Analisa K3
Analisa K3
TESIS
Oleh
SAHRIAL ANGKAT
067010019/AKK
K O L A
PA
A S A R JA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
TESIS
Oleh
SAHRIAL ANGKAT
067010019/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi
Konsentrasi
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Direktur
Anggota
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
PERNYATAAN
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
(Sahrial Angkat)
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
ABSTRAK
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
ABSTRACT
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas keyakinan, kesehatan
dan kesempatan yang telah diberikan-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan, dalam
rangka menempuh salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister Kesehatan pada
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Selesainya penulisan tesis ini tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
2.
Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa. B. MSc, sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana
USU Medan dan Bapak Wakil Direktur SPs USU yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3.
Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi MKM. Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana USU Medan.
4.
Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE dan Ibu dr. Halinda, MKKK
yang bersedia menjadi ketua dan anggota komisi pembimbing serta telah
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
memberikan masukan dan arahan sangat banyak dan bermanfaat bagi penulis
sehingga penelitian tesis ini dapat diselesaikan
5.
Buat orang tuaku, Ahmad Angkat dan Bertina br Sitanggang yang memberikan
dorongan dan bantuan baik dalam bentuk moral dan material selama penulis
mengikuti pendidikan.
6.
7.
Pegawai
Administrasi
Sekolah
Pascasarjana
USU
Medan
yang
telah
Medan,
Desember 2008
Sahrial Angkat
Penulis
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
RIWAYAT HIDUP
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
DAFTAR ISI
ABSTRAK .....................................................................................................
ABSTRACT .....................................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
RIWAYAT HIDUP..........................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
BAB
BAB
BAB
i
ii
iii
v
vi
viii
ix
x
PENDAHULUAN .....................................................................
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1
6
7
8
8
10
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.
2.9.
2.10.
2.11.
10
17
19
22
26
31
33
33
34
35
36
39
39
39
40
40
40
41
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
41
43
HASIL PENELITIAN.................................................................
45
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
4.8.
45
47
51
52
53
54
56
PEMBAHASAN ........................................................................
61
5.1.
5.2.
5.3.
5.4.
5.5.
5.6.
5.7.
5.8.
5.9.
5.10.
5.11.
5.12
Responden ......................................................................
Rekruitmen......................................................................
Pelatihan .........................................................................
Status Pekerja .................................................................
Jam Kerja .......................................................................
Pengawasan .....................................................................
Prosedur Kerja ................................................................
Pencegahan Kecelakaan ..................................................
Penggunaan Alat Pelindung Diri ....................................
Rambu-rambu Keselamatan Kerja .................................
Peralatan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan ..........
Pengaruh Kecelakaan Kerja dengan Pelatihan, Status
Pekerja, Rekruitmen, dan Penggunaan Alat Pelindung
Diri ..................................................................................
61
64
66
67
69
70
71
72
73
77
79
84
6.1
6.2
Kesimpulan .....................................................................
Saran ................................................................................
84
85
86
BAB
BAB
BAB
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
58
80
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
3.1.
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
Rekruitmen Pekerja-------------------------------------------------------- 52
4.8.
4.9.
4.10.
4.11.
4.12.
4.13
4.14.
4.15
4.16.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
1.1.
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
Rekruitmen Pekerja-------------------------------------------------------- 52
4.7.
4.8.
4.9.
4.10.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
Kuesioner ------------------------------------------------------------------- 92
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perkembangan industrialisasi yang sedang dilakukan khususnya peralihan
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Konstruksi
untuk
Instansi
Pemerintah
Tahun
Anggaran
2006
dan
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Timur. Diduga kecelakaan tersebut akibat kelalaian keduanya saat bekerja, sebab
kedua pekerja ini tidak dilengkapi alat penunjang kerja yang memadai ketika
melakukan pemasangan canopy di lantai dua yang dilintasi oleh kabel listrik
berkekuatan tinggi.
Selanjutnya, dua korban tewas akibat ledakan tabung gas milik PT. AK
di Jalan. Pertahanan Pasar V, Desa Patumbak II, Kecamatan Patumbak, Kab. Deli
Serdang. Serta kasus tewasnya dua anggota Badan SAR Nasional diduga akibat
terhirup asap genset (Admin, 2007). Kecelakaan kerja yang diakibatkan kerja sangat
menurut dilaksanakannya upaya kecelakaan kerja yang diakibatkan kerja sangat
menuntut manejer hingga pada buruh bangunan harian, baik pekerja bangunan
dengan status pekerja tetap, pekerja borongan, maupun pekerja lepas harian.
Masih tingginya angka kecelakaan kerja pada pekerja bangunan di tempat
kegiatan konstruksi serta adanya tuntutan global dalam perlindungan tenaga kerja,
diperlukan upaya-upaya ke depan untuk mewujudkan tercapainya Zero accident
di tempat kegiatan konstruksi. Pengguna jasa yang dalam hal ini adalah para kepala
satker/pemimpin pelaksana/pemilik bangunan selaku penanggung jawab langsung
pelaksanaan konstruksi di lapangan, menempati posisi kunci dalam penerapan sistem
manajemen kesehatan dan kecelakaan kerja (K3) pada kegiatan konstruksi. Maka
untuk dapat melihat faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja pada pekerja
bangunan dibutuhkan suatu penelitian yang komprehensif (Badan Pembinaan
Konstruksi dan Sumber Daya Manusia, 2007).
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
seperti Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 08/SE/M/2006 perihal Pengadaan
Jasa
Konstruksi
untuk
Instansi
Pemerintah
Tahun
Anggaran
2006
dan
maka
dibutuhkan
suatu
penelitian
komprehensif
dengan
judul
1.2.
Permasalahan
Berdasarkan besar jumlah pekerja bangunan yang mengalami kecelakaan
kerja pada saat melaksanakan pekerjaannya, serta latar belakang penelitian di atas,
maka permasalahan penelitian ini adalah:
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
1.3.
Tujuan Penelitian
1.4.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian adalah manfaat untuk:
1. Ilmu pengetahuan, sebagai bahan masukan untuk pengembangan wahana
ilmu pengetahuan tentang upaya pencegahan kecelakaan kerja pada pekerja
bangunan di Kota Medan.
2. Masyarakat, sebagai informasi tentang upaya pencegahan kecelakaan kerja
pada pekerja bangunan di Kota Medan.
3. Pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam rangka kebijakan tentang
upaya pencegahan kecelakaan kerja pada pekerja bangunan di Kota Medan.
1.5.
bahan
baku
juga
sangat
dipengaruhi
sumberdaya
manusia
yang
Pelatihan K3
Status Pekerja
Kecelakaan Kerja
(Ya/Tidak)
Rekruitment
Rekruitment
Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
tempat kerja, serta agar sumber produksi dapat dipergunakan secara aman dan efisien.
