Anda di halaman 1dari 12

Proyek Perencanaan Teknis Kegiatan T.A.

2009 RKS

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)


PROYEK PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESIGN
( DED T.A 2009 )
KABUPATEN LUWU UTARA
TAHUN ANGGARAN 2009

BAB VI
SPESIFIKAS TEKNIS

Pasal 1
Penjelasan Umum

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah PENGKERIKILAN JALAN

2. Pekerjaan harus sesuai dengan :


a. Uraian dan syarat-syarat umum pekerjaan ini (Spesifikasi Umum Bina Marga).
b. Semua gambar-gambar perencanaan yang telah dibuat oleh konsultan perencana dan telah diketahui oleh
Pengelola Teknik Proyek.
c. Petunjuk-petunjuk dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan unsur-unsur teknik lainnya baik lisan maupun
tertulis.
d. Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan pemborongan pekerjaan umum di Indonesia (A.V. 1941).
e. Syarat-syarat perburuhan
f. Standar bahan/material dan peralatan
1) Semua bahan/material maupun peralatan yag dipasang secara permanen harus baru dan sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan, jika menggunakan di luar yang ditentukan dalam spesifikasi harus dibuat
amandemen.
2) Jika tidak disebutkan dalam spesifikasi penggunaan bahan/material maupun peralatan yang
dipergunakan dalam pelaksanaan konstruksi maka dapat dipergunakan daftar standar yang dikeluarkan
oleh organisasi resmi sebagai berikut :
a) PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
b) PBI : Peraturan Beton Indonesia
c) SII : Standar Industri Indonesia
d) HGPS : Hydraulic Gate and Penstock Association Japan
e) JRA : Japan Road Association
f) SSPC : Steel Structures Painting Council
g) ASBR : (Water and Power Resources Service, United States Departement of the Interior
(Formerly United States Bureau of Reclamation).
h) AWS : American Welding Society
i) ASTM : American Society for Testing and Materials
j) AISA : American Iron and Steel Institute

INOvasi konsulindo
Proyek Perencanaan Teknis Kegiatan T.A. 2009 RKS

k) ACI : American Conrete Institute


l) JCEA : Japan Civil Engineer Association
m) AASHTO : American Association of State Highways and Transportaion Officials
n) JIS : Japanese Industrian Standard
g. Risalah Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

3. Pekerjaan Persiapan
a. Dalam waktu 15 hari setelah menerima surat perintah, kontraktor harus mengirimkan Rencana Pelaksanaan
Kerja, Metode Pelaksanaan dan Laporan Kegiatan secara rinci yang sesuai rencana kerja global yang telah
diajukan dalam pelelangan. Rincian tersebut harus mencantumkan Program Pelaksanaan :
- Mobilisasi/Demobilisasi
- Survey dan Testing Lapangan
- Daftar Bahan dan Peralatan Khusus
- Kemungkinan Kelambatan Pekerjaan
b. Rencana pelaksanaan kerja disusun dalam bentuk bagan (Bar Chart dan/atau S-Curve).
c. Mobilisasi/demobilisasi tenaga kerja dan peralatan serta pengadaan bahan material.
d. Pelaksana lapangan yang cakap/terampil sesuai bidang disiplin ilmunya.
e. Bangsal kerja, kantor lapangan sementara dan direksi keet, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Ukuran bangunan 4 x 8 m, tinggi langit-langit 2,50 m.
2) Tiang dari kayu kelas II (Kalapi ) ukuran 10/10 cm.
3) Rangka dan atap dan dinding kayu dari kayu kelas II ( Kalapi ) ukuran 5/10 dan 5/7 cm.
4) Dinding terbuat dari papan yang dilengkapi pintu tripleks dan jendela yang cukup untuk penerangan
jendela udara.
5) Atap seng gelombang BJLS 0,20 / BWG 34.
6) Ruang Direksi Dilengkapi kursi meja ½ biro, meja tamu, papan tempel ukuran 122 x 244 cm, White
board ukuran 122 x 122 cm, gambar pelaksanaan dan bester serta jadwal pelaksanaan pekerjaan,
perlengkapan P3K/obat-obatan.
7) Contoh material yang akan digunakan/diuji.
f. Papan Nama Proyek
g. Dokumen kontrak
1) Konsep dokumen kontrak disiapkan oleh Pemilik Pekerjaan namun penggandaannya oleh kontraktor.
2) Jumlah dokumen kontrak sebanyak yang telah ditetapkan pada syarat-syarat administrasi, kontraktor
harus menyiapkan maksimum 5 (lima) set untuk pelaksanaan di lapangan. Jumlah tersebut sudah
termasuk yang harus disiapkan oleh kontraktor untuk Direksi Pekerjaan dan Engineer Konsultan yang
ditunjuk.
h. Gambar-gambar kerja yang selalu siap di lapangan
i. Laporan
Kontraktor harus membuat laporan kegiatan pekerjaan dengan menggunakan format yang telah disetujui oleh
Direksi.
1) Buku harian yang mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail-detail penting
dari unsur teknik.
2) Laporan harian, berisi hal-hal berikut :

