Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama : NURLESTARI
NIM : 07.06.0013
PEMBIMBING :
dr. Gede Made Punarbawa, Sp.OG (K)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini.
Laporan kasus yang berjudul G2P1A0H1 Usia 38-39 Minggu /T/H/IU,
Presentasi Kepala dengan Preeklampsia Berat, Impending Eklampsia ini disusun
dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya di Bagian/ SMF Obstetri dan
Ginekologi Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan
kepada penulis:
1. dr. Gede Made Punarbawa, Sp.OG (K), selaku pembimbing laporan kasus
ini.
2. dr. Agus Thoriq, Sp.OG, selaku Kepala Bagian/ SMF Kebidanan dan
Kandungan RSUP NTB.
3. dr. H. Doddy Ario Kumboyo, Sp.OG (K), selaku supervisor.
4. dr. Edi Prasetyo Wibowo, Sp.OG, selaku supervisor
5. dr. I Made Putra Juliawan, Sp.OG, selaku supervisor
6. dr. A. Rusdhy Hariawan Hamid, Sp.OG, selaku supervisor
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan laporan kasus ini.
Semoga laporan kasus ini dapat memberikan manfaat dan tambahan
pengetahuan khususnya kepada penulis dan kepada pembaca dalam menjalankan
praktik sehari-hari. Terima kasih.
Mataram, 30 Desember 2014
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung.
Pola penyebab langsung dimana-mana sama yaitu perdarahan (25 %, biasanya
perdarahan pasca persalinan), sepsis (15 %), Hipertensi dalam kehamilan (12 %),
partus macet (8 %), komplikasi aborsi tidak aman (13 %) dan sebab-sebab lain1.
Berdasarkan Report of the National High Blood Pressure Education
Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2001,
hipertensi
dalam
kehamilan
diklasifikasikan
menjadi
hipertensi
kronik,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Berdasarkan Report of the National High Blood Pressure Education Program
Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy tahun 20011,4:
1. Hipertensi Kronik
Adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau
hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu
dan hipertensi menetap sampai 2 minggu pasca persalinan.
2. Preeklampsia-eklampsia
Preeklampsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan di
sertai dengan proteimuria.
Eklampsi adalah preeklampsi yang disertai dengan kejang dan atau koma.
3. Hipertensi kronik dengan superimposed preeclampsia
Adalah Hipertensi kronik yang disertai tanda-tanda preeklampsia atau
hipertensi kronik disertai proteinuria.
4. Hipertensi gestasional (disebut juga transient hypertension)
Adalah hipertensi yang timbul pada saat kehamilan tanpa disertai proetinuria
dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan atau kehamilan
dengan tanda-tanda preeklampsia tetapi tanpa proteinuria.
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik 140/90 mmHg.
Pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam.
Kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diatolik
15 mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi1.
Proteinuria ialah adanya 300 mg protein dalam urin selama 24 jam atau sama
dengan 1+ dipstick1.
Edema, dahulu edema tungkai, dipakai sebagai tanda-tanda preeklampsia,
tetapi sekarang edema tungkai tidak dipakai lagi, kecuali edema generalisata
(anasarka). Perlu dipertimbangkan faktor resiko timbulnya hipertensi dalam
kehamilan, bila didapatkan edema generalisata, atau kenaikan berat badan > 0,57
kg/minggu. Primigravida yang mempunyai kenaikan berat badan rendah < 0,34
kg/minggu, menurunkan resiko hipertensi, tetapi meningkatkan resiko berat badan
bayi rendah1.
2.2 Klasifikasi
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah kehamilan 20 minggu
disertai dengan proteinuria.
Preeklampsia dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Preeklampsia ringan
Preeklampsia ringan
adalah
preeklampsia
dengan
tekanan
darah
lingkungan
Meningkat pada ras Afrika-Amerika
2.5 Pencegahan
1. Non-Medikasi
o Tirah baring
Cara paling sederhana ialah dengan tirah baring. Di Indonesia tirah
baring masih diperlukan meskipun tidak terbukti mencegah preeklampsi
dan persalinan preterm.
o Retriksi garam
Restriksi garam tidak terbukti dapat mencegah preeklampsia
o Suplemen
Diet yang baik mengandung tambahan: minyak ikan dengan asam lemak
tidak jenuh; antioksidan seperti vitamin C dan E, beta-karoten, Nasetilsistein, CoQ10, asam lipoik; zink, magnesium, dan kalsium1,2,4.
2. Medikasi
o
Pencegahan dengan pemberian obat, namun belum ada bukti yang kuat
o
dan sahih.
Antihipertensi tidak terbukti mencegah preeklampsia. Diuretik dapat
memperberat hipovolemia.
Obat yang diberikan : kalsium 1500 2000 mg/hari, atau zink 200
mg/hari, atau magnesium 365 mg/hari, atau aspirin dosis rendah <100
mg/hari, atau dipiridamole. Selain itu dapat pula diberikan obat-obat
antioksidan seperti vitamin C. Tetapi beberapa
penelitian RCT
preeklampsia.
Antioksidan terbukti mampu mengurangi kerusakan sel endotel pasien1,2,4
vasokonstriktor kuat.
Peningkatan permeabilitas kapiler
Peningkatan produksi bahan-bahan vasopresor, misalnya endotelin.
Peningkatan faktor-faktor koagulasi
vasopressor.
5. Teori genetik
Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal. Genotipe ibu
lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial jika
dibandingkan dengan genotie janin. Telah terbukti bahwa ibu yang mengalami
preeklampsia, 26 % anak perempuannya akan mengalami preeklmapsia pula,
sedangkan hanya 8 % anak menantu mengalami preeklampsia.
6. Teori Defisiensi Gizi (Teori diet)
Penelitian lama menyebutkan bahwa terdapat hubungan adanya defisiensi
hipertensi
menggambarkan
dalam
resistensi
kehamilan.
perifer,
sedangkan
menegakkan
Tekanan
tekanan
diastolik
sistolik,
10
pada beberapa
kasus
meningkatnya
Proteinuria
11
12
berat
yang
mengalami
hipoksia
dapat
fibronektin
g. Viskositas darah
Viskositas darah ditentukan oleh volume plasma, molekul makro:
fibrinogen dan hematokrit. Pada preeklampsia viskositas darah
meningkat,
mengakibatkan
meningkatnya
resistensi
perifer
dan
13
akibat
vasospasme,
l. Neurologic
Perubahan neurologic dapat berupa :
Nyeri kepala yang disebabkan oleh hiperperfusi otak, sehingga
menimbulkan vasogenik edema.
14
Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi gangguan
visus. Gangguan visus dapat berupa pandanngan kabur, skotomata,
amaurosis yaitu kebutaan tanpa jelas adanya kelainan, dan ablasio
intrauterine
growth
restriction,
prematuritas,
Perubahan anatomi
dan fisiologi
Ibu hamil
Normal
Preeklampsia
15
Volume plasma
Ginjal
Hipervolemia
-
Hipovolemia
Penurunan aliran darah ke ginjal
Kerusakan
glomerulus
proteinuria
Kerusakan ginjal akibat vasospasme
Tekanan osmotik
koloid
kehamilan 8 minggu
plasma/tekanan
onkotik
Hematokrit
Trombosit
Hepar
Meningkat (hipovolemia)
< 100.000 sel / mm3
- Subkapsular hematom nyeri
Normal
epigastrium
- Peningkatan enzim hati
- Vasogenik edema nyeri kepala
Neurologik
Kardiovaskuler
Afterload menurun
CO meningkat
(peningkatan kadar
berat
Spasme arteri retina gangguan
estrogen dan
rogesteron
Paru
vasodilatasi perifer)
Peningkatan preload
(hipervolemi)
Normal
- Gagal
jantung
pembuluh
darah
kiri,
kerusakan
kapiler
paru,
1,2,3,4
16
17
berupa 5%
garam1,5.
