dan bening,
sehingga memudahkan penyesuaian, memperlancar perjalanan
spermatozoa dan meninggikan kelangsungan hidupnya. Dalam praktik klinis, hal
ini dapat digunakan sebagai diagnostik untuk membuktikan adanya estrogen.

3. Vagina
Estradiol menyebabkan perubahan selaput vagina, meningkatkan produksi getah
dan meningkatkan kadar glikogen, sehingga terjadi peningkatan produksi asam
laktat oleh bakteri Doderlein. Nilai pH menjadi rendah, dan memperkecil
kemungkinan terjadinya infeksi.
4. Ovarium
Estradiol memicu sintesis reseptor FSH di dalam sel-sel granula, juga
reseptor LH di sel-sel teka. Adanya khasiat estrogen pada sistim reproduksi
wanita dapat dengan mudah dilihat, tanpa memerlukan pemeriksaan hormon
serum atau urin.
II.3. Masa Kehidupan Wanita
Masalah normal yang dialami wanita dari usia 8 sampai 65 tahun
(Rachman,2009) terdiri dari :

Gambar 2. 4 Masa Kehidupan Wanita.6


Pengertian perubahan-perubahan fisiologis ini sangat berguna bagi wanita
yang secara pasti akan mengalami masalah ini dalam kehidupannya, sehingga ia bisa
mempersiapkan diri sesuai dengan pendidikan sosial ekonomi yang didapatnya.
6

II.4 Menopause
II.4.1 Definisi Menopause
Menopause menurut WHO (2005) berarti berhentinya siklus
menstruasi untuk selamanya bagi wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi
setiap bulan, yang disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami atresia terus
meningkat, sampai tidak tersedia lagi folikel, serta dalam 12 bulan terakhir
mengalami amenorea, dan bukan disebabkan oleh keadaan patologis. Kini wanita
Indonesia rata-rata memasuki masa menopause pada usia 50 tahun. Tetapi sebagian
ada yang mengalami pada usia lebih awal atau lebih lanjut. Umur waktu terjadinya
menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola kehidupan.2
Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya
12 bulan terakhir, kadar FSH > 30 mIU/ml dan kadar E2 < 30pg/ml. 9 Berhentinya
haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang
berkurang. Faktor fisik dan psikis mempengaruhi kapan terjadinya menopause.
Demikian juga dengan adanya penyakit tertentu, operasi indung telur, stres, obatobatan, dan gaya hidup merupakan contoh faktor yang mempengaruhi cepat
lambatnya terjadi menopause. Menopause rupanya ada hubungannya dengan
menarche. Makin dini menarche terjadi, makin lambat menopause timbul, sebaliknya,
makin lambat menarche terjadi, makin cepat menopause timbul. 7. Pada abad ini
umumnya nampak bahwa menarche makin dini timbul dan menopause makin lambat
terjadi, sehingga masa reproduksi menjadi lebih panjang.
Menopause yang artifisial karena operasi atau radiasi umumnya menimbulkan
keluhan yang lebih banyak dibandingkan dengan menopause alamiah.

II.4.2 Etiologi.9
Beberapa studi menyebutkan umur rata-rata terjadinya menopause di Negara
negara barat sekitar 50 tahun. Di Amerika berkisar 49 tahun, sedangkan dibelahan
Afika Selatan pada angka 48 tahun. Wanita diluar negara-negara Eropa, menopause
terjadi lebih awal, sedangkan di Afrika Selatan dan Amerika, wanita kulit hitam
mengalami menopause lebih dini dibandingkan wanita kulit putih. 6 Dilaporkan juga,
bahwa wanita yang nulipara mengalami menopause lebih awal, sedangkan wanita
multipara menopause terjadi lebih lambat.2
Ditemukan adanya laporan yang mengejutkan , bahwa ibu yang memiliki anak
kembar memasuki fase menopause satu tahun lebih awal dibandingkan dengan ibu
yang melahirkan anak tunggal. Dalam hal ini tidak ditemukan adanya penjelasan yang
bermakna. Beberapa faktor seperti riwayat melahirkan, nutrisi, ras dan merokok
mempengaruhi umur terjadinya menopause.7
Faktor yang tidak kalah penting yang menentukan usia seseorang wanita
memasuki menopause adalah jumlah folikel ovarium Jumlah folikel terus bertambah
hingga hilang saat bayi lahir, hal ini tergantung juga dengan keadaan perubahan siklus
hormonal atau fase psikologis wanita.10