INOvasi konsulindo
Proyek Perencanaan Teknis Kegiatan T.A. 2009 RKS

- Kondisi musim/cuaca
- Jumlah staf dan pekerja yang bekerja
- Jumlah dan jenis material dan peralatan di lapangan
- Laporan kemajuan pekerjaan, termasuk lokasi serta perhitungan volume setiap hari.
- Kejadian yang menghambat pekerjaan.
- Kejadian atau kondisi yang mengakibatkan keterlambatan kemajuan (progres) pekerjaan.
- Semua informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.
3) Laporan Mingguan
- Setiap akhir minggu dibuat laporan dengan format yang telah disetujui dan membuat program
rencana kerja minggu berikutnya.
- Setiap satu minggu sekali diadakan rapat antara personil inti dari kontraktor dengan Direksi
lapangan untuk membahas kelancaran pekerjaan.
4) Laporan Bulanan
- Setiap tanggal 25 bulan berjalan, Kontraktor harus sudah membuat laporan dengan menggunakan
format yang telah disetujui. Laporan tersebut meliputi laporan fisik dan laporan keuangan.
- Laporan berisi (tidak mutlak dibatasi) hal-hal sebagai berikut :
a) Secara rinci uraian pekerjaan yang dilaksanakan pada periode bulan tersebut.
b) Ringkasan komulatif kemajuan fisik dan progres keuangan untuk setiap kegiatan utama.
c) Prosentase hasil kera terhadap seluruh pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.
d) Penjelasan penyebab keterlambatan pelaksanaan dan usulan pemecahan untuk mengejar
ketinggalan dan kehilangan waktu.
e) Rencana kerja bulan berikutnya.
f) Daftar peralatan mesin-mesin konstruksi dan bahan/material yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan termasuk mesin-mesin yang baru didatangkan maupun yang
dikeluarkan dari lokasi lapangan pekerjaan termasuk periode mesin-mesin dan peralatan tidak
digunakan.
g) Jumlah total volume dari jenis pekerjaan yang tercantum dalam daftar volume (Bill of Quantity).
h) Kondisi cuaca secara umum, termasuk pencatatan periode serta intensitas hujan setiap hari.
i) Daftar kecelakaan : - Masuk rumah sakit atau meninggal bila ada.
- Kerusakan pekerjaan
- Kerusakan hunian, material dan peralatan.
j) Schedule progres kemajuan yang menunjukkan tanggal penerimaan dan jumlah dan tagihan
yang dikirim tetapi belum dibayar.
k) Perkiraan jumlah pembayaran dari pemilik untuk bulan periode berikutnya.
l) Foto-foto pelaksanaan pekerjaan pada bulan tersebut.
4) Foto-foto Pelaksanaan Pekerjaan
- Kontraktor harus membuat foto yang menggambarkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan, foto harus
menunjukkan keadaan sebelum dimulai pelaksanaan, sedang dalam pelaksanaan dan setelah selesai
pelaksanaan. Pengambilan fot harus dalam satu titk dan arah yang sama.
- Tiga lembar cetak foto untuk setiap pemotretan harus diserahkan kepada Direksi dalam jangka
waktu 10 (sepuluh) hari.
- Ukuran foto 3R

INOvasi konsulindo
Proyek Perencanaan Teknis Kegiatan T.A. 2009 RKS

- Setiap foto harus dilampirkan sebagai berikut :


• Penjelasan ringkas, termasuk lokasi dan kode nomor
• Nomor foto dan tanggal pengambilan
• Nama kontraktor
• Nama proyek
- Negatif film harus diserahkan juga kepada Direksi dengan diberi label dan mudah disimpan.