Pemberian obat antikejang
MgSO4
a.
Diazepam
b.
Fenitoin
c.
18
transmisi
neuromuskular.
Transmisi
neuromuskular
Maintenance dose:
Diberikan infus 6 gram dalam larutan ringer/ 6 jam; atau diberikan 4-5
gram i.m. Selanjutnya maintenance dose diberikan 4 gram i.m tiap 4-6
jam.3
19
Diuretik
tidak diberikan secara rutin, kecuali bila ada edema paru, payah jantung
kongestif atau anasarka. Diuretik yang dipakai adalah furosemid.
Pemberian antihipertensi
Masih banyak pendapat dari beberapa negara tentang penentuan
batas (cut off) tekanan darah untuk pemberian antihipertensi. Beberapa
sumber menggunakan cut off 160/110 mmHg, ada pula yang menentukan
cut off >126mmHg1,5.
Jenis antihipertensi yang sering digunakan di Indonesia adalah
Nifedipin, dosis awal :10-20 mg, diulangi 30 menit bila perlu. Dosis
maksimum 120 mg per 24 jam. Nifedipin tidak boleh digunakan
sublingual karena efek vasodilatasi sangat cepat, sehingga hanya boleh
diberikan per oral1,5.
bersamaan
dengan
Janin
-
20
Laboratorik
Adanya tanda-tanda Sindroma HELLP khususnya menurunnya
trombosit dengan cepat
21
B.
22
thrombosis
vena
sentral,
hipertensi
b.
kapsul hepar
Ginjal: gagal ginjal akut, nekrosis tubular akut
Hematologic: DIC, trombositopenia dan hematoma luka operasi
Kardiopulmonar: edema paru kardiogenik atau nonkardiogenik,
janin
intrauterine,
kematian
neonatal
perdarahan
SISTEM RUJUKAN
Prinsip Rujukan
Pada pasien Preeklamsi Berat dan Eklampsi memiliki indikasi mutlak untuk
dilakukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap, agar pasien dapat tertolong
dengan segera. Indikasi tersebut adalah jika:
1. Terdapat Oliguria (<400 ml/24 jam)
2. Terdapat sindrom HELPP
3. Koma berlanjut lebih dari 24 jamsesudah kejang
23
Polindes
Hipertensi
Preeklamsi
Preeklamsi
Hipertensi
Karena
Ringan
Berat/Eklamsi
Kronik
Kehamilan
Rawat jalan
1x
seminggu
Pantau TD,
proteinuria,
kesejahtera
an janin
Tunggu
persalinan
Idem
Jika
Pastikan
jalan
Istirahat
gejala dan
baring
Diet biasa
Tak perlu
preeklamsi
obat-
tanda
berat.
Nifedipin 10
mg dan
obatan
Bila tidak
MgSO4 40 g
IV dalam 10
ada
aterm
Puskesmas
Rawat
menit.
perbaikan,
Siapkan
rujuk
peralatan
Idem
<36
untuk kejang
Kateter urine
Rujuk ke RS
Idem
Rujuk RS
cukup
Bila TD >
160
mmHg
beri
antihiperte
nsi
Tidak ada
perbaikan
rujuk
Idem
Bila TD
minggu
>160/110
memburuk
rawat
mmHg
tangani
jalan 1x
beri
sebagai
semingg
Tidak ada
antihiperte
nsi
Pikirkan
perbaikan
superimpo
rawat
sed
atau rujuk
Sakit
jalan
Istirahat
keadaan
preeklamsi
Rumah
Rawat
Kendalikan
ke RS
Evaluasi
hipertensi
seperti
seperti pada
diatas
Bila
preeklamsi
preeklamsi
Idem
Penanganan
Jika tidak
ada
kejang
komplikasi
dengan
tunggu
24
Terminasi
terdapat
MgSO4 dosis
kehamilan
preeklams
awal dan
jika terjadi
i berat,
dosis
preeklamsi
atau
berat
tandatanda
pertumbu
han janin
terhambat
terminasi
pemeliharaan
Antihipertens
aterm
Jika
terdapat
preeklamsi
,
i
Persalinan
pertumbuh
segera
Perawatan
terhambat,
postpartum
an janin
atau gawat
janin
terminasi
kehamilan
25
BAB III
LAPORAN KASUS
I.
