Anda di halaman 1dari 51

BRONCHOPNEUMO

NIA
CASE
DISUSUN OLEH : BIMO
RUMAH SAKIT SALAK BOGOR

PEMBIMBING:
DR. SUZI RATNAWATI
DR. SOLVIA YANUARITA

KETERANGAN UMUM

Nama Penderita
Ruangan
No.Cat.Med
Jenis Kelamin
Umur
Agama
Alamat
Penanggung Jawab
Tgl masuk
Tgl keluar
Golongan

: An. D
: Cakti
: 579309
: Perempuan
: 11 bulan
: Islam
: Cilebut Kaum RT 3/3
: Ny. F (ibu pasien)
: 9 November 2015
: 18 November 2015
: Pasien Umum

Keterangan Slide
Merah : hal yang mendukung diagnosis
Biru : diragukan
Ungu : komposisi obat

ANAMNESA
Keluhan Utama:

Panas badan

Anamnesa Khusus
Alloanamnesis (ibu pasien) :
Dua hari sebelum masuk Rumah Sakit
pasien dikatakan panas badan yang
mendadak tinggi. Keluhan disertai batuk,
pilek dan bercak merah di seluruh tubuh
pasien. Pasien tampak sesak.
Ayah pasien merokok di rumah.
Keluhan mimisan, mencret, dan muntah
disangkal.

Anamnesa Khusus
Pasien baru pertama kali sakit seperti ini.
Keluhan sesak dan terdengar suara mengi saat
bernafas disangkal. Kebiruan di ujung jari dan
bibir disangkal.
Riwayat tersedak disangkal.
BAK tidak ada keluhan.
Riwayat kontak dengan penderita yang batuk
lama disangkal.
Riwayat penyakit yang sama di lingkungan
keluarga disangkal.

Anamnesa Khusus
Riwayat batuk-batuk lama.
Riwayat memelihara unggas disangkal.
Riwayat bermain ketempat unggas yang mati
disangkal.
Riwayat kejang, asma, dan TB paru disangkal.
Keluarga pasien tidak ada yang menderita sakit
serupa.
Riwayat alergi obat disangkal.
Pasien belum berobat untuk keluhan ini.

Riwayat Kehamilan Ibu


Anak pertama
Ibu periksa kehamilan di Bidan dekat rumah
teratur setiap bulan, tidak pernah hipertensi,
tidak muntah berlebihan, tidak mengalami
pendarahan melalui jalan lahir saat hamil.
Selama hamil tidak pernah demam, tidak
pernah minum obatobatan, tidak pernah jatuh,
dapat obat penambah darah dan vitamin,
nafsu makan bagus sama seperti saat tidak
hamil.

Riwayat Persalinan

BBL
: 2800 gr
PB
: 48 cm
Lahir di Rumah Bersalin dengan Bidan
Cukup bulan
Lahir spontan
Bayi tunggal, presentasi kepala
Tidak ada kelainan
Tidak lahir dengan bantuan alat

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
1. KU
: Sakit sedang
2. Kesadaran : Compos mentis
3.Tanda vital
a. TD
:b. Nadi
: 110 x/menit
c. Suhu
: 40,1 oC
d. Pernafasan
: 32 x/menit
e. BB
: 9,4 kg

PEMERIKSAAN FISIK

Kepala
Mata

: Normochepal, rambut tidak rontok


: Konjungtiva Anemis -/Sklera Ikterik -/Telinga : Sekret (-)
Pendengaran baik
Hidung : Sekret (-)
Septum tidak deviasi
Pernafasan cuping hidung +/+
Mulut : Bibir tidak kering
Mukosa Mulut hiperemis

PEMERIKSAAN FISIK

Leher
Thoraks

: KGB tidak teraba membesar


: Retraksi dinding dada (+)
Permukaan dada simetris
Pulmo : Bentuk dan pergerakan simetris
VBS kanan = kiri, rhonki +/+, wheezing -/Cor
: Bunyi jantung reguler, murmur (-)
Abdomen : Cembung, soepel
BU (+) normal
Hepar lien tidak teraba membesar
Genitalia
: tidak diperiksa
Ekstermitas : akral hangat, CRT < 2