4. Gambar-Gambar Pelaksanaan
Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan yang cermat terutama ukuran-ukurannya maupun dimensi dari segi
yang tertera di dalam gambar rencana tersebut. Bila ada yang tidak sesuai atau kurang jelas harus dikonfirmasikan
kepada Direksi. Semua yang meragukan harus dimintakan penegasan dari Direksi dalam bentuk tertulis.
Format Gambar
1) Bahasa
Semua gambar dan data perhitungan pendukungnya yang harus disiapkan oleh kontraktor menggunakan
bahasa Indonesia, bila ada gambar yang berbahasa asing diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
2) Satuan
Semua satuan menggunaan sistem metrik.
3) Ukuran
Semua gambar menggunakan ukuran standard, JIS, ukuran A1 (594 mm x 841 mm), kecuali ada perintah
lain atau persetujuan dari Direksi.
4) Judul
Konsep tentang judul maupun format semua gambar yang disiapkan oleh kontraktor, ditunjukkan terlebih
dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi.
5) Penomoran
Referensi penomoran gambar menggunakan sistem penomoran gambar teknik. Urutan penomoran akan
ditetapkan oleh Direksi. Bila kontraktor bermaksud memberikan referensi penomoran untuk kepentingan
sendiri bisa menambahkan kolom pada kolom-kolom judul.
6) Indeks Gambar
Tiap-tiap gambar yang dihasilkan diberikan indeks. Lembaran-lembaran indeks gambar harus diserahkan
kepada direksi.
7) Gambar di lapangan
Semua lembara gambar yang paling akhir mendapatkan persetujuan revisi oleh direksi segera dikirim ke
kantor lapangan kontraktor.
Gambar-gambar tersebut harus selalu ada di lapangan dan sewaktu-waktu selalu dapat dipergunakan
untuk pemeriksaan oleh Direksi.
a. Gambar pelaksanaan (Construction Drawing)
Semua gambar untuk dilaksanakan (construction drawing) diberikan oleh Pemilik yang disiapkan oleh
Konsultan.
Dalam gambar ini jelas menunjukkan tata letaknya, dimensinya, jenis konstruksinya dan seterusnya seperti
yang disebutkan dalam spesifikasi atau petunjuk direksi.
b. Gambar Kerja (Working Drawing)

INOvasi konsulindo
Proyek Perencanaan Teknis Kegiatan T.A. 2009 RKS

Kontraktor harus membuat gambar kerja (working drawing) dan gambar tersebut mengacu pada gambar
untuk dilaksanakan (construction drawing) yang diberikan oleh pemilik pekerjaan.
Gambar kerja harus detail dan dicantumkan jumlah material yang digunakan (bar bending schedule, list of
material, dll), juga mempertimbangkan kemudahan pemeriksaan/inspeksi dari prosedur kerja maupun metode
pelaksanaan yang akan dikerjakan di lapangan oleh Kontraktor.
Gambar kerja diajukan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap cetak biru (blue print) untuk dilakukan
pemeriksaan sampai mendapatkan persetujuan. Bila ada perubahan dalam gambar kerja, maka harus dalam
bentuk tertulis yang ditandatangani oleh Direksi dan gambar perubahan ini merupakan bagian daripada
Gambar Kerja.
Dari gambar kerja yang telah disetujui, ternyata setelah memperhatikan kondisi pondasi, hasil galian maupun
hasil test laboratorium, konstruksi yang dikehendaki lain dan perlu perubahan gambar kerja, maka perubahan
tersebut harus dalam bentuk tertulis dari Direksi pekerjaan. Semua biaya gambar kerja berikut perubahan-
perubahannya menjadi beban kontraktor.
Gambar kerja dalam beberapa item pekerjaan juga digunakan sebagai dasar acuan pengajuan Tagihan
Pembayaran (Monthly Payment) Kontraktor.
c. Gambar Fasilitas/Bangunan Sementara
Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulai pekerjaan dari tiap seksi pekerjaan, kontraktor harus
sudah mengirimkan gambar-gambar fasilitas/bangunan sementara yang akan dipergunakan di daerah areal
proyek seperti gambar gudang, rencana kantor, tempat penyimpanan peralatan mesin, asrama pekerja dan
bangunan, bangunan lainnya yang diusulkan oleh kontraktor. Gambar-gambar harus mendapatkan
persetujuand dari Direksi.
Bila ternyata dalam pelaksanaan ada perubahan, kontraktor juga harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
perihal perubahan tersebut baik dari segi lokasi maupun konstruksinya.
d. Gambar Terlaksana (As Built Drawing)
1) Selama pelaksanaan konstruksi pekerjaan, kontraktor harus mengikuti seksama dan mencocokkan dengan
gambar kerja. Ketidakcocokan dengan gambar kerka yang telah disetujui, supaya dicantumkan
perubahan-perubahannya dan konstruksi pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan keadaan yang
dikerjakan/dengan keadaan sebenarnya untuk selanjutnya dibuat gambar terlaksana.
2) Penyesuaian gambar dengan pelaksana pekerjaan di lapangan akan diadakan pemeriksaan oleh Direksi
Teknik.
Bila dari hasil pemeriksaan ternyata ditemukan ketidak sesuaian maka dalam jangka 14 (empat belas)
hari, kontraktor harus telah memperbaiki gambar tersebut, sehingga gambar terlaksana benar-benar
sesuai dengan yang dilaksanakan di lapangan.
Setelah mendapatkan persetujuan maka Kontraktor menggandakan di samping untuk keperluannya
sendiri, sebanyak 3 (tiga) set diserahka kepada Direksi/Engineer.
3) Gambar terlaksana harus dibuat di atas, kertas kalkir yang berkualitas baik dari memudahkan dalam
penggandaannya. Selanjutnya gambar terlaksana yang telah selesai dan telah mendapatkan persetujuan
dari Direksi/Engineer diserahkan kepada pemilik pekerjaan oleh kontraktor.
4) Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah terima pekerjaan 100%, kontraktor
harus sudah menyerahkan gambar terlaksana lengkap yang terdiri dari :
a) 1 (satu) set gambar lengkap dalam kertas kalkir berkualitas baik.

