Anda di halaman 1dari 15

Kesehatan Mulut

yang Buruk
Sebagai Faktor
Risiko Terjadinya
CommunityAcquired
Pneumonia

ABSTRAK
Tujuan: Meluasnya bukti yang ada berkaitan dengan
hubungan antara kebersihan mulut yang buruk (sebagian
besar karena adanya plak) dengan risiko pneumonia pada
populasi perawatan khusus, termasuk unit perawatan
intensif dan prinsip keperawatan di rumah. Namun, efek
dari kesehatan mulut yang buruk pada kejadian kejadian
community-acquired pneumonia (CAP) masih harus
ditegakkan. Kami mengkaji hubungan antara CAP dan
kesehatan mulut pada populasi orang dewasa umum.
Desain studi: Dalam periode lebih dari 1 tahun, 1.336
insidensi kasus CAP dan 1.326 kontrol diikut sertakan
sebagai subyek pada studi kontrol kasus. Kuesioner
tentang faktor risiko CAP yang mencakup pertanyaan
yang berhubungan dengan kesehatan mulut, termasuk
mengunjungi dokter gigi pada bulan terakhir, gusi
berdarah, radang gusi, sensasi abnormal pada gigi,
prostesa gigi, gusi bengkak pada bulan lalu, gigi goyang

Hasil: Prevalensi sensasi abnormal pada gigi dan


penggunaan prostesa gigi secara signifikan lebih tinggi di
antara pasien dengan CAP disbanding dengan subyek
kontrol (23,3% vs 19,7%, P = 0,043, dan 45,6% vs 40,8%,
P = 0,016), sedangkan kunjungan ke dokter gigi pada
bulan terakhir sebagai faktor pencegahan terhadap
kejadian CAP (odd rasio 0,71, 95% interval kepercayaan
0,55-0,92, P = 0,008). Hasil analisis bivariat yang telah
dikonfirmasi dilanjutkan dengan uji multivariat model
regresi logistik.
Kesimpulan: Kesehatan mulut yang buruk dapat
menyebabkan risiko lebih tinggi untuk terjadinya CAP
pada pasien dewasa. Praktik kebersihan mulut sangat
penting pada subyek dengan sensasi abnormal pada gigi
dan prostesa gigi. Kebersihan gigi harus disadari
hubungannya antara kesehatan mulut dan infeksi paru
yang parah.

1.
PENDAHULUAN

Insidensi CAP dengan konfirmasi radiologi berkisar antara 1,6 13,4/1.000 penduduk
Kematian akibat CAP bervariasi antara 1 - 7 kasus/10.000
penduduk per tahun

Gaya
hidu
p

Fakto
r
Risik
o
Komorbidit
as

Lingkung
an

Aspirasi patogen pernapasan dari biofilm oral ke dalam saluran


napas bagian bawah meningkatkan risiko terjadinya infeksi paru.
Membersihkan mulut yang benar dengan menyikat gigi dan
dekontaminasi oral dengan antiseptik telah terbukti efektif dalam
mengurangi kejadian ventilator associated pneumonia
Namun, peran kesehatan mulut yang buruk dan kolonisasi bakteri
patogen pernapasan pada orofaringeal pada kejadian community
acquired pneumonia (CAP) masih harus dijelaskan.
Analisis ini dilakukan untuk menyelidiki apakah kesehatan mulut
yang buruk merupakan faktor risiko untuk CAP di orang dewasa.

2.
METODE

Desain dan
Populasi Studi
Desain studi case control
Populasi sasaran 859.033
penduduk dengan usia >14
tahun
Sampel 1.500 subyek
sebagai kelompok kasus
dan 1.500 subyek sebagai
kelompok kontrol

Identifikasi Kasus
Semua subyek dengan diagnosis baru
CAP sejak 1 November 1999 hingga 30
November 2000 diikutsertakan secara
prospektif
Kriteria inklusi:
a) Infeksi saluran pernafasan atas akut
yang diresepkan antibiotik
b) gambaran tanda fokal yang baru
atau sebelumnya tidak diketahui saat
pemeriksaan fisik atau X-foto toraks
c) kriteria follow-up untuk menolak
pasien dengan kecurigaan awal CAP
dimana penyakit pernafasan lain
terkonfirmasi setelahnya dengan X-foto
toraks berkala hingga pulih secara
sempurna
Kriteria eksklusi:
a) Pasien dengan TB aktif
b) pasien dengan atau sedang
menjalani terapi imunosupresan
c) pneumonia pada pasien yang
mendapatkan perawatan rumah atau
dipulangkan dari rumah sakit minimal 7
hari sebelum timbul gejala
d) pneumonia aspirasi

Pemilihan Kontrol
Setiap kasus CAP yang telah dikonfirmasi dicocokkan dengan subyek
kontrol berdasarkan usia ( 5 tahun), jenis kelamin, asal pelayanan
kesehatan primer dan musim
Seleksi kontrol dilakukan setiap 3 bulan dengan cara simple random
sampling
Setelah menetapkan subyek kontrol, dilakukan maksimal 3 kali kontak
via telepon atau kunjungan rumah dalam jadwal yang berbeda

Pemilihan Kontrol
Kuesioner faktor
risiko CAP
disampaikan
kepada seluruh
partisipan di
rumah oleh dokter
atau perawat yang
telah dilatih
khusus

Jika pasien tidak


dapat menjawab
pertanyaan secara
langsung, kuesioner
disampaikan ke
anggota keluarga
terdekat atau yang
mengurusi pasien

Kuesioner meliputi
informasi yang telah
distrandardisasi
terkait dengan
kebiasaan hidup
sehat dan pelayanan
penyakit pernafasan
kronis dan kondisi
klinis yang lain, serta
penanganan regular
selama 1 tahun
terakhir

Analisis secara Statistik


Perbandingan karakteristik kesehatan oral pada kelompok kasus
dan kontrol menggunakan uji chi-square (x2) atau uji Fisher.
Efek bivariat dari kesehatan oral pada CAP diestimasi dalam odds
ratio (OR) dan confidence interval (CI) sebesar 95%.
Analisis multivariate dengan regresi logistik dilakukan untuk
menyesuaikan efek dari variabel-variabel kesehatan oral dengan
efek statistik pada CAP dalam analisis bivariat untuk variabel
perancu yang mungkin.
Ditetapkan nilai signifikansi sebesar P < 0,05.

3.
HASIL

4.
DISKUSI

Diskusi
Beberapa artikel
telah menilai
faktor gaya hidup
dan kondisi
komorbid sebagai
faktor resiko dari
CAP, namun
sedikit dari
artikel-artikel
tersebut yang
menganalisa
gejala-gejala atau
indikator
kesehatan mulut.

El-Solh et al. (23)


telah
membuktikan
bahwa kuman
pathogen yang
berkolonisasi di
plak gigi
berdampak pada
infeksi saluran
pernapasan
bawah pada
lansia yang
dirawat di rumah
sakit.

Kolonisasi plak
gigi telah terbukti
merupakan faktor
resiko yang
berhubungan
dengan
pneumonia
nosokomial pada
pasien kritis yang
dirawat di ICU, di
mana efeknya
berkurang dengan
pengobatan
profilaksis dengan
antiseptik dan
antibiotik topikal.

KESIMPULAN
Kesehatan gigi yang rendah dapat
berkontribusi terhadap
peningkatan resiko CAP pada
populasi orang dewasa

Anda mungkin juga menyukai