PENDAHULUAN
Pabrik adalah sarana untuk memproduksi barang kebutuhan manusia.
Tujuan pendirian pabrik adalah untuk bisa mendapatkan nilai tambah, biasanya
nilai tambah tersebut secara ekonomi, yaitu mengolah bahan baku menjadi produk
baru yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Pabrik dapat digolongkan menjadi
dua kelompok besar berdasarkan adanya reaksi kimia dalam perubahan bahan
baku menjadi produk yaitu pabrik perakitan dan pabrik kimia.
Perubahan bahan baku menjadi produk pada pabrik perakitan bukan
merupakan reaksi kimia. Sedangkan pabrik kimia menyelenggarakan satu ataupun
serangkaian reaksi kimia untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Pabrik
trikloroetilen termasuk ke dalam kelompok pabrik kimia, karena perubahan bahan
baku asetilen dan klorin menjadi produk trikloroetilen merupakan reaksi kimia.
1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik
Latar belakang pendirian pabrik trikloroetilen adalah permintaan pasar yang
terus meningkat serta ketersediaan bahan baku untuk memproduksi trikloroetilen.
Permintaan pasar akan trikloroetilen dari tahun 1999 2004 dapat dilihat dari data
impor trikloroetilen pada tabel 1. Dari data impor tersebut, diperkirakan
permintaan trikloroetilen di Indonesia akan terus meningkat pada tahun-tahun
mendatang. Faktor lain yang melatarbelakangi pendirian pabrik trikloroetilen
adalah pada saat ini tidak adanya pabrik yang memproduksi trikloroetilen di
Indonesia, sehingga kebutuhan trikloroetilen dalam negeri murni didapat dari
impor. Impor trikloroetilen di Indonesia dari tahun 1999 2004 dapat dilihat pada
gambar 1.
Jumlah (Ton)
18887.37
16896.70
13930.06
46806.40
21487.40
2007
1.3
18520.37
Periode (X)
2002
2003
2004
2005
2006
2007
n = 6
(Y)
1
2
3
4
5
6
X = 21
X2
X.Y
18887.37
1
18887.37
16896.70
4
33793.40
13930.06
9
41790.18
46806.40
16
187225.60
21487.40
25
107437.00
18520.37
36
111122.22
Y = 136528.30 X2 = 91 X.Y = 500255.77
Persamaan umum : Y = a + bx
Dengan :
( Y ) . ( X 2 ) ( X ) . ( X .Y )
n ( X 2 ) ( X ) 2
(136528.30) . (91) ( 21) . (500255.77)
a
18273.373
6(91) (21) 2
n ( X .Y ) ( X ) . ( .Y )
b
n ( X 2 ) ( X ) 2
6(500255.77) (21) . (136528.30)
b
1280.384
6(91) (21) 2
a
Dimana :
Y = Kapasitas Produksi
X = Tahun ke-n
1.4
Nama Pabrik
PT Aneka Gas
Industri
PT BOC Gases
Indonesia
Alamat
Jl.Raya Merak Km.16
Desa Rawa Arum
Cilegon Banten
# Jl. Raya Bekasi Km. 22
Jakarta 13910
# Jl. Beji - Tugu Km. 10
Semarang - Jawa Tengah
# Medan Industrial Estate/Mabar
Jl. Pulau Kalimantan No.1
Medan 20204 Sumatera Utara
# Jl. Raya Surabaya - Mojokerto
Km. 10
Beringin Bendo - Taman
Sepanjang
Sidoarjo Jawa Timur
# Jl. Simpangan Industri No.12
Bandung Jawa Barat
# Cilegon Industrial Estate Blok
H-12
Cilegon Banten
# Jl. Gowa - Gunung Sari
Makassar - Sulawesi Selatan
# Jl. Raya Romoo
Kecamatan Manyar
Gresik - Jawa Timur
# Mulia Glass Industrial Estate
Kapasitas P
1500000 c
2078000 c
280000 kg
4
5
Tabel 1 (lanjutan)
6
PT Ramawijaya
Graha
PT Sentulprima
Gasindo
Sumber: Indonesian Chemical Industries Directori, 2004
PT Batavindo
Chlorimatra
PT Dongjin
Indonesia
Alamat
Desa Gunung Sugih
Jl. Raya Anyer Km.122
Cilegon Banten
Indramayu Jawa Barat
Jl. Raya Anyer Km.123
Desa Gunung Sugih - Kecamatan
Ciwandan
Cilegon Banten
# Paper Mill Units
Jl. Raya Serpong Km.8 Serpong
Tangerang Banten
# Pulp Making Unit & Oxygen Plant
Jl. Raya Minas Perawang Km.26
Pinang Sebatang Siak
Bengkalis Riau
# Unit III
Jl. Raya Serang Km. 76 - Kragilan
Kapasitas Produksi
22000 tons p.a
1620000 cum
14000 ton
20000 cu met
360 tons p
690 tons p
Serang Banten
5 PT Pindo Deli Pulp
Jl. Prof. Dr. Ir. H. Sutami No.88
& Paper Mills
Teluk Jambe Johar
Kelurahan Adirasa
Karawang - Jawa Barat
6 PT Sulfindo
Desa Mangunreja Bojonegara
Adiusaha
Merak Banten
Sumber: Indonesian Chemical Industries Directori, 2004
1.5
kelayakan pendirian suatu pabrik dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya
optimasi dari suatu proses, karena hal nin menyangkut beberapa factor produksi
dan distribusi dari pabrik yang akan didirikan. Dalam penentuan lokasi pabrik
banyak hal yang perlu dipertimbangkan dan yang utamam pabrik harus terletak di
loaksi yang mana biaya produksi dan distribusi sekecil mungkuin, serta dengan
mempertimbangkan factor-faktor penunjang lainnya.
Lokasi pabrik Trikloroetilan ditetapkan di daerah Cilegon. Lokasi ini dipilih
berdasarkan faktor-faktor utama dan penunjang pemilihan lokasi berikut :
Diusahakan pabrik dekat dengan sumber bahan baku sesuai dengan jumlah
kebutuhan, harga pembelian yang pantas, biaya transportasi tidak terlalu mahal,
dan terjaga kontinuitas pengirimannya.
Bahan baku gas klorin dan asetilen diperoleh dari kawasan industri yang
berada di Cilegon. Sehingga biaya transportasi pengangkutan bahan baku tidak
terlalu mahal.
2. Dekat dengan daerah pemasaran produk
Pabrik Trikloroetilen didirikan dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan
pasar di Indonesia yaitu oleh industri makanan dan minuman, industri kimia,
industri kosmetik, dan sebagainya yang mana sebagian besar industri-industri ini
terdapat di pulau Jawa, terutama di Ibukota Jakarta, wilayah Tangerang sehingga
saranan angkutan jalan raya memegang peranan penting.
3. Fasilitas Transportasi
Untuk memudahkan transportasi yang meliputi pengangkutan dan pemindahan
sampai di tempat tujuan, baik bahan baku maupun produk, maka lokasi pabrik
direncanakan ditempatkan di daerah yang dekat dengan jalan besar dan pelabuhan.
Keberadaan pelabuhan merak yang dapat digunakan sebgaia prasarana dalam
menunjang pemasaran, sehingga memudahkan perolehan bahan baku dan
distribusi produk.
4. Kemudahan memperoleh sarana penunjang
Sarana utilitas seperti air mempunyai peranan penting bagi industri kimia
karena diperluikan untuk kelangsungan proses dan untuk sanitasi. Adapun sarana
penunjang dan utilitas tersebut dapat dengan mudah diperioleh dari unit utilitas
kawasan industri Cilegon yang berasal dari air laut.
3.
Lahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1
Fraksi berat
Asetilen
(%)
99,6
Metan
0,37
Hidrogen
0,03
a. Asetilen
Rumus kimia
: C2H2
Berat molekul
: 26,038 kg/kmol
Titik didih
: - 83,80C
Titik leleh
: -840C
Temperatur kritis
: 35,10C
Tekanan kritis
: 61,91bar
Densitas
: 1,11 kg/m3
Bentuk
: gas
Kapasitas panas
kJ/kmol K
Hvap
: 801,9 kJ/kg
2. Klorin
Rumus kimia
: Cl2
Berat molekul
: 70,906 kg/kmol
Titik didih
: -34,10C
Titik leleh
: -1010C
Temperatur kritis
: 1440C
Tekanan kritis
: 77 bar
Bentuk
: gas
Densitas
: 3,71kg/m3
Kapasitas panas
kJ/kmol K
Hvap
: 287,79 kJ/kg
Kemurnian
: 100%
2.1.2
Spesifikasi Produk
1. Tetrakloroetan
Rumus kimia
: C2H2Cl4
Berat molekul
: 167,85 kg/kmol
Titik didih
: 146,30C
Temperatur kritis
: 371,50C
Tekanan kritis
: 23,67 bar
Bentuk
: cair
Densitas
: 1,56 kg/l
Kapasitas panas
kJ/kmol K
Hvap
: 45,72 kJ/kg
2. Trikloroetilen
Rumus kimia
: C2HCl3
Berat molekul
: 131,39 kg/kmol
Titik didih
: 87,60C
Titik leleh
: -84,80C
Temperatur kritis
: 2980C
Tekanan kritis
: 35,07 bar
Bentuk
: cair
Densitas
: 1,463 kg/l
Kapasitas panas
T2 + 3,08927x10-6 T3)
kJ/kmol K
3. Hidrogen Klorida
Rumus kimia
: HCl
Berat molekul
: 36,46 kg/kmol
Titik didih
: -33,50C
Temperatur kritis
: 51,680C
Tekanan kritis
: 82,56 bar
Bentuk
: cair
Densitas
: 1,18 g/cm3
Kapasitas panas
2.1.3
1. Air
Rumus kimia
: H2O
Berat molekul
: 18,016 kg/kmol
Titik didih
: 1000C
Titik leleh
: 00C
Temperatur kritis
: 374,30C
Tekanan kritis
: 221,2 bar
Bentuk
: cair
Densitas
: 0,998 gr/ml
Kapasitas panas
T2
+ 1,31424x10-6 T3)
2. Antimony Trichloride
Rumus kimia
: SbCl3
Berat molekul
: 228,12 kg/kmol
Titik didih
: 2220C
Titik leleh
: 73,40C
Temperatur kritis
: 247,850C
Tekanan kritis
: 62,7 bar
Bentuk
: padat
Densitas
: 7.9 gr/cm3
Kapasitas panas
: 100,7 kJ/kmol.K
3. Barium diklorida
Rumus kimia
: BaCl2
Berat molekul
: 208,23 kg/kmol
Titik didih
: 15600C
Titik leleh
: 9630C
Bentuk
: padat
Densitas
: 3,856 gr/cm3
Kapasitas panas
: 81,75 kJ/kmol.K
kJ/kmol K
4.
2.2
Pyrrole
Rumus kimia
: C4H5N
Berat molekul
: 67,09 kg/kmol
Titik didih
: 130,10C
Titik leleh
: -230C
Temperatur kritis
: 366,80C
Tekanan kritis
: 56,742 bar
Bentuk
: cair
Densitas
: 9.67 gr/cm3
Kapasitas panas
: 127,74 kJ/kmol.K
tetrakloroetan
(CHCl2-CHCl2).
Reaksi
tersebut
eksotermis,
CHCl2 CHCl2
(2.1)
+
HCl
(2.2)
ClCH = CCl2
+ 3 HCl
(2.3)
Item
Proses Asetilen
1. Bahan baku Asetilen
Klorin
2. Konversi
98% berdasarkan
asetilen
95% berdasarkan
tetrakloroetan
3. Kondisi
Reaksi 2 tahap
Jenis Proses
Proses Klorinasi Proses Oksiklorinasi
Etilen, etilen diklorid Etilen, etilen
Klorin
diklorid
Klorin
Oksigen
Asam klorida (HCl)
Konversi maksimum Konversi menjadi
75% berdasarkan
klorokarbon (TCE
umpan dikloroetan dan PCE) 85-90%
pada rasio klorin
dengan dikloroetan
1,7 : 1
Reaksi klorinasi
Etilen diumpankan
operasi
4. Peralatan
utama
- Reaksi tahap I,
reaksi klorinasi
asetilen menjadi
1,1,2,2tetrakloroetan.