II.4.3. Klimakterium dan Menopause.2


Klimakterik dibagi dalam beberapa fase :

Gambar 2. 5 Fase Klimakterium


Sebelum memasuki menopause itu sendiri, ada beberapa istilah yang berhubungan
dengan menopause. Diantaranya fase klimakterium, merupakan suatu masa peralihan yang
normal, yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause,
yang mulai kira-kira 2 tahun sebelum
menopause berdasarkan keadaan endokrinologik (kadar estrogen mulai turun dan kadar
hormon gonadotropin naik), dan jika ada gejala-gejala klinis. Sedangkan senium adalah masa
sesudah pascamenopause, ketika telah tercapai keseimbangan baru dalam kehidupan wanita,
sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis.2
Klimakterium berakhir kira-kira 8 tahun sesudah menopause. Pada saat ini kadar
estrogen telah mencapai nilai yang rendah yang sesuai dengan keadaan senium, dan gejalagejala neurovegetatif telah terhenti. Dengan demikian, lamanya klimakterium lebih kurang 13
tahun. Klimakterium bukan suatu keadaan patologik. Pada klimakterium juga terjadi
9

penurunan produksi estrogen dan kenaikan hormon gonadotropin. Kadar hormon akhir ini
terus tetap tinggi sampai kira-kira 15 tahun setelah menopause, kemudian mulai menurun.
Tingginya kadar hormone gonadotropin disebakan oleh berkurangnya produksi estrogen,
sehingga native feedback terhadap produksi gonadotropin berkurang

Gambar 2. 6 Perubahan kadar hormon seks dari kematangan seksual sampai


Pascamenopause.2
10

Dalam keadaan klimakterium, seorang wanita mengalami perubahan-perubahan


tertentu, yang dapat menimbulkan gangguan-gangguan ringan atau kadang-kadang berat.
Walaupun klimakterium merupakan masa perubahan, umumnya masa itu dilalui oleh wanita
tanpa banyak keluhan, hanya sebagian kecil (25% pada wanita Eropa, agak kurang pada
wanita Indonesia) ditemukan keluhan yang cukup berat yang memerlukan penanganan
dokter. dan gangguan itu sifatnya berbeda-beda menurut waktunya klimakterium.9
Pada fase reproduksi, siklus menstruasi bervariasi sampai regular karena FSH masih
normal serta terjadi peningkatan pada fase lanjut. Fase peralihan menopause dimulai dengan
meningkatnya variabilitas siklus menstruasi yaitu lebih dari 7 hari dengan meningkatnya
FSH. Fase ini berakhir dengan berakhirnya siklus haid. Perimenopause dini dimulai setelah 5
tahun dari menstruasi terakhir. Sedangkan posmenopause bervariasi dari lamanya perdarahan,
dimulai 5 tahun setelah menstruasi terakhir dan berlangsung sampai kematian. 8 Karena
menopause merupakan salah satu dari beberapa tahap kehidupan reproduksi wanita, maka
keseluruhan masa peralihan menopause dapat dibagi menjadi beberapa tahap.2
1. Premature menopause atau menopause dini
menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun, baik secara alamiah ataupun induksi
oleh karena tindakan medis. Wanita dengan premature menopause mempunyai gejala yang
mirip dengan menopause alami, seperti hot flashes, gangguan emosi, kekeringan pada vagina
serta penurunan gairah seksual. Untuk beberapa wanita dengan premature menopause,
keluhan ini dialami sangat berat. Disamping itu, wanita juga cenderung mengalami kejadian
keropos tulang lebih besar dibandingkan dengan wanita yang mengalami menopause lebih
lambat. Hal inilah yang meningkatkan terjadinya osteoporosis, yang merupakan faktor resiko
patah tulang.
2. Perimenopause

