Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BLOK 24

REPRODUKSI & PERINATOLOGI

SITI EVI MARISSA


NIM: 04011181320114
PSPD B 2013

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
1.

Apa yang dimaksud dengan Nuchal Translucency?


Nuchal Translucency (NT) merupakan diskripsi gambaran USG dari cairan yang
mengisi rongga antara kulit janin dengan jaringan lunak di atas spina servikalis,
gambaran ini dapat diukur pada kehamilan 10 14 minggu, tetapi saat yang paling
optimal adalah antara kehamilan 11 13 minggu. Untuk melakukan pemeriksaan NT
menurut Snijders dkk ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:
-

Ukuran CRL antara 38 84 mm

Potongan sagital janin harus jelas

Gambaran janin menempati > 75 % dari pada posisi netral

USG mempunyai kaliper dengan kemampuan jarak ukuran 0,1 mm

Ketebalan maksimum subcutaneus translusensi antara kulit dan jaringan lunak di


atas spina servikalis cukup jelas

Dapat dibedakan antara kulit janin dengan selaput amnion

Nilai rujukan normal untuk ketebalan translucency ini adalah < 2,5 mm.
Penelitian menunjukkan bahwa 90% bayi yang lahir normal mempunyai ketebalan
nuchal translucency < 4,5 mm, 80% bayi normal mempunyai ketebalan 56.4 mm dan
45 % bayi normal mempunyai ketabalan 6.5 mm. Semakin tinggi angka ketebalan cairan
tersebut makin tinggi pula kemungkinan defek kromosom, keguguran dan kematian
perinatal. Peningkatan ketebalan NT berhubungan dengan anomaly struktur (major
cardiac defects, skeletal dysplasias, fetal akinesia, diaphragmatic hernia). NT yang
menebal bila berlanjut pada trimester II & III akan bermanifestasi sebagai kistik

higroma. 75% kistik higroma dengan sel kromosom, 60-70% janin trisomi 21 tanpa nasal
bone, dan 2% pada kromosom normal.
2.

Apa dan bagaimana penyebab dari anensefalus?


Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi
penyebabnya yang pasti tidak diketahui. Penelitian menunjukkan kemungkinan
anensefalus berhubungan dengan racun di lingkungan juga kadar asam folat yang rendah
dalam darah. Anensefalus ditemukan pada 3,6-4,6 dari 10.000 bayi baru lahir. Faktor
resiko terjadinya anensefalus adalah:
-

Riwayat anensefalus pada kehamilan sebelumnya/dalam keluarga

Kadar asam folat yang rendah.

Diabetes melitus

Maternal hipertermia
Resiko terjadinya anensefalus dapat dikurangi dengan cara meningkatkan asupan

asam folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama.
3.

Kapan kita dapat mendeteksi menilai anensefalus?


Anensefalus merupakan defek perkembangan kepala, ditandai dengan tidak
terbentuknya tulang-tulang frontal, parietal dan oksipital. Kelainan ini dapat dideteksi
melalui USG mulai kehamilan 12 minggu, dengan gambaran yang spesifik berupa tidak
terlihatnya bagian puncak kepala janin. Salah satu gejala janin yang dikandung
mengalami anensefalus jika ibu hamil mengalami polihidramnion (cairan ketuban di
dalam rahim terlalu banyak). Kadar alfa-feto protein di dalam cairan amnion dan serum
ibu biasanya meningkat (Wiknjosastro, 2009).

4.

Bagaimana prognosis dari anensefalus?


Prognosis untuk kehamilan dengan anensefalus sangat sedikit/buruk. Jika bayi
lahir hidup, maka biasanya akan mati dalam beberapa jam atau hari setelah lahir.

5.

Apa dan bagaimana kelainan yang dimaksud dengan eritroblastosis fetalis?


Eritroblastosis fetalis adalah penyakit pada janin dan pada bayi yang baru lahir
dan ditandai dengan aglutinasi dan fagositosis sel darah merah janin. Pada sebagian
eritroblastosis fetalis, ibu memiliki darah Rh-negatif dan ayah memiliki darah Rh-positif.

Bayi memiliki darah Rh-positif yang diturunkan dari ayahnya, dan ibu membentuk
aglutinin anti-Rh akibat terpajan dengan antigen Rh janin. Kemudian, aglutinin ibu
berdifusi ke dalam tubuh janin melalui plasenta dan menimbulkan aglutinasi sel darah
merah. Sesudah antibodi anti-Rh terbentuk pada ibu, antibodi ini berdifusi dengan lambat
melalui membran plasenta ke dalam darah janin. Disini antibodi tersebut menyebabkan
aglutinasi darah janin. Sel darah merah yang beraglutinasi akan mengalami hemolisis dan
melepaskan hemoglobin dalam darah. Makrofag janin kemudian mengubah hemoglobin
menjadi bilirubin, yang menyebabkan kulit bayi menjadi kekuningan (ikterik). Antibodi
tadi juga dapat menrusak sel sel tubuh lainnya. Seorang ibu Rh-negatif yang anak
pertamanya memiliki darah Rh-positif biasanya belum membentuk aglutinin anti-Rh
dalam jumlah yang cukup untuk menimbulkan penyakit yang berbahaya. Akan tetapi
kemungkinan eritroblastosis yang akut akan terus bertambah persentasinya ketika
kelahiran anak kedua, ketiga, dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai