Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Diajukan Oleh :
Rizki Arya Janitra
J500110040
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah sebagai unit sosial-ekonomi terkecil dalam masyarakat
yang merupakan landasan dasar dari semua institusi, serta merupakan
kelompok primer yang terdiri dari dua atau lebih orang yang mempunyai
jaringan interaksi interpersonal, hubungan darah hubungan perkawinan, dan
adopsi (Puspitawati, 2013). Persepsi fungsi keluarga adalah persepsi dari
anggota keluarga mengenai kemampuan keluarga dalam hal pemecahan
masalah, komunikasi, peran, respon afektif, keterlibatan afektif, dan
pengendalian tingkah laku (Setyawan, 2007). Dukungan sosial keluaga dapat
berupa dukungan internal dan eksternal. Keluarga memiliki berbagai
dukungan suportif seperti dukungan emosional, instrumental, informativ dan
penghargaan (Agustini., et al 2013).
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang cepat
dalam aspek fisik, emosi, kognitif, dan sosial. Pada remaja putri akan terjadi
pematangan seksual yang ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama
kali atau biasa disebut menarche (Amelia, 2014). Menstruasi atau perdarahan
periodik normal uterus merupakan fungsi fisiologis yang hanya terjadi pada
wanita. (Kusumawarddhani, 2014). Seorang remaja putri yang sudah
mengalami menstruasi biasanya tidak pernah lepas dengan masalah Sindrom
Pramenstrual (Harahap, 2008).
PMS atau dalam Bahasa Indonesia biasa disebut juga Sindrom
Pramenstrual adalah penyebab umum dari disfungsi fisik, perilaku, dan sosial
dari wanita. Beberapa gejala juga dapat ditemukan seperti lekas marah selama
masa pramenstrual bahkan sampai dengan periode menstruasi.
Beberapa
mencari
perawatan
atau
pertolongan
medis
(John,
2009).
adalah
47,8%. Penelitian yang dilakukam dari tahun 1996 sampai 2011 secara
berturut-turut, didapatkan prevalensi terendah di Prancis 12% dan tertinggi
berada di Iran 98%. Dapat ditarik kesimpulan bahwa kejadian PMS secara
global masih tinggi prevalensinya (Moghadam, 2014)
Hingga kini belum ada data yang resmi mengenai prevalensi PMS di
Indonesia (Suparman, 2002). Penelitian yang dilakukan di daerah Kabupaten
Purworejo didapatkan 24,6% remaja putri mengalami PMS (Nurmiaty, 2011).
Penelitian sebelumnya mengenai prevalensi dismenorrhea pada mahasiswi
sebuah universitas di Jakarta tahun 2004 menemukan bahwa 83,5% mahasiswi
mengalami dismenorea (Sianipar.,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga
1. Definisi
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami
istri, atau suami istri anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan
anaknya (Sutikno, 2011). Selain itu, keluarga merupakan tempat penting bagi
perkembangan anak secara fisik, emosi, spiritual, dan social. Karena keluarga
merupakan sumber kasih sayang, perlindungan, dan identitas bagi anggotanya
(Lestari., 2012).
2.
Macam-macam keluarga
Keluarga dibedakan menjadi 9 bentuk:
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri serta anak
kandung.
b. Keluarga besar (extended family)
Keluarga besar adalah keluarga yang didampingi terdiri dari suami,
istri dan anak-anak kandung, juga terdiri dari sanak saudara lainnya, baik
menurut garis vertikal (ibu, bapak, kakek, nenek, mantu, cucu, cicit)
ataupun menurut garis horizontal (kakak, adik, ipar) yang dapat berasal
dari pihak suami atau pihak istri.
c. Keluarga campuran (blended family)
Keluarga campuran adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri,
anak-anak kandung serta anak-anak tiri.
d. Keluarga menurut hukum umum (common law family)
Keluarga menurut hukum adalah keluarga yang terdiri dari pria
wanita yang tidak terikat dalam perkawinan syah serta anak-anak mereka
yang tinggal bersama.
e. Keluarga orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga orang tua tunggal adalah keluarga yang terdiri dari pria dan
wanita, mungkin karena telah bercerai, berpisah, ditingal mati atau
mungkin pernah menikah, serta anak-anak mereka tinggal bersama.