INOvasi konsulindo
Proyek Perencanaan Teknis Kegiatan T.A. 2009 RKS

b) 3 (tiga) set gambar lengkap cetakan ukuran penuh (A 1)


c) 10 (sepuluh) set gambar lengkap, dengan uk. diperkecil menjadi A3.
e. Gambar-Gambar Lain
Selain gambar-gambar yang disebutkan di atas, gambar-gambar lain yang masih diperlukan dalam
pelaksanaan seperti gambar metode pelaksanaan, skema diagram ataupun grafik jadwal pelaksanaan
pekerjaan, harus diserahkan juga untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi/Engineer.
5. Jika ada perbedaan gambar dan syarat-syarat teknik, maka syarat-syarat teknik yang harus diikuti. Jika ada
perbedaan pada gambar dan atau ukuran-ukuran maka gambar skala yang lebih besar yang diikuti, dan jika
terdapat keragu-raguan dari isi dokumen proyek, maka kontrakor harus mendiskusikan atau minta penjelasan pada
direksi teknik, dan dalam terjadi pertentangan isi antara dokumen-dokumen yang ada maka yang menentukan
adalah tingkat “kekuatan” dari dokumen yang dimaksud sebagaimana telah ditetapkan dalam salah satu bagian
dari dokumen proyek.
6. Survey dan Pengukuran Kembali
a. Paling lambat 15 hari setelah penandatanganan kontrak, kontraktor diwajibkan untuk melaksanakan survey
lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur jalan lama. Kemudian harus mengajukan atau
menyerahkan laporan lengkap dan detail dari hasil survey ini kepada direksi teknik. Laporan itu berupa
rencana kera secara tertulis, menjelaskan secara terperinci urutan-urutan dan cara pelaksanaan pekerjaan,
termasuk hal-hal khusus bila perlu, misalnya cuaca/curah hujan dan sebagainya.
b. Titik referensi atau Bench Mark (BM), telah ditetapkan oleh Pemilik di lapangan seperti dapat diperiksa di
dalam gambar.
Pengecekan BM sebelum digunakan sebagai pedoman kordinat dan elevasi harus diadakan pengecekan dan
verifikasi tentang akurasinya.
Kontraktor harus membuat titik referensi/BM sementara untuk kepentingan kontraktor sendiri dalam
melaksanakan pekerjaan, tetapi setiap titik/BM sementara harus mendapat persetujuan direksi lapangan.
c. Kontraktor harus menyampaikan secara Direksi, rencana pemasangan patok-patok dalam waktu tidak kurang
dari 48 jam, mendahului pelaksanaannya. Pematolan dilakukan oleh kontraktor di bawah supervisi direksi dan
bila dianggap perlu direksi dapat melakukan perubahan-perubahan di lapangan dan dalam hal ini akan
disampaikan secara tertulis kepada kontraktor.
d. Kontraktor harus mempersiapkan alat-alat ukur yang diperlukan di lapangan sehubungan dengan pekerjaan
ini, termasuk yang diperlukan oleh direksi untuk pengecekan.
7. Peralatan
Kontraktor harus mengajukan daftar peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
schedule pada rencana dan kontraktor mempersiapkan peralatan lapangan sebelum pelaksanaan dimulai seperti
tanda pengaman lalu lintas, rol meter, mal ukuran kemiringan, papan nama proyek dan foto keadaan.
8. Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat minimal seperti yang ditetapkan dalam peraturan
umum mengenai bangunan di Indonesia.
a. Air
Air untuk pengecoran beton harus air tawar yang tidak mengandung mineral dan alkalide. Selanjutnya harus
memenuhi syarat-syarat yang sebagaiman diuraikan dalam PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.
b. Portland Cement (PC)

INOvasi konsulindo
Proyek Perencanaan Teknis Kegiatan T.A. 2009 RKS

• Digunakan Portland Cement (PC) biasa yang mempunyai kualitas mineral sampai dengan S.400 (semen
tonasa atau semen bosowa), berdasarkan kualifikasi yang diteatpkan dalam NI-8.
• Semen yang telah mengeras/membantu atau berbungkah tidak boleh dipergukan lagi.
c. Pasir
Pasir pasangan dan pasir beton dipergunakan pasir yang memenuhi syarat baik dan bersih, tidak
mengandung lumpur serta tidak terlalu halus telah disetujui oleh Pihak Direksi. Selanjutnya harus memenuhi
syarat-syarat sebagaimana yang diuraikan dalam PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.
d. Batu
Untuk pasangan pondasi dipakai batu gunung atau batu kali yang sudah pecah jenis keras, bersih dan
permukaan tidak licin, ukuran besar rata-rata 20 cm. Sedangkan untuk pasangan tembok dipakai batu-bata
kualitas baik dan telah mendapat persetujuan direksi.
e. Kayu
Kayu yang digunakan adalah kayu kelas I jenis bayam dan kayu kelas II ex Samarinda atau yang berkualitas
baik/mutu “A”.
f. Kerikil
Kerikil beton yang digunakan adalah kerikil cipping yang itdak mengandung lumpur.
g. Besi Beton
Besi beton digunakan besi U24 sesuai syarat atau peraturan Bahan Bangunan Indonesia.
9. Sumber Material
Kontraktor harus mencari sendiri sumber-sumber bahan sub base yang memenuhi syarat dan mengajukan daftar
kepada direksi mengenai sumber (asal) subbase yang akan digunakan. Direksi bersama kontraktor mengambil
contoh material tersebut untuk keperluan pemeriksaan sebelum memberikan persetujuannya, biaya-biaya untuk itu
menjadi tanggungan kontraktor.
10. Pemeriksaan testing dan persetujuan
Kontraktor harus menyerahkan hasil pemeriksaan sebelum sumber bahan tersebut dieksploitir. Segala biaya yang
menyangkut pemeriksaan tersebut menjadi tanggungan kontraktor. Material-material yang contohnya masih dalam
tahap pemeriksaan, atau sifat-sifatnya meragukan belum diperkenakan untuk dibawah ke job site, dan bila material
yang telah ada di job site ternyata tidak memenuhi syarat yang ditetapkan, direksi berhak untuk menolaknya dan
kontraktor harus segera menyingkirkannya atas biaya sendiri.
11. Penyimpanan Material
a. Harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak mengalami perubahan komposisi (segregasi) dan sedapat
mungkin ditumpuk di tempat yang ditunjuk/ disetujui direksi. Segala biaya yang dikeluarkan termasuk ganti
rugi bila penyimpanan tersebut berada di luar batas penguasaan jalan, menjadi tanggungan kontraktor.
b. Penempatan material harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu lalu lintas dan tidak mengurangi
mutu material dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Jenis bahan material yang akan dimasukkan ke dalam lokasi harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu
oleh pengawas lapangan dengan memberikan contoh bahan.
d. Bahan material yang ditolak harus dikeluarkan dari lokasi proyek atas tanggungan/biaya pemborong sendiri
selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak waktu ditolak bahan material tersebut.
12. Persyaratan Material
Semua material harus bersih dan kotoran-kotoran, bahan-bahan organik dan bahan-bahan lain yang tidak
dikehendaki. Material yang dipakai sebagai bahan subbase digolongkan kepada 3 macam kelas yaitu A, B dan C

INOvasi konsulindo
Proyek Perencanaan Teknis Kegiatan T.A. 2009 RKS

yang penggunaannya masing-masing dijelaskan dalam petunjuk teknis Departemen PU Bina Marga dan diupayakan
bahan yang berada di sekitar lokasi.
13. Biaya-Biaya
Kontraktor menanggung segala biaya ganti rugi/kompensasi biaya-biaya retribusi dan sebagainya yang sehubungan
dengan pengambilan/ penandatanganan material-material tersebut, namun tidak ada mata pembiayaan khusus
untuk hal ini sehingga kesemuanya telah harus diperhitungkan dalam harga satuan material tersebut.
14. Persyaratan-persyaratan perkerasan kaku seperti CTSB dan Beton K-300 lihat Spesifikasi Khusus.
15. Lalu Lintas
Lalu lintas pengalihan (penyimpanan) perlu disediakan untuk kendaraan roda dua sedangkan kendaraan roda
empat tidak diperkenangkan lewat di atas permukaan jalan beton yang baru dikerjakan sampai siapa untuk
dilewati. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat lalu lintas.