Peninjauan dari aspek teknis keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah ilmu
pengetahuan dan penerapan mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Penerapan K3 dijabarkan ke dalam sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang disebut SMK 3 (Soemaryanto, 2002).
Dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja dibutuhkan kebijakan
dari manajemen perusahaan, sehingga sekali kebijakan telah ditetapkan akan menjadi
pedoman pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja dalam lingkungan perusahaan
sampai diterbitkannya kebijakan lain yang menggantikan kebijakan terdahulu.
Menurut Muhammad (2005) kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
merupakan komponen dasar kebijakan manajemen yang akan memberi arah bagi
setiap pertimbangan yang menyangkut aspek operasional dari kualitas, volume dan
hubungan kerja.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.05/MEN/1996
disebutkan bahwa: kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu
pernyataan tertulis yang dibuat melalui proses konsultasi antara pengurus dan wakil
tenaga kerja yang memuat keseluruhan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad
melaksanakan K3, kerangka dan program kerja perusahaan yang bersifat umum dan
operasional. Kebijakan ini ditanda tangani oleh pengusaha dan atau pengurus.
Menurut Tunggal S. W (1996) tahapan keselamatan dan kesehatan kerja memiliki
beberapa tahapan antara lain:
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
2.2.
Penyebab Kecelakaan
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
obat-obatan terlarang, cacat tubuh yang tidak jelas kelihatan, kelelahan dan
kelesuan.
3. Kondisi tidak aman sangat berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan antara
lain: mesin tidak diberi pagar pengaman, pagar pengaman tidak berfungsi,
kerusakan alat, peralatan dan substansi/bahan baku yang digunakan, desain dan
konstruksi bangunan/tempat bekerja yang tidak benar, ventilasi yang tidak
memenuhi persyaratan, tidak ada sistem peringatan keselamatan di tempat kerja,
bahaya kebakaran dan ledakan, kemacetan alat/peralatan yang digunakan,
pemeliharaan kebersihan di bawah standar, kondisi lingkungan yang tidak
kondusif (panas, bising, cahaya tidak memadai), cara penyimpanan yang
berbahaya, tidak ada prosedur kerja, adanya pemakaian bahan-bahan yang mudah
terbakar, tata letak area kerja yang tidak baik.
4. Accident, yaitu peristiwa kecelakaan (tertimpa benda, jatuh terpeleset, rambut
tergulung mesin, dan lain-lain) yang menimpa pekerja dan umumnya disertai oleh
berbagai kerugian.
5. Injury, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan cedera (luka ringan, luka berat/
parah), cacat dan bahkan kematian (Allen and Friends, 1976).
2.3.
Perusahaan Konstruksi
Perusahaan konstruksi secara umum dikenal sebagai perusahaan yang
saringan-saringan,
tangki-tangki
bahan/bakar
air/gas
dan
sebagainya.
3. Perusahaan konstruksi pengadaan barang
Konstruksi pengadaan barang yaitu konstruksi baik sebagian maupun seluruhnya
yang berhubungan dengan pengadaan (a) peralatan kerja (b) peralatan listrik
(c) peralatan mesin (c) peralatan laboratorium, (e) bahan bangunan.
4. Perusahaan konstruksi jasa
Konstruksi jasa yaitu konstruksi baik sebagian atau seluruhnya yang berhubungan
dengan bantuan-bantuan, nasehat-nasehat, rancangan-rancangan pemasangan
peralatan-peralatan dan sebagainya.
Bush (1983) membagi atau mengelompokkan industri menjadi 3 (tiga)
golongan besar, yaitu:
1. Konstruksi perteknikan yang dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu (a) konstruksi
jalan raya, misalnya penggalian, pengerasan jalan, jembatan dan sebagainya;
(b) konstruksi berat misalnya pembuatan bendungan, saluran air dan sebagainya.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
2. Konstruksi industri, misalnya: pembuatan kilang minyak, peleburan biji besar dan
sebagainya.
3. Konstruksi bangunan, misalnya bangunan pabrik, tempat tinggal, gedung dan
sebagainya.
2.4.
Pekerja Bangunan
Beberapa peristilahan mengenai tenaga kerja dipengaruhi oleh posisi dan
tempat tenaga kerja tersebut bekerja. Misalnya ada yang menyebut buruh, karyawan
atau pegawai. Namun sesungguhnya dapat dipahami bahwa maksud dari semua
peristilahan tersebut adalah sama, yaitu: orang yang bekerja pada orang lain dan
mendapat upah sebagai imbalannya. Maka berdasarkan rumusan tersebut, maka
yang dimaksud dengan tenaga kerja (pekerja/karyawan/buruh/buruh atau pegawai itu
mencakup pegawai swasta maupun pegawai negeri (Sipil dan Militer) (Prinst, 1994).
Maimun (2004) berpendapat pekerja/buruh dewasa (biasa disebut pekerja/
buruh) adalah tiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam
bentuk lain. Di mana dalam definisi tersebut dua unsur yaitu unsur orang yang
bekerja dan unsur menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Selanjutnya Maimun (2004) menyebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa
baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Pengertian tenaga kerja
mencakup pekerja/buruh, pegawai negeri, tentara, orang yang sedang mencari
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
hubungan kerja dan di bawah perintah orang lain dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain. Tenaga kerja yang bekerja di bawah perintah orang lain
dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain tetapi tidak di dalam
hubungan kerja seperti tukang semir sepatu, bukan merupakan pekerja (Maimun,
2004).
Dalam Undang-Undang No. 33/1947 tentang Kecelakaan Kerja dan UndangUndang No. 2/1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja memperluas pengertian
pekerja/buruh, sehingga meliputi:
1). Magang, murid dan sebagainya yang bekerja pada perusahaan yang diwajibkan
memberikan tunjangan dalam hal mereka menerima upah.
2). Mereka yang memborong pekerjaan yang dikerjakan di perusahaan yang
diwajibkan memberikan tunjangan kecuali jika mereka yang memborong
pekerjaan itu sendiri yang menjalankan perusahaan yang diwajibkan memberi
tunjangan.
3). Mereka yang bekerja pada seorang yang memborongkan pekerjaan yang biasanya
dikerjakan di perusahaan yang diwajibkan memberikan tunjangan. Mereka itu
dianggap bekerja di perusahaan majikannya yang memborongkan itu sendiri
(menjalankan suatu perusahaan yang diwajibkan memberikan tunjangan dalam
mana pekerjaan yang diborongkan itu dikerjakan).
4). Orang hukuman yang bekerja di perusahaan yang diwajibkan memberi tunjangan,
tetapi mereka tidak berhak mendapat ganti kerugian karena kecelakaan selama
mereka menjalani hukuman.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
2).
3).
4).
Lamanya jam kerja, akan berpengaruh dengan tingkat keletihan dari pekerja
tersebut.
