Anda di halaman 1dari 24

BAB II

PEMBAHASAN
I. Perancangan produk
a. Apa saja produk yang dihasilkan perusahaan yang Anda kunjungi?
PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk adalah perusahaan pembuat semen yang membawahi
empat perusahaan semen yaitu:

PT. Semen Gresik (Persero) Tbk yang bertempat di Tuban Jawa Timur

PT. Semen Tonasa (Persero), Tbk yang bertempat di Tonasa Pangkep - Makassar,
Sulawesi Selatan

PT. Semen Padang (Persero), Tbk yang bertempat di Indarung Padang Sumatera
selatan

PT. Thang Long Cement yang bertempat di Quang ningh Vietnam utara & Ho chi min
city Vietnam selatan.

Berikut adalah syarat mutu semen diproduksi oleh PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk
kecuali syarat mutu semen di pabrik Thang Long Vietnam.
STANDAR MUTU

OPC

PPC
TYPE IP-U

PPC
TYPE IP-K

PCC

ACUAN

SNI

SNI

SNI

SNI

15-2049
2004

15-0302
2004

15-0302
2004

15-7064
2004

Maks. 6.0
Maks. 3.5

Maks. 6.0
Maks. 4.0

Maks. 6.0
Maks. 4.0

Maks. 4.0

Maks. 5.0

Maks. 5.0

Maks. 5.0

Chemical Analysis :
Silicon dioxide

SiO2

,%

Aluminium oxide

Al2O3

,%

Ferric oxide

Fe2O3

,%

Calsium oxide
Magnesium oxide
Sulfur trioxide

CaO
MgO
SO3

,%
,%
,%

Loss on Ignition
Free Lime
Alkalies

LOI
FL

,%
,%
,%

Physical Properties :
Fineness, Surface Area
Setting time, Vicat
- Initial
- Final

Blaine

Maks. 0.6

,m2/kg

Min. 280

Min. 280

Min. 280

Min. 280

,menit
,menit

Min. 45
Maks.
375
Min. 50

Min. 45
Maks. 420

Min. 45
Maks. 420

Min. 45
Maks. 375

Min. 50

Min. 50

Min. 50

Maks.
0.80

Maks. 0.80

Maks. 0.80

Maks. 0.20

Maks. 0.20

Maks.
0.80
Maks.
0.20

False Set
Autocalve Expansion
- Expansion

,%

- Contraction

,%

,%

Compressive Strength :
- 1 day

kg/cm2

- 3 days

kg/cm2

Min. 125

Min. 125

Min. 110

Min. 125

- 7 days

kg/cm

Min. 200

Min. 200

Min. 165

Min. 200

- 28 days

kg/cm2

Min. 280

Min. 250

Min. 205

Min. 250

Air mortar of content

,% vol

Maks. 12

Maks. 12

Maks. 12

Pada masing masing anak perusahaan penghasil semen ini memiliki produk yang hampir
sama namun memiliki spesifikasi yang berbeda. Produk produk tersebut

adalah:

PT. Semen Gresik (Persero), Tbk


Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I
Semen jenis ini adalah semen hidrolis yang dipergunakan secara luas
untuk konstruksi yang tidak memiliki spesifikasi permintaan khusus,
seperti rumah, gedung bertingkat, dan jembatan.
Portland Pozzoland Cement (PPC)
PPC adalah semen hidrolis yang dikembangkan dari terak, gipsum, dan bahan pozzoland.
Semen jenis ini cocok untuk kontruksi biasa dan konstruksi lainnya yang mengandung
sulfat dan panas hidrasi sedang. Ini digunakan untuk jembatan, jalan layang, perumahan,
bendungan, dan irigasi.
Special Blended Cement (SBC)
Semen ini dibuat karena pesanan konstruksi. Sehingga semen ini akan disesuaikan dengan
keadaan konstruksi. Semen ini biasa didistribusikan dengan truk pengangkut semen.
Semen jenis ini digunakan dalam pembangunan jembatan Suramadu.

PT. Semen Tonasa (Persero), Tbk


Semen Portland Tipe I
Semen Portland Tipe I adalah semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak dan
gipsum. Semen Portland Tipe I produksi perseroan memenuhi persyaratan SNI 15-20492004 Jenis I dan ASTM C150-2004 Tipe I. Semen jenis ini digunakan untuk bangunan
umum dengan kekuatan tekanan yang tinggi (tidak memerlukan persyaratan khusus),
seperti bangunan bertingkat tinggi, perumahan, jembatan dan jalan raya,
landasan bandar udara, beton pratekan, bendungan/saluran irigasi, elemen
bangunan seperti genteng, hollow, brick/batako, paving block, buis beton,
roster dan lain-lain.
Semen Portland Composit (SPC)

Semen Portland Komposit adalah bahan peningkat hidrolis hasil penggilingan bersama
terak semen Portland dan gipsum dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil
pencampuran bubuk semen Portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Semen Portland
Komposit produksi PT. Semen Tonasa memenuhipersyaratan SNI 15-7064-2004.
Kegunaan semen jenis ini diperuntukkan untuk kontruksi beton umum, pasangan batu
bata, pelesteran dan acian, selokan, jalan, pagar dinding, pembuatan elemen bangunan
khusus seperti beton pra cetak, beton pra tekan, panel beton, batabeton (paving block) dan
sebagainya.

PT. Semen Padang (Persero), Tbk


Semen Portland Tipe I
Semen jenis ini digunakan untuk keperluan konstruksi umum yang
tidak memerlukan persyaratan khusus yaitu tidak memerlukan
ketahanan sulfat, tidak memerlukan persyaratan panas hidrasi, dan
tidak

memerlukan

kekuatan

awal

yang

tinggi.

semen

ini

diperuntukkan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan raya, rumah


pemukiman, dan landasan pacu pesawat terbang.
Semen Portland Tipe II
Semen

tahan

terhadap

ini

digunakan

untuk

keperluan

konstruksi

yang
persyaratan

jenis

sulfat

memerlukan
sedang

yaitu

terhadap air tanah yang mengandung sulfat antara 0,08% sampai 0,17% atau yang
dinyatakan mengandung SO3 +125 ppm. Persyaratan lainnya adalah tahan terhadap panas
hidrasi sedang. semen jenis ini diperuntukkan untuk bangunan seperti dermaga,
bendungan, bangunan di tanah berawa, bergambut, dan tepi pantai.
Semen Portland Tipe III

Semen jenis ini digunakan untuk keperluan


konstruksi yang memerlukan kekuatan awal yang
tinggi pada fase permulaan setelah pengikatan
terjadi.

Semen

ini

biasa

digunakan

pada

bangunan pembutatan jalan beton, landasang


lapangan udara, bangunan tingkat tinggi, dan
bangunan dalam air yang tidak memerlukan ketahanan terhadap sulfat.
Semen Portland Tipe V
Semen ini cocok dipakai untuk konstruksi
bangunan yang memiliki persyaratan yang tahan
terhadap sulfat tinggi dan air tanah yang
mengandung sulfat 0,17%-1,67% (mengandung
SO3125-250 ppm). Semen tipe ini diperuntukkan
untuk bangunan instalasi pengolahan limbah
pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, dan dermaga.
Super Mansory Cement
Semen jenis ini cocok digunakan untuk bahan
pengikat

dan

direkomendasikan

untuk

penggunaan konstruksi ringan (K < 225 kg/cm2


atau fc setinggi-tingginya 20 mpa), pembuatan
bahan bangunan (hollow brick, batako, paving
block, genteng, polongan, dan ubin), dan
pemasangan keramik, hollow brick, dan bata. Keuntungan menggunakan semen jenis ini
adalah lebih mudah pengerjaannya, kedap air, penyusutan kecil, panas hidrasi rendah.
Semen ini banyak digunakan pada bangunan RS dan RSS, plesteran, dan acian.
Oil Well Cement, Class G-HSR
Semen ini khusus dipakai untuk pembuatan sumur
minyak bumi dan gas alam dengan konstruksi
sumur minyak dibawah permukaan laut dan bumi
(lepas pantai). OWC yang diproduksi adalah
Class G - HSR disebut juga sebagai BASIC
OWC karena dengan menambahkan Additive
dapat digunakan untuk berbagai tingkat kedalaman dan temperatur.
Portland Composite Cement (PCC)

Semen PCC cocok untuk bahan pengikat dan


direkomendasikan
keperluan

konstruksi

untuk
umum

penggunaan
dan

bahan

bangunan. Kegunaannya antara lain digunakan


untuk konstruksi umum untuk semua mutu
beton, struktur bangunan bertingkat, struktur
jembatan, struktur jalan beton, bahan bangunan, dan beton pratekan dan pracetak.
Keunggulan semen jenis ini adalah lebih mudah dikerjakan, suhu beton lebih rendah
sehingga tidak mudah retak, lebih tahan lama terhadap sulfat, lebih kedap air, dan
permukaan acian lebih halus.
Super Portland Pozzolan Cement (PPC)
Semen jenis ini digunakan untuk konstruksi
umum dan tahan terhadap sulfat dan panas
hidrasi sedang. Kegunaannya adalah sebagai
plesteran, bendungan, irigasi, bangunan tepi
pantai dan daerah rawa, dan bahan bangunan
seperti genteng, hollow brick, polongan, ubin,
paving block, dan batako.

Thang Long Cement, Vietnam


SEMEN THANG LONG PCB40
Portland cement blender (PCB40) sesuai dengan TCVN 6260:19979. Semen Thang Long
PCB40 dapat meningkatkan daya kerja concrete, meningkatkan daya tahan terhadap
penyerapan air, erosi lingkungan dan bertahan lama, dan sangat cocok untuk iklim di
Vietnam. Selain sifat-sifat yang unggul tersebut, semen Thang Long memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:

Sangat Halus.

Berwarna abu-abu sesuai selera pelanggan.

Setting Time: Initial Time:sekitar 120-170 menit. Final Time: setelah 3 4 jam. Cocok
untuk pekerjaan konstruksi.

Mutu yang stabil. Cement Strength selalu melampaui standar untuk menghemat jumlah
pemakaian semen.

Daya tahan tinggi terhadap sulfat untuk konstruksi bawah tanah dan bawa air. Emisi
panas yang rendah saat setting time, bermanfaat untuk konstruksi yang luas yang
menggunakan bata ringan (concrete blocks).