II.
IDENTITAS
Nama
Usia
Pekerjaan
Agama
Suku
Alamat
RM
MRS
:
:
:
:
:
:
:
:
Ny. R
35 tahun
Ibu Rumah Tangga
Islam
Sasak
Gangga, KLU
55-14-49
12 Desember 2014
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri Kepala
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien rujukan PKM Sedau dengan diagnosis G2P1A0H0 UK 37-38 minggu
T/H/IU, letkep, K/U ibu dan janin baik dengan impending eklampsia datang
ke RSUP NTB pada tanggal 12 Desember 2014 pkl.14.00 WITA. Pasien
mengeluhkan nyeri kepala yang dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Pasien
mengatakan nyeri kepala dirasakan hilang timbul, dan pasien masih dapat
beraktivitas. Riwayat keluhan nyeri ulu hati (+) sejak 1 minggu yang lalu,
pandangan kabur, keluhan kaki bengkak (+) sejak usia kehamilan 7 bulan,
mual (+), dan muntah (+) sebanyak 1 kali warna kekuningan. Pasien sempat
pingsan selama 5 menit, kemudian pasien dapat kembali sadar. Keluhan
kejang tidak didapatkan pada pasien. Pasien tidak mengeluhkan keluar air
melalui jalan lahir, keluar darah bercampur lendir melalui jalan lahir,
maupun perut yang terasa kencang.
26
Pemasangan DC
27
: 15-03-2014
: 22-12-2014
: 8 x di puskesmas
: 12 Desember 2014
: TD 200/130 mmHg
: tanggal : 8/11/2014. Hasil : janin
T/H/IU, letak kepala, BPD ; AC; FL 32
minggu,
TBJ
1989
gram,
taksiran
STATUS GENERALIS
Keadaan umum : baik
Kesadaran
: compos mentis
GCS
: E4V5M6
Tanda Vital
- Tekanan darah
: 180/130 mmHg
28
- Frekuensi nadi
: 96 x/menit, reguler, kuat
- Frekuensi napas : 24 x/menit, dangkal
- Suhu
: 36,1oC
Pemeriksaan Fisik Umum
- Mata
: anemis -/-, ikterus -/-, edema palpebra +/+
- Thoraks
:
Jantung
: S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru
: vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing (-)
- Abdomen
: luka operasi (-), striae gravidarum (+), linea nigra
(+)
- Ekstremitas
V.
VI.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
HB
: 13,6 g/dl
RBC
: 4,43 M/dl
HCT
: 40,6 %
WBC
: 13,90 K/dl
PLT
: 355 K/dl
HbsAg
: (-)
Proteinuria
: +3
SGOT
: 21
SGPT
: 14
GDS
: 94 g%
DIAGNOSIS
29
TINDAKAN
Planning Diagnostik
- Cek Darah Lengkap, fungsi hati (SGOT dan SGPT), GDS , Urine
lengkap
Planning Terapi
- Primary dan secondary survei
Airway
- tidak didapatkan hambatan jalan nafas,
suara nafas tambahan (-)
Breathing
- pergerakan dinding thorax simetris, suara
vesikuler +/+
Circulation
- pemasangan IV line ( IVFD RL 20 tpm)
Disability
- penilai kesadaran
Kelola preeklampsia berat
Bolus MgSO4 4% 10cc + 10 cc aquades dinjeksi intravena
selama 5-10 menit.