11

Perimenopause ditandai dengan terjadinya perubahan kearah menopause, yang


berkisar antara 2-8 tahun, ditambah dengan 1 tahun setelah menstruasi terakhir. Tidak
diketahui secara pasti untuk mengukur berapa lama fase perimenopause berlangsung. Hal ini
merupakan keadaan alamiah yang dialami seorang wanita dalam kehidupannya yang
menandai akhir dari masa reproduksi. Penurunan fungsi indung telur selama masa
perimenopause berkaitan dengan penurunan estrogen dan progesterone serta hormon
androgen.
3. Menopause
Menopause adalah perubahan alami yang dialami seorang wanita saat siklus
menstruasi terhenti. Keadaan ini sering disebut change of life. Selama menopause, biasa
terjadi antara usia 45-55 tahun, tubuh wanita secara perlahan berkurang menghasilkan
hormon estrogen dan progesteron. Dikatakan menopause, jika dalam 12 bulan terakhir tidak
mengalami menstruasi dan tidak disebabkan oleh hal patologis. Kadar estradiol 10-20 pg/ml
yang berasal dari konversi androstenedion.3
4. Postmenopause
Masa setelah mencapai menopause sampai senium yang dimulai setelah 12 bulan
amenore serta rentan terhadap osteoporosis dan penyakit jantung.
II.4.4 Patofisiologi Menopause
Pada wanita menopause, hilangnya fungsi ovarium secara bertahap akan
menurunkan kemampuannya dalam menjawab rangsangan hormon-hormon hipofisis
untuk menghasilkan hormon steroid. Saat dilahirkan wanita mempunyai kurang lebih
750.000 folikel primordial. Dengan meningkatnya usia jumlah folikel tersebut akan
semakin berkurang. Pada usia 40-44 tahun rata-rata jumlah folikel primordial
menurun sampai 8300 buah, yang disebabkan oleh adanya proses ovulasi pada setiap

12

siklus juga karena adanya apoptosis yaitu proses folikel primordial yang mati dan
terhenti pertumbuhannya. Proses tersebut terjadi terus-menerus selama kehidupan.6
seorang wanita, hingga pada usia sekitar 50 tahun fungsi ovarium menjadi
sangat menurun. Apabila jumlah folikel mencapai jumlah yang kritis, maka akan
terjadi gangguan sistem pengaturan hormon yang berakibat terjadinya insufisiensi
korpus luteum, siklus haid anovulatorik dan pada akhirnya terjadi oligomenore.5
Perubahan-perubahan dalam sistem vaskularisasi ovarium sebagai akibat
proses penuaan dan terjadinya sklerosis pada sistem pembuluh darah ovarium
diperkirakan sebagai penyebab gangguan vaskularisasi ovarium. Apabila folikel sudah
tidak tersedia berarti wanita tersebut telah memasuki masa menopause. Pada usia
menopause berat ovarium tinggal setengah sampai sepertiga dari berat sebelumnya.
Terjadinya proses penuaan dan penurunan fungsi ovarium menyebabkan ovarium
tidak mampu menjawab rangsangan hipofisis untuk menghasilkan hormon steroid.1
II.4.5 Perubahan Metabolisme Hormonal Pada Menopause.9
Pada wanita dengan siklus haid yang normal, estrogen terbesar adalah
estradiol yang berasal dari ovarium. Di samping estradiol terdapat pula estron yang
berasal dari konversi androstenedion di jaringan perifer. Selama siklus haid pada masa
reproduksi, kadar estradiol di dalam darah bervariasi. Pada awal fase folikuler kadar
estradiol berkisar 40-80 pg/ml, pada pertengahan fase folikuler berkisar 60-100 pg/ml,
pada akhir fase folikuler berkisar 100-400 pg/ml dan pada fase luteal berkisar 100-200
pg/ml. Kadar rata-rata estradiol selama siklus haid normal 80 pg/ml sedangkan kadar
estron berkisar antara 40-400 pg/ml.
Memasuki masa perimenopause aktivitas folikel dalam ovarium mulai
berkurang. Ketika ovarium tidak menghasilkan ovum dan berhenti memproduksi
estradiol, kelenjar hipofise berusaha merangsang ovarium untuk menghasilkan

13

estrogen, sehingga terjadi peningkatan produksi FSH. Meskipun perubahan ini mulai
terjadi 3 tahun sebelum menopause, penurunan produksi estrogen oleh ovarium baru
tampak sekitar 6 bulan sebelum menopause. Terdapat pula penurunan kadar hormon
androgen seperti androstenedion dan testosteron yang sulit dideteksi pada masa
perimenopause.
Pada pascamenopause kadar LH dan FSH akan meningkat, FSH biasanya akan
lebih tinggi dari LH sehingga rasio FSH/ LH menjadi lebih besar dari satu. Hal ini
disebabkan oleh hilangnya mekanisme umpan balik negatif dari steroid ovarium dan
inhibin terhadap pelepasan gonadotropin. Diagnosis menopause dapat ditegakkan bila
kadar FSH lebih dari 30 mIU/ml.5
Kadar estradiol pada wanita pascamenopause lebih rendah dibandingkan
dengan wanita usia reproduksi pada setiap fase dari siklus haidnya. Pada wanita
pascamenopause estradiol dan estron berasal dari konversi androgen adrenal di hati,
ginjal, otak, kelenjar adrenal dan jaringan adipose. Proses aromatisasi yang terjadi di
perifer berhubungan dengan berat badan wanita. Wanita yang gemuk mempunyai
kadar estrogen yang lebih tinggi dibandingkan wanita yang kurus karena
meningkatnya aromatisasi di perifer. Pada wanita pascamenopause kadar estradiol
menjadi 13-18 pg/ml dan kadar estron 30-35 pg/ml.5
II.4.6 Gejala Klinis Menopause
Berbagai gejala yang dirasakan pada masa menopause berdasarkan MRS
(Menopause Rating Scale) dari Greene, yang dikenal dengan istilah Skala Klimakterik
Greene , dapat dikelompokkan sebagai berikut.9
1. Gejala psikologik

14

Jantung berdebar, perasaan tegang atau tertekan, sulit tidur, mudah


tersinggung, mudah panik, sukar berkonsentrasi, mudah lelah, hilangnya
minat pada banyak hal, perasaan tidak bahagia, mudah menangis.
2. Gejala somatik
Perasaan kepala pusing, atau badan terasa tertekan, sebagian tubuh
terasa tertusuk duri, sakit kepala, nyeri otot atau persendian, tangan atau
kaki terasa baal, dan kesukaran bernapas.
3.Gejala vasomotor
Gejolak panas (hot flashes) dan berkeringat di malam hari.

II.4.7. Faktor- Faktor yang Memengaruhi Menopause.8


faktor yang mempengaruhi menopause yaitu:
1. Usia saat haid pertama sekali
Semakin muda seorang mengalami haid pertama sekali, semakin tua atau
lama ia memasuki masa menopause artinya wanita yang mendapatkan menstruasi
pada usia 16 atau 17 tahun akan mengalami menopase lebih dini, sedangkan wanita
yang haid lebih dini seringkali akan mengalami menopause sampai pada usianya
mencapai 50 tahun.
2. Faktor Psikis
Wanita

yang

tidak

menikah

dan

bekerja

diduga

mempengaruhi

perkembangan psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian mereka akan


mengalami masa menopause lebih muda, dibandingkan mereka yang menikah dan
bekerja.

15

3. Jumlah anak
Beberapa penelitian menemukan bahwa makin sering seorang wanita
melahirkan, maka makin tua mereka memasuki menopause. Hal ini dikarenakan
kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi
wanita dan juga memperlambat penuaan tubuh.
4. Usia melahirkan
Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia memulai memasuki
usia menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan
memperlambat

sistem kerja organ reproduksi. Bahkan memperlambat proses

penuaan tubuh.