5).
6).
7).
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
8).
9).
2.5.
berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti aspek ekonomi, aspek sosial, aspek
budaya, aspek teknis dan aspek administrasif.
Namun dalam kenyataannya beberapa aspek tersebut, sering sekali diabaikan
sehingga setelah kegiatan dilakukan secara langsung membawa dampak negatif
terhadap kegiatan tersebut, aspek tersebut antara lain aspek sosial, aspek budaya
(Soemarwoto, 1997).
Salim (1995) mengatakan bahwa dalam kegiatan pembangunan
meningkatkan gerak mobilitas sehingga dapat mempermudah kelompok masyarakat
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
berhubungan satu dengan yang lain, bahkan kadang-kadang bisa berbenturan dengan
kelompok lainnya, sehingga dapat mengakibatkan nilai-nilai sosial satu dengan yang
lainnya menjadi berbeda. Dalam keadaan ini timbullah ketidakseimbangan
(disequilibrium) dalam sistem nilai sosial.
Menurut Peraturan Pemerintah Indonesia No. 51 Tahun 1993 jo Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. Kep.14/MENHEL/3/1994, yang
perlu mendapat perhatian dalam analisis dampak sosial ekonomi adalah:
1. Karakteristik demografis (struktur, dinamikan, mobilitas, kepadatan, dan lainlain),
2. Kesempatan kerja dan berusaha,
3. Pola pemikiran dan penguasaan sumber daya alam,
4. Tinkat pendapatan penduduk,
5. Sarana dan prasarana perekonomian (lembaga perbankan, pasar pusat
perbelanjaan, pelabuhan/terminal, jalan dan lain-lain),
6. Pola pemanfaatan sumber daya.
Pembangunan dengan tujuan pengembangan ekonomi serta menciptakan
perubahan kearah yang lebih baik untuk mengejar ketertinggalan suatu daerah
dibandingkan dengan daerah lainnya. Pengaruh sosial ekonomi yang cenderung
mengarah negatif akan memberikan pengaruh lain bagi keberlangsungan kegiatan
pembangunan tersebut, itulah sebabnya dalam mengendalikan dampak suatu kegiatan
harus dengan melibatkan masyarakat di sekitar proyek tersebut, karena secara
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
suatu pembangunan secara simultan akan diperkuat oleh perubahan yang terjadi pada
aspek-aspek fisik dan biologis (Pelly, 1991).
Selanjutnya kerangka pemikiran utama terhadap dampak sosial harus
dilaksanakan dengan membandingkan antara keadaan masa kini dan masa mendatang
dengan memperhitungkan:
a. Jika pembangunan dilakukan,
b. Jika kegiatan tidak dilakukan.
c. Bagaimana masa depan lebih baik dengan pelaksanaan kegiatan pembangunan
(Pelly, 1991).
Menurut Mun dalam Fandeli (1992) cara pendugaan dampak komponen sosial
ekonomi dapat diklasifikasikan atas dasar dua kelompok, yaitu kelompok ekstrapolasi
dan kelompok normative. Kedua kelompok tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kelompok ekstrapolasi yang dasarnya melakukan pendugaan yang didasarkan
pada kondisi masa yang lalu masa kini secara konsisten. Adanya dampak sosial
ekonomi dalam kurun waktu tertentu akan dapat dipergunakan untuk
memperkirakan kondisi yang akan datang secara linier atas dasar trend yang ada.
2. Kelompok Normative merupakan metode yang dilakanakan dengan cara
menentukan sasaran (kondisi sosial ekonomi) terlebih dahulu, kemudian untuk
mencapai sasaran ini dilakukan pendugaan terhadap perubahan kondisi sosial
ekonomi, pada saat ini dan waktu-waktu mendatang hingga kurun waktu yang
ditentukan.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
2.6.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
suatu aktivitas proyek pada aspek sosial ekonomi tetapi negatif pada aspek sosial
budaya atau keadaan sebaliknya.
Dalam penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan di Indonesia
mengisyaratkan secara nyata perlunya mempertimbangkan faktor adat-istiadat, tata
cara interaksi keanekaragaman tata nilai dan norma yang berkembang ditengahtengah masyarakat, maka dalam pembangunan kebudayaan masyarakat di sekitar
areal pembangunan harus menjadi acuan dalam pelaksanaan (Fandeli, 1992).
Berdasarkan Pedoman Penyusunan AMDAL di Indonesia menyebutkan
bahwa pengaruh pembangunan industri terhadap lingkungan sosial budaya adalah:
1. Keadaan struktur penduduk termasuk jumlah kepadatan penduduk termasuk
jumlah kepadatan, keanekaragaman penduduk, serta pola mobilitas penduduk.
2. Perikehidupan sehari-hari, adat-istiadat, tata cara interaksi keanekaragaman tata
nilai dan norma.
3. Sikap, nilai dan persepsi terhadap lingkungannya dan kehidupan lingkungannya.
4. Distribusi kekuasaan, sistem stratifikasi sosial, diversikan dalam masyarakat.
5. Integrasi dari berbagai kelompok masyarakat.
6. Sejarah budaya yang patut dipelihara.
7. Keadaan dan sistem kekuasaan (Soeratno, 1991).
Integrasi dari berbagai kelompok masyarakat harus menjadi pertimbangan
lainnya untuk mewujudkan suatu pembangunan bagi masyarakat luas. Oleh sebab itu
dalam bidang analisis mengenai dampak lingkungan selalu dimintakan pendapat dan
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
2.7.
Rekruitmen
Rekruitmen pekerja merupakan pintu gerbang dalam peningkatan
keberhasilan suatu perusahaan, perusahaan akan mendapatkan para staf dan pekerja
yang handal dan mampu berproduksi optimal, jika rekruitmen pekerja tersebut sesuai
dengan yang dibutuhkan, penempatan pekerja tersebut disesuaikan dengan keahlian
masing-masing.
Mangkunegara (2000) mengatakan bahwa rekruitmen adalah suatu sistem
penjaringan/pemilihan tenaga kerja dengan tujuan untuk mendapatkan tenaga kerja
yang sesuai dengan yang diinginkan, dengan mempertimbangkan harapan perusahaan
terhadap pekerja yang akan direkrut. Selanjutnya Simamora (1995) mengatakan
bahwa rekruitmen adalah tingkat persyaratan minimum yang dapat dipenuhi oleh
pekerja terhadap keinginan perusahaan untuk dapat diterima sebagai bagian dari
perusahaan yang merekrutnya.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
2.8.
Status Pekerja
Status pekerja secara umum didefinisikan adalah sebagai kedudukan dan
posisi seseorang dalam suatu sistem organisasi perusahaan. Status seseorang menjadi
unsur penting dalam penentuan keterlibatannya dalam menumbuh kembangkan
organisasi yang dimasukinya.