PEMERIKSAAN FISIK

Kulit

: turgor kembali cepat, rash a/r seluruh tubuh

*Gambar diambil dari internet

DIFFERETIAL DIAGNOSIS
Hiperpirexia ec. susp ISPA
Hiperpirexia ec. susp BP
Hiperpirexia ec. susp TB Paru

DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis Primer
Hiperpirexia ISPA
Diagnosis Skunder
Infeksi virus
DD/
Hiperpirexia ec. susp BP
Hiperpirexia ec. susp TB Paru

PENATALAKSANAAN

Rawat
Infus RL 1 jam 100cc 1000cc/24jam
Antrain 80mg iv pelan (Metamizole NA - OAINS)
Otopan 3x1mL (Paracetamol)
Bioxon 2x400mg inj (Ceftriaxone)
Mucera drops 2x8tts (Ambroxol)
Puyer isoprenosin 3x1 bks (Methisoprinol Antivirus)
Puyer ctm/teofilin 3x1 bks (Teofilin Bronkodilator)
Diet : Nasi tim
Rencana cek Darah Rutin

PEMERIKSAAN PENUNJANG
DARAH RUTIN 9/11/2015 (20:09)
Hb: 12,1 gr/dL
Ht: 37gr%
Lekosit: 11.900 mm3
Trombosit: 368.000 mm3

USUL PEMERIKSAAN
Rontgent thorax

PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam

Follow Up
Keluhan dan
pemeriksaan

Hasil
laboratorium

Penatalaksanaa
n

10 November 2015
TTV
N : 120x/mnt
S : 38oC

S: Demam (+) naik


turun, batuk (+),
sesak (+), kulit
merah-merah
O: PCH +/+, retraksi
(+), Rh +/+, wh -/-,
rash a/r badan dan
extermitas
A: Hiperpirexia
ISPA, infeksi virus

Hb: 12,1 gr/dL


Ht: 37gr%
Lekosit: 11.900 mm3
Trombosit: 368.000
mm3

Inf.RL 1000cc/24jam
Bioxon 2x400mg inj
Antrain 80mg iv bila
S > 39oC
Otopan drop 3x1mL
Mucera drop 3x8tts
Puyer isoprenosin
3x1bks
Puyer ctm/teofilin
3x1bks
Inhalasi pagi sore
Rencana Rontgen
thorax

11 November 2015
TTV
N : 110x/mnt
S : 39oC

S: Demam (+) naik


turun, batuk (+),
sesak (+), kulit
merah-merah
O: PCH +/+, retraksi
(+), Rh +/+, wh -/-,
rash a/r badan dan
extermitas
A:
Bronchopneumonia,

Rontgen thorax :
hili melebar,
infiltrat di parahiler
kanan kiri, corakan
paru bertambah
Susp.
Bronchopneumonia
DD/ TB paru aktif

Inf.RL 1000cc/24jam
Th/ lanjut
Pyogenta 2x6mg inj
(Gentamicin)
Inhalasi pagi sore

Tanggal

HASIL RONTGEN

*Gambar diambil dari internet

Follow Up
Keluhan dan
pemeriksaan

Hasil
laboratorium

Penatalaksanaa
n

12 November 2015
TTV
N : 100x/mnt
S : 38,8oC

S: Demam (+) naik


turun, batuk (+),
sesak (+)
berkurang, kulit
merah-merah,
muntah (+) 1x
O: PCH -/-, retraksi
(+), Rh +/+, wh -/-,
rash a/r badan dan
extermitas
A:
Bronchopneumonia,
infeksi virus

Hb: 11,6 gr/dL


Ht: 35gr%
Lekosit: 2.500 mm3
Trombosit: 266.000
mm3

Inf.RL 1000cc/24jam
Th/ lanjut
Molason cream
(Betametason)
Cortidex 3x0,3cc iv
(Dexametason)
Inhalasi pagi sore

13 November 2015
TTV
N : 110x/mnt
S : 38,6oC

S: Demam (+) naik


turun, batuk (+),
sesak (+)
berkurang, kulit
merah-merah,
muntah (-)
O: PCH -/-, retraksi
(+), Rh +/+ , wh
-/-, rash a/r badan
dan extermitas
A:
Bronchopneumonia,

Tanggal

Inf.RL 800cc/24jam
Bioxon 2x400mg
STOP
Pyogenta 2x6mg inj
Cortidex 3x0,3cc
STOP
Cefotaxim 2x400mg
iv
Puyer STOP
Molason cream

Follow Up
Tanggal

Keluhan dan
pemeriksaan

Hasil
laboratorium

Penatalaksanaa
n

14 November 2015
TTV
N : 100x/mnt
S : 37,8oC

S: Demam (+) naik


turun, batuk (+),
sesak (+)
berkurang, kulit
merah-merah
O: PCH -/-, retraksi
(+), Rh +/+
berkurang, wh -/-,
rash a/r badan dan
extermitas
A:
Bronchopneumonia,
infeksi virus

Inf.RL 600cc/24jam
Inf.Aminofuscin (AF)
170cc/24jam
(As.amino, vitamin,
elektrolit)
Cefotaxim 2x400mg
iv
Cortidex 3x0,3cc iv
Pyogenta 2x6mg iv
Molason cream
Inhalasi pagi sore

15 November 2015
TTV
N : 110x/mnt
S : 36,2oC

S: Demam (-), batuk


(+), sesak (-), kulit
merah-merah
berkurang
O: PCH -/-, retraksi
(-), Rh -/-, wh -/-,
rash a/r badan dan
extermitas
berkurang
A:
Bronchopneumonia,
infeksi virus

Inf.RL 600cc/24jam
+ aminofilin
144mg : 20cc/jam
(Teofilin +
etilendiamin)
Inf.AF 170cc/24jam
Cefotaxim 2x400mg
iv
Epexol 2x8tts
(Ambroxol)
Pyogenta 2x6mg iv

Follow Up
Tanggal

Keluhan dan
pemeriksaan

Hasil
laboratorium

Penatalaksanaa
n

16 November 2015
TTV
N : 100x/mnt
S : 36,4oC

S: Demam (-), batuk


(+) berkurang,
sesak (-), kulit
merah-merah
berkurang
O: PCH -/-, retraksi
(-), Rh -/-, wh -/-,
rash a/r badan dan
extermitas
berkurang
A:
Bronchopneumonia,
infeksi virus

Inf.RL 600cc/24jam
+ aminofilin
144mg : 20cc/jam
Cefotaxim STOP
Epexol 2x8tts
Pyogenta STOP
Puyer Isoprenosin
3x1bks
Nymiko 4x1ml
(Nystatin)
SanBplex 1x0,6ml
(Vitamin)
Molason cream
Inhalasi 1x1

17 November 2015
TTV
N : 100x/mnt
S : 36oC

S: Demam (-), batuk


(+) berkurang,
sesak (-), kulit
merah-merah
berkurang
O: PCH -/-, retraksi
(-), Rh -/-, wh -/-,
rash a/r badan dan
extermitas
berkurang

Aff infus
Observasi

Follow Up
Tanggal
18 November 2015
TTV
N : 100x/mnt
S : 36,2oC

Keluhan dan
pemeriksaan
S: Demam (-), batuk
(+) berkurang,
sesak (-), kulit
merah-merah
berkurang
O: PCH -/-, retraksi
(-), Rh -/-, wh -/-,
rash a/r badan dan
extermitas
berkurang
A:
Bronchopneumonia,
infeksi virus

Hasil
laboratorium

Penatalaksanaa
n
Boleh pulang
Th/ lanjut

PROGNOSIS
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA
BRONCHOPNEUMONIA

DEFINISI
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut
bagian bawah yang mengenai parenkim paru
Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu
peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme
(bakteri, virus, jamur, parasit), bahan kimia, radiasi,
aspirasi, obat-obatan dan lain-lain.
Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis tidak termasuk.