5. Pemakaian kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal, pada wanita yang
menggunakannya akan lebih lama atau lebih tua memasuki usia menopause. Hal
ini dapat terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur
sehingga tidak memproduksi sel telur.
6. Merokok
Diduga, wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause dini
dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok.
7. Sosial Ekonomi
Menopause dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi, disamping pendidikan
dan pekerjaan suami.
II.4.8 Gangguan-Gangguan yang Terjadi Selama Menopause.10
gangguan-gangguan yang sering terjadi selama menopause adalah:

16

1. Osteoporosis
2. Penyakit jantung koroner
Kolesterol baik yang tinggi pada wanita muda dipengaruhi oleh
estrogen.Setelah menopause risiko terkena penyakit jantung koroner dua kali lipat
pada wanita karena lemak golongan atherogenik (yang memproduksi lemak pada
arteri) meningkat pada sekitar usia 60 tahun.
3. Kanker
Pada masa menopause terjadi proses degenerasi sehingga menyebabkan
perubahan-perubahan tidak saja pada organ reproduksi juga bagian tubuh lainnya,
salah satu proses degenerasi tersebut adalah penyakit kanker. Kondisi ini adalah
suatu keadaan pertumbuhan jaringan yang abnormal.

4. Demensia tipe alzhaimer


Selama periode pra menopause dan pasca menopause terjadi penurunan
kadar hormon seks steroid. Penurunan ini menyebabkan beberapa perubahan neuro
endokrin sistem susunan saraf pusat, maupun kondisi biokimiawi otak. Padahal
sistem susunan saraf pusat merupakan target organ yang penting bagi hormon seks
steroid seperti estrogen. Pada keadaan ini terjadi proses degeneratif sel neuron
(kesatuan saraf) pada hampir seluruh bagian otak, terutama didaerah yang
berkaitan dengan fungsi ingatan.
5. Berat badan meningkat
Usia menopause terjadi peningkatan berat badan akibat turunnya estrogen dan
gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak. Selain pada usia ini biasanya
aktivitas tubuh berkurang, selain itu daya elastis kulit juga menurun, yang
memudahkan lemak disimpan dalam tubuh.
17

6. Perubahan kulit
Gangguan diatas dasarnya terjadi karena hormon estrogen yang mulai
tertekan. Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi
berhenti maka kulit akan terasa tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar
wajah, leher dan lengan. Kulit di bagian bawah mata menjadi mengembung seperti
kantong, dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas.
II.4.9 Perubahan Psikologis Menopause.6
Seperti hal nya gangguan gelombang hormon dan kebutuhan untuk
beradaptasi dengan cara-cara baru membuat masa pubertas dan remaja menjadi masa
yang sulit. Beberapa wanita menemukan perubahan gelombang hormon dan
kebutuhan untuk menyesuaikan dengan perubahan membuat menopause menjadi
sangat sulit.
Perubahan ini seperti kehilangan seseuatu yang dibayangkan tentang
kehidupan dan harus menyesuaikan gejala menopause yang asing baginya. Ketidak
teraturan haid secara bawah sadar meningkatkan kecemasan wanita bahwa daya tarik
seksual dan fisiknya berkurang. Dia menjadi tua, merasa ditolak dan mencapai akhir
dari kehidupan. Emosi yang negatif ini tentu saja hanya berlangsung sementara.
Psikiatris menemukan, banyak wanita pada masa menopause melampaui tiga
tahap sebelum menyesuaikan dengan kehidupan barunya. Pertama adalah tahap
dimana perasaan cemas makin menonjol biasanya periode ini cukup singkat.
Dilanjutkan dengan periode yang mungkin berlangsung berbulan-bulan, ketika
gangguan depresi dan perubahan suasana hati yang lainya muncul. Yang ketiga
merasa ditolak oleh semua orang. Semua anggapan itu tidak benar kelak si wanita
akan memasuki tahap penyesuaian ulang. Semua kesedihan dari bulan-bulan
sebelumnya tinggal sebagai mimpi buruk (Yatim, 2001). Akibat perubahan pada organ