Semen Thang Long PC50


Semen jenis ini sesuai untuk bangunan berspesifikasi tinggi atau beton khusus yang
digunakan untuk proyek-proyek besar, sesuai dengan standar negara-negara pengimpor
semen di Asia, Eropa dan Amerika. Produk ini cocok diaplikasikan pada jenis proyek
konstruksi dengan persyaratan rumit, misalnya: jembatan, jalan, proyek pembangkit listrik
tenaga air, konstruksi beton bertulang, maupun konstruksi beton dengan kuat tekan tinggi.
Produk ini memiliki toleransi penyimpanan yang lebih panjang, sehingga mendukung
proyek yang jauh lokasinya meski dalam bentuk ready mix concreate. PC50 memiliki
tingkat resistensi yang tinggi terhadap sulfat sehingga tepat jika diaplikasikan dalam
bangunan yang ada di bawah tanah atau air. Kadar kapur dan suhu panas rendah sehingga
mampu mengurangi kemungkinan retak atau pecah pada blok beton besar atau konstruksi
beton.
b. Bagaimana cara memunculkan produk di perusahaan ini?
PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk secara rutin melakukan kegiatan Temu pelanggan
dan Temu tukang untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan tukang sebagai
pengguna semen, sehingga pengetahuan penggunaan semen dipahami oleh konsumen dan
tukang sebagai pelaku pekerjaannya.
Saat ini edukasi lebih banyak diarahkan pada penggunaan semen bertipe PPC daripada
OPC , semen PPC cukup baik digunakan untuk bangunan umum karena kualitasnya lebih
baik dan lebih kuat. Dengan begitu masyarakat akan berbondong bondong menggunakan
semen PPC untuk bahan bangunan mereka.
c. Produk apa yang sedang dalam masa perkenalan, pertumbuhan, maturty, dan
decline?
Produk semen yang diproduksi PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk pabrik Tuban ,
disegmentasikan dalam 2 type , Type produk jenis PPC ( Portland Pozoland Cement )
dijual dalam bentuk kantong untuk melayani konsumen umum , Type produk jenis OPC (
Ordinary Portland Cement ) dijual dalam bentuk curah untuk melayani konsumen
pabrikan, sedang Type produk jenis SBC ( Special Blended Cement ) akan diproduksi

apabila ada pemesanan khusus yang digunakan pada bangunan yang memiliki persyaratan
khusus, 3 jenis semen tersebut mempunyai segmen pasar sendiri dan departemen
pamasaran - departemen penjualan departemen produksi berkoordinasi dalam melakukan
pembuatan semen sesuai kemampuan supply dan deman semen . Setiap departemen
mempunyai kinerja dalam memenuhinnya.
Untuk mengendalikan supply dan demand semen maka dalam memproduksi semen
berpedoman pada RKAP ( Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan ) yang didesign
sesuai dengan perkembangan situasi kebutuhan semen di Indonesia.
II. Perancangan Proses dan Kapasitas
a. Bagaimana proses pembuatan salah satu produk?
Semen dibuat dengan 2 tahap : Tahap 1 pembuatan terak dan tahap 2 pembuatan semen
Tahap 1 : Pembuatan terak
Dibuat dari beberapa komponen bahan, yaitu batu kapur (lime stone), tanah liat (clay),
pasir besi, pasir silika. Dalam pemrosesan bahan baku dihaluskan dan dilakukan
pembakaran dengan menggunakan bahan bakar batubara dan proses pembuatan terak
menggunakan sistem kering ( dry prosess ). Komponen bahan pembentuk semen ini
diperoleh dari proses penambangan gunung kapur dan tanah liat yang terdapat di sekitar
pabrik semen sedang bahan tambahan pasir besi dan pasir silika dibeli dari tambang
terdekat dengan pabrik. Adapun komposisi bahan-bahan pembuatan terak dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Jenis Bahan Baku

Perbandingan Berat (%)

Batu Kapur

80 85

Tanah Liat

6 10

Pasir Besi

6 10

Pasir Silika
1
Sedangkan komposisi bahan pembuatan semen dapat dilihat dalam tabel berikut :
Jenis Bahan

Perbandingan Berat (%)

Terak

80 85

Trass

10 17

Gypsum

3-5

Pada proses pembuatan terak ( Proses tahap 1 ) pada dasarnya dapat dibedakan menjadi
beberapa bagian, yaitu :
1. Penghancuran (crushing) bahan baku.
2. Penyimpanan dan pengumpanan bahan baku.
3. Penggilingan dan pengeringan bahan baku.
4. Pencampuran (blending) dan homogenisasi.
5. Pemanasan awal (pre-heating).
6. Pembakaran (firring).
7. Pendinginan (colling).
Sedang proses penggilingan semen ( Proses tahap 1 ) adalah proses penggilingan dengan
menambahkan bahan trass dan gypsum.
8. Penggilingan akhir.

