PEMBAHASAN
I. Perancangan produk
a. Apa saja produk yang dihasilkan perusahaan yang Anda kunjungi?
PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk adalah perusahaan pembuat semen yang membawahi
empat perusahaan semen yaitu:
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk yang bertempat di Tuban Jawa Timur
PT. Semen Tonasa (Persero), Tbk yang bertempat di Tonasa Pangkep - Makassar,
Sulawesi Selatan
PT. Semen Padang (Persero), Tbk yang bertempat di Indarung Padang Sumatera
selatan
PT. Thang Long Cement yang bertempat di Quang ningh Vietnam utara & Ho chi min
city Vietnam selatan.
Berikut adalah syarat mutu semen diproduksi oleh PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk
kecuali syarat mutu semen di pabrik Thang Long Vietnam.
STANDAR MUTU
OPC
PPC
TYPE IP-U
PPC
TYPE IP-K
PCC
ACUAN
SNI
SNI
SNI
SNI
15-2049
2004
15-0302
2004
15-0302
2004
15-7064
2004
Maks. 6.0
Maks. 3.5
Maks. 6.0
Maks. 4.0
Maks. 6.0
Maks. 4.0
Maks. 4.0
Maks. 5.0
Maks. 5.0
Maks. 5.0
Chemical Analysis :
Silicon dioxide
SiO2
,%
Aluminium oxide
Al2O3
,%
Ferric oxide
Fe2O3
,%
Calsium oxide
Magnesium oxide
Sulfur trioxide
CaO
MgO
SO3
,%
,%
,%
Loss on Ignition
Free Lime
Alkalies
LOI
FL
,%
,%
,%
Physical Properties :
Fineness, Surface Area
Setting time, Vicat
- Initial
- Final
Blaine
Maks. 0.6
,m2/kg
Min. 280
Min. 280
Min. 280
Min. 280
,menit
,menit
Min. 45
Maks.
375
Min. 50
Min. 45
Maks. 420
Min. 45
Maks. 420
Min. 45
Maks. 375
Min. 50
Min. 50
Min. 50
Maks.
0.80
Maks. 0.80
Maks. 0.80
Maks. 0.20
Maks. 0.20
Maks.
0.80
Maks.
0.20
False Set
Autocalve Expansion
- Expansion
,%
- Contraction
,%
,%
Compressive Strength :
- 1 day
kg/cm2
- 3 days
kg/cm2
Min. 125
Min. 125
Min. 110
Min. 125
- 7 days
kg/cm
Min. 200
Min. 200
Min. 165
Min. 200
- 28 days
kg/cm2
Min. 280
Min. 250
Min. 205
Min. 250
,% vol
Maks. 12
Maks. 12
Maks. 12
Pada masing masing anak perusahaan penghasil semen ini memiliki produk yang hampir
sama namun memiliki spesifikasi yang berbeda. Produk produk tersebut
adalah:
Semen Portland Komposit adalah bahan peningkat hidrolis hasil penggilingan bersama
terak semen Portland dan gipsum dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil
pencampuran bubuk semen Portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Semen Portland
Komposit produksi PT. Semen Tonasa memenuhipersyaratan SNI 15-7064-2004.
Kegunaan semen jenis ini diperuntukkan untuk kontruksi beton umum, pasangan batu
bata, pelesteran dan acian, selokan, jalan, pagar dinding, pembuatan elemen bangunan
khusus seperti beton pra cetak, beton pra tekan, panel beton, batabeton (paving block) dan
sebagainya.
memerlukan
kekuatan
awal
yang
tinggi.
semen
ini
tahan
terhadap
ini
digunakan
untuk
keperluan
konstruksi
yang
persyaratan
jenis
sulfat
memerlukan
sedang
yaitu
terhadap air tanah yang mengandung sulfat antara 0,08% sampai 0,17% atau yang
dinyatakan mengandung SO3 +125 ppm. Persyaratan lainnya adalah tahan terhadap panas
hidrasi sedang. semen jenis ini diperuntukkan untuk bangunan seperti dermaga,
bendungan, bangunan di tanah berawa, bergambut, dan tepi pantai.
Semen Portland Tipe III
Semen
ini
biasa
digunakan
pada
dan
direkomendasikan
untuk
konstruksi
untuk
umum
penggunaan
dan
bahan
Sangat Halus.