DEFINISI
Bronkopneumonia merupakan radang dari
saluran pernapasan yang terjadi pada bronkus
sampai dengan alveolus paru.
Secara anatomis pneumonia dibagi 3, yaitu :
Pneumonia lobaris
Pneumonia intertitialis (bronkiolitis)
Pneumonia lobularis (bronkopneumonia)

KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi lesi di paru :
Pneumonia lobaris
Pneumonia interstitialis
Bronkopneumonia
Berdasarkan asal infeksi :
Pneumonia yang didapat dari masyarkat (community acquired pneumonia = CAP)
Pneumonia yang didapat dari rumah sakit (hospital-based pneumonia)
Berdasarkan mikroorganisme penyebab :
Pneumonia bakteri
Pneumonia virus
Pneumonia mikoplasma
Pneumonia jamur
Berdasarkan karakteristik penyakit :
Pneumonia tipikal
Pneumonia atipikal
Berdasarkan lama penyakit :
Pneumonia akut
Pneumonia persisten

ETIOLOGI
Virus merupakan penyebab tersering pneumonia pada
bayi usia 1 bulan sampai 2 tahun.
Pola kuman penyebab pneumonia biasanya berubah
sesuai dengan distribusi umur pasien.
Namun secara umum bakteri yang berperan penting
dalam pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae,
Haemophillus influenzae, Staphylococcus aureus,
Streptococcus group B serta kuman atipik Chlamydia
pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae. 2

TABEL ETIOLOGI BP
Umur
Neonatus

Bakteri Patogen
E. Coli, Streptococcus group B, Listeria
monocytogenes
Klebsiella sp, Enterobacteriaceae

1-3 bulan

Chlamydia trachomatis

Usia

Chlamydia pneumoniae, Mycoplasma

prasekolah

pneumoniae
Haemophillus influenzae B,
Streptococcus pneumoniae
Staphylococcus aureus

Usia sekolah

Chlamydia pneumoniae, Mycoplasma


pneumoniae
Streptococcus pneumoniae9

MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan tanda klinis bervariasi tergantung kuman
penyebab, usia pasien, status imunologis pasien, dan
beratnya penyakit.
Gejala dan tanda pneumonia meliputi gejala infeksi pada
umumnya demam, menggigil, sefalgia, rewel, dan
gelisah.
Beberapa pasien mungkin mengalami gangguan
gastrointestinal seperti muntah, kembung, diare, atau
sakit perut.

MANIFESTASI KLINIS
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan :
pernapasan cuping hidung,
takipneu,
dipsneu,
retraksi,
perkusi redup,
fremitus melemah,
suara nafas melemah,
dan ronkhi

PATOFISOLOGI

STADIUM BP

Stadium I Hiperemia
Stadium II Hepatisasi merah
Stadium III Hepatisasi kelabu
Stadium IV Resolusi

GAMBARAN BP

KRITERIA DIAGNOSIS
Dasar diagnosis pneumonia adalah ditemukannya paling
sedikit 3 dari 5 gejala berikut ini :
Sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung
dan tarikan dinding dada
Panas badan
Ronkhi basah sedang nyaring (crackles)
Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrat difus
Leukositosis (pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm 3
dengan limfosit predominan, dan bakteri 15.00040.000/mm3 neutrofil yang predominan)3

PENATALAKSANAAN
Tatalaksana pasien pneumonia meliputi terapi suportif dan terapi etiologik.
Terapi suportif yang diberikan pada penderita pneumonia adalah :
Pemberian oksigen 2-4 L/menit melalui kateter hidung atau nasofaring. Jika
penyakitnya berat dan sarana tersedia, alat bantu napas mungkin diperlukan
terutama dalam 24-48 jam
Pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat. Cairan yang diberikan
mengandung gula dan elektrolit yang cukup.
Koreksi kelainan elektrolit atau metabolik yang terjadi.
Mengatasi penyakit penyerta.
Pemberian terapi inhalasi dengan nebulizer bukan merupakan tata laksana
rutin yang harus diberikan.

PENATALAKSANAAN
Antibiotik parenteral diberikan sampai 48-72 jam
setelah panas turun, dilanjutkan dengan
pemberian per oral selama 7-10 hari.
Bila alergi terhadap penisilin dapat diberikan
cefazolin, klindamisin, atau vancomycin.
Lama pengobatan untuk stafilokokkus adalah 34 minggu.

KOMPLIKASI
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari
penyebaran bakteri dalam rongga thorax (seperti
efusi pleura, empiema dan perikarditis) atau
penyebaran bakteremia dan hematologi.
Meningitis, artritis supuratif, dan osteomielitis
adalah komplikasi yang jarang dari penyebaran
infeksi hematologi.