Status pekerja selalu mempengaruhi seseorang dalam mencarikan solusi
dalam suatu kegiatan perusahaan, serta mampu membangkitkan perasaan nyaman
bagi pekerja yang telah mengetahui statusnya, serta mengakibatkan ketidak
nyamanan bagi pekerja lainnya.
Mangkunegara (2000) mengatakan bahwa status pekerja dalam bekerja sangat
terkait erat kemampuannya dalam meningkatkan kinerja pekerjaannya, serta dapat
memberikan perasaan nyaman bagi pekerja tersebut.
2.9.
Pelatihan
Program pelatihan bagi tenaga kerja diusahakan agar tenaga kerja mendengar,
memahami dan menghayati pekerjaannya dalam usaha untuk menaikkan kinerja serta
meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam usaha menanamkan
kesadaran dan pemahaman cara kerja yang aman, sehat dan selamat. Pelatihan ini
dapat dilakukan berupa kursus, ceramah, diskusi, pemutaran slide, bulletin atau
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
majalah dan dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar perusahaan, bekerjasama
dengan lembaga dan instansi terkait lainnya.
Pelatihan yang diterima pekerja harus dapat diimplementasikan dalam sistem
kerja, sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat menghasilkan produk yang lebih baik
dari sebelumnya, serta mampu lebih meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja
para pekerja.
2.10.
Menurut Sumamur (1992) alat pelindung diri merupakan cara terakhir yang
harus dilakukan untuk mencegah kecelakaan apabila program pengendalian lain tidak
mungkin dilaksanakan, artinya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja
hendaknya dianalisis sedemikian rupa sehingga sistem kerja tidak mendatangkan
akibat negatif terhadap para pekerja. Namun jika pencegahan lainnya tidak dapat
diefektifkan maka alat pelindung dirilah yang akan dilakukan.
Alat pelindung diri yang sering digunakan antara lain:
1. Helmet, melindungi kepala terhadap kemungkinan tertimpa benda jatuh atau
menghindari cedera kepala akibat benturan benda berat,
2. Earplug/earmuff, sebagai alat pelindung telinga karena bekerja di daerah
kebisingan akibat penggerindaan dan pemukulan,
3. Sarung tangan, melindungi jari dan tangan pekerja dari goresan, benturan dan
pengaruh sinar las. Sarung tangan terbuat dari kain yang nyaman serta
memungkinkan jari dan tangan bergerak bebas. Untuk melindungi dari pengaruh
sinar las maka sarung tangan terbuat dari kulit,
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
4. Masker, untuk melindungi wajah dari pengaruh sinar pada waktu bekerja,
5. Apron, baju panjang dari bahan karet timbal dengan daya serap radiasi.
Menurut Samamur (1986) syarat-syarat alat
dipergunakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
pelindung
diri
yang
1. Enak dipakai pada kondisi pekerja yang sesuai dengan disain alat,
2. Tidak mengganggu kerja, dalam arti alat pelindung diri ini harus sesuai dengan
tubuh pemakainya dan tidak menyulitkan gerak pengguna,
3. Memberikan perlindungan efektif terhadap bahaya yang khusus sebagaimana alat
pelindung tersebut didesain,
4. Harus tahan lama,
5. Mudah dibersihkan dan dirawat pekerja,
6. Harus ada disain, konstruksi, pengujian dan penggunaan APD yang sesuai
standar.
2.11.
Pengawasan
Yang dimaksud dengan pengawasan pada hakekatnya adalah suatu pembinaan
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Rancangan penelitian ini merupakan jenis penelitian survey dengan metode
3.2.
3.2.1. Tempat
Tempat penelitian dilaksanakan pada perusahaan X di Kota Medan ibukota
Provinsi Sumatera Utara. Adapun alasan memilih tempat penelitian adalah:
a. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara dan merupakan kota
terbesar ketiga di Indonesia.
b. Tingginya tingkat pertumbuhan infrastruktur kota, terutama bangunan bertingkat
banyak.
3.2.2. Waktu
Penelitian ini akan membutuhkan waktu selama 6 bulan dimulai Januari 2008
hingga bulan Juni 2008. Penelitian dimulai dengan persiapan penelitian survey awal
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
3.3.
3.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah: pekerja bangunan yang bekerja di perusahaan
X sebanyak 100 orang.
3.3.2. Sampel
Penentuan sampel dilakukan dengan totaling sample, yaitu seluruh populasi
menjadi sampel. Sehingga sampel penelitian adalah sebanyak 100 responden.
3.4.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah:
a. Pelatihan K3,
b. Status Pekerja,
c. Rekruitmen,
d. Alat Pelindung Diri.
3.5.
Aspek Pengukuran
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Untuk variabel Pelatihan K3, Status Pekerja, Rekuitment, Alat Pelindung Diri
diberikan pertanyaan. Dengan kategori jawaban ada atau tidak atau ya atau tidak,
masing-masing pertanyaan diberi skor. Untuk jawaban ada/ya/berpengalaman
diberikan nilai 2 dan untuk jawaban tidak diberi skor 1.
3.6.
Definisi Operasional
Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, maka diambil definisi operasional
3.7.
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam empat tahap, yaitu:
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
a. Tahap awal
Pelaksanaan penelitian diawali dengan pengamatan dan survey awal terhadap
beberapa lokasi tempat pekerja bangunan bekerja, sehingga diperoleh masukan
data-data awal tentang keberadaan dan upaya-upaya yang dilakukan untuk
pencegahan terjadinya kecelakaan kerja di lokasi pembangunan konstruksi,
pengumpulan bahan-bahan literatur serta penelitian-penelitian terdahulu,
selanjutnya mengadakan persiapan penelitian dan seminar untuk mendapatkan
informasi serta penilaian kelayakan penelitian.
b. Tahap Menjalin Komunikasi
Pada tahap ini kegiatan yang akan dilaksanakan adalah:
1. Melaksanakan pendekatan intensif dengan pada pekerja bangunan secara
langsung di lapangan.
2. Mendata seluruh peralatan yang digunakan para pekerja bangunan dalam
melakukan kegiatan konstruksi di lokasi dan di sekitar proyek konstruksi.
3. Mengikuti jalur lintasan bahan baku sampai ke lokasi proyek konstruksi.
c. Tahap Penelitian Secara Umum
Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilaksanakan adalah:
3. Memberikan penerapan tentang kegunaan dan tata cara menjawab kuesioner
yang akan diberikan.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
3.8.
Analisa Data
Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan Chi Square dengan persamaan
(Nazir, 1998).
X2 =
k ( Oi Ei)2
------------i=1
Ei
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Di mana:
Oi
Ei
nilai harapan
i=1
n (ad bc)2
X2 = -------------------------------(a + b)(c + d)(a + c)(b + d)
Di mana untuk harga-harga a, b, c, d ditentukan berdasarkan tabel berikut:
Tabel 3.1. Penentuan Harga a, b, c, d
Ya
Tidak
Jumlah
Ya
(a+b)
Tidak
( c + d)
Jumlah
(a+c)
(b+d)
(a + b + c + d)
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1.