Setting Time: Initial Time:sekitar 120-170 menit. Final Time: setelah 3 4 jam. Cocok
untuk pekerjaan konstruksi.
Mutu yang stabil. Cement Strength selalu melampaui standar untuk menghemat jumlah
pemakaian semen.
Daya tahan tinggi terhadap sulfat untuk konstruksi bawah tanah dan bawa air. Emisi
panas yang rendah saat setting time, bermanfaat untuk konstruksi yang luas yang
menggunakan bata ringan (concrete blocks).
apabila ada pemesanan khusus yang digunakan pada bangunan yang memiliki persyaratan
khusus, 3 jenis semen tersebut mempunyai segmen pasar sendiri dan departemen
pamasaran - departemen penjualan departemen produksi berkoordinasi dalam melakukan
pembuatan semen sesuai kemampuan supply dan deman semen . Setiap departemen
mempunyai kinerja dalam memenuhinnya.
Untuk mengendalikan supply dan demand semen maka dalam memproduksi semen
berpedoman pada RKAP ( Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan ) yang didesign
sesuai dengan perkembangan situasi kebutuhan semen di Indonesia.
II. Perancangan Proses dan Kapasitas
a. Bagaimana proses pembuatan salah satu produk?
Semen dibuat dengan 2 tahap : Tahap 1 pembuatan terak dan tahap 2 pembuatan semen
Tahap 1 : Pembuatan terak
Dibuat dari beberapa komponen bahan, yaitu batu kapur (lime stone), tanah liat (clay),
pasir besi, pasir silika. Dalam pemrosesan bahan baku dihaluskan dan dilakukan
pembakaran dengan menggunakan bahan bakar batubara dan proses pembuatan terak
menggunakan sistem kering ( dry prosess ). Komponen bahan pembentuk semen ini
diperoleh dari proses penambangan gunung kapur dan tanah liat yang terdapat di sekitar
pabrik semen sedang bahan tambahan pasir besi dan pasir silika dibeli dari tambang
terdekat dengan pabrik. Adapun komposisi bahan-bahan pembuatan terak dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Jenis Bahan Baku
Batu Kapur
80 85
Tanah Liat
6 10
Pasir Besi
6 10
Pasir Silika
1
Sedangkan komposisi bahan pembuatan semen dapat dilihat dalam tabel berikut :
Jenis Bahan
Terak
80 85
Trass
10 17
Gypsum
3-5
Pada proses pembuatan terak ( Proses tahap 1 ) pada dasarnya dapat dibedakan menjadi
beberapa bagian, yaitu :
1. Penghancuran (crushing) bahan baku.
2. Penyimpanan dan pengumpanan bahan baku.
3. Penggilingan dan pengeringan bahan baku.
4. Pencampuran (blending) dan homogenisasi.
5. Pemanasan awal (pre-heating).
6. Pembakaran (firring).
7. Pendinginan (colling).
Sedang proses penggilingan semen ( Proses tahap 1 ) adalah proses penggilingan dengan
menambahkan bahan trass dan gypsum.
8. Penggilingan akhir.
Penjelasan proses :
Proses pembuatan terak ( Tahap 1 ) :
1. Penghancuran
Pada tahap ini masingmasing bahan baku seperti batu kapur, tanah liat, pasir
besi dan pasir silika dimasukkan ke dalam alat penghancur (crusher). Crusher yang
digunakan untuk menghancurkan batu kapur dilengkapi oleh hammer yaitu alat
penghancur pada lapisan kedua crusher (untuk batu kapur) yang berfungsi untuk
memecahkan batu kapur yang belum terpecahkan pada lapisan pertama. Sedangkan
crusher yang digunakan untuk menghancurkan tanah liat, pasir silika, dan pasir besi
tidak dilengkapi dengan bagian hammer. Hal ini dilakukan karena bahan-bahan
tersebut cukup lunak.