Penjelasan proses :
Proses pembuatan terak ( Tahap 1 ) :
1. Penghancuran
Pada tahap ini masingmasing bahan baku seperti batu kapur, tanah liat, pasir
besi dan pasir silika dimasukkan ke dalam alat penghancur (crusher). Crusher yang
digunakan untuk menghancurkan batu kapur dilengkapi oleh hammer yaitu alat
penghancur pada lapisan kedua crusher (untuk batu kapur) yang berfungsi untuk
memecahkan batu kapur yang belum terpecahkan pada lapisan pertama. Sedangkan
crusher yang digunakan untuk menghancurkan tanah liat, pasir silika, dan pasir besi
tidak dilengkapi dengan bagian hammer. Hal ini dilakukan karena bahan-bahan
tersebut cukup lunak.
2. Penyimpanan dan pengumpanan bahan baku
Setelah mengalami proses penghancuran, bahan-bahan baku tersebut dikirim
ke tempat penyimpanan yaitu stock pile dengan menggunakan belt conveyor. Stock
pile ini dilengkapi dengan alat yang disebut dengan reclaimer, yang berfungsi untuk
memindahkan raw material dari stock pile ke belt conveyor. Selanjutnya bahan baku
dikirim dengan menggunakan belt conveyor menuju tempat penyimpanan kedua yaitu
bin yang merupakan awalan masukan pembuatan semen. Di bawah bin terdapat alat
weight feeder yang berfungsi untuk mengatur kecepatan scavenger conveyor, yaitu
alat untuk mengangkut material dengan panjang tertentu dan mengatur jumlah bahan

baku, sehingga jumlah bahan baku yang terdapat pada scavenger conveyor sesuai
dengan jumlah yang dibutuhkan. Selanjutnya bahan baku dijatuhkan ke belt conveyor,
di mana pada belt conveyor ini terjadi percampuran bahan baku batu kapur, tanah liat,
pasir silika dan pasir besi. Setelah terjadi percampuran bahan baku ini maka bahan
baku tersebut dikirim ke vertikal roller mill (raw mill).
3. Penggilingan dan pengeringan bahan baku
Pada raw mill inilah terjadi proses penggilingan dan pengeringan bahan baku.
Media pengeringannya adalah udara panas yang berasal dari coller dan pre-heater.
Udara panas masuk ke bagian bawah raw mill sedangkan bahan baku akan digiling di
bagian tengah raw mill. Material yang sudah tergiling halus akan terbawa udara panas
keluar raw mill menuju ke suatu tempat yang disebut dengan classifier. Classifier ini
berfungsi untuk mengendalikan ukuran partikel yang keluar dari raw mill sesuai
dengan ukuran tertentu yang dibutuhkan. Untuk partikel dengan ukuran besar akan
dikembalikan kedalam raw mill untuk proses penghalusan kembali sampai mencapai
ukuran yang diharapkan.
Partikel yang telah memenuhi ukuran tertentu akan terbawa udara panas
menuju Cylon, yang berfungsi untuk memisahkan partikel yang cukup halus dengan
partikel yang terlalu halus (debu). Partikel yang cukup halus akan turun kebawah
Cylon dan dikirim ke blending silo untuk mengalami pengadukan dan homogenisasi.
Partikel yang terlalu halus (debu) akan terbawa udara panas menuju electrostatic
precipitator, yang berfungsi untuk menangkap debu-debu tersebut sehingga tidak
lepas ke udara.
4. Pencampuran (blending) dan homogenisasi
Partikel yang cukup halus dari bagian bawah cylon akan masuk ke blending
silo. Di blending silo inilah terjadi pencampuran dan menghomogenkan bahan baku
dengan media pengaduknya adalah udara.
5. Pemanasan Awal (Pre-heating)
Alat utama yang digunakan untuk proses pemanasan awal bahan baku adalah
suspension pre-heater, yang terdiri dari empat buah cyclon dan satu buah calsiner
yang tersusun menjadi satu string. Jadi pada proses ini terjadi empat tahap pemanasan
dan satu kali kalsinasi.
6. Pembakaran (firring)

Alat utama yang digunakan untuk pembakaran adalah rotary kiln yang
berbentuk silinder memanjang horisontal dengan kemiringan tertentu. Di rotary kiln
ini material akan mengalami pembakaran dari temperatur yang rendah pada awal
tempat masuknya material / in-let sekitar 800 900oC, menuju temperatur yang tinggi
yaitu diujung lainnya yang merupakan burning zone sekitar 1400 oC. Di dalam kiln
inilah terjadi proses kalsinasi hingga 100%, sintering (pelelehan) dan clinkering.
Hasil akhir pembakaran ini adalah material yang disebut dengan clinker.
7. Pendinginan (colling)
Alat utama yang digunakan untuk proses pendinginan clinker adalah cooler.
Cooler ini dilengkapi dengan alat penggerak material, sekaligus sebagai saluran udara
pendingin yang disebut grate dan alat pemecah clinker (clinker breaker). Diharapkan
suhu clinker yang keluar dari cooler adalah sekitar 90oC supaya tidak membahayakan
lingkungan sekitar. Selanjutnya clinker akan dikirim ketempat penampungan clinker
yaitu clinker silo.
Proses penggilingan terak-trass-gypsum / pembuatan semen ( Tahap 2 ) :
8. Penggilingan akhir
Pada penggilingan akhir ini clinker yang berasal dari clinker silo dicampur
dengan gypsum (sebagai bahan tambahan) didalam ball mill. Di bagian dalam ball
mill ini terdapat bola-bola baja yang berfungsi untuk menghaluskan material dan
diharapkan partikelnya lebih halus.
Semen yang cukup halus dibawa ke udara melalui cyclon kemudian disimpan
di dalam silo semen. Dari silo semen ini kemudian dikantongi atau dimasukkan
kedalam truk semen curah dan siap dipasarkan.