Kecamatan
Persen (%)
Medan Tuntungan
20,68
7,80
Medan Johor
14,58
5,50
Medan Amplas
11,19
4,22
Medan Denai
9,05
3,41
Medan Area
5,52
2,08
Medan Kota
5,84
2,20
Medan Maimun
2,98
1,12
Medan Polonia
9,01
3,40
Medan Baru
5,84
2,20
10
Medan Selayang
12,81
4,83
11
Medan Sunggal
15,44
5,82
12
Medan Helvetia
13,16
4,96
13
Medan Petisah
5,33
2,01
14
Medan Barat
6,82
2,57
15
Medan Timur
7,76
2,93
16
Medan Perjuangan
4,09
1,54
17
Medan Tembung
7,99
3,01
18
Medan Deli
20,84
7,86
19
Medan Labuhan
36,67
13,83
20
Medan Marelan
23,82
8,99
21
Medan Belawan
26,25
9,90
Jumlah
265,10
100,0
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
4.2.
yang bekerja sebagai pekerja bangunan. Beberapa karakteristik dari responden, yaitu:
4.2.1. Umur
Komposisi responden berdasarkan umur, secara umum berkisar antara < 35
tahun hingga > 50 tahun, seperti tertera pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Komposisi Responden Berdasarkan Umur
No
Umur
(Tahun)
Jumlah
(Responden)
Persen
(%)
< 35
12
12,00
36 40
23
23,00
41-45
45
45.00
46-50
10
10.00
> 50
10
10.00
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Jumlah
100
100.00
Orang
50
45
40
30
20
23
12
10
10
10
0
Tahun
< 35
36 40
41-45
46-50
> 50
Tingkat
Pendidikan
Jumlah
(Responden)
Persen
(%)
SD
11
11,00
SLTP
42
42,00
SLTA
11
11,00
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Diploma
35
3500
Strata 1
1,00
100
100,0
Jumlah
Orang
50
42
40
35
30
20
11
11
10
0
SD
SLTP
SLTA
Diploma Strata 1
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Lama Bekerja
Jumlah
(Responden)
Persen
(%)
2 tahun
12
12,00
3 tahun
5,00
4 tahun
38
38,00
5 tahun
31
31,00
> 5 tahun
14
14,00
100
100,0
Jumlah
Orang
40
35
30
25
20
15
10
5
0
38
31
14
12
5
2 tahun
3 tahun
4 tahun
5 tahun
> 5
tahun
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Lama Bermukim
Jumlah
(Responden)
Persen
(%)
7,00
10
10,00
38
38,00
31
31,00
>5
14
14,00
100
100,0
Jumlah
Orang
40
35
30
25
20
15
10
5
0
38
31
14
7
10
>5
Tahun
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
4.3.
Pelatihan
Berdasarkan hasil kuesioner dengan para pekerja diperoleh hasil seperti tertera
Pelatihan
Jumlah
(Responden)
Persen
(%)
Pernah
38
38,00
Tidak Pernah
62
62,00
Jumlah
100
100,00
38
Pernah
Tidak Pernah
62
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
4.4.
Rekruitmen
Berdasarkan hasil kuesioner diketahui bahwa pekerja yang direkrut
Pekerja
Jumlah
(Responden)
Persen
(%)
Berpengalaman
64
64,00
Tidak Berpengalaman
36
36,00
Jumlah
100
100,0
36
Berpengalaman
64
Tidak
Bepengalaman
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
4.5.
Status Pekerja
Berdasarkan hasil kuesioner diketahui bahwa status pekerja bangunan seperti
Status Pekerja
Jumlah
(Responden)
Persen
(%)
Pekerja tetap
72
72.00
28
28.00
100
100,00
Jumlah
28
Pekerja tetap
Pekerja tidak
tetap
72
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
4.6.
Jumlah
(Responden)
Persen
(%)
Sangat lengkap
67
67,00
Lengkap
33
33,00
100
100,00
Jumlah
33
Sangat lengkap
Lengkap
67
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Jumlah
(Responden)
Persen
(%)
18
54.55
Memberatkan
18.18
Pengeluaran tambahan
12.12
Status pekerja
9.09
Lokasi kerja
6.06
33
100,00
Jumlah
Tidak leluasa
bekerja
Memberatkan
4
18
Pengeluaran
tambahan
Status pekerja
6
Lokasi kerja
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
4.7.
Kecelakaan Kerja
Pekerja yang pernah mengalami kecelakaan kerja sejak bekerja di dalam
proyek pembangunan bangunan yang menjadi obyek penelitian seperti tertera pada
tabel berikut:
Tabel 4.11. Jumlah Pekerja yang Pernah Mengalami Kecelakaan
No
Pekerja
Jumlah
(Responden)
Persen
(%)
43
43,00
57
57,00
100
100,00
Jumlah
43
57
Pernah
Mengalami
Kecelakaan
Tidak Pernah
Mengalami
Kecelakaan
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Upaya
Perusahaan X
Sarung tangan
Sepatu bot
Penutup telinga
Pemagaran sementara
Lak ban
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Goni
Ember
Sumber air
Peralatan P3 K
Alkohol
Betadine/obat merah
Plester/perban
Tempat istirahat
Thermos istirahat
Pengawasan
Konsultan pengawas
Pengawas kontraktor
Supervisi
4.8.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
4.81.
tabel berikut:
Tabel 4.13. Pengaruh Pengarahan terhadap Kecelakaan Kerja
Kecelakaan
Tidak Kecelakaan
Jumlah
Pelatihan K3
32
38
Tidak Pelatihan
37
25
62
43
57
100
Jumlah
Berdasarkan data pada Tabel 4.13 yang dihitung dengan menggunakan chi
square 2 x 2 diperoleh hasil X2 hitung (Chi Square) sebesar 22,7 (perhitungan pada
Lampiran 1) Jika besar X2 hitung dibandingkan dengan harga X2 tabel (df= 1, =0,05)
sebesar 2,706, maka dapat disimpulkan bahwa harga X2 hitung > X2 tabel, maka
disimpulkan bahwa pengarahan berpengaruh terhadap terjadi/tidaknya kecelakaan
kerja.
Tidak Kecelakaan
Jumlah
Pekerja Tetap
22
50
72
21
28
43
57
100
Jumlah
Berdasarkan data pada Tabel 4.14 yang dihitung dengan menggunakan chi
square 2 x 2 diperoleh hasil X2 hitung (Chi Square) sebesar 17,0 (perhitungan pada
Lampiran 2). Jika besar X2 hitung dibandingkan dengan harga X2 tabel (df= 1, =0,05)
sebesar 2,706, maka dapat disimpulkan bahwa harga X2 hitung > X2 tabel, maka
disimpulkan bahwa status pekerja berpengaruh terhadap terjadi/tidaknya kecelakaan
kerja.