Reaksi eksotermis,
T = 80-90C.
katalis yang
digunakan adalah
antimony
trichloride
- Reaksi tahap II,
reaksi
dehidroklorinasi
1,1,2,2tetrakloroetan
menjadi TCE.
Reaksi thermal
cracking,
endotermis T =
300-500C
menggunakan
katalis barium
chloride.
2 reaktor, separator,
absorber
5. Bahan
penunjang
2.3
Katalis
Antimony
trichloride
(SbCl3)
Barium
chloride
(BaCl2)
Air
Steam
1 reaktor, kolom
1 reaktor, separator,
neutralizer dan drier, vent scrubber, kolom
kolom distilasi.
distilasi, kolom
neutralizer dan drier
- Katalis
- Katalis
Potassium
Potassium
chloride atau
chloride atau
Aluminium
cupric
chloride
chloride
- Air
- Air
- Steam
- Steam
Pemilihan Proses
Dari ketiga proses tersebut di atas, yang akan digunakan dalam
CHCl2CHCl2
CHCl2CHCl2
2.4
Kegunaan Trikloroetilen
Trikloroetilen (TCE) secara luas digunakan dalam industri untuk melarutkan
dan ekstraksi minyak. Penggunaan yang paling umum dari TCE adalah untuk
pembersihan permukaan logam yang tertutup oleh lemak (grease), selain itu TCE
juga digunakan dalam ekstraksi biji, dry cleaning, dehidrasi alkohol, penggunaan
dalam analisis, bahan baku pembuatan polyvinyl chloride (PVC) dan sebagai salah
satu komponen yang terkandung dalam cat, pernis, bahan perekat,serta insektisida
dan germisida.
BAB III
DESKRIPSI PROSES
3.1
berikut :
1.
Proses utama
Gas asetilen direaksikan dengan gas klorin di dalam solven dengan bantuan
katalis SbCl3 di dalam bubble reaktor R201pada temperatur operasi 90oC dan
tekanan operasi 1 atm
sebagai berikut:
C2H2
Asetilen
2 Cl2
klorin
CHCl2 CHCl2
.....(2.1)
tetrakloroetan
Produk keluar dari reaktor R201 terbagi dalam dua fase, yaitu fase gas
(yang terdiri dari asetilen, klorin, metan dan hidrogen) sebagai keluaran atas dan
fase cair (terdiri dari tetrakloroetan dan katalis SbCl3) sebagai keluaran bawah.
Keluaran atas reaktor R201 dilewatkan ke membran separator untuk memisahkan
antara reaktan sisa (asetilen dan klorin ) yang akan dikembalikan ke reaktor 1
R201 dengan gas pengotor (metan dan hidrogen) yang akan dibakar di thermal
incinerator. Keluaran bawah reaktor R201 yang terdiri dari produk dan solven
yaitu tetrakloroetan dan katalis SbCl3, dimasukkan ke dalam vaporizer VP201
untuk memisahkan produk tetrakloroetan dengan solven dan katalis.
Produk tetrakloroetan dimasukkan ke dalam vaporizer VP201 untuk
diuapkan pada temperatur 91,04oC. Keluaran vaporizer pada temperatur 160,95oC
masuk ke dalam separator untuk dipisahkan antara uap dengan cairannya. Cairan
yang terbentuk, yaitu solven tetrakloroetan dan katalis SbCl 3 dikembalikan lagi ke
dalam reaktor R201, sedangkan uapnya akan dinaikkan temperaturnya menjadi
300oC dengan tekanan 2 atm menggunakan gas produk reaktor R-202 dan steam.
Gas tetrakloroetan kemudian diumpankan ke dalam reaktor fixed bed multi tubular
R202.