18

reproduksi maupun hormon tubuh pada saat menopause mempengaruhi berbagai


keadaan fisik tubuh seorang wanita. Keadaan ini berupa keluhan-keluhan
ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari seperti :
1. Depresi
Ini adalah kondisi gejala yang pasti dan sering dialami pada ibu menopause
yang dikarenakan perubahan perubahan yang ada pada diri setiap seorang wanita
karena perubahan fisik dan psikologi pada tubuh
2. Kecemasan
Gangguan kecemasan dianggap sebagai bagian dari satu mekanisme
pertahanan diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi
sesuatu yang mengancam atau membahayakan dirinya. Namun kecemasan ini
umumnya bersifat relatif artinya ada orang orang yang cemas dan dapat tenang
kembali setelah mendapat dukungan dari orang-orang di sekitarnya namun ada
juga orang-orang yang terus menerus cemas meskipun orang disekitarnya
memberikan dukungan. Kecemasan yang timbul pada wanita menopause sering di
hubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang
sebelumnya tidak pernah dikhawatikan. Meski cemas dengan berakhirnya masa
reproduksi yang berarti berhentinya nafsu seksual dan fisik. Apalagi menyadari
bahwa dirinya akan menjadi tua yang berarti kecantikan akan mundur. Seiring
dengan hal itu vilatitas dan fungsi organ- organ tubunya akan menurun. Hal ini
dapat menghilangkan kebanggaannya sebagai seorang wanita. Keadaan ini
dikhawatirkannya akan mempengaruhi hubungannya dengan suami maupun
dengan lingkungan sosialnya.
3. Mudah tersinggung

19

Gejala ini lebih mudah terlihat di bandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah
tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak
mengganggu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita
menjadi sangat menyadari proses yang sedang berlangsung dalam dirinya.
Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang
disekitarnya, terutama jika sikap dan prilaku tersebut di persiapkan sebagai proses
penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.
4. Stres
Perubahan yang terjadi pada massa menopause dengan menyebabkan stres
pada wanita serta merupakan reaksi tubuh terhadap kecemasan yang di hadapinya
pada saat situasi yang menakutkan atau tidak nyaman. Tidak ada orang yang bisa
lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas termasuk wanita menopause.
Ketegangan perasaan atau stres selalu berdebar dalam lingkungan pekerjaan,
pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyusup ke dalam tidur.
Kalau tidak di tanggulangi stres dapat menyita energi, mengurangi produktivitas
kerja, dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit. Namun demikian stres tidak
hanya memberikan dampak negatif tetapi juga dampak positif tergantung
bagaimana individu memandang dan mengendalikannya karena stres sangat
individual sifatnya

II.4.10 Penatalaksanaan pada wanita menopause.10


untuk mengatasi keluhan-keluhan yang ada, para wanita dalam menopause
dapat datang ke dokter penyakit dalam untuk memeriksa kemungkinan terjadinya
arteriosklerosis dan osteoporosis. Seorang ahli jiwa dapat membantu para wanita
menyesuaikan diri pada perubahan-perubahan yang terjadi pada menopause.

20

1. Penatalaksanaan Umum
Perlu ditekankan bahwa masa ini bukan berarti berakhirnya suatu kehidupan
melainkan justru berarti mulainya suatu tingkat kehidupan yang baru. Proses
menjadi tua serta menopause ini sedapat mungkin diterangkan dalam bahasa yang
dapat dimengerti. Hubungan erat yang saling percaya antara dokter pasien dan
sebaliknya sangat membantu mengatasi masalah ini dan mencegah terjadinya
kesalahpahaman. Usaha ini dilakukan pada fase dengan gejala-gejala yang ringan
saja. Beberapa peneliti mengatakan bahwa psikoterapi dangkal saja sudah akan
sangat banyak menolong.
2. Pengobatan Simtomatik Non Hormonal.
Gejala klimakterium yang cukup berat harus diobati baik secara
medikamentosa ataupun dengan cara lain. Pengobatan yang tepat disesuaikan
dengan keadaan penderita. Untuk gejala yang ringan maka sering dipakai sedative
(Alprazolam), spasmolitika(Ipratroprium Bromida, Papaverin), dan bermacammacam obat turunannya. Bagi gejala yang berat seperti gejolak panas yang berat,
maka sedatif dan obat depresan lainnya tidak banyak pengaruhnya.
3. Pengobatan Hormonal.6
Pada dasarnya menopause adalah suatu defisiensi hormonal yang terjadi
secara

fisiologis.

