A. Definisi
Ensefalitis merupakan suatu inflamasi
\parenkim otak yang biasanya disebabkan oleh virus. Ensefalitis berarti jaringan otak
yang terinflamasi sehingga menyebabkan masalah pada fungsi otak. Ensefalitis terdiri dari
dua tipe yaitu ensefalitis primer (acute viral ensefalitis) disebabkan oleh infeksi virus
langsung ke otak dan medula spinalis, dan ensefalitis sekunder (post infeksi ensefalitis) dapat
merupakan hasil dari komplikasi saat itu (Jeffrey dkk, 2011a).
B.Prevalensi
Usia, musim, lokasi geografis, kondisi iklim regional dan sistem kekebalan tubuh
manusia berperan penting dalam perkembangan dan tingkat penyakit. Virus Japanese
Encephalitis adalah arbovirus yang paling umum di dunia (virus yang ditularkan oleh nyamuk
penghisap darah atau kutu) dan bertanggung jawab untuk 50.000 kasus dan 15.000 kematian
per tahun di sebagian besar Cina, Asia Tenggara dan Benua India. Kejadian terbesar adalah
pada anak-anak di bawah 4 tahun dengan kejadian tertinggi pada mereka yang berusia 3-8
bulan (Jeffrey dkk, 2011c).
C.Etiologi
a. Mikroorganisme : bakteri, protozoa, cacing, jamur, spirokaeta dan virus.
Macam-macam Encephalitis virus menurut Robin :
1. Infeksi virus yang bersifat epidermik :
a). Golongan enterovirus = Poliomyelitis, virus coxsackie, virus ECHO.
b).Golongan virus ARBO = Western equire encephalitis, St. louis encephalitis, Eastern
equire encephalitis, Japanese B. encephalitis, Murray valley encephalitis.
2. Infeksi virus yang bersifat sporadic : rabies, herpes simplek, herpes zoster,
limfogranuloma, mumps, limphotic, choriomeningitis dan jenis lain yang dianggap
disebabkan oleh virus tetapi belum jelas.
3. Encephalitis pasca infeksi, pasca morbili, pasca varisela, pasca rubella, pasca vaksin,
pasca mononucleosis, infeksious dan jenis-jenis yang mengikuti infeksi traktus
respiratorius yang tidak spesifik.
kesadaran dan kejang. Kadang-kadang disertai tanda neurologis fokal berupa afasia,
hemiparesis, ataksia dan paralisis saraf kranial (Jeffrey dkk, 2011c).
.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pencitraan radiologi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
G. Penatalaksanaan
Semua pasien yang dicurigai sebagai ensefalitis harus dirawat di rumah sakit.
Penanganan ensefalitis biasanya tidak spesifik, tujuan dari penanganan tersebut adalah
mempertahankan fungsi organ, yang caranya hampir sama dengan perawatan pasien koma
yaitu mengusahakan jalan nafas tetap terbuka, pemberian makanan secara enteral atau
parenteral, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dan koreksi terhadap gangguan asam
dan basa darah (NINDS, 2011).
Bila kejang dapat diberi Diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB IV dilanjutkan dengan
fenobarbital. Paracetamol 10 mg/kgBB dan kompres dingin dapat diberikan apabila pasien
panas. Apabila didapatkan tanda kenaikan tekanan intrakranial dapat diberi Dexamethasone 1
mg/kgBB/hari dilanjutkan pemberian 0,25-0,5 mg/kgBB/hari. Pemberian Dexamethasone
tidak diindikasikan pada pasien tanpa peningkatan TIK atau keadaan umum telah stabil.
Mannitol juga dapat diberikan dengan dosis 1,5-2 mg/kgBB IV dalam periode 8-12 jam.
Perawatan yang baik berupa drainase postural dan aspirasi mekanis yang periodik pada
pasien ensefalitis yang mengalami gangguan menelan, akumulasi lendir pada tenggorokan
serta adanya paralisis pita suara atau otot-otot pernafasan. Pada pasien herpes ensefalitis
(EHS) dapat diberikan Adenosine Arabinose 15mg/kgBB/hari IV diberikan selama 10 hari.
Saat ini, Acyclovir IV telah terbukti lebih baik dibandingkan vidarabin dan merupakan obat
pilihan pertama dengan dosis 30 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari (Jeffrey
dkk, 2011b).
H. Komplikasi dan Prognosis
Dalam beberapa kasus, pembengkakan otak dapat menyebabkan kerusakan otak
permanen dan komplikasi tetap seperti kesulitan belajar, masalah berbicara, kehilangan
memori atau berkurangnya kontrol otot (Saharso dkk, 2000).
Prognosis tergantung dari keparahan penyakit klinis, etiologi spesifik dan umur
penderita. Jika penyakit klinis berat dengan bukti adanya keterlibatan parenkim maka
prognosisnya jelek dengan kemungkinan defisit yang bersifat intelektual, motorik, psikiatri,
epileptik, penglihatan atau pendengaran. Sekuele berat juga harus dipikirkan pada infeksi
yang disebabkan oleh virus Herpes Simpleks (Kate dan Cronan, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Jeffrey, M.D., Richard, G., Bathur, M.D. 2011. Pediatrics Meningitis and Encephalitis.
Available from http://emedicine.medscape.com/article/802760-overview. Diakses pada
13 April 2013.
Jeffrey, M.D. 2011. Pediatrics Meningitis and Encephalitis Workup. Available from
http://emedicine.medscape.com/article/802760-workup. Diakses pada 13 April 2013.
Jeffrey, M.D., Richard, G., Bathur, M.D. 2011. Pediatrics Meningitis and Encephalitis
Differential Diagnose. Available from http://emedicine.medscape.com/article/802760Kate,
Encephalitis.
Available
from
and
Encephalitis
Fact
Sheet.
Available
from
http://www.ninds.nih.gov/disorders/encephalitis_meningitis/detail_encephalitis_mening
itis. Diakses pada 13 April 2013.
Prober, C.G. 2007. Nelson Ilmu Kesehatan Anak : Meningoensefalitis. Jakarta : EGC.
Saharso, D., Hidayati, S.N. 2000. Buku Ajar Neurologi Anak : Infeksi Virus Pada Susunan
Saraf Pusat. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.
.