Anda di halaman 1dari 2

BE RU MU R TUA ATAU MATI M UDA

S ATURDAY, MARCH 28, 2015

Ada kata-kata seorang filsuf Yunani yang disukai oleh Soe-Hok Gie, kata-kata itu
berbunyi "Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan. Yang kedua dilahirkan
namun mati muda dan yang tersial adalah yang berumur tua. Rasa-rasanya
memang begitu; berbahagialah mereka yang mati muda". Aku rasa tak semua
yang dikatakan filsuf Yunani itu benar. Dilahirkan didunia adalah sebuah
anugerah yang kita terima, karna sang Pencipta mempercayakan tanah ini
untuk kita pijak, udara ini untuk kita hirup hingga alam yang bisa kita nikmati
pemandangannya dan kita eksploitasi. Coba bayangkan saja jika kita tidak
pernah dilahirkan, tentu kita akan iri dengan mereka yang telah dilahirkan. Kita
hanya bisa duduk diam entah dimana itu dan kita hanya bisa melihat mereka,
yang dilahirkan, menjaga hingga menghancurkan alam. Apakah itu yang disebut
nasib baik?
Tapi aku setuju jika hal tersial adalah berumur tua. Saat aku membaca kata-kata
filsuf Yunani ini yang entah untuk yang keberapa kalinya, dibagian ini aku selalu
bercermin pada Soekarno di tahun 1969 dan Seoharto di tahun 1998 dan orangorang tua yang duduk di parlemen. Seokarno muda bagaikan seorang raja yang

berani, tegas dan diagungkan namun Soekarno tua bagaikan seorang raja yang
hidup dibawah kendali bawahannya hingga ia tak bisa mendengar tiga tuntutan
rakyat nya. Begitu juga dengan Seoharto muda yang berani mengkudeta rezim
sebelumnya namun Seoharto tua harus dikudeta kembali oleh Mahasiswa karna
hal yang sama, tidak mendengarkan amanat penderitaan rakyatnya. Tak jauh
beda dengan kedua presiden mereka, orang-orang tua yang berada di parlemen
itu cenderung lebih menikmati duduk-duduk diruangan ber-AC ketimbang terjun
ke lapangan dan melihat realita, melihat kesejahteraan rakyat mereka. Benarbenar nasib tersial untuk bangsa ini.
Tiba-tiba aku takut untuk menjadi tua. Aku takut jika aku tua nanti maka aku
akan menjadi nasib sial bagi orang lain. Dan sebenarnya aku juga takut untuk
mati muda.

S H A R E T H I S S T O RY

SHARE ON FACEBOOK

SHARE ON TWITTER

TAGS:

PIN THIS POST

ceritanya, kematian, soehokgie

Previous Story
Next Story

Anda mungkin juga menyukai