Tidak
Kecelakaan
Jumlah
Berpengalaman
15
49
64
Tidak Berpengalaman
28
36
43
57
100
Jumlah
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Berdasarkan data pada Tabel 4.15 yang dihitung dengan menggunakan chi
square 2 x 2 diperoleh hasil X2 hitung (Chi Square) sebesar 27,8 (perhitungan pada
lampiran 3). Jika besar X2 hitung dibandingkan dengan harga X2 tabel (df= 1, =0,05)
sebesar 2,706, dapat disimpulkan bahwa harga X2 hitung > X2 tabel, maka disimpulkan
bahwa rekruitmen berpengaruh terhadap terjadi/tidaknya kecelakaan kerja.
Tidak Kecelakaan
Jumlah
Memakai APD
22
45
67
21
12
33
Jumlah
43
57
100
Berdasarkan data pada Tabel 4.16 yang dihitung dengan chi square 2 x 2
diperoleh hasil X2 hitung (Chi Square) sebesar 14,1 (perhitungan pada Lampiran 4).
Jika besar X2 hitung dibandingkan dengan harga X2 tabel (df= 1, =0,05) sebesar 2,706,
dapat disimpulkan bahwa harga X2 hitung > X2 tabel, maka disimpulkan bahwa
pemakaian alat pelindung diri berpengaruh terhadap terjadi/tidaknya kecelakaan
kerja.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1.
Responden
5.1.1. Umur
Umur dominan responden pada penelitian ini adalah kisaran 41-45 tahun
sebanyak 45 responden (45,00%), hal ini menunjukkan bahwa responden terdiri dari
masyarakat yang telah memiliki pengalaman hidup yang cukup, serta cukup matang
dalam menentukan pilihan.
Pada penelitian ini juga dijumpai responden dengan usia > 50 tahun sebanyak
10 responden (10,00%), serta responden dengan umur < 35 tahun sebanyak 12
responden (12,00%). Responden demikian adalah responden pendatang setelah
berkembang dan banyaknya pembangunan gedung di Kota Medan. Secara umum
umur responden berpengaruh terhadap kepatuhan melaksanakan upaya pencegahan
kecelakaan kerja, seperti penggunaan alat pelindung diri. Pekerja dengan usia > 45
tahun lebih taat menggunakan alat pelindung diri. Menurut Hana (1996) yang dikutip
Ikhwan (2004) menyatakan bahwa lama kerja juga terkait dengan usia seseorang.
Pada usia tertentu relatif ia sudah bekerja dalam waktu tertentu pula, usia 30-40 tahun
adalah usia peningkatan karir.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
5.2.
Rekruitmen
Sistem rekruitmen dari pekerja yang melamar sebagai pekerja bangunan pada
umumnya adalah melalui informasi lisan dari satu pekerja ke pekerja lain, sehingga
kualitas dan pengalaan dari pekerja tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan,
namun kualitas dan kemampuan kerjanya akan dibuktikan pada saat ianya
melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Namun bagi pekerja yang bertugas sebagai mandor, pengawas dan site
manajer secara umum memiliki latar belakang pendidikan teknik, baik yang
diperolehnya dari bangku sekolah maupun dari kursus-kursus singkat yang diikuti.
Untuk pekerjaan untuk tugas yang demikian secara umum rekruitmen dilakukan
dengan melakukan test kemampuan lapangan seperti pengenalan peralatan teknik,
penentuan campuran, teknik pemasangan cetakan beton dan sebagainya.
Para pekerja yang direkrut yang secara menjadi tanggung jawab dari pekerja
yang membawahinya, sehingga rekruitmen pekerja lebih banyak didasarkan pada
siapa yang membawa dan menjamin kemampuan pekerja tersebut. Pekerja yang
dijamini oleh pekerja yang senior akan lebih mudah menduduki posisi pekerja
sebagai tukang atau bahkan kedudukan yang lebih tinggi seperti kepala tukang atau
mandor.
Pekerja yang direkrut secara rekomendasi dari pekerja bangunan lainnya
sering membawa ekses pada pekerja yang membawanya. Setiap kesalahan dari
pekerja yang direkomendasikan akan memberikan penilaian tersendiri bagi pekerja
yang membawanya, sanksi yang diterima hanya berupa saksi moral berupa di lain
waktu tidak akan diizinkan lagi membawa teman atau keluarganya untuk bekerja
di proyek yang dikelola kontraktor dan konsultan pengawas tersebut.
Hasil penelitian terhadap kuesioner responden bahwa sistem perekrutan
pekerja secara umum adalah dengan merekrut pekerja yang telah memiliki
pengalaman sebanyak 64 responden (64%). Hal ini disebabkan sistem perekrutan
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
5.3.
Pelatihan
Pelatihan bagi para pekerja bangunan secara umum adalah sangat minim, hal
ini disebabkan pelatihan hanya dilakukan untuk pekerja tetap dari perusahaan pemilik
atau kontraktor/konsultan pengawas, sedang untuk pekerja bangunan seperti kenek,
tukang, kepala tukang, dan mandor sama sekali tidak pernah dilakukan pelatihan.
Keahlian dari para pekerja bangunan diperolehnya berdasarkan pengalaman bekerja
pada proyek lain yang diikutinya.
Keahlian dari seorang pekerja diperolehnya dengan cara melakukan hubungan
yang baik dengan pekerja lainnya, seperti seorang kenek tukang yang ingin belajar
menjadi tukang, maka ianya akan berusaha mendekatkan diri pada tukangnya
sehingga pada saat-saat tukang tersebut istirahat dianya diizinkan mencoba
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
menerapkan ilmu tukang yang telah dilihatnya selama membantu tukang tersebut,
namun adakalanya seorang tukang juga mengizinkan keneknya memasang batu/
memplester pasangan batu pada daerah-daerah yang tidak akan menimbulkan
kerusakan bangunan atau pada daerah yang terlindung (tidak terlihat).
Sebanyak 38 responden (38%) mengatakan bahwa pekerja bangunan tidak
pernah mengikuti pelatihan, baik yang dilakukan oleh perusahaan kontraktor
tempatnya bekerja atau pelatihan teknik yang diikutinya di luar, berdasarkan hal
tersebut dapat dikatakan bahwa para pekerja bangunan memperoleh pengetahuan
tekniknya hanya dari pengalaman bekerja.
Selanjutnya sebanyak 62 responden (62%) mengatakan pernah mengikuti
pelatihan teknik, responden yang demikian adalah responden yang berasal dari
perusahaan kontraktor dan konsultan pengawas, serta pada awalnya juga berlatar
belakang pendidikan teknik sipil.