Pasal 2
Penjelasan Khusus

A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan PENGKERIKILAN JALAN :

1. Pekerjaan Tanah dengan membuat :


a. Pembersihan Damija
b. Galian Tanah
c. Pembentukan Badan Jalan
2. Pembuatan Duiker Plat
3. Pembuatan Talud / Proteksi Pas. Batu Kali
4. Pekerjaan konstruksi jalan dengan lapisan :
a. Penimbunan Tanah Pilihan dipadatkan.

B. Pembuatan Duiker Plat *


1. Galian Tanah
Dilakukan sesuai dengan petunjuk direksi baik dalam penentuan lokasi maupun dengan kedalaman galian
tanah.
2. Urugan pasir bawah pondasi
Setelah terpasang bouwplank dalam galian maka permukaan dasar pondasi di urug pasir setebal 10 cm yang
dipadatkan dan disiram air hingga rata.
3. Pasangan pondasi
Pondasi duicker plat dibuat dari pasangan batu gunung/kali dengan adukan 1 pc : 4 ps. Batu gunung/kali yang
digunakan ukuran 20 cm sampai 30 cm, tidak halus permukaannya. Pasangan ini dibuat seperti gambar kerja
atau sesuai petunjuk direksi.
4. Pekerjaan beton plat duicker*
a. Pembuatan mal beton dari kayu kelas III sesuai kebutuhan

INOvasi konsulindo
Proyek Perencanaan Teknis Kegiatan T.A. 2009 RKS

b. Anyaman besi beton sesuai gambar rencana, pemasangan beugel besi agar jarak antara tulangan atas dan
tulangan bawah tetap. Pemasangan batu bahu agar beton decking tetap (2 cm).
c. Pekerjaan cor beton K250 dengan perbandingan sesuai pengalaman. Pemadatan beton cor dilakukan
dengan seksama sehingga tidak ada rongga-rongga yang dapat mengurangi kekuatan beton.
d. Plesteran beton, pondasi dengan adukan 1 pc : 3 ps.
5. Kali kecil atau kanal asli di sekitar tempat kerja kontrak ini tidak boleh diganggu tanpa mendapat persetujuan
dari Direksi Teknik.
a. Bahan-bahan yang mengendap di dalam kali atau daerah kanal sebagai hasil dari pekerjaan-pekerjaan
drainase harus didingkirkan bila pekerjaan tersebut telah diselesaikan atau pada waktu seperti yang
diminta oleh Direksi Teknik
b. Bila jalan air yang ada harus dipindahkan dikarenakan pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak,
alinyemen baru jalan air tersebut harus memelihara kemiringan dasar dan profil yang ada, terkecuali
dimintakan lain oleh Direksi Teknik.

D. Pekerjaan konstruksi jalan


1. Penjelasan Umum
Pekerjaan konstruksi jalan yang akan dikerjakan adalah :
a. Konstruksi jalan typical I digunakan pada jalan perkerasan yang telah ada dengan menggunakan :
- Lapisan LPB dengan tebal 10 dan 15 cm dipadatkan sesuai persyaratan yang telah ditentukan pada
penjelasan spesifikasi umum
- Lapisan LPA dengan tebal 10 cm dipadatkan diberi Prime Coat -dan dilapisi Teak Coat sesuai
penjelasan spesifikasi umum yang telah ditentukan
- Lapisan penutup Laston (AC) dengan tebal 5 cm sesuai penjelasan spesifikasi umum yang telah
ditentukan
b. Konstruksi jalan typical II digunakan pada jalan aspal lama yang mengalami kerusakan dengan
menggunakan :
- Leveling dengan LPA kelas B yang sebelumnya permukaan lama di Grat (pengupasan) dengan tebal
rata-rata 5 s/d 10 cm
- Kemudian diberi Prime Coat dan dilapisi Teak Coat sesuai persyaratan spesifikasi umum yang telah
ditentukan
- Lapisan penutup Laston (AC) tebal 5 cm
c. Konstruksi jalan Typical III digunakan pada :
- Langsung menggunakan lapisan LPA pada jalan yang dianggap lapisan permukaan telah mempunyai
LPB yang cukup keras dan rata
- Kemudian diberi Prime Coat dan lapisan Teak Coat sesuai persyaratan spesifikasi umum yang telah
dditentukan
- Lapisan penutup Laston (AC) tebal 5 cm