Pasang RL, drip MgSO4 40% (6 gram) : 15 cc MgSO4
30
TIME
12-12-2014
SUBJECTIVE
Keluhan Utama : Nyeri kepala
OBJECTIVE
Status Generalis
11.40
: compos mentis
: E4V5M6
Sedau
dengan -
G2P1A0H0 uk 37 minggu +2 -
Frekuensi
reguler, kuat
impending
dangkal
eklampsia.
Pasien
nadi:
96
x/menit,
ASSESSMENT
PLANNING
G2P1A0H1
38-39 IVFD RL 20 tpm
Nifedipin 10 mg/24 jam
minggu
T/H/IU,
Lanjutkan drip MgSO4 40% 6
presentasi
kepala,
gram
PEB,
impending Co SPV untuk terminasi
Perawatan ruangan
eklampsia.
Observasi kesra ibu dan janin
Anjurkan ibu untuk makan
dan minum, serta berbaring ke
kiri.
Suhu: 36,1oC
Mata:
Jantung:
Paru:
bengkak
wheezing (-)
(+)
sejak
usia
31
warna
kekuningan.
Pasien -
Ekstremitas:
tungkai
hangat
sadar. Keluhan
kejang
bawah,
akral
teraba
tidak
(10.00)
L1 : Bokong
L2 : puka
L3 : kepala
L4 : 5/5
TFU : 29 cm ; TBJ : 2790 g
DJJ :(+),11-12-11(136) x/menit
HIS
: tidak didapatkan
VT
:
(-) , Teraba
10.00 WITA
HCT: 40,6 %
WITA
HBsAg : (-)
Nifedipin
10
mg/
Proteinuria: +3
sublingual
Darah : +3
Pemasangan DC
SGOT : 21
32
SGPT : 14
Riwayat Penyakit Dahulu :
Keluhan serupa pada kehamilan
pertama (+), riwayat asma (+), riwayat
KB suntik 3 bulan
33
13-12-2014
07.30
10.40
KU : sedang
Kes : E2V3M5
TD : 180/130 mmHg
N : 86 x/menit, reguler, kuat
RR : 23 x/menit, dangkal
T : 37,6 0C
HIS : (-)
DJJ : 13-13-14 (160 x/menit)
KU : sedang
Kes : E4V5M6
TD : 150/110 mmHg
N : 86 x/menit, reguler, kuat
RR : 23 x/menit, dangkal
T : 37,6 0C
HIS : (-)
DJJ : 12-12-13 (148 x/menit)
KU : sedang
Kes : E4V5M6
TD : 150/110 mmHg
N : 84 x/menit, reguler, kuat
RR : 20 x/menit, dangkal
T : 35,8 0C
39 MINGGU /T/H/IU,
dengan Preeklampsia
Berat, Impending
Eklampsia
39 MINGGU /T/H/IU,
Siapkan SC
Injeksi ampicilin 2 gr/IV
dengan Preeklampsia
Berat, Impending
Eklampsia
34
16/12/2014
08.00
KU : sedang
1 hari post SC + IUD, Injeksi ceftriaxon
Kes : E4V5M6
P2A0H2,
PEB, Kaltropen supositoria
TD : 150/110 mmHg
Tab nifedipin 10 mg
impending eklampsia
N : 84 x/menit, reguler, kuat
RR : 20 x/menit, dangkal
T : 35,8 0C
Urine output : 100cc/2 jam
Lochia rubra : (+)
Kontraksi uterus (+)
Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah
pusat.
Perdarahan (-)
Bayi di NICU :
GC : baik
PR : 132
RR : 48
T : 36,3 C
KU : baik
Kes : E4V5M6
TD : 140/90 mmHg
N : 84 x/menit, reguler, kuat
RR : 20 x/menit, dangkal
T : 36,2 0C
BAK (+)
BAB (+)
Post
SC
P2A0H2.