TEKNIS PEMBUATAN SEMEN


Ada beberapa macam teknis pembuatan semen yang digunakan oleh pabrik semen,
yaitu :
1. Proses Basah (Wet Process)
Pada

proses

basah,

penggilingan

bahan

mentah

dilakukan

dengan

menambahkan sejumlah air ke dalam raw mill, sehingga kadar air dalam campuran
bahan mentah meningkat dari 6% - 11% menjadi 35% - 40%. Keluaran dari raw mill
ini yang disebut dengan slurry, kemudian slurry ini dikalsinasikan di kiln.

Keuntungan proses basah :

a. Umpan lebih homogen, semen yang diperoleh lebih baik.


b. Effisiensi penggilingan lebih tinggi dan tidak memerlukan unit homogenizer.
c. Debu yang timbul relatif sedikit.

Kelemahan proses basah :


a. Bahan bakar yang digunakan lebih banyak.
b. Butuh air lebih banyak.
c. Kiln yang digunakan terlalu panjang karena memerlukan zona dehidrasi yang
lebih panjang untuk mengendalikan kadar air.
d. Biaya produksi lebih mahal.

2. Proses Kering
Pada proses ini bahan baku diolah (dihancurkan) di raw mill dalam keadaan
kering dan halus. Selanjutnya hasil penggilingan (tepung baku) di kalsinakan dalam
rotary kiln.

Keuntungan proses kering :


a. Rotary kiln yang digunakan relatif pendek.
b. Panas yang dibutuhkan rendah, sehingga bahan bakar yang digunakan relatif
sedikit, dan membutuhkan air yang sedikit pula.
c. Kapasitas produksi lebih besar.

Kelemahan proses kering :


a. Kadar air yang sedikit sangat mengganggu proses, karena material menempel
pada alat.
b. Campuran umpan kurang homogen.
c. Banyak debu yang dihasilkan sehingga dibutuhkan alat penangkap debu.

b. Berapa tenaga kerja atau mesin yang dibutuhkan?


PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk Pabrik Tuban memiliki empat pabrik. Yaitu Pabrik
Tuban 1, Pabrik Tuban 2, Pabrik Tuban 3, dan Pabrik Tuban 4. Dengan kapasitas produksi
semen masing2 pabrik sbb :
Tuban 1
2,800,0
00

Tuban 2
2,900,0
00

Tuban 3
3,000,0
00

Tuban 4
2,800,0
00

Total
11,500,0
00

Total jumlah pegawai adalah sebanyak 1.790 orang dengan produksi semen 11.500.000
ton semen.sehingga ratio produktifitas pegawai adalah 11.500.000 ton semen / 1790 orang
= 6.425 Ton semen/orang/tahun
c. Buatlah peta proses operasi atau diagram alir salah satu produk
Di bawah ini adalah aliran proses produksi dengan mesin yang akan digunakan.

Preheater Du
st
Ele
Co
ctr
lle
Ele
Coal Mill
ost
cto
ctr
Blending
ati
r
ost
Silo
Raw
Mill
Rotary
Kiln
Burning
c
ati
Pr
Clinker Cooler
c
eci
Pr
Du
pit
st
Clinker Storage
Cementeci
Silos
ato
pit
Co
rs
ato
lle
Cement
Finishcto
Mill
rs
Packing
Roller Press /
r
HRC
Transporting

Diagram proses dari produksi yang dilengkapi dengan kapasitas tiap mesin.

Berikut mesin mesin yang digunakan dalam memproduksi semen di PT. Semen Indonesia
(Persero), Tbk:

Li
mestone crusher (pemecah batu kapur)

Clay crusher (pemecah tanah liat)

d. Berapa kapasitas produksi per hari untuk suatu jenis produk? Bagaimana cara
perusahaan menetapkan kapasitas produk?
Budget produksi pabrik secara tahunan ditentukan pada kebutuhan semen tahun lalu ( type
semen PPC dan OPC ) dan ditambahkan dengan angka/tingkat

pertumbuhan

pembangunan/infrastruktur yang bisa menunjukan berapa jumlah kebutuhan semen dalam


tahun berikutnya.

Selanjutnya dari produksi RKAP tahunan dapat ditentukan produksi triwulan, bulanan,
mingguan dan harian.
Sedangkan untuk menentukan berapa kapasitas pabrik yang akan dibangun, maka angka
kebutuhan semen itu harus dipertimbangkan dengan angka investasi peralatan dan hasil
yang akan dicapainya ( profitabilitas, pay back periode ), serta disertai feasibility studi
mengenai kelayakannya.
III. Sumber Daya Manusia
a. Berapa jumlah tenaga kerja di perusahaan ini? Apa kriteria perekrutan tenaga
kerja?
Total jumlah pegawai adalah sebanyak 1.790 orang dengan produksi semen 11.500.000
ton semen.sehingga ratio produktifitas pegawai adalah 11.500.000 ton semen / 1790 orang
= 6.425 Ton semen/orang/tahun, dengan criteria perekrutan pegawai sesuai pendidikan
yang dibutuhkan sesuai job diskripsinya.
Perekrutan tenaga kerja juga harus menyesuaikan dengan organisasinya, dengan
memperhatikan usia pegawai, golongan pegawai karena perekrutan tenaga kerja akan
berdampak pada pengeluaran biaya gaji dan lain sebagainya.

b. Bagaimana menetapkan jenjang karir dan upah karyawan reguler, upah lembur?
Untuk jenjang karir, upah karyawan dan lembur ditetapkan dengan standar pengajian yang
berlaku di perusahaan dan melakukan penggajian secara system online banking yang
berlaku di PT. Semen Indonesia ( persero ), Tbk.