2. Pekerjaan Badan Jalan (Sub Grade)


a. Pematokan
Kontraktor melaksanakan pematokan untuk menetapkan ketinggian/piel setiap lapisan jalan sesuai
dengan gambar rencana. Pelaksanaannya di bawha pengawasan dan disetujui direksi sebelum memulai

INOvasi konsulindo
Proyek Perencanaan Teknis Kegiatan T.A. 2009 RKS

pekerjaan, bila perlu direksi dapat merevisi pemasangan patok-patok tersebut dan kontraktor harus
melaksanakannya atas petunjuk direksi. Adapun spesifikasi pekerjaan pematokan sebagai berikut :
- Patok terbuat dari kayu berukuran 4 x 6 cm (kls II) ditancapkan ke dalam tanah sampai tidak mudah
goyang dan tercabut kemudian diberi No. STA, elevasi rencana yang tidak mudah terhapus serta
kelihatan dengan jelas agar mudah dibaca.
b. Jarak antara patok 100 meter untuk proyek peningkatan 200 meter untuk proyek pemeliharan priodik
......... meter untuk proyek pemeliharaan rutin yang dalam keadaan lurus dan rata.
c. Pada tempat yang memerlukan penelitian yang cermat misalnya pada tikungan, tanjakan, jurang atau
saluran samping dan pasangan talud, patok jarak serta ukuran sesuai dengan kebutuhan.
d. Pemasangan patok patok pada jembatan/duiker plat harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak
terganggu dalam waktu pelaksanaan pekerjaan.
e. Pemborong bertanggung jawab atas pemeliharan semua patok-patok yang terpasang sampai pekerjaan
tersebut diserahkan kepada pemilik pekerjaan dan semua pekerjaan bongkaran harus sepengetahuan
pengawas lapangan/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/direksi.
f. Material Timbunan dan Pelaksanaannya
- Tanah timbunan yang diperkenankan adalah anah yang baik, tidak lebih rendah klasnya dari tanah
kelas A-2-4 menurut klasifikasi AASHO, dimana :
• Paling banyak 35% berat lolos saringan NO. 200
• Liquid limitnya tidak lebih dari 40%
• Plasticity indkesnya tidak lebih dari 10%
• Group indeksnya = 0.
Atau material yang ditunjukkan oleh direksi.
- Penimbunan tanah/pasir dilakukan secara berlapis-lapis dengan tebal lapisan masing-masing tidak
lebih dari 20 cm, setiap lapisan harus dipadatkan hingga memenuhi kepadata 25% menurut standar
AASHO (AASHTO .99).
- Bila grade level (permukaan lapisan terakhir) telah dicapai dan telah dipadatkan dengan sempurna
maka kemiringan melintang sudah harus sesuai dengan yang tercantum dalam gambar rencana, atau
bila tidak dijelaskan dalam gambar maka kemiringan tersebut harus tidak kurang dari 6%.
- Pemadatan lapisan dilakukan mulai dari tepi paling luar berangsur-angsur menuju ke as badan jalan.
- Pelaksanaan penimbunan lapisan berikutnya hanya dapat dilanjutkan apabila ada izin dari direksi,
setelah direksi menganggap kepadatan lapisan yang telah diselesaikan telah memenuhi syarat.
- Kontraktor harus mengusahakan agar kadar air tanah pada waktu pemadatan mencapai kadar air
optimumnya atau kurang dari itu sampai batas penyimpanan tidak lebih dari 2%.
- Kontraktor harus mengusahakan agar tidak terjadi genangan air pada waktu pelaksanaan
pemadatan, termasuk pada bagian yang telah dipadatkan dan telah diterima oleh direksi, untuk
menghindari swelling yang mengurangi nilai kepadatan.

3. Pekerjaan Pekerasan ( Lapisan Permukaan )


3.1. Permukaan Kelas C
a. Material harus diplih dari sumber yang telah disetujui direksi teknik yaitu material kelas C.
c. Material harus terdiri dari agregat kasar yaitu harus terdiri dari partikel yang keras, awet atas
pecahan dari kerikil, dan material agregat halus terdiri dari partikel pasir alami atau pasir pecah
serta bahan material harus lainnya.