Tujuan

pengobatan

adalah

mencapai

keseimbangan

hormonal kembali.Pada umumnya yang harus diobati adalah defisiensi estrogen.


Dengan pengobatan substitusi estrogen atau terapi sulih hormone (TSH) dapat
ditemukan beberapa keuntungan disamping kerugian:
a.Pengendalianreaksivasomotor

21

b. Pengurangan reaksi emosional


c. Pencegahan dan pengobatan genetalia
d. Pemeliharaan kulit yang baik
e. Pencegahan dan pengendalian osteoporosis
f. Berkurangnya resiko terjadinya aterosklerosis
g. Pencegahan dan pengendalian perdarahan tak teratur.
Mengingat bahwa defisiensi estrogen dalam waktu lama mempunyai
pengaruh yang buruk maka pengobatan substitusi adalah pilihan pengobatan yang
terbaik. Sedangkan sedatif dan obat tranquilizer merupakan obat yang mempunyai
cara kerja yang berlainan sehingga hanya dapat dipakai pada kasus dengan gejala
ringan saja.8
Pengobatan dengan estrogen konjugasi 0.625-1.25 mg /hari selama 20 hari
dengan interval 7-8 hari sebagai pengobatan awal selama bulan pertama,
dilanjutkan dengan dosis sama setiap 4 hari untuk 3 minggu dengan interval 7-8
hari selama bulan ke 2 dan kemudian 1,25 mg setiap 7 hari, untuk 3 minggu
dengan interval yang sama pada bulan ke 3 dan seterusnya, pengobatan ini
merupakan cara yang efektif untuk penanganan kasus-kasus klimakterium.7
Krim estrogen bisa dioleskan pada vagina untuk mencegah penipisan
lapisan vagina (sehingga mengurangi resiko terjsadinya infeksi saluran kemih dan
beser) dan untuk mencegah timbulnya nyeri ketika melakukan hubungan seksual.

22

Wanita pasca menopause yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron


memiliki resiko menderita kanker endometrium. Resiko ini berhubungan dengan
dosis dan lamanya pemakaian estrogen. Jika terjadi perdarahan abnormal dari
vagina, dilakukan biopsi lapisan rahim. Mengkonsumsi progesteron bersamaan
dengan estrogen dapat mengurangi resiko terjadinya kanker endometrium.4
Biasanya terapi sulih hormon estrogen tidak dilakukan pada wanita yang
menderita :
a. Kanker payudara atau kanker endometrium stadium lanjut
b. Perdarahan kelamin dengan penyebab yang tidak pasti
c. Penyakit hati akut
d. Penyakit pembekuan darah Porfiria intermiten akut.
Kepada wanita tersebut biasanya diberikan obat anti-cemas, progesteron
atau klonidin untuk mengurangi hot flashes. untuk mengurangi depersi,
kecemasan, mudah tersinggung dan susah tidur bisa diberikan anti-depresi.
Banyak ahli yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk:
1. Mengurangi gejala menopause yang tidak diinginkan
2. Membantu mengurangi kekeringan pada vagina
3. Mencegah terjadinya osteoporosis.