Gaji ditetapkan berdasar golongan dengan berbagai jabatan mulai dari pelaksana, kepala
regu, kepala seksi, kepala bagian , kepala departemen dan direktur.
Untuk peningkatan jenjang karir ditetapkan sesuai kebutuhan dal dilakukan pengetestan
serta fit and proper , Manajemen perusahaan memberikan kepercayaan kepada tim
independen agar hasil tes yang didapatkan bisa transparan dan jauh dari nepotisme.
c. Bagaimana ekspansi pekerjaan di perusahaan ini?
Dalam peta jalan perusahaan 20 tahunan, semen Indonesia akan memperbesar kapasitas
produksi pabrik dengan membangun pabrik baru sejalan dengan pertumbuhan demand
semen.
IV. Penetapan Lokasi Pabrik
a. Dimana lokasi perusahaan ini? Apa dasar pertimbangan pemilihan lokasi ini? Apa
pertimbangan dibuka cabang-cabang baru?
Lokasi perusahaan PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk pertama kali berada di Kota
Gresik, Jawa Timur dengan pertimbangan Kota Gresik berada dekat dengan laut yang akan
digunakan sebagai jalur transportasi utama dalam mengirim produk dan menerima
pengiriman bahan baku dari pemasok. Selain itu, Kota Gresik berada dalam lingkaran
gunung kapur yang menjadi bahan baku utama pembuatan semen sebesar 80%-85% dari
prosentase seluruh bahan baku. Kemudian, PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk
berekspansi ke Kota Tuban dan mendirikan PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik
Tuban yang berada di Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, Tuban. Ini dikarenakan di
Kota Tuban tepatnya Desa Sumberarum ini terdapat pegunungan kapur yang menjadi
bahan baku utama dalam pembuatan semen. Selain itu, pemilihan lokasi di Desa
Sumberarum ini berbatasan langsung dengan laut yang dijadikan pelabuhan oleh PT.
Semen Indonesia (Persero), Tbk sebagai tempat transportasi dalam pengiriman produksi
dan menerima pengiriman bahan baku dari pemasok.
b. Bagaimana cara mendistribusikan produk?
Dalam mendistribusikan produk semen jadi (yang sudah masuk dalam packaging) ada dua
cara dalam mendistribusikan produk semen jadi:

Melalui darat dengan armada truk yang dikelola oleh anak perusahaan PT. Semen
Indonesia (Persero), Tbk.

Melalui laut dengan kapal yang dimiliki oleh PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Namun, yang lebih sering digunakan adalah transportasi melalui laut karena muat barang
yang lebih besar dan biaya pengiriman yang lebih murah jika dibandingkan dengan
transportasi darat.
Untuk mendistribusikan semen curah, semen yang dipesan khusus untuk bangunan yang
berkebutuhan khusus, biasanya menggunakan truk yang dikelola oleh PT. Semen
Indonesia (Persero), Tbk.
c. Dimana saja lokasi distributor? Bagaimana cara mendistribusikan di Wilayah barat
dan timur?
Pendistribusian semen jadi untuk wilayah Barat biasanya didistribusikan dengan melalui
darat dan laut. Sedangkan untuk pendistribusian di wilayah timur, PT. Semen Indonesia
(Persero), Tbk mendirikan pabrik di Bali yang bertugas sebagai pabrik pengepakan semen
jadi. Jadi, setelah semen jadi (fresh from the oven) tidak langsung dikemas, berbentuk
curah, tetapi semen ini dikirimkan ke Bali dengan menggunakan kapal dan dikemas di
Bali setelah itu baru didistribusikan di toko toko distributor di wilayah Barat.
V. Penetapan Tata Letak Fasilitas
a. Gambarkan tata letak fasilitas di perusahaan ini.
Berikut adalah gambaran tata letak fasilitas di PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk yang
ada di gedung Dormitory lantai satu PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk pabrik Tuban.

Tata letak fasilitas

Tata letak fasilitas

Tata letak fasilitas khusus mesin


b. Tata letak fasilitasnya termasuk berorientasi pada proses atau produk?
Tata letak fasilitas di PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk pabrik Tuban berorientasi pada
produk karena dipacu oleh serangkaian mesin dan memerlukan perubahan mekanis untuk
adanya penyeimbangan.