f. Keluarga hidup bersama (commune family)
Keluarga hidup bersama adalah keluarga yang terdiri dari pria,
wanita dan anak-anak yang tinggal bersama, berbagi hak dan tanggung
jawab serta memiliki kekayaan bersama.
g. Keluarga serial (serial family)
Keluarga serial adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang
telah menikah dan mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai
dan masing-masing menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan
pasangan masing-masing, tetapi semuanya menganggap sebagai satu
keluarga.
h. Keluarga gabungan (composite family)
Keluarga gabungan adalah keluarga yang terdiri dari suami dengan
bebrapa istri dan anak-anaknya (poliandri) atau istri dengan beberapa
suami dengan ank-anaknya (poligini) yang hidup bersama.
i. Keluarga tinggal bersama (cohabitation family)
Keluarga tinggal bersama adalah keluarga yang terdiri dari pria dan
wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan yang sah.
(Sutikno, 2011)
B. Fungsi Keluarga
Salah satu cara mendefinisikan keluarga adalah dengan meninjau dari segi
fungsi dan bukan dari komposisi atau strukturnya. Dijelaskan bahwa akan
lebih bermanfaat menanyakan apa yang dilakukan kelompok-kelompok
keluarga itu, dibanding mendefinisikan keluarga dari sisi siapa yang termasuk
ke dalamnya. Disini terdapat empat fungsi sentral kehidupan keluarga, yakni:
memberikan keintiman seksual, reproduksi, kerja sama ekonomi, dan
sosialisasi pada anak. Jelaslah bahwa hal ini hanya sebagian dari fungsi yang
di penuhi keluarga. (Geldard, 2011)
1. Fungsi-fungsi primer keluarga.
a. Sebuah sistem sosial untuk memnui kebutuhan para anggotanya.
b. Suatu lingkungan yang cocok untuk reproduksi dan pengasuhan anak.
c. Suatu media interaksi dengan komunitas yang lebih luas, menuju
perwujudan kesejahteraan sosial secara umum.
Para anggota yang terdapat dalam satu keluarga bersepakat untuk saling
mengatur diri sehingga memungkinkan pelbagai tugas yang terdapat dalam
keluarga diselenggarakan secara efektif dan efisien. Kemampuan untuk
mengatur dan atau melaksanakan pembagia tugas tersebut pada dasarnya
merupakan salah satu faktor yang menentukan baik atau tidaknya fungsi yang
dimiliki oleh satu keluarga.
2. Macam-macam fungsi keluaga:
a. Fungsi keagamaan
Fungsi keagamaan adalah fungsi keluarga sebagai wahana persemaian
nilai-nilai agama dan nilai luhur budaya bangsa untuk menjadi insaninsan agamis yang penuh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Fungsi budaya
Fungsi budaya adalah fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan
kepada keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengembangkan
kekayan budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan.
c. Fungsi Cinta Kasih
Fungsi cinta kasih adalah fungsi keluarga dalam memberikan landasan
yang kokoh terhadap hubungan anak dengan anak, suami dengan istri,
dalam
mengambil
suatu
berkomunikasi,
keputusan
dan
atau
mereka
perlu
memerhatikan
faktor-faktor
yang
akan
menjadi
pelupa,
perasaan
mudah
tersinggung,
d.
e.
f.
5.
Endometriosis
Hipertiroidisme
Penggunaan pil kontasepsi (Dickerson., et al. 2003).
Etiologi PMS
Hinga kini etiologi pasti PMS belum diketahui, belum ada
penetapan kriteria pasti diagnosis PMS. Berikut teori-teori etiologi
PMS yang pernah dikemukakan:
PMS Tipe H
Sindrom ptemenstruasi tipe H (hiperbydratin) memiliki gejala
edema (pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada,
pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum
menstruasi.
c. PMS tipe C
Sindrom premenstruasi tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar
ingin mengkonsumsi makanan yang ,mais dan karbohidrat sederhana.
Biasanya setelah menyantap karbohidrat dalam jumlah banytak, timbul
gejala hipoglikemia seperti , kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala
yang
terkadang
sampai
pingsan.
Hipoglikemia
timbul
karena
pengobatan
PMS
adalah
untuk
memperbaiki
atau
menjadi lemas, serta mudah merasa lelah, nafsu makan meningkat dan suka
makanan yang asam, emosi menjadi labil (Nonitasari, 2012).
Ketidakstabilan emosi merupakan salah satu gejala dari sindrom pra
menstruasi. Ketidakstabilan emosi dapat dirubah menjadi emosi yang lebih
stabil apabila remaja dapat mengontrol emosi dengan baik. Pengontrolan
emosi dapat dilakukan apabila remaja memiliki dukungan dan keberfungsian
keluarga yang baik (Putri, 2014).
E. Kerangka Konsep
Kejadian PMS
Hormonal
Lingkungan
Riwayat Keluarga
Usia
Latar Belakang Psikis
Kegiatan fisik
Fungsi Keluarga
Dukungan Keluarga
Tahap-tahap
perkembangan
keluarga
Pengaruh kebudayaan
etnisitas
Ketidakstabilan Emosi
Keterangan:
diteliti
tidak diteliti
F. Hipotesis.
Ada hubungan antara fungsi keluarga dengan kejadian sindrom pramenstruasi
pada siswi SMA N 2 Klaten.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional, yaitu penelitian dimana pengukuran variabel - variabelnya hanya
dilakukan satu kali, dan pada satu waktu saja (Arif, 2003).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di SMA N 2 Klaten, Jalan Angsana15, Trunuh,
Klaten Selatan, Klaten, Jawa Tengah.
2. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2014.
C. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswi SMA N 2 Klaten.
D. Sampel dan Teknik Sampling
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswi SMA N 2 Klaten.
Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive sampling, yaitu
pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat
oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2010).
z 2 . p . q
d2
(0,12 )
Keterangan:
n
: besar sampel
: 1-p
Hasil
Skala pengukuran
2. Variabel terikat
responden.
: Baik, sedang, buruk
: Ordinal
: Premenstrual Syndrome
Definisi
: Peneliti menggunakan kuesioner mengenai gejalagejala PMS atau biasa juga yang disebut
Shortened Premenstrual Assesment Form (SPAF).
Apabila nilai total di atas 30 mengindikasikan
premenstrual syndrome. Semakin tinggi nilainya
maka semakin berat gejala premenstrual syndrome
yang di derita.
Hasil
Skala pengukuran
: Ordinal
H. Instrumen Penelitian
1. Lembar menjadi responden dan data diri
2. Kuesioner APGAR Family.
3. Kuesioner Shortened Premenstrual Assesment Form
(SPAF). Merupkan skala pengukuran yang digunakan
untuk mengetahui gejala dari PMS terdiri dari 10
pertanyaan dan setiap pertanyaan terdapat nilai 1 sampai
6. Apabila nilai total di atas 30 mengindikasikan
premenstrual syndrome. Semakin tinggi nilainya maka
semakin berat gejala premenstrual syndrome yang di
derita.
I. Rancangan Penelitian
Siswi SMA N 2 Klaten
K. jadwal penelitian
Kegiatan
Bulan
Bulan
Bulan
Bulan
Bulan
Bula
Oktob
Novemb
Desemb
Februa
er
er
2014
er
2014
Januari
2015
ri
2015
Mare
2014
Penyusunan proposal
Ujian proposal
Perbaikan proposal
Pengambilan data
Pengolahan dan
analisa data
Penyusunanskripsi
Ujian skripsi
Perbaikan skripsi
t
2015
PERNYATAAN
SERING/
SELALU
KADANGKADANG/
PERNAH
JARANG/
TIDAK
Nama:
Tanggal:
Usia :
Pada setiap gejala di bawah ini, lingkari angka yang paling mendekati dari
gejala premenstruasi anda selama siklus terakhir. Berikut ini adalah gejala yang
biasanya muncul selama fase premenstruasi dari siklus anda. Fase ini dimulai
sekitar tujuh hari sebelum fase menstruasi dan berakhir sampai dengan periode
awal menstruasi. Nilai setiap daftar di bawah ini dari skala 1 (tidak ada atau tidak
terdapat perubahan dari biasanya) sampai dengan
ekstrim).
1 = tidak ada perubahan 6 = perubahan yang ekstrim
1
Payudara
sehari-hari
Merasa tertekan
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
Merasa sedih
1 2 3 4 5 6
(kekakuan sendi)
Berat badan menaik
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
Merasa kembung
1 2 3 4 5 6
terasa
nyeri,
bengkak, 1 2 3 4 5 6
Total