23

Beberapa efek samping dari TSH :


a. Perdarahan vagina
b. Nyeri payudara
c. Mual
d. Muntah
e. Perut kembung
f. Kram rahim.
Untuk mengurangi resiko dari TSH dan tetap mendapatkan keuntungan
dari TSH, para ahli menganjurkan:
1. Menambahkan progesteron terhadap estrogen
2. Menambahkan testosteron terhadap estrogen
3. Menggunakan dosis estrogen yang paling rendah.
4. Melakukan pemeriksaan secara teratur, termasuk pemeriksan
panggul, dan Pap smear sehingga kelainan bisa ditemukan sedini
mungkin.6
4. Pembedahan 5

24

Sekitar 40-70% wanita dengan perdarahan abnormal pada masa


premenopause akan sembuh dengan tindakan kuretase saja dan tidak
membutuhkan pengobatan lebih lanjut. Selanjutnya jika terjadi perdarahan lagi
dalam masa 6 bulan dan tidak ada kecurigaan terhadap kemungkinan
keganasan/hyperplasia maka pengobatan substitusi masih ada tempatnya.
Sedangkan perdarahan berulang setelah 6 bulan maka perlu dilakukan kuretase
ulang dan bila dianggap perlu dapat dilakukan histerektomia.

5. Beberapa hal yang mempercepat menopause :


Ada banyak faktor yang terkait dengan kondisi menopause baik secara sengaja
diperbuat ataupun tanpa segaja. Berikut faktor faktor yang terkait dengan
timbulnya menopause:
Menopause secara alami terjadi karena penurunan aktivitas ovarium yang
diikuti dengan penurunan produksi hormon reproduksi. Ini terjadi secara alamiah.
Seorang wanita secara spontan telah memiliki folikel/indung telur dari sejak lahir.
Namun, folikel folikel ini matang dan bekerja untuk menghasilkan sel telur pada
saat memasuki usia puberitas yang ditandai dengan proses menstruasi. Seiring
dengan hal tersebut, granulose secara otomatis menghasilkan estrogen yang
merupakan salah satu hormon reproduksi wanita. Estrogen tadi akan memaksa
folikel untuk mengeluarkan sel telur, keluarnya sel telur dari corpus luteum ini
akan meningkatkan produksi estrogen dan progresteron. Progresteron sendiri
menyiapkan tempat pembuahan dengan menebalkan dinding endometrium. Setiap
bulannya jika sel telur tidak jadi dibuahi, akan membuat dinding endometrium
25

yang menebal tadi luruh. Luruhnya dinding endomerium dibuktikan dengan


keluarnya darah melalui lubang vagina dan inilah yang disebut menstruasi. Ketika
ovarium tidak lagi produktif, folikel yang dihasilkan berkurang maka rangsangan
produksi hormon estrogen dan progresteronpun berangsur angsur menurun.
Kondisi ini yang semakin lama mencapai titik pada masa klimaterium dengan
keadaan menopause.7

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Menopouse merupakan suatu tahap dimana wanita tidak lagi mendapatkan
siklus menstruasi yang menunjukkan berakhirnya kemampuan wanita untuk
bereproduksi. Secara normal wanita akan mengalami menopause antara usia 40 50
tahun. Pada saat menopous wanita akan mengalamin perubahan perubahan didalam
organ tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya usia. Menopous merupakan
proses peralihan dari massa produktif menuju perubahan secara peralahan lahan
kemasa non produktif yang disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen dan
progesteron seiring dengan bertambahnya usia.
Sehubungan dengan terjadinya menopause pada lansia maka biasanya hal itu diikuti
dengan berbagi gejolak atau perubahan yang meliputi aspek fisik maupun psikologis
yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan si lansia tersebut. Fase

26

menopous disebut juga sebagai fase klimakterium atau pergantian tahun yang
berbahaya. Pada saat ini terjadi banyak perubahan dalam fungsi fungsi psikis dan
fisik, sedang vitalitasnya menjadi semakin mundur dan berkurang.
Mengingat bahwa defisiensi estrogen dalam waktu lama mempunyai
pengaruh yang buruk maka pengobatan substitusi adalah pilihan pengobatan yang
terbaik dalam hal ini terapi estrogen dan terapi sulih hormone.
III.2 Saran
Di perlukan adanya konseling untuk para wanita yang akan memasuki masa
menopause

27

Anda mungkin juga menyukai