Pada penelitian ini juga diperoleh bahwa pada saat tertentu pihak konsultan
pengawas adakalanya memberikan penyuluhan tentang pekerjaan yang akan
dilakukan, penyuluhan ini bebas diikuti oleh seluruh pekerja bangunan, namun karena
waktu penyuluhan umumnya dilakukan di luar jam kerja (pada jam istirahat makan
siang), sehingga sedikit sekali pekerja bangunan yang mau mengikutinya.
5.4.
Status Pekerja
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Status pekerja bangunan secara umum adalah pekerja harian lepas, yang
bekerja pada sub-sub kontraktor, sehingga secara umum pekerja akan bertanggung
jawab pada sub-sub kontraktor yang menggajinya, namun di samping itu juga ada
pekerja yang bekerja pada kontraktor utama (kontraktor pemenang tender pekerjaan),
namun jumlahnya sangat terbatas.
Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan group-group pekerja berdasarkan
borongan untuk pekerjaan tertentu, seperti pekerjaan pasangan batu bata, plesteran
batu bata, pengurungan lantai, pemasangan tegel, pekerjaan elektrikal, keseluruhan
pekerjaan tersebut akan diawasi oleh konsultan pengawas, untuk memastikan kualitas
teknik dan ketetapan waktu pembangunannya.
Pekerja bangunan lainnya adalah pemasok material bangunan, juga
dilaksanakan oleh sub kontraktor lainnya, sehingga bahan-bahan yang dinilai sesuai
spesifikasi dapat diterima dan material yang tidak sesuai spesifikasi tidak akan
diterima (diganti sesuai spesifikasi). Pemasok material juga memiliki pekerja-pekerja
yang mengerti serta mengetahui tentang spesifikasi teknik bangunan, sehingga
material yang dipesan kontraktor utama atau sub kontraktor dapat dipenuhi.
Status bekerja dari pekerja bangunan secara umum terbagi dalam 2 (dua)
kategori yaitu pekerja tetap dan pekerja tidak tetap. Pekerja tetap adalah pekerja yang
digaji dan dikelola oleh kontraktor utama, sehingga pekerja ini secara umum
bertanggung jawab terhadap kontrakor utama, serta memberikan penjelasan pekerjaan
pada konsultan pengawas.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Pekerja tidak tetap adalah pekerja yang melakukan pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan kontraktor utama, sehingga pekerja tidak tetap ini dapat berupa pekerja
borongan, pekerja mingguan, pekerja dan pekerja lepas.
Berdasarkan data di atas diperoleh bahwa pekerja bangunan yang bekerja
membangun bangunan bertingkat di Kota Medan secara umum (sebanyak 72 %)
merupakan pekerja tetap, yang direkrut oleh kontraktor utama dan sub kontraktor
yang menanganinya.
Namun hasil kuesioner juga menunjukkan adanya pekerja tidak tetap
sebanyak 28 responden (28,00%) pekerja ini secara umum adalah pekerja yang belum
memiliki keahlian tentang teknik bangunan, pekerja lepas ini akan digunakan jika
sub-sub kontraktor memerlukan tenaga ekstra untuk mengejar ketertinggalan jadwal
penyelesaian pekerjaannya.
5.5.
Jam Kerja
Jam kerja pekerja bangunan secara umum dimulai jam 08.00-12,00 WIB, serta
jam 13.00-16.00 WIB yang jika diakumulasikan seluruhnya sebanyak 7 (tujuh) jam,
namun untuk pekerja borongan jumlah jam kerja disesuaikan dengan kesepakatan
antara pekerja borongan dengan sub kontraktor yang memborongkan pekerjaan
tersebut. Sehingga jam kerja umum yang 7 jam sehari menjadi tidak berlaku, maka
jam kerja yang dilalui pekerja adalah berdasarkan selesainya pekerjaan tersebut.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
5.6.
Pengawasan
Pengawasan secara umum dilakukan oleh interen kontraktor utama, sub
5.7.
Prosedur Kerja
Prosedur pekerjaan secara umum dibagi berdasarkan kelompok dan jenis
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
sub kontraktor tanpa mengurangi prosedur kerja yang telah ditentukan pemborong
utama.
Prosedur kerja baku yang diterapkan pemborong utama meliputi jam kerja
mulai jam 08.00 hingga jam 122.00 WIB, selanjutnya istirahat satu jam hingga jam
13.00 WIB, pada jam 13.00 WIB kembali bekerja hingga jam 16.00 WIB. Pekerja
sebelum bekerja diharuskan berganti pakaian di ruang ganti yang telah ditentukan
selanjutnya menggunakan alat pelindung diri dan melaporkan diri pada mandor
masing-masing.
Pada beberapa pekerja dilakukan brifing untuk menentukan alokasi dan target
pekerjaan yang harus diselesaikan sesuai dengan target pekerjaan, demikian halnya
saat mulai kerja setelah jam istirahat juga dilakukan pelaporan pada mandor masingmasing untuk memastikan jumlah pekerja yang bekerja pada hari tersebut.
Sedangkan pada pekerja borongan, secara umum melakukan pekerjaannya
tidak berdasarkan prosedur yang ditetapkan pemborong utama, melainkan
disesuaikan dengan target pekerjaan yang dibebankan pada sub kontraktor tersebut,
sehingga banyak diantara pemborong sub kontraktor tersebut mulai bekerja lebih pagi
dari pekerja lain serta berhenti bekerja lebih lama dibandingkan dengan pekerjapekerja lainnya, serta adakalanya pekerja itu dilakukan hingga jam 24.00 WIB.
Berdasarkan pengamatan pekerjaan yang dikerjakan hingga tengah malam pada
umumnya adalah pengecoran bagian-bagian tertentu yang mengharuskan pekerjaan
itu diselesaikan secepat mungkin.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
5.8.
Pencegahan Kecelakaan
Penyebab-penyebab terjadinya kecelakaan pada perusahaan konstruksi dapat
dibagi dalam faktor manusia dan upaya-upaya kecelakaan kerja telah dilaksanakan
oleh pemilih perusahaan melalui kontraktor utama dan konsultan pengawas, beberapa
upaya pencegahan tersebut dilakukan seperti pemakaian alat pelindung diri, ramburambu kecelakaan kerja, peralatan pencegahan dan pemadam kebakaran, peralatan
pertolongan pertama pada kecelakaan.