2. Penyimpanan dan pengumpanan bahan baku
Setelah mengalami proses penghancuran, bahan-bahan baku tersebut dikirim
ke tempat penyimpanan yaitu stock pile dengan menggunakan belt conveyor. Stock
pile ini dilengkapi dengan alat yang disebut dengan reclaimer, yang berfungsi untuk
memindahkan raw material dari stock pile ke belt conveyor. Selanjutnya bahan baku
dikirim dengan menggunakan belt conveyor menuju tempat penyimpanan kedua yaitu
bin yang merupakan awalan masukan pembuatan semen. Di bawah bin terdapat alat
weight feeder yang berfungsi untuk mengatur kecepatan scavenger conveyor, yaitu
alat untuk mengangkut material dengan panjang tertentu dan mengatur jumlah bahan
baku, sehingga jumlah bahan baku yang terdapat pada scavenger conveyor sesuai
dengan jumlah yang dibutuhkan. Selanjutnya bahan baku dijatuhkan ke belt conveyor,
di mana pada belt conveyor ini terjadi percampuran bahan baku batu kapur, tanah liat,
pasir silika dan pasir besi. Setelah terjadi percampuran bahan baku ini maka bahan
baku tersebut dikirim ke vertikal roller mill (raw mill).
3. Penggilingan dan pengeringan bahan baku
Pada raw mill inilah terjadi proses penggilingan dan pengeringan bahan baku.
Media pengeringannya adalah udara panas yang berasal dari coller dan pre-heater.
Udara panas masuk ke bagian bawah raw mill sedangkan bahan baku akan digiling di
bagian tengah raw mill. Material yang sudah tergiling halus akan terbawa udara panas
keluar raw mill menuju ke suatu tempat yang disebut dengan classifier. Classifier ini
berfungsi untuk mengendalikan ukuran partikel yang keluar dari raw mill sesuai
dengan ukuran tertentu yang dibutuhkan. Untuk partikel dengan ukuran besar akan
dikembalikan kedalam raw mill untuk proses penghalusan kembali sampai mencapai
ukuran yang diharapkan.
Partikel yang telah memenuhi ukuran tertentu akan terbawa udara panas
menuju Cylon, yang berfungsi untuk memisahkan partikel yang cukup halus dengan
partikel yang terlalu halus (debu). Partikel yang cukup halus akan turun kebawah
Cylon dan dikirim ke blending silo untuk mengalami pengadukan dan homogenisasi.
Partikel yang terlalu halus (debu) akan terbawa udara panas menuju electrostatic
precipitator, yang berfungsi untuk menangkap debu-debu tersebut sehingga tidak
lepas ke udara.
4. Pencampuran (blending) dan homogenisasi
Partikel yang cukup halus dari bagian bawah cylon akan masuk ke blending
silo. Di blending silo inilah terjadi pencampuran dan menghomogenkan bahan baku
dengan media pengaduknya adalah udara.
5. Pemanasan Awal (Pre-heating)
Alat utama yang digunakan untuk proses pemanasan awal bahan baku adalah
suspension pre-heater, yang terdiri dari empat buah cyclon dan satu buah calsiner
yang tersusun menjadi satu string. Jadi pada proses ini terjadi empat tahap pemanasan
dan satu kali kalsinasi.
6. Pembakaran (firring)
Alat utama yang digunakan untuk pembakaran adalah rotary kiln yang
berbentuk silinder memanjang horisontal dengan kemiringan tertentu. Di rotary kiln
ini material akan mengalami pembakaran dari temperatur yang rendah pada awal
tempat masuknya material / in-let sekitar 800 900oC, menuju temperatur yang tinggi
yaitu diujung lainnya yang merupakan burning zone sekitar 1400 oC. Di dalam kiln
inilah terjadi proses kalsinasi hingga 100%, sintering (pelelehan) dan clinkering.
Hasil akhir pembakaran ini adalah material yang disebut dengan clinker.
7. Pendinginan (colling)
Alat utama yang digunakan untuk proses pendinginan clinker adalah cooler.
Cooler ini dilengkapi dengan alat penggerak material, sekaligus sebagai saluran udara
pendingin yang disebut grate dan alat pemecah clinker (clinker breaker). Diharapkan
suhu clinker yang keluar dari cooler adalah sekitar 90oC supaya tidak membahayakan
lingkungan sekitar. Selanjutnya clinker akan dikirim ketempat penampungan clinker
yaitu clinker silo.
Proses penggilingan terak-trass-gypsum / pembuatan semen ( Tahap 2 ) :
8. Penggilingan akhir
Pada penggilingan akhir ini clinker yang berasal dari clinker silo dicampur
dengan gypsum (sebagai bahan tambahan) didalam ball mill. Di bagian dalam ball
mill ini terdapat bola-bola baja yang berfungsi untuk menghaluskan material dan
diharapkan partikelnya lebih halus.
Semen yang cukup halus dibawa ke udara melalui cyclon kemudian disimpan
di dalam silo semen. Dari silo semen ini kemudian dikantongi atau dimasukkan
kedalam truk semen curah dan siap dipasarkan.
proses
basah,
penggilingan
bahan
mentah
dilakukan
dengan
menambahkan sejumlah air ke dalam raw mill, sehingga kadar air dalam campuran
bahan mentah meningkat dari 6% - 11% menjadi 35% - 40%. Keluaran dari raw mill
ini yang disebut dengan slurry, kemudian slurry ini dikalsinasikan di kiln.
2. Proses Kering
Pada proses ini bahan baku diolah (dihancurkan) di raw mill dalam keadaan
kering dan halus. Selanjutnya hasil penggilingan (tepung baku) di kalsinakan dalam
rotary kiln.
Tuban 2
2,900,0
00
Tuban 3
3,000,0
00
Tuban 4
2,800,0
00
Total
11,500,0
00
Total jumlah pegawai adalah sebanyak 1.790 orang dengan produksi semen 11.500.000
ton semen.sehingga ratio produktifitas pegawai adalah 11.500.000 ton semen / 1790 orang
= 6.425 Ton semen/orang/tahun
c. Buatlah peta proses operasi atau diagram alir salah satu produk
Di bawah ini adalah aliran proses produksi dengan mesin yang akan digunakan.
Preheater Du
st
Ele
Co
ctr
lle
Ele
Coal Mill
ost
cto
ctr
Blending
ati
r
ost
Silo
Raw
Mill
Rotary
Kiln
Burning
c
ati
Pr
Clinker Cooler
c
eci
Pr
Du
pit
st
Clinker Storage
Cementeci
Silos
ato
pit
Co
rs
ato
lle
Cement
Finishcto
Mill
rs
Packing
Roller Press /
r
HRC
Transporting
Diagram proses dari produksi yang dilengkapi dengan kapasitas tiap mesin.
Berikut mesin mesin yang digunakan dalam memproduksi semen di PT. Semen Indonesia
(Persero), Tbk:
Li
mestone crusher (pemecah batu kapur)
d. Berapa kapasitas produksi per hari untuk suatu jenis produk? Bagaimana cara
perusahaan menetapkan kapasitas produk?
Budget produksi pabrik secara tahunan ditentukan pada kebutuhan semen tahun lalu ( type
semen PPC dan OPC ) dan ditambahkan dengan angka/tingkat
pertumbuhan
Selanjutnya dari produksi RKAP tahunan dapat ditentukan produksi triwulan, bulanan,
mingguan dan harian.
Sedangkan untuk menentukan berapa kapasitas pabrik yang akan dibangun, maka angka
kebutuhan semen itu harus dipertimbangkan dengan angka investasi peralatan dan hasil
yang akan dicapainya ( profitabilitas, pay back periode ), serta disertai feasibility studi
mengenai kelayakannya.
III. Sumber Daya Manusia
a. Berapa jumlah tenaga kerja di perusahaan ini? Apa kriteria perekrutan tenaga
kerja?
Total jumlah pegawai adalah sebanyak 1.790 orang dengan produksi semen 11.500.000
ton semen.sehingga ratio produktifitas pegawai adalah 11.500.000 ton semen / 1790 orang
= 6.425 Ton semen/orang/tahun, dengan criteria perekrutan pegawai sesuai pendidikan
yang dibutuhkan sesuai job diskripsinya.
Perekrutan tenaga kerja juga harus menyesuaikan dengan organisasinya, dengan
memperhatikan usia pegawai, golongan pegawai karena perekrutan tenaga kerja akan
berdampak pada pengeluaran biaya gaji dan lain sebagainya.
b. Bagaimana menetapkan jenjang karir dan upah karyawan reguler, upah lembur?
Untuk jenjang karir, upah karyawan dan lembur ditetapkan dengan standar pengajian yang
berlaku di perusahaan dan melakukan penggajian secara system online banking yang
berlaku di PT. Semen Indonesia ( persero ), Tbk.
Gaji ditetapkan berdasar golongan dengan berbagai jabatan mulai dari pelaksana, kepala
regu, kepala seksi, kepala bagian , kepala departemen dan direktur.
Untuk peningkatan jenjang karir ditetapkan sesuai kebutuhan dal dilakukan pengetestan
serta fit and proper , Manajemen perusahaan memberikan kepercayaan kepada tim
independen agar hasil tes yang didapatkan bisa transparan dan jauh dari nepotisme.
c. Bagaimana ekspansi pekerjaan di perusahaan ini?
Dalam peta jalan perusahaan 20 tahunan, semen Indonesia akan memperbesar kapasitas
produksi pabrik dengan membangun pabrik baru sejalan dengan pertumbuhan demand
semen.
IV. Penetapan Lokasi Pabrik
a. Dimana lokasi perusahaan ini? Apa dasar pertimbangan pemilihan lokasi ini? Apa
pertimbangan dibuka cabang-cabang baru?
Lokasi perusahaan PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk pertama kali berada di Kota
Gresik, Jawa Timur dengan pertimbangan Kota Gresik berada dekat dengan laut yang akan
digunakan sebagai jalur transportasi utama dalam mengirim produk dan menerima
pengiriman bahan baku dari pemasok. Selain itu, Kota Gresik berada dalam lingkaran
gunung kapur yang menjadi bahan baku utama pembuatan semen sebesar 80%-85% dari
prosentase seluruh bahan baku. Kemudian, PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk
berekspansi ke Kota Tuban dan mendirikan PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik
Tuban yang berada di Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, Tuban. Ini dikarenakan di
Kota Tuban tepatnya Desa Sumberarum ini terdapat pegunungan kapur yang menjadi
bahan baku utama dalam pembuatan semen. Selain itu, pemilihan lokasi di Desa
Sumberarum ini berbatasan langsung dengan laut yang dijadikan pelabuhan oleh PT.
Semen Indonesia (Persero), Tbk sebagai tempat transportasi dalam pengiriman produksi
dan menerima pengiriman bahan baku dari pemasok.
b. Bagaimana cara mendistribusikan produk?
Dalam mendistribusikan produk semen jadi (yang sudah masuk dalam packaging) ada dua
cara dalam mendistribusikan produk semen jadi:
Melalui darat dengan armada truk yang dikelola oleh anak perusahaan PT. Semen
Indonesia (Persero), Tbk.
Melalui laut dengan kapal yang dimiliki oleh PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk
Namun, yang lebih sering digunakan adalah transportasi melalui laut karena muat barang
yang lebih besar dan biaya pengiriman yang lebih murah jika dibandingkan dengan
transportasi darat.
Untuk mendistribusikan semen curah, semen yang dipesan khusus untuk bangunan yang
berkebutuhan khusus, biasanya menggunakan truk yang dikelola oleh PT. Semen
Indonesia (Persero), Tbk.
c. Dimana saja lokasi distributor? Bagaimana cara mendistribusikan di Wilayah barat
dan timur?
Pendistribusian semen jadi untuk wilayah Barat biasanya didistribusikan dengan melalui
darat dan laut. Sedangkan untuk pendistribusian di wilayah timur, PT. Semen Indonesia
(Persero), Tbk mendirikan pabrik di Bali yang bertugas sebagai pabrik pengepakan semen
jadi. Jadi, setelah semen jadi (fresh from the oven) tidak langsung dikemas, berbentuk
curah, tetapi semen ini dikirimkan ke Bali dengan menggunakan kapal dan dikemas di
Bali setelah itu baru didistribusikan di toko toko distributor di wilayah Barat.
V. Penetapan Tata Letak Fasilitas
a. Gambarkan tata letak fasilitas di perusahaan ini.
Berikut adalah gambaran tata letak fasilitas di PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk yang
ada di gedung Dormitory lantai satu PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk pabrik Tuban.
Source
Tuban
Index
unit
1,355
2 ton/ton clinker
Clay
Tuban
Copper Slag
Gresik
Iron Sand
Silica Sand
Tuban
Gypsum
Trass/Pozzola
n
Fly Ash
0,309
2
0,025
7
0,004
7
0,008
3
0,036
3
0,170
3
0,022
4
ton/ton clinker
ton/ton clinker
ton/ton clinker
ton/ton clinker
ton/ton cement
ton/ton cement
ton/ton cement
didasarkan oleh kondisi peralatan atau biasa disebut dengan Conditional Based
Maintenance (CBM).
Pilar 3: Pemeliharaam terfokus (Focus Maintenance) Pemeliharaan yang terfokus
dalam membangun system untuk dapat menghasilkan pengembangan kehandalan
peralatan dengan meningkatkan availability peralatan , performance peralatan, dan
kualitas produk yang dihasilkan. Pemeliharaan ini sangat memikirkan produktivitas
pemeliharaan sebagai fungsi waktu, kapasitas, dan kualitas alat yang beroperasi dan
kualitas produk yang dihasilkan.
Pilar 4: Pendidikan dan pelatihan (Training Education) Pilar pendidikan dan pelatihan
untuk menjaga kompetensi penerapan TPM pada sumber daya manusia pada dua
komponen utama kompetensi teknis (Skill) dan kompetensi soft skill (pengetahuan),
peranan bagian pendidikan dan pelatihan mengkoordinasikan pengetahuan dan
ketrampilan dapat diterapkan dalam gap kompetensi pada semua pegawai yang terlibat
dalam TPM.
Pilar 5: Manajemen keselamatan dan lingkungan (Safety health & Environtment)
berrtujuan untuk menjamin keselamatan, kesehatan kerja dan mencegah dampak
lingkungan yang merugikan dengan membuat sistem manajemen yang berprinsip dasar
bagi setiap pribadi dalam organisasi untuk mendapatkan safety pada diri sendiri, orang
lain, perusahaan dan lingkungan.
Berikut adalah konsep lima pilar TPM.
5R
Pilar 1
Autonomous
maintenance
Pilar 2
Planned
maintenance
Planning
Pilar 3
Focused
improvemen
t
Pilar 4
Safety,
health and
environment
Pilar 5
Quality
management
Pilar 6
Training
dan
education
Pilar 7
Supporting
(Office
TPM)
Pilar 8
Developmen
t
management
IX. Penjadwalan
Bagaimana cara menjadwalkan produksi apakah menggunakan ukuran prioritas
seperti FIFO atau SPT atau ada aturan yang lain?
Produksi semen yang dihasilkan pabrik setiap hari dilaporkan hasil produksinya dan
dilaporkan juga kebutuhan bahan yang digunakannya, data pemakaian bahan harian
digunakan sebagai acuan untuk membeli bahan dan diinventorikan ( distock ) dan
disesuaikan dengan waktu pembelian bahan, sehingga bahan tidak akan terjadi kekurangan
, pembelian bahan disesuiakan dengan waktu delivery time para pemasoknya.
X. Manajemen Persediaan
a. Bagaimana memilih bahan baku?
Untuk memilih bahan baku semen , PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk,
mempersyaratkan nilai standar kimia dan fisika pada bahan yang akan dibeli, dan
menetapkan juga kualitas semen yang akan diproduksi
b. Apakah selalu ada persediaan?
Pengadaan dan persediaan bahan baku mutlak menjadi perhatian utama dalam
memproduksi semen dan bahan baku yang sudah dikirim disimpan di storage yang sudah
disediakan di lingkungan pabrik PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk Pabrik Tuban.
Bahan yang disimpan adalah gypsum, tanah liat, pasir besi, pasir silika, dan batu kapur.
Juga termasuk batu bara yang berguna sebagai bahan bakar dan terak sebagai hasil
penggilingan pertama bahan baku.
Untuk batu kapur dan tanah liat, PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk memiliki tambang
batu kapur dan tanah liat sendiri. Tempat pertambangan batu kapur tersebut berada di:
Desa Pompongan
Luas area : 797 Ha
Deposit
: 306.000.000 Ton
Level
: 40-117 ASML
: 20.355.000 Ton
Level
: 6-12 ASML
Desa Mliwang
Luas area : 207 Ha
Deposit
: 46.141.000 Ton
Level
: 20-35 ASML