PENDAHULUAN
perempuan mengalami
berbagai perubahan,
yang secara
alamiah
infeksi yang tinggi. Perempuan hamil dengan sifilis dini yang tidak diobati, sebanyak
25% mengakibatkan janin lahir mati dan 14% kematian neonatus, keseluruhan
menyebabkan kematian perinatal sebesar 40%. Kehamilan pada perempuan dengan
infeksi gonokokus yang tidak diobati, sebesar 35% akan menimbulkan abortus
spontan dan kelahiran prematur, dan sampai 10% akan menyebabkan kematian
perinatal. Dalam ketiadaan upaya pencegahan, 30% sampai 50% bayi yang lahir dari
ibu dengan gonore tanpa pengobatan dan sampai 30% bayi yang lahir dari ibu dengan
klamidiosis tanpa diobati, akan mengalami oftalmia neonatorum yang dapat
mengakibatkan kebutaan (Kemenkes RI, 2011)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ke
dalam
kelompok
Neisseria,sebagai
Neisseria
terinfeksi adalah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang
belum berkembang (imatur), yakni pada vagina wanita sebelum pubertas.
c. Epidemiologi
Sekitar 820,000 orang dilaporkan terinfeksi gonore dari 19,7 miliar
infeksi menular seksual setiap tahunnya yang terjadi di Amerika Serikat
dan 70% penderita gonore berusia 15 24 tahun (CDC, 2013).
d. Gejala klinis
1) Masa tunas sulit untuk ditemukan karena pada umumnya asimtomatik,
2) Pada wanita, penyakit akut atau kronik jarang ditemukan gejala
subjektif dan objektifnya.
3) Infeksi pada wanita, pada mulanya hanya mengenai serviks uteri
4) Keluhan:
kadang-kadang
menimbulkan
rasa
nyeri
pada
panggul
bawah,
demam,keluarnya
cairan
dari
vagina,
nyeri
reagen oksidasi yang mengandung larutan tetrametil-pfenilendiamin hidroklorida 1% ditambahkan pada koloni gonokok.
Semua Neisseria memberi reaksi positif dengan perubahan warna
koloni yang semula bening berubah menjadi merah muda sampai
merah lembayung.
b) tes fermentasi
tes oksidasi positif dilanjutkan dengan tes fermentasi memakai
glukosa, maltose, dan sukrosa.
4) Tes beta lactamase
Menggunakan cefinase yang mengandung chromogenic cephalosporin
akan
menyebabkan
perubahan
warna
dari
kuning
menjadi
dalam
mengobati
nongonokokus,
dengan
alternatif
pengobatan
3. Trikomoniasis Vaginalis
a. Definisi
Trikomoniasis adalah infeksi pada wanita yang mengenai saluran
urogenital bagian bawah, disebabkan oleh Trichomonas vaginalis (Daili,
2010).
b. Etiologi
T. vaginalis merupakan protozoa yang menginfeksi vagina, epitel
uretra dan menyebabkan mikroulserasi (Garcia, et al. 2008). Parasit
Trichomonas vaginalis tersebar melalui hubungan seksual yaitu hubungan
penis dengan vagina atau vulva dengan vulva (daerah kelamin luar vagina)
jika kontak dengan pasangan yang terinfeksi. Wanita dapat terkena penyakit
ini dari infeksi pria atau wanita, tetapi pria biasanya hanya mendapatkan dari
wanita yang terinfeksi (Center for Disease Control, 2015).
c. Epidemilogi
Penelitian yang dipublikasi oleh UNAIDS dan WHO (1997) yaitu
Sexual Transmitted Disease Policies dan Principles for Prevention and Care,
memperkirakan insidens terjadi trikomononiasis pada tahun 1995 di seluruh
dunia adalah sebanyak 170 juta. Publikasi WHO (2001) di Geneva tentang
Global Prevalence Incidence of Selected Curable STI, penyakit menular
seksual akibat trikomoniasis yang terjadi di Asia Selatan dan Asia Tenggara
adalah sebanyak 75.43 juta pada 1995. Publikasi yang sama juga
menunjukkan angka kejadian trikomoniasis di
Tenggara
10
4. Bakterial Vaginosis
a. Definisi
Bakterial
vaginosis
adalah
suatu
kelainan
klinis
akibat
Prevotella,
Porphyromonas,
dan
Bacteroides,
dan
d. Faktor Resiko
11
kriteria Amsel, yaitu : pH vagina >4,5, discharge vagina yang homogen, tipis
dan keputihan, sel-sel yang menjadi petunjuk pada pemeriksaan mikroskopis
cairan vagina (misal : sel-sel epitel vagina yang diikuti coccoobacilli),
vagina dischare yang berbau amis. Diagnosis ditegakkan dengan memenuhi
3 dari 4 kriteria (Menard, 2010).
g. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan mikroskopis cairan vagina, clue cell (sel epitel yang
ditutupi oleh bakteri) merupakan indikator bakterial vaginosis. Paling kurang
20 persen sel epitel pada pemeriksaan mikroskopis dengan garam wet mount.
Pemeriksaan lain adalah dengan kultur bakteri yang ada di vagina, namun
pemeriksaan tersebut tidak bisa dilakukan secara cepat sehingga jarang
dilakukan (Garcia, et al. 2008).
12
h. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
pada
bakterial
vaginosis
adalah
dengan
13
Serikat
didapatkan
56
pernah
mengalami
kandidiasis
albicans
adalah
mikroorganisme
eukariotik
dengan
14
15
g. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Kandidiasis vulvovaginalis di Indonesia adalah
menggunakan preparat mikonazol atau klotrimazol 200 mg intravagina atau
klotrimazol 500 mg intravagina dosis tunggal. Terapi lain yang dapat
digunakan adalah dengan terapi sistemik yaitu flukonazol oral 150 mg dosis
tunggal atau itrakonazol oral 200 mg dosis tunggal. (Kemenkes RI, 2011).
h. Penatalaksanaan pada Kehamilan
Kandidiasis vulvovagina sering terjadi pada wanita hamil. Terapi yang
diperbolehkan adalah dengan menggunakan preparat azol topikal selama
paling lama 7 hari. Terapi sistemik tidak dianjurkan pada ibu hamil (Center
for Disease Control, 2015).
Ibu Hamil
terjadi
supresi
imunokempetensi
ibu
infeksi.
16
Anatomi saluran
Dinding
sangat berubah
mengalami
pada
genital
ektoserviks
yang
dan penuh
luas
daerah
saat
kehamilan.
darah.
epitel
reaktivasi laten.
kolumnar
Serviks
Serviks akan
serviks
yang
bakteri
fakultatif
anaerob.
Diduga
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi menular seksual merupakan kejadian infeksi yang dapat dialami semua
wanita, salah satunya adalah wanita yang sedang hamil. Salah satu gejala infeksi
menular seksual adalah leukore (discharge vagina). Pada ibu hamil, sangat rentan
terjadi infeksi menular seksual karena terjadi perubahan anatomi, imunologi dan
perubahan mikroba servikovaginalis. Penatalaksanaan pada ibu hamil memiliki
beberapa perbedaan dengan penatalaksanaan pada orang biasa. Hal tersebut agar
tidak terjadi efek samping yang tidak diinginkan bagi ibu dan janin seperti efek
teratogenik dan mutagenik.
17
DAFTAR PUSTAKA
Achkar, J. M., & Fries, B. C., 2010. Candida Infections of the Genitourinary Tract.
Dalam Clinical Microbiology Reviews. New York : American Society for
Microbiology. P 253-273.
Brotman et al., 2010. Bacterial Vaginosis Assessed by Gram Stainand Diminished
Colonization Resistance to Incident Gonococcal, Chlamydial, and
Trichomonal Genital Infection. Royal College of Obstetricians and
Gynaecologists. http://bjog.org. Diakses : tanggal 8 Oktober 2015.
Cassone. A., 2014. Vulvovaginal Candida albicans infections: pathogenesis,
immunity and vaccine prospects. BMC Infectious Diseases 2011, 11:10.
http://www.biomedcentral.com/1471-2334/11/10. Diakses : tanggal 7 Oktober
2015.
Center for Disease Control and Prevention, 2013. Incidence, Prevalence, and Cost of
Sexually Transmitted Infections in the United States. Available from
http://www.cdc.gov/std/stats/sti-estimates-fact-sheet-feb-2013
[accessed
Oktober 2015].
18
20