VI. Pengukuran Produktivitas


a. Bagaimana cara mengukur produktivitas di Perusahaan ini?
Produktivitas Semen Indonesia dihitung dari hasil keseluruhan terak yang merupakan
bahan baku dari semen yang dapat diolah menjadi semen dibagi dengan jumlah pegawai
yang bekerja di PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk.
Total jumlah pegawai adalah sebanyak 1.790 orang dengan produksi semen 11.500.000
ton semen.sehingga ratio produktifitas pegawai adalah 11.500.000 ton semen / 1790 orang
= 6.425 Ton semen/orang/tahun dan standar produktifitas semen yang menjadi acuan
adalah 10.000 Ton semen/orang/tahun
Apakah pengukuran produktivitas dilakukan tiap bulan?
Pengukuran produktivitas di PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk dilakukan setiap
mingguan , bulanan, triwulan, semester dan tahunan.
Produktifitas mingguan dibahas permasalahannya dalam rapat mingguan dan dilanjutkan
dengan rapat2 pambahasan lainnya.
VII. Manajemen Rantai Pasokan
Bagaimana perusahaan membuat atau mengatur rantai pasokan. Bahan baku
disuplai dari mana? Bagaimana cara memelihara suplai tetap lancar? Apakah
perusahaan ini menganut sistem Backward atau Forward?
Semen Indonesia mendapatkan bahan baku batu kapur dan tanah liat dari daerah yang
lahannya telah diberi ijin dari Dinas petambangan dan bila daerah tersebut termasuk area
perhutani maka semen Indonesia harus mengganti lahan perhutani untuk digantikan lahan
lain untuk memenuhi tanaman hutan perhutani,
Untuh bahan baku seperti pasir silikan, pasir besi dipasok dari lahan lain yang dalam
pengambilannya supplier yang mensupply harus mempunyai ijin penambangan sehingga
dengan ijin SIPD maka lingkungan akan tetap terjaga
Sedang kebutuhan bahan bakar seperti batu bara didapatkan dari tambang batu bara di
Kalimantan yang disupply oleh vendor yang mempunyai ijin penambangan
Untuk bahan bakar minyak ( sebagai bahan bakar awal saat pemanasan peralatan) dibeli
dari Pertamina
Berikut adalah tempat penyuplai bahan baku untuk PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk
Pabrik Tuban:
Raw Material
Limestone

Source
Tuban

Index
unit
1,355
2 ton/ton clinker

Clay

Tuban

Copper Slag

Gresik

Iron Sand

Jepara and Lumajang

Silica Sand

Tuban

Gypsum
Trass/Pozzola
n

Gresik, Mojokerto, and Jepara

Fly Ash

Probolinggo and Jepara

0,309
2
0,025
7
0,004
7
0,008
3
0,036
3
0,170
3
0,022
4

Pasuruan and Rembang

ton/ton clinker
ton/ton clinker
ton/ton clinker
ton/ton clinker
ton/ton cement
ton/ton cement
ton/ton cement

VIII. Manajemen Perawatan


Bagaimana cara perusahaan melakukan perawatan terhadap mesin-mesin? Apakah
mengalokasikan biaya perawatan secara rutin?
Untuk menjaga perawatan peralatan pabrik,

PT. Semen Indonesia menjalankan

manajemen perawatan TPM (Total Productive Maintenance)


Sejak tahun 2004 manajemen Semen Gresik, sebelum menjadi PT. Semen Indonesia
(Persero), Tbk, dengan Instruksi Kepala Kompartemen Nomor : 002/INSTR/KK/12.2004,
membentuk tim implementasi TPM dengan menerapkan TPM dengan menerapkan 1
fondasi 5R dengan lima pilar kaidah TPM yaitu Autonomous, Plan Maintenance, Focus
Maintenance, Safety health dan environtment, Training dan Education.
Pilar 1 : Pemeliharaan secara otonomi (Autonomous), dilakukan dengan cara melatih
para operator untuk menghilangkan gap antara mereka dan staf perawatan, membuat
mereka mudah bekerja sebagai sebuah tim, mengubah peralatan sehingga operator dapat
mengidentifikasi kondisi-kondisi yang tak normal dan mengukurnya sebelum hal itu
mempengaruhi proses sebagai suatu kegagalan.
Pilar 2: Pemeliharaan terencana (Plan Maintenance) , Pemeliharaan secara terencana
yang digolongkan atas dua pemeliharaan yaitu : (1) Preventive Maintenance dan (2)
Predictive Maintenance. Kedua jenis pemeliharaan tersebut dilakukan secara terencana.
Namun demikian keduanya mengacu pada dua faktor yang berbeda dalam pelaksanaannya
dimana untuk preventive maintenance lebih didasarkan pada waktu atau biasa disebut
dengan Time Based Maintenance (TBM), sedangkan predictive maintenance lebih

didasarkan oleh kondisi peralatan atau biasa disebut dengan Conditional Based
Maintenance (CBM).
Pilar 3: Pemeliharaam terfokus (Focus Maintenance) Pemeliharaan yang terfokus
dalam membangun system untuk dapat menghasilkan pengembangan kehandalan
peralatan dengan meningkatkan availability peralatan , performance peralatan, dan
kualitas produk yang dihasilkan. Pemeliharaan ini sangat memikirkan produktivitas
pemeliharaan sebagai fungsi waktu, kapasitas, dan kualitas alat yang beroperasi dan
kualitas produk yang dihasilkan.
Pilar 4: Pendidikan dan pelatihan (Training Education) Pilar pendidikan dan pelatihan
untuk menjaga kompetensi penerapan TPM pada sumber daya manusia pada dua
komponen utama kompetensi teknis (Skill) dan kompetensi soft skill (pengetahuan),
peranan bagian pendidikan dan pelatihan mengkoordinasikan pengetahuan dan
ketrampilan dapat diterapkan dalam gap kompetensi pada semua pegawai yang terlibat
dalam TPM.
Pilar 5: Manajemen keselamatan dan lingkungan (Safety health & Environtment)
berrtujuan untuk menjamin keselamatan, kesehatan kerja dan mencegah dampak
lingkungan yang merugikan dengan membuat sistem manajemen yang berprinsip dasar
bagi setiap pribadi dalam organisasi untuk mendapatkan safety pada diri sendiri, orang
lain, perusahaan dan lingkungan.
Berikut adalah konsep lima pilar TPM.