Reaksi yang terjadi pada reaktor R202 adalah reaksi dehidroklorinasi
tetrakloroetan menjadi trikloroetilen dan HCl secara thermal cracking dengan
bantuan katalis BaCl2, konversi tetrakloroetan menjadi trikloroetilen sebesar 95%
massa. Reaktor R202 beroperasi pada tekanan 2 atm dan temperatur 250 300 oC.
Reaksi yang terjadi dalam reaktor R202 sebagai berikut:
CHCl2 CHCl2
Tetrakloroetan
3.
ClCHCCl2
trikloroetilen
HCl
.....(2.2)
asam klorida
CD201
pada
temperatur
88,82oC
sehingga
trikloroetilen
dan
reaktan
tetrakloroetan sisa berubah fasa menjadi cair, sedangkan HCl masih dalam fasa
gas. Cairan trikloroetilen dan tetrakloroetan dipisahkan dari gas HCl di separator
SP302. Keluaran atas separator adalah gas HCl yang didinginkan di cooler CL
302 sampai temperatur 35oC kemudian diserap di absorber ABS301 dengan
tekanan operasi 1 atm dan temperatur operasi 35 oC. Produk absorber adalah
larutan HCl 37% massa yang langsung dialirkan ke tangki penyimpanan produk
T304 pada tekanan 1 atm dan temperatur 35oC.
Keluaran bawah separator SP302 trikloroetilen dan tetrakloroetan akan
dipisahkan menggunakan Vaporizer 302. Gas dan cairan yang terbentuk akan
pembagian unit secara kuantitatif dapat dilihat pada gambar 1, sedangkan blok
diagram proses secara kualitatif ditunjukkan pada gambar 2.
Cl2(g)
C2H2(g)
H2(l)
CH4(l)
C2H2(l))
Membran
Separator
H2(g)
CH4(g)
Cl2(l)
Kondensor
SbCl3(l)
C2H2Cl4(l)
SbCl3(l)
C2H2Cl4(l)
Unit 1
HCl(g)
C2HCl3(g)
C2H2Cl4(g)
Reaktor 1
(R201)
Cl2(g)
C2H2(g)
H2(g)
CH4(g)
ke thermal incinerator
HCl(aq)
HCl(g)
Cl2(g)
C2H2(g)
H2(g)
CH4(g)
Pre-treatment
Feed
Absorber
Cooler
Vaporizer
Separator
C2H2Cl4(l)
C2HCl3(l)
Reaktor 2
(R202)
SbCl3(l)
C2H2Cl4(l)
C2HCl3(l)
Tangki
HCl
C2H2Cl4(l)
C2HCl3(l)
Vaporizer
C2HCl3(g)
Kondensor
Separator
C2HCl3(l)
Separator
Tangki
Trikloroetilen
C2H2Cl4(l)
C2HCl3(l)
Unit 2
Unit 3
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Trikloroetilen dari Asetilen dan Klorin secara Kuantitatif
P = 1,1 atm
T = 90oC
Membran
Separator
P = 1,1 atm
T = 90oC
Cooler
ke thermal incinerator
P = 55 atm
T = 30oC
Reaktor 1
(R201)
P = 10 atm
T = 30oC
Reaktor 2
(R202)
P = 1,1 atm
T = 90oC
P = 1,4 atm
T = 90oC
Vaporizer
P = 1,4 atm
T = 90oC
Tangki
HCl
Separator
P =1,2atm
T = 88,82oC
P = 1,3 atm
T = 250oC
Pre-treatment
Feed
P = 2 atm
T = 300oC
Vaporizer
Kondensor
P =1,4atm
T = 99,89oC
Separator
P = 1,3 atm
T = 35oC
Separator
Tangki
Trikloroetilen
P = 1,3 atm
T = 99,89oC
P = 1,39 atm
T = 90oC
Unit 1
Unit 2
Absorber
P = 1,3 atm
T = 35oC
P = 1,2 atm
T = 88,82oC
Kondensor
P = 1 atm
T = 90oC
P = 1,4 atm
T = 35oC
Unit 3
Gambar 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Trikloroetilen dari Asetilen dan Klorin secara Kualitatif