INOvasi konsulindo
Proyek Perencanaan Teknis Kegiatan T.A. 2009 RKS

c. Sifat material yang diisyaratkan harus bebas dari benda-benda organis dan gumpalan lempung
dan harus memenuhi kebutuhan gradasi sesuai spec Bina Marga.
d. Pencampuran material lapis pondasi bawa harus dilaksanakan di unit pencampur yang disetujui
direksi teknik dan dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di lapangan.
e. Pemasangan sub base dari bahan pasir kerikil (sirtu)
Pemasangan subbase hanya diperkenankan bila subgrade telah disempurnakan dan telah
mendapat persetujuan dari direksi.
Penghamparan dilakukan dengan motor grader atau dengan menggunakan tenaga manusia
sistem padat karya tanpa mengurangi kualitas pekerjaan. Material dihampar dengan tebal setiap
lapisan maksimum 20 cm.
Setiap lapis dipadatkan minimal 4 kali lintasan dengan penggilas roda karet (Tire Roller) pada
kadar air optimumnya atau alat yang disetujui oleh direksi. Bila ada penggilasan ada bagian yang
melendut setempat maka bagian tersebut harus dibongkar kembali untuk kemudian diisi dan
dipadatkan penggilasan dimulai dari tepi berangsur-angsur ke tengah kemudian diisi dan
dipadatkan. Penggilasan dimulai dari tepi berangsur-angsur ke tengah (Crown) secara
overlopping, dan pada bagian yang sukar dilakukan oleh Roller, dapat dipadatkan dengan temper
akan tetapi tebal setiap lapisannya tidak lebih dari 10 cm. Pada akhir penggilasan bentuk
permukaan jalan sudah harus sesuai dengan bentuk menurut rencana.
f. Mengukur hasil kerja
Jumlah yang menjadi perhitungan volume adalah jumlah kubikasi dari lapangan subbase yang
telah diselesaikan.
Seluruh pekerjaan yang dinyatakan dalam gambar atau dijelaskan dalam RKS ini menjadi
tanggung jawab pelaksana pekerjaan.
Sejauh tidak disebutkan dalam spesifikasi ini beserta gambar-gambar rencana, maka berlaku pula
ketentuan-ketentuan dalam :
- AV
- AASHTO Soil classification system

Pasal 3
Pekerjaan Pembersihan, Selesai dan Tambahan

1. Pekerjaan Pembersihan
Pembersihan Selama Pelaksanaan
a. Pihak kontraktor harus melaksanakan pembersihan rutin lokasi daerah dari tumpukan-tumpukan bahan sisa,
sampah dan kotoran lainnya.
b. Menjamin bahwa sistem drainase terbebas dari kotoran.
c. Menjaga kebersihan secara teratur, rambu-rambu lalu lintas dan sejenisnya.
d. Siapkan di daerah kerja tempat-tempat sampah untuk pengumpulan bahan-bahan sisa, kotoran dan sampah
sebelum dibuang.
2. Pembersihan Akhir
a. Semua sisa bahan, setelah pekerjaan selesai harus diangkut keluar lokasi.
b. Setelah pekerjaan dinyatakan selesai maka semua bangunan baru yang kotor harus dicuci dan diberishkan.

INOvasi konsulindo
Proyek Perencanaan Teknis Kegiatan T.A. 2009 RKS

c. Semua macam pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Pekerjaan Selesai
Pekerjaan dianggap selesai jika :
a. Pembersihan daerah milik jalan (damija) telah selesai dikerjakan
b. Pekerjaan telah diperiksa secara bersama oleh direksi pekerjaan sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Pekerjaan Tambahan
a. Selain rencana kerja dan syarat-syarat ini maka semua ketentuan administrasi, pemeriksaan bahan, mutu
serta ketentuan lain dari pemeriksaan yang menyangkut pelaksanaan bahan mutu pekerjaan ini termasuk
pula sebagai syarat-syarat yang harus dipenuh dan ditaati.
b. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang keliru/kelalaian kontraktor adalah menjadi
tanggung jawab kontraktor.
c. Biaya pemeliharaan dan sejenisnya sampai bangunan diserahkan untuk kedua kalinya menjadi tanggungan
rekanan.

Pasal 4
Penutup

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini, akan diatur dalam Surat Perjanjian
Pemborongan Pekerjaan (Kontrak).
2. Semua batasan (definisi) dan ketentuan-ketentuan dalam RKS ini berlaku pula untuk kontrak.
3. RKS ini merupakan dokumen lelang yang tidak terpisahkan dengan Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak).

INOvasi konsulindo

Anda mungkin juga menyukai