DIAGNOSIS BANDING
Bronkiolitis
Aspirasi pneumonia
Tb paru primer

PROGNOSIS
Pada era sebelum ada antibiotik, angka mortalitas pada
bayi dan anak kecil berkisar dari 20% sampai 50% dan
pada anak yang lebih tua dari 3% sampai 5%.
Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat,
mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%,
anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang
datang terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih
tinggi.

PENCEGAHAN
Pencegahan terhadap pneumonia dapat dicegah dengan pemberian
imunisasi/vaksinasi. Berikut vaksin yang sudah tersedia di Indonesia
dan dapat mencegah pneumonia :
vaksin PCV (imunisasi IPD) untuk mencegah infeksi pneumokokkus
(Invasive Pneumococcal diseases, IPD). vaksin PCV yang sudah
tersedia adalah PCV-7 dan PCV-10. PCV 13 belum tersedia di
Indonesia
vaksin Hib untuk mencegah infeksi Haemophilus Influenzae tipe b
vaksin DPT untuk mencegah infeksi difteria dan pertusis
vaksin campak dan MMR untuk mencegah campak
vaksin influenza untuk mencegah influenza

DAFTAR PUSTAKA

Alberta Medical Association. 2001. Guideline for The Diagnosa and


Management of Community Acquired Pneumonia Pediatric.
http:/www.albertadoctor.org.

Alsagaff, Hood dkk. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Bagian
Ilmu Penyakit Paru dan Saluran Napas FK Unair : Surabaya.

Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair. 2006. Pedoman


Diagnosis dan Terapi. Surabaya.

TAMBAHAN
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan bronkopneumonia pada anak terdiri dari 2
macam, yaitu penatalaksanaan umum dan khusus (IDAI, 2012;
Bradley et.al., 2011).

Penatalaksaan Umum
Pemberian oksigen lembab 2-4 L/menit sampai sesak
nafas hilang atau PaO2 pada analisis gas darah 60 torr.
Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit.
Asidosis diatasi dengan pemberian bikarbonat intravena.

TAMBAHAN
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Khusus
Mukolitik, ekspektoran dan obat penurun panas sebaiknya
tidak diberikan pada 72 jam pertama karena akan
mengaburkan interpretasi reaksi antibioti awal.
Obat penurun panas diberikan hanya pada penderita dengan
suhu tinggi, takikardi, atau penderita kelainan jantung
Pemberian antibiotika berdasarkan mikroorganisme
penyebab dan manifestasi klinis. Pneumonia ringan
amoksisilin 10-25 mg/kgBB/dosis (di wilayah dengan angka
resistensi penisillin tinggi dosis dapat dinaikkan menjadi 8090 mg/kgBB/hari).

TAMBAHAN
PENATALAKSANAAN
Pemilihan antibiotik dalam penanganan pneumonia pada
anak harus dipertimbangkan berdasakan pengalaman
empiris, yaitu bila tidak ada kuman yang dicurigai,
berikan antibiotik awal (24-72 jam pertama) menurut
kelompok usia.

TAMBAHAN
PENATALAKSANAAN
Neonatus dan bayi muda (< 2 bulan) :
ampicillin + aminoglikosid
amoksisillin - asam klavulanat
amoksisillin + aminoglikosid
sefalosporin generasi ke-3
Bayi dan anak usia pra sekolah (2 bl-5 thn)
beta laktam amoksisillin
amoksisillin - asam klavulanat
golongan sefalosporin
kotrimoksazol
makrolid (eritromisin)
Anak usia sekolah (> 5 thn)
amoksisillin/makrolid (eritromisin, klaritromisin, azitromisin)
tetrasiklin (pada anak usia > 8 tahun)

TAMBAHAN
DAFTAR PUSTAKA

Bradley J.S., Byington C.L., Shah S.S, Alverson B., Carter E.R.,
Harrison C., Kaplan S.L., Mace S.E., McCracken Jr G.H., Moore
M.R., St Peter S.D., Stockwell J.A., and Swanson J.T. 2011. The
Management of Community-Acquired Pneumonia in Infants and
Children Older than 3 Months of Age : Clinical Practice Guidelines
by the Pediatric Infectious Diseases Society and the Infectious
Diseases Society of America. Clin Infect Dis. 53 (7): 617-630

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Panduan Pelayanan Medis


Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Penerbit IDAI

Anda mungkin juga menyukai