H+2, -
35
17/12/2014
08.00
KU : baik
Kes : E4V5M6
TD : 130/80 mmHg
N : 84 x/menit, reguler, kuat
RR : 20 x/menit, dangkal
T : 36 0C
BAK (+)
BAB (+)
Post
SC
P2A0H2.
H+3, BPL
36
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada laporan kasus berikut, diajukan suatu kasus seorang wanita G2P1A0H1 USIA 38-39
Minggu /T/H/IU, dengan Preeklampsia Berat, Impending Eklampsia
Preeklampsia berat adalah preeklampsia dengan tekanan darah sistolik 160 mmHg
dan tekanan darah diastolik 110 mmHg disertai proteinuria
Dari riwayat ANC sebelumnya, tidak pernah didapatkan riwayat tekanan darah tinggi.
Selama kehamilan pasien melakukan 8 kali ANC. Pasien ANC terakhir tanggal 12-12-2014,
didapatkan tekanan darah 200/130 mmHg dan pemeriksaan laboratorium didapatkan
proteinuria +3, sehingga jika dilihat dari tanda tersebut maka sudah tepat bahwa pasien
didiagnosis dengan preeklamsia berat. Pasien juga mengeluhkan adanya keluhan nyeri kepala
dan nyeri ulu hati, sehingga pasien dapat dikatakan mengalami impending eklampsia.
Pada pasien ini belum mengarah ke komplikasi seperti HELLP syndrome. Terbukti
dari hasil pemeriksaan enzym hepar yang kadarnya masih dalam batas normal dan jumlah
platelet masih dalam batas normal.
Penatalaksanaan pada pasien ini telah dilakukan dengan baik sesuai dengan protap.
Penatalaksanaan di RSUP NTB sudah tepat yaitu dengan melakukan perawatan intensif,
pemberian MgSO4, nifedipin, antibiotik, dan sehingga pasien dapat tertangani dengan baik
dan selamat serta ibu dan bayi dalam keadaan yang baik pula.
37
BAB V
KESIMPULAN
1. Diagnosis pada pasien ini sudah tepat sesuai dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang yaitu seorang wanita G2P1A0H1 USIA 38-39 Minggu /T/H/IU, dengan
Preeklampsia Berat, Impending Eklampsia
2. Penatalaksanaan yang dilakukan di PKM Sedau dan di RSUP NTB sudah tepat yaitu
dengan terapi aktif dan terminasi kehamilan secepatnya, pemberian MgSO4, dan
perawatan intensif terhadap komplikasi yang terjadi
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo, Sarwono., 2010. Ilmu Kebidanan chapter 40 : hipertensi dalam kehamilan,
p 530-554. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta
2. Cunningham FG, et al, editor. Williams Obstetry. 23rd Edition, section VII : obstetrical
complication, chapter 34 : Hypertensive Disorders in Pregnancy. 2010. Mc-Graw Hill :
USA.
3. Gibbs, Ronald S.et al. Danforth's Obstetrics and Gynecology, 10th Edition chapter : 16 Hypertensive Disorders of Pregnancy. 2008. Lippincott Williams & Wilkins : USA
4. Fortner, Kimberly B., et al. Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics, The,
3rd Edition section II Obstetrics, chapter 14 - Hypertensive Disorders of Pregnancy.
2007. Lippincott Williams & Wilkins : USA
5. Doddy, A. K., et al. 2008. Standar Pelayanan Medik SMF Obstetri dan Ginekologi RSU
Mataram. RSU Mataram : Mataram
6. Elosha Eiland, Chike Nzerue, 2012, Review Article Preeclampsia, Hindawi Publishing
Corporation Journal of Pregnancy Volume 2012, Article ID 586578, 7 pages
7.
39