Upaya pencegahan terjadinya kecelakaan pada ketiga lokasi penelitian telah
dilengkapi antara lain alat pelindung diri, rambu-rambu kecelakaan kerja, peralatan
pemadam kebakaran, dan peralatan P3K. Pada lokasi penelitian alat pelindung diri
yang paling banyak digunakan adalah helm proyek, sedangkan kaca mata las hanya
digunakan pada area-area yang menggunakan las seperti pembuatan plafon,
pemasangan plat-plat baja, rangka canopy, maupun rangka atap. Penggunaan sarung
tangan dominan dikenakan oleh pekerja yang berhubungan dengan pembentukan besi
beton bertulang, para pekerja di bagian ini bekerja untuk membentuk/
membengkokkan besi rotan sesuai dengan kebutuhan besi untuk beton bertulang, area
lainnya adalah para pekerja yang bertugas pada bagian pengecoran batang, lantai
maupun bagian-bagian lain yang berhubungan langsung dengan campuran semen.
Peralatan untuk pemadam kebakaran secara umum terdiri dari ember dan sumber air
yang dilengkapi dengan selang.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
5.9.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
terjadi di tempat kerja agar pekerja selalu menggunakan alat pelindung diri saat
bekerja, alat pelindung diri haruslah ergonomik, serta nyaman dipakai. Masalah
pemakaian alat pelindung diri yang umum dijumpai pada pekerja bangunan antara
lain:
1. Pekerja tidak mau memakai pelindung diri karena:
a. Tidak mengetahui (kurang kesadaran),
b. Panas,
c. Sesak,
d. Tidak enak dipakai,
e. Tidak enak dipandang,
f. Berat,
g. Mengganggu pekerjaan,
h. Tidak sesuai dengan bahaya yang ada,
i. Tidak ada sanksi,
j. Atasan juga tidak memakai.
2. Tidak disediakan oleh perusahaan:
a. Ketidak mengertian,
b. Pura-pura tidak mengerti,
c. Alasan bahaya,
d. Dianggap sia-sia (karena pekerja tidak mau memakai).
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
5.10.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
5.11.
5.12.
Status
Pekerja,
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Pekerja yang telah pernah dilatih K3 lebih mengetahui tata cara bekerja yang
lebih sehat serta tidak membahayakan, sehingga dalam penelitian ini kecenderungan
kecelakaan terjadi pada pekerja yang tidak pernah mengikuti pelatihan K3. Keadaan
ini selaras dengan pendapat Hariandja (1993) yang mengemukakan bahwa perlunya
peningkatan kemampuan kerja sebagai persyaratan dalam peningkatan produktivitas,
maka perusahaan terus melakukan usaha-usaha peningkatan kemampuan,
pengetahuan dan keterampilan karyawan melalui training atau diklat kerja sehingga
memberikan hasil besar pada perilaku karyawan dalam bekerja.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:
1. Upaya-upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja pada Pekerja Bangunan
di perusahaan X telah banyak dilakukan oleh pengusaha, kontraktor, serta
pekerja, seperti rambu-rambu kecelakaan kerja, perlengkapan pemadam
kebakaran, pemakaian alat pelindung diri, peralatan pertolongan pertama
pada kecelakaan.
2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pelatihan, penyuluhan yang
dilaksanakan perusahaan berpengaruh terhadap kecilnya angka kecelakaan
kerja, dari 38 pekerja yang mengikuti pelatihan hanya 6 (15,79%) yang pernah
mengalami kecelakaan, dan dari 62 pekerja yang tidak mengikuti pelatihan,
yang pernah kecelakaan 37 responden (59,68%).
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
6.2.
Saran
Sesuai dengan hasil penelitian di atas maka disarankan:
5. Hendaknya pihak perusahaan bekerjasama dengan pihak lain yang bergerak
dalam bidang pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja untuk melakukan
pelatihan pada seluruh pekerjanya.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2007. Poltabes Usut Tewasnya Buruh Bangunan Hotel JW Marriott dalam
http;//www.medaiklan.com/mod.php/mod=publisher&op=vieawarticl
e&cid=7&atid=69, Diakses 29 Mei 2008.
Anwar S. 1991. Sendi-sendi Hubungan Pekerja dengan Pengusaha, Rujukan
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah serta Keputusan Menteri Tenaga
Kerja RI. Penerbit Kelompok Studi Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum
USU. Medan.
Dipohusodo, I. 1969. Manajemen Proyek dan Konstruksi. Penerbit Kanisius. Jakarta.
Harian Analisa. Senin 4 Pebruari 2008. 4 Pekerja Pembangunan Tower Pro XL
di Kampar Tewas Kesetrum. Medan.
Harian Sinar Indonesia Baru. Marsianus Saragih Pekerja Bangunan Perkantoran
Pemkab Simalunun di Raya Tewas Terjatuh, http/hariansib.com
/2008/01/26/marsianus-saragih-pekerja-bangunan-pekantoran-pemkabsimalungun-di raya-tewas-terjatuh/, Medan 2008, Diakses 4 Pebruari 2008.
Ikhwan. 2004. Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling, Reinforcing terhadap
Perilaku Pengurus P2K3 di PT. Semen Andalas Belawan Tahun 2004. Skripsi.
FKM USU Medan.
Karo-Karo R., Trijaya, Kem. 2007. Renovasi Bangunan 100 Tahun di Medan Makan
Korban dalam http;//news.okezone.com/index.php/ReadStory/
2008/03/01/1/88063/renovasi-bangunan-100-tahun-di-meda-makan-korban,
Diakses 29 Mei 2008.
Maimun. 2004. Hukum Ketenagakerjaan, Suatu Pengantar. Penerbit PT. Pradnya
Paramita. Jakarta.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Manchester Open Learning. 1997. Mengelola Sumber Daya Manusia dan Hubungan
Karyawan Managing People and Employee. Relations. Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Mangkunegara. 2000. Manajemen Sumberdaya Manusia. Salemba Empat. Jakarta.
Nazir. 1998. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.
Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta
Pandji. 2001. Psikologi Kerja. Penerbit Liberty. Yogyakarta.
Prinst. 1994. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Buku Pegangan Bagi Pekerja
untuk Mempertahankan Hak-haknya. Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.
Bandung.
Ravianto. 1990. Produktivitas dan Tenaga Kerja Indonesia. Lembaga Sarana
Informasi Usaha dan Produktivitas. Jakarta.
Saleh, Samsubar. 1985. Statistik Nonparametrik. Edisi 2. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Siegel S. 1994. Statistik Nonprametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Penerbit PT.
Gramedia. Jakarta.
Simamora. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
YKPN. Yogyakarta.
Sugiono. 2003. Statistik Non Parameterik untuk Penelitian. Penerbit CV. Alfabeta.
Bandung.
Suprihanto, J. 1986. Hubungan Industrial, Sebuah Pengantar. Penerbit BPFE.
Yogyakarta.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008
Tim Pengelola DPKK Sektor Pekerjaan Umum. 1997. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Bidang Konstruksi. Jakarta.
Triyanto D. 2004. Hubungan Kerja di Perusahaan Jasa Konstruksi. Penerbit Mandar
Maju. Bandung.
Sahrial Angkat : Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Perusahaan X, 2008
USU Repository 2008