Tabel : TPM activity

Aktifitas pembinaan ketrampilan operator


Fondas
i

5R

Operator dibudaya kebiasaannya pada kegiatan


pemilahan, penataan, pembersihan, pemantapan dan
pembiasaan (5R : Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)

Pilar 1

Autonomous
maintenance

Operator dibina ketrampilan dalam pemahaman


peralatan untuk melakukan pengecheckan, inspeksi,
pelumasan, mengeliminasi kerusakan dan melakukan
pencatatan (CILER : Check, Inspect, Lubricate,
Eliminate, Record)

Pilar 2

Planned
maintenance
Planning

Pilar 3

Focused
improvemen
t

Mengefisiensikan dan mengefektifkan Preventive


maintenance, predictive maintenance, time base
maintenance, equipment life cycle, check sheet dan
meningkatkan MTBF, MTTR
Mengidentifikasi secara sistematis dan menghilangkan
16 point rugi-rugi, bekerja dengan melakukan mitigasi
why-why analysis, menganalisa dengan FMEA (
Failure mode effect analysis ), melakukan effisiensi
system, meningkatkan produkstifitas dengan OEE

Pilar 4

Safety,
health and
environment

Pilar 5

Quality
management

Pilar 6

Training
dan
education

Pilar 7

Supporting
(Office
TPM)

Memastikan lingkungan kerja aman ,Menyediakan


lingkungan kerja yang sesuai. Menghilangkan insiden
cedera dan kecelakaan. Menyediakan prosedur operasi
standar keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja
Mencapai nol kerusakan dengan melakukan tracking
and addressing permasalahan peralatan menggunakan
root cause analisis dengan memperhatikan kondisi 4M
(mesin, manusia, material dan metode)
Melakukan updating teknologi, control kualitas,
ketrampilan individu karyawan, Multi-Skilling
karyawan. Menyelaraskan karyawan untuk tujuan
organisasi. Evaluasi dan mengupdate keterampilan
karyawan secara periodik.
Meningkatkan sinergi antara berbagai fungsi bisnis,
menghilangkan kerumitan prosedur, fokus pada
mengatasi mengurangi biaya dan pemantapan
penerapan 5R di office dan working area

Pilar 8

Developmen
t
management

Melakukan inisiatif perbaikan berkelanjutan dengan


minimalisasikan masalah dengan melakukan
perubahan peralatan baru dan melakukan
pembelajaran berkelanjutan dari system lama ke
sistem yang baru

IX. Penjadwalan
Bagaimana cara menjadwalkan produksi apakah menggunakan ukuran prioritas
seperti FIFO atau SPT atau ada aturan yang lain?
Produksi semen yang dihasilkan pabrik setiap hari dilaporkan hasil produksinya dan
dilaporkan juga kebutuhan bahan yang digunakannya, data pemakaian bahan harian
digunakan sebagai acuan untuk membeli bahan dan diinventorikan ( distock ) dan
disesuaikan dengan waktu pembelian bahan, sehingga bahan tidak akan terjadi kekurangan
, pembelian bahan disesuiakan dengan waktu delivery time para pemasoknya.
X. Manajemen Persediaan
a. Bagaimana memilih bahan baku?
Untuk memilih bahan baku semen , PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk,
mempersyaratkan nilai standar kimia dan fisika pada bahan yang akan dibeli, dan
menetapkan juga kualitas semen yang akan diproduksi
b. Apakah selalu ada persediaan?
Pengadaan dan persediaan bahan baku mutlak menjadi perhatian utama dalam
memproduksi semen dan bahan baku yang sudah dikirim disimpan di storage yang sudah
disediakan di lingkungan pabrik PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk Pabrik Tuban.
Bahan yang disimpan adalah gypsum, tanah liat, pasir besi, pasir silika, dan batu kapur.
Juga termasuk batu bara yang berguna sebagai bahan bakar dan terak sebagai hasil
penggilingan pertama bahan baku.
Untuk batu kapur dan tanah liat, PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk memiliki tambang
batu kapur dan tanah liat sendiri. Tempat pertambangan batu kapur tersebut berada di:
Desa Pompongan
Luas area : 797 Ha
Deposit

: 306.000.000 Ton

Level

: 40-117 ASML

Sedangakan tempat pertambangan tanah liat berada di:


Desa Tlogowaru
Luas area : 318 Ha
Deposit

: 20.355.000 Ton

Level

: 6-12 ASML

Desa Mliwang
Luas area : 207 Ha
Deposit

: 46.141.000 Ton

Level

: 20-35 ASML

c. Bagaimana jika ada permintaan, persediaan di gudang tidak ada?


Persediaan di gudang adalah wajib ada , karena bila persediaan tidak ada maka akan
terjadi stop produksi dan selanjutnya akan terjadi kelangkaan semen yang berakibat supply
dan demand terganggu dan terjadi harga jual semen menjadi naik karenan kelangkaan
barang.
PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk Pabrik Tuban menjaga produktifitas berjalan terus
menerus dan menjaga supply semen tepat waktu sampai ke konsumen, pabrik langsung
mengirim semen kemasan ke distributor resmi dan dilanjutkan ke langganan tetap beru
konsumen membeli pada toko2 yang menjadi pelanggan tetap dari distributor sedang
produk curah pabrik lewat distributor akan mengirim langsung pada fabrikan yang
memerlukan semen curah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai