Anda di halaman 1dari 18

BAGIAN DISIPLIN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PERITONITIS

AINUN RACHMI AR
110 210 0130
PEMBIMBING :
D R . HJ . SYAM SI A H

PENDAHULUAN
Gawat abdomen, keadaan klinik timbul mendadak

dengan nyeri (KU) memerlukan penanggulangan


segera tindakan bedah
Pada keadaan normal, peritoneum resisten terhadap
infeksi bakteri kontaminasi yang terus menerus,
bakteri yang virulen, dan adanya benda asing atau
enzim pencerna aktif faktor resiko peritonitis
Pembedahan harus segera diambil menurunkan
morbiditas dan mortalitas.

DEFINISI
Peritonitis adalah peradangan pada peritonium yang

merupakan pembungkus visera dalam rongga perut


yang disebabkan oleh iritasi kimiawi atau invasi
bakteri. 3,5
Peritoneum adalah mesoderm lamina lateralis yang
tetap bersifat epitelial.

ANATOMI
Lapisan peritonium dibagi menjadi 3, yaitu: 6
1.

2.

3.

Lembaran yang menutupi dinding usus, disebut lamina


visceralis (tunika serosa).
Lembaran yang melapisi dinding dalam abdomen disebut
lamina parietalis.
Lembaran yang menghubungkan lamina visceralis dan lamina
parietalis.

Cavum peritoneum Ruang yang bisa lerdapat di

antara dua lapis, dibatasi oleh :


Diafragma Superior
. Retro peritoneal Posterior
. Dinding abdomen anterior Anterior
.

ANATOMI
Peritoneum

parietal disarafi oleh saraf aferen


somatik dan visceral yang cukup sensitif (bagian
anterior).
Peritoneum visceral disarafi oleh cabang aferen
sistem otonom yang kurang sensitif.
Persarafan dinding perut dipersyarafi secara
segmental oleh n.thorakalis VI XII dan n. lumbalis
I.

ETIOLOGI
Bakterial : Bacteroides, E.Coli, Streptococus,

Pneumococus, proteus, kelompok EnterobacterKlebsiella, Mycobacterium Tuberculosa.


Kimiawi : getah lambung,dan pankreas, empedu,
darah, urin, benda asing (talk, tepung). 2,3,8

PATOFISIOLOGI
TIFUS
ABDOMINALIS

TUKAK PEPTIK

APPENDISITIS

TRAUMA
ABDOMEN

Infeksi S. Thypi

Perforasi gaster dan


duodenum

Penyumbatan lumen
apendiks

Hipertrofi ileum
terminalis

As. Lambung,
empedu, enzim
pankreas

Mucus mukosa
terbendung

Trauma tumpul
dan tembus
abdomen
mengenai orang
intraperitoneal.

Perforasi
intertinal

Peningkatan
tekanan intralumen
& aliran limfe
terganggu

Udem, infark
nekrosis
ganggren

Perforasi

PERITONITIS

KLASIFIKASI
A. Peritonitis bakterial primer

Spesifik : misalnya Tuberculosis


Non spesifik: misalnya pneumonia non tuberculosis an Tonsilitis.

B. Peritonitis bakterial akut sekunder (supurativa)

Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi akut atau perforasi tractusi


gastrointestinal atau tractus urinarius.

C. Peritonitis tersier, misalnya:

Peritonitis yang disebabkan oleh jamur


Peritonitis yang sumber kumannya tidak dapat ditemukan.

D. Peritonitis Bentuk lain dari peritonitis:

Aseptik/steril peritonitis
Granulomatous peritonitis
Hiperlipidemik peritonitis
Talkum peritonitis

Tanda dan Gejala


Rangsangan peritonium :

Nyeri tekan (+)


Defans muskular (+),
Pekak hati bisa menghilang, peristaltik usus menurun sampai
hilang
Nyeri subjektif : nyeri waktu penderita bergerak seperti jalan,
bernafas, batuk, atau mengejan.

Peritonitis bakterial : suhu badan naik, takikardia,

hipotensi dan penderita tampak letargik dan syok

DIAGNOSIS
Diagnosis dari peritonitis dapat ditegakkan dengan

adanya gambaran klinis, pemeriksaan laboratorium


dan X-Ray.
Pemeriksaan Lab Lekositosis, hematokrit yang
meningkat dan asidosis metabolik.
X-Ray Udara bebas dapat terlihat pada kasuskasus perforasi, preperitonial fat dan psoas line
menghilang.

PENATALAKSANAAN
Prinsip umum terapi :

penggantian cairan dan elektrolit yang hilang yang


dilakukan secara intravena,
2. pemberian antibiotika yang sesuai,
3. dekompresi saluran cerna dengan penghisapan
nasogastrik dan intestinal,
4. pembuangan fokus septik (apendiks, dsb) atau
penyebab
radang
lainnya,
bila
mungkin
mengalirkan nanah keluar dan tindakan-tindakan
menghilangkan nyeri.
1.

DIAGNOSIS BANDING
apendisitis,
pankreatitis,
gastroenteritis,
kolesistitis,
salpingitis,
kehamilan ektopik terganggu, dll.11

KOMPLIKASI
a. Komplikasi dini

Septikemia dan syok septik


Syok hipovolemik
Sepsis intra abdomen rekuren yang tidak dapat dikontrol
dengan kegagalan multi sistem
Abses residual intraperitoneal
Portal Pyemia (misal abses hepar)

b. Komplikasi lanjut

Adhesi
Obstruksi intestinal rekuren

PROGNOSIS
Prognosis untuk peritonitis lokal dan ringan adalah

baik,
sedangkan
pada
peritonitis
umum
prognosisnya mematikan akibat organisme virulen.

DAFTAR PUSTAKA
Arief M, Suprohaita, Wahyu.I.K, Wieiek S, 2000, Bedah Digestif, dalam Kapita Selekta Kedokteran,

Ed:3; Jilid: 2; p 302-321, Media Aesculapius FKUI, Jakarta.


Wim de jong, Sjamsuhidayat.R, 1997, Gawat Abdomen, dalam Buku ajar Ilmu Bedah; 221-239, EGC,
Jakarta.
Kumpulan catatan kuliah, 1997, Radiologi abdomen, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, yogyakarta.
Rasad S, Kartoleksono S, Ekayuda I, 1999, Abdomen Akut, dalam Radiologi Diagnostik, p 256-257,
Gaya Baru, jakarta.
Philips Thorek, Surgical Diagnosis,Toronto University of Illnois College of Medicine,third edition,1997,
Toronto.
Wim de jong, Sjamsuhidayat.R, 1997, Dinding Perut, dalam Buku ajar Ilmu Bedah; 696, EGC, Jakarta.
Pearce, Evelyn. C. (2006); Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis,. PT.GramediaPustaka Utama,
Jakarta.
Schwartz, Shires, Spencer, Principles of Surgery, sixth edition,1989
Sulton, David,1995, Gastroenterologi, dalam Buku ajar Radiologi untuk Mahasiswa Kedokteran, Ed:5,p
34-38, Hipokrates, Jakarta.
Balley and Loves, Short Practice of Surgery, edisi 20, ELBS, 1988, England
Sjaifoelloh N, 1996, Demam tifoid, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam; Jilid 1;Ed:3;p 435-442.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai