Anda di halaman 1dari 44

85

Bob 6 Dinding Turap



6.1 UMUM

Di dalam konstruksi dinting penahan tanah, dikenal konstruksi dinding penahan tanah kaku (seperti yang telah diuraikan pada bagian pertama, terdiri dari dinding penahan tanah pasangan batu kali/.gravity walls. dan dinding penahan tanah beton/counterfort walls) dan konstruksi dinding penahan tanah lentur atau biasa disebut konstruksi dinding turap atau dinding turap saja.

Di dalam bagian ini dicoba terang jelaskan tentang dinding turap tersebut. Perlu dicatat, sehubungan dengan konstruksi dinding turap, maka perhitungan mobilisasi gaya lateral menggunakan kondisi Rankine, khusus dimana Li = Lo = 0

6.1.1 Penggunaan dinding turap

Beberapa penggunaan dinding turap an tara lain adalah :

a. Dinding penahan tanah misalnya pada tebing jalan raya atau tebing sungai

b. Dinding dermaga

c. Dinding penahan galian misalnya pada pembuatan fundasi langsung atau fundasi menerus, pembuatan basement dan lain-lainnya.

6.1.2 Tipe dari dinding turap

Berdasarkan material yang digunakan dikenal beberapa jenis dinding turap, seperti turap kayu, turap beton atau turap baja.

Penentuan jenis material dinding turap tergantung dari penggunaannya. Pertimbangan untuk menggunakan jenis material tertentu pada dinding turap antara lain adalah :

Dinding turap kayu

Biasa digunaka pada bangunan yang tidak permanen, seperti bangunan perancah penggalian pondasi dan sebagainya. Untuk bangunan permanen, pengawetan baha perlindungan bahan terhadap pelapukan harus benar-benar diperhatikan.

Penggunaan material kayu untuk dinding turap mempunyai keuntungan dan ke Keuntungannya adalah bahan ini mudah dicari. Sedangkan kerugiannya adalah masa dari material ini relatif pendek, serta diperlukannya teknik pengawetan.

86

Dinding turap beton

Biasa digunakan pada bangunan permanen atau pada detail-detail konstruksi yan sulit.

Keuntungan pemakaian jenis dinding turap ini adalah dinding bisa dibuat di tempat, se n ga waktu pelaksanaan lebih cepat karen a tanpa tenggang waktu pemesanan dan pengang u n. Sedangkan kerugiannya adalah sulitnya pelaksanaan di lapangan karen a sering rj di kebocoran-kebocoran.

n

Dinding turap baja

Biasa digunakan pada bangunan permanen. Konstruksi dinding turap ini 1ebih n n, lebih mudah pelaksanaannya di lapangan serta hasilnya lebih baik. Sedangkan kerugi adalah adanya tenggang waktu pemesanan serta adanya bahaya korosi.

Bahaya korosi pada konstruksi ini dapat dicegah dengan memberikan catodic protec

Variasi konstruksi baja sangat tergantung pada pabrik pembuatan. Beberapa variasi antara lain :

variasi di daerah Eropa seperti Laarsen, Krupp dan De Wendell OPF. variasi di daerah Amerika seperti DP type dan ZP type.

Wood sheet piles (a) Ends butted together, (b) fabricated tongue and groove (Wak ie d); (c) milled tongus and groove (d) metal spline to fasten adjacent sheeting together (e) V 0 ve piling.

~ ;!?jM

(6)

( .. I .

Gambar 1.1 Beberapa variasi konstruksi kayu

sebaiknya di grounding Bentuk jari-jari lingkaran untuk pengunci

~~~~

r. ... - .. ---.... ~ ;~''''''''''''--_'

... -"""""~ ...... _~ 6"-10" 'f

.L.'_j'__ __ ~

! i

, ~

11

.....+:~#-I-rl. ,_I i'

!

1I~~1

H

]j

: !

,

~ ..

Gambar 6.2 Beberapa variasi konstruksi beton

Plall

r- t"-lO--f r rj".T-,1

: rl~~~

I I I I II

:~lTH

:Li-i-~

"-p.f) I f!1f

, l-

'll! @ ~ .... ~

!---i

Tipikal untuk P2 27

~T~~==~ lt~U"MJod.cc

Tempat dan jari-jari hubungan interlocking

Gambar 6.3 Beberapa variasi konstruksi baja

87

88

Biasanya pada setiap pabrik akan disediakan bentuk penampang tipe-tipe di bawah i tipe penampang U (U type sections)

tipe penampang Z (Z type sections)

tipe penampang F (F type sections)

tipe penampang kotaklboks (Box type sections) tipe penampang straight web

tipe penampang tabung pipa (Pipa tube section)

Jika tidak berdasarkan faktor ekonomi ataupun keterpaksaan pengadaan jenis maka pada pemakaian konstruksi dinding turap (sheet pile) dianjurkan untuk m konstruksi baja dengan alasan :

lebih tahan driving stresses misal pemancangan pada tanah dengan lapisan tanah atau batuan.

lebih tipis penampangnya bisa digunakan berkali-kali

panjang pile bisa ditambah at au dikurangi dengan mudah. bisa digunakan baik dibawah ataupun di atas air

penyambungan yang mudah memungkinkan untuk mendapatkan dinding yang m ne us dan lurus pada waktu pemancangan.

6.1.3 Pengertian angka keamanan (safety factor) dan perlunya perancangan di turap

A. Pengertian angka keamanan (safety factor)

Pengertian angka keamanan pada dinding turap selama ini tidaklah begitu jelas. S b contoh dari suatu perhitungan diperoleh suatu harga dalamnya pemancangan. Bila a pelaksanaan diperdalam 30% dari dalam pemancangan semula, belum berarti akan d d angka keamanan 1.3. Karena belum tentu angka keamanan dari struktur yang baru in' s a dengan 1.3.

Selama ini anggapan angka keamanan (safety factor) untuk sheet pile berdasarka konvensional yaitu dengan meperpanjang dalamnya pemancangan. Misalnya didapat dal m pemancangan adalah 'D' dari dredge line kemudian untuk mendapatkan safety factor, h

'D' tersebut dikalikan dengan suatu angka tertentu.

Atau dengan cara membagi harga coeffisien pasif K, dan cohesi c dengan suatu keamanan tertentu.

Anggapan yang disebutkan pertama tidak benar. Seperti yang diterangkan didepa diperlukan sebetulnya menghitung kembali gaya-gaya yang bekerja sesuai dengan an ga an pertama. Dari hasil perhitungan ini akan diperoleh angka keamanan yang sebenarny

Sedangkan anggapan kedua, pada umumnya mernberikan angka keamanan yang memadai.

89

Lebih dianjurkan untuk menghitung pertambahan dalamnya pemancangan yang diabaikan

oleh kriteria-kriteria antara lain sebagai berikut :

bertambahnya gaya horisontal yang disebabkan oleh karena naiknya harga berat isi tanah atau adanya pembebanan.

menurunnya dredge line akibat pelaksanaan misal pada perhitungan cara perletakan sendi (Free Earth Method)

B. Lingkup Perancangan dinding Turat

Perencanaan dinding turap mencakup:

I. Penentuan karakteristik dari dinding turap (sheet pile) dengan mengetahui :

panjang dinding turapyang diperlukan untuk konstruksi statistik. Panjang yang ada dipasaran 27 meter, sedangkan jika dipesan di pabrik dapat mencapai 37 meter.

profil sheet pile terutama yang mudah dipasaran

karakteristik mekanik dari baja yang dapat digunakan, komposisi kimia, dan harga limit elastiknya.

2. Penentuan sistem jangkar (anchor) yaitu dengan menentukan :

daerah penjangkaran, kemiringan dan luas penampang tali jangkar. panjang tali jangkar yang rnenjamin stabilitas bersama turap.

sistim penjangkaran, dapat berupa jangkar pasif, jangkar aktif, dan lain-lain.

3. Dan kernungkinan penentuan stabilitas lebih umum, yaitu stabilitas terhadap gelincir, bersama-sama dalam satu sistem dari dinding turap dan tali jangkar.

6.2 DINDING TURAP KANTILEVER

Yang dinamakan dinding turap kantilever adalah dinding penahan tanah yang tidak menggunakan jangkar.

Dinding turap kantilever diperoleh dengan memancangkan turap tersebut pada suatu kedalaman tertentu. Kestabilan dari dinding ini hanya merupakan hasil mobilisasi tekanan tanah lateral pasif sebagai antisipasi dari tekanan-tekanan yang bekerja pada dinding tersebut antara lain tekanan aktif dan tekanan residu air.

6.2.1 Gaya-gaya yang bekerja pada dinding turap

Tekanan aktif berusaha untuk mendorong sheet pile menjauh dari tanah timbunannya (bac fill). Tekanan pas if didepan dan dibelakang dinding turap (sheet pile) berusaha me nahan pergerakan. Kedua gaya inilah yang diperhitungkan dalam perancangan dinding turap kantilever.

90

Untuk memperhitungkan tekanan lateral tanah, kondisi yang cocok untuk dinding ur p adalah kondisi Rankine.

Akibat beban tanah isian, dinding turap akan berotasi pada titik 0', dengan gaya g a

yang bekerja adalah,

Pa 1 = total tekanan aktif diatas titik 0'

Pp I = total tekanan pasif diatas titik 0' Pa2 = total tekanan aktif di bawah titik 0' Pp2 = total tekanan pasif dibawah titik 0'

\
\
\ p
\ ' COI;IloJIIU
\ s~ .. t ,U.
\ (D .... ~T~)
\
\ , .. .,
\
\ ( ROlli"". 1
\
0
O'!ZT~ R~'
"02 ~ \ f--Ppz Gambar 6.2 Gaya-gaya yang bekerja pada dinding turap

6.2.2 Dinding turap kantilever pada tanah berbutir kasar (a-soils)

I

I

HI

I I

91

.,

.,.

~(.

-

t1T"~' ?I<.JQ

-_._. ~....i-

p .. ":1e"·-dnlfilnej t.trep

Cbr.6l Moblll •• rl

Pp

t.eken .. n

Gambar 6.3 Mobilisasi tekanan tanah e-soils pada dinding turap kantilever

Dengan melihat lendutan dari dinding turap didapat 4 zone tekanan aktif dan pasif.

Di atas titik 0'

Terdapat tekanan pasif. Pada kedalaman D tegangan yang bekerja adalah

Terdapat tekanan aktif yang besarnya pada kedalaman D tegangannya adalah :

0D = Y (H+D) K.

Apabila tekanan aktif dikurangi dengan tekanan pasif didapat tekanan aktif (AOF) dan tekanan pasif (OHB).

92

Di bawah titik 0'

Terdapat tekanan aktif. Pada kedalaman D tegangan yang terjadi adalah :

Terdapat pula tekanan pasif. Pada kedalaman tegangan D, tegangan yang bekerja ad

Apabila tekanan aktif yang bekerja disuperposisikan dengan tekanan pasif, maka diperoleh tekanan pasif (O'IB). Superposisi ini diperoleh dengan menghubungkan titik I d 0' sehingga memotong garis PH di G.

Maka tekanan-tekanan yang bekerja pada dinding turap kantilever hasil superposisi ad a AFO = Diagram tegangan aktif dengan resultante tekanan aktif Pa.

OGO' = Diagram tekanan pasif dengan resultante tekanan pasif Ppl

O'BT = Diagram tegangan pasif dengan resultante tekanan pasif Pp2

Mencari besarnya Yo

Titik 0 adalah titik dimana tegangan aktif sarna dengan tegangan pasif. Sehingga bes m a Yo diperoleh dengan menyamakan kedua tegangan tersebut.

o aktif = o pasif

Yo Kp - Yo Ka = H Ka

(K - K) Y = H K

p a 0 a

Ka

Yo=---H 6.

KP - Ka

Mencari besaran h

Dari persamaan keseimbangan

L H = 0

PA-PP[+Pp2=O 6.)

93

PpJ = Luas segi tiga OHB - luas segi empat O'GHB P , = Luas segi tiga O'BI

p-

ppJ - Pp2 = Luas segi tiga OHB - Luas segi tiga GHI

- 1 1

= Pp x - (0 - Yo) - (Pp + Pp') - h

2 2

Persamaan (6.2) menjadi

1 _ 1 -

P - -- Pp Do + - h (Pp + Pp) = 0

A 2 2

Pp Do - 2 p ..

h = ----~:...._ (6.3)

Pp + Pp'

Ambil momen terhadap ujung sheet pile

L MB = 0

I' _ Do 1 _ h

P A (Do + y) - - Pp Do - + - h (Pp + Pp) - = 0

2 3 2 3

6 PA (Do + y) - Pp 002 + (Pp + Pp") h2 = 0 (6.4)

Perhatikan Ll OHB dan Ll GHI

Pp = Y k Do

Pp' = Pp" + y k Do (6.5)

Persamaan (6.3) dan (6.5) dimasukkan dalam persamaan (6.4) akan didapat persamaan,

Pp Do - 2 PA

6 PA (Do + y) - Pp 002 + (Pp + Pp') ( )2 = 0

Pp + Pp'

6 PA (Do + y) - Pp 002 +

(Pi> Do - 2 P A)2 Pp + Pp'

=0

dimana,

Pp + Pp' = Pp" + 2 Y k Do

94

maka akan diperoleh :

6 P A (Do + y) (Pp" + 2 Y k Do) - Y k Do Do2 (Pp" + 2 Y k Do) + (y k Do2 - 2 P A)2 = 0

Jika persamaan terse but diselesaikan dan dibagi dengan (-ykY maka akan dipe 1 h persamaan pangkat empat dalam Do dengan bentuk umum persamaan sebagai berikut :

Do4 + C 1 Do3 + C2 Do2 + C3 Do + C4 = 0 6.

dimana,

Pp" C =-- 1

yk

6 PA

C3 = + ( -- (Pp" + 2 Y y k) ik2

6 P A Pp" y + 4 P /

C4 ::::: + ( ---------

Dengan cara coba-coba akan diperoleh harga Do. Sedangkan dalamnya pemanc n n adalah (Yo + Do), yang merupakan dalam pemancangan dengan angka keamanan (SF) 1 O.

6.2.3. Metode penyederhanaan (simplified method)

Persamaan pangkat empat dalam Do ini agak susah penyelesaiannya. Analisis disederhanakan dengan mengambil asumsi sebagai berikut :

titik rotasi (inflection point) 0' terletak pada dasar dinding turap.

terdapat gaya pasif R pada ujung dasar dinding turap sebagai resultan dari tekana a tif dan pasif yang bekerja pada bagian bawah dinding.

Kondisi sekarang dapat digambarkan sebagai berikut :

95

Gambar 6.4 Tegangan-tegangan yang bekerja pada dinding menu rut metoda penyederhanaan.

Ambil I M terhadap dasar dinding turap

IM = 0

D (H + D)

Pp -- - PA --- = 0 3

3

dimana,

I

Pp = -~ y 02 Kp 2

P A = -- Y (H + D? Kp 2

Jika harga Pp dan P A di atas dimasukkan pada persamaan IM di atas, kemudian dibagi dengan (+ y) akan diperoleh :

96

Kp D3 - KA (H + D)3 = 0 (6. )

Dengan cara coba-coba harga D dapat ditentukan, dan untuk daJamnya pemane n an didapat minimal (1,2 D). Untuk mendapatkan faktor keamanan yang sebenarnya, dapat di it ng kembali tekanan-tekanan yang bekerja dengan dalamnya pemancangan (1,2 D) terse u di

atas.

Untuk tanah tak berkohesi (tanah berbutir kasar) dan tanpa adanya tekanan residu I tekanan hidrostatik, Henry memberikan suatu relasi antara 0 dan D sebagai berikut :

D

! I

1.2 H 0,9 H 0,7 H

0
20"
25"
30"
I 35"
.. lQ') 2,0 H 1.5 H

Tabel 65 Hubungan 0 dan D rnenurut Henry

I

A dinding Turap Kantilever pada tanah berbutir halus (c-soils)

"

c:

.\ \

\

\ ,

,

\

\

,L_J~~\ :::::::::.....,

l 2U.~: TK+Zov j

AU ... __ ..... NI tot. ."If

Gambar 6.7 Tekanan lateral tanah berbutir halus pada dinding turap

97

Untuk tanah berbutir halus, akan berlaku :

Ka::::; Kp ::::; 1

Tegangan aktif pada titik A (pada dredge line) adalah :

Pa ::::; y H Ka _ 2 c ~ ::::; y H _ 2c

Pa = y H _ qu ; qu = 2c

dimana qu adalah hasil dari unconfined compression test. Tegangan pasif pada titik A (pada dredge line), adalah :

Pp = Y Y Kp + 2c FP = 2c karena y = 0 -> <p =0 -> KA ::::; Kp ::::; I

Resultan dari kedua tegangan di atas adalah :

Pp _ Pa = qu _ (y H _ qu)

Pp _ Pa = 2 qu '_ Y H (6.8)

Resultan gaya aktif dan pasif untuk setiap kedalaman y dari dredge line (lihat titik A);

tekanan aktif ::::; Pa = y (H + y) _ qu tekanan pasif ::::; Pp ::::; Y y+ qu

resultannya = 2 qv _ Y H (6.9)

Ternyata diperoleh harga pada persamaan (6.8) sama dengan persamaan (6.9), artinya bahwa tegangan resultan pada setiap kedalaman y dari dredge line adalah sama.

Tetapi hal ini akan terjadi bila titik rotasi 0' berada pada dasar dinding turap. Padahal kenyataannya tidak begitu (lihat pula rotasi pada dinding turap pada lapisan tanah berbutir kasar). Seperti digambarkan di bawah ini, rotasi yang terjadi (titik 0') terdapat di bawah permukaan tanah.

\

PA----t

Gambar 6.8 Rotasi pada titik 0' dinding turap



C~D + C2 D + C3 = 0 6. 0)

Dari persamaan (6.9) jiak 2 qu = Y H, berarti resultan tegangan aktif-pasif di a ah dredge line selalu sarna dengan no1. Akibatnya dinding menjadi tidak stabi!. Agar st il, maka harus diperoleh :

98

Pada titik B akan berlaku,

PpB = Y (H + D) + 2c (bergerak kekiri)

P AB = Y D - qu (bergerak kekanan)

P PB - P AB = g H + 2 qu

(bergerak kekiri)

.Sehingga kalau dihubungkan akan memotong O'E di D.

Mencari besamya h.

L H =·0

P A - (2 qu - y H) D + + (2 qu - Y H + y H + 2 q) h = 0

P A + 2 qu h - 2 qu D + Y H D = 0

D (2 qu - y H) - P A

h=--------

Mencai besamya D

L M = 0

B

1 h h

P A (y + D) - (2 qu - y H) D L D + 4 qu L""T = 0

Jika persamaan di atas diselesaikan serta dibagi dengan faktor

----- ) akan diperoleh :

dimana,

C 1 = (2 qu - y H) C2 = - 2 PA

P A (6 qu y + P A)

C3 = - -------

99

-~;;:: y H (6.11)

SF

Dengan melihat contoh analisis mendapatkan dalamnya pemancangan 0 sepcrt. .raran sebelumnya ini, maka menurut Suhardjito Pradono, didalam mencari dalarnnya pernancangu» dinding turap kantilever, untuk setiap macam jenis tanah, lebih dianjurkan untuk rnenggunakar cara penyederhanaan. Karena pengontrolan diagram tegangan dan jarak-jarak o. '"'' ""l'j< gaya ke referensi yang ditinjau lebih akurat.

B. Perencanaan Dinding Turap Kantilever berdasarkan Nippon Steel l

ration

Perencanaan dinding turap kantilever berdasarkan Nippon Steel Corporation, khususnya untuk konstruksi dermaga, diasumsikan dinding turap sebagai tiang pancang yang mendapatkan gaya lateral.

~ ~!''''f''!M tU~'"""'"' ~~ ~ y" IP~I\

~::::=+--j

~~oq#aQlr;c::)IF;~

Pw ~ 'I w.hw. dirnana hw ~ 213 tinggi dari pasang terendah ke pa van g tertinggi

Anggapan tegangan akibat beda tinggi air (pasang-surut)

Gambar 6.9 Dinding turap kantilever berdasarkan asumsi dari Nippon Steel Corporation

Langkah pertama perencanaan dengan cara ini adalah meletakkan fictitious sea bed pad a

titik tertentu, yaitu :

untuk tanah kepasiran diletakkan pada actual sea bed atau actual dredge line.

pada tanah yang lain diletakkan pada titik dim ana jumlah tekanan tanah aktif dengan tekanan residual air sarna dengan tekanan tanah pasif,

Kalau dilihat sebelumnya faktor yang paling dominan pada beban lateral yang b k ja pada tiang adalah kekakuan dari tiang, meskipun masih ada faktor-faktor lainnya se rt :

a. Tipe pembebanan yang mempengaruhi derajat keruntuhan tanah; apakah berupa

100

Tekanan pasif yang dimobilisasi dianggap tak terhingga dalamnya (panjangnya), sehingga yang terjadi bukan rotasi tetapi patah tiang

sarna dengan free head, hanya saja pada fixed head terjadi dua patahan, karena bagian atas juga dipegang

(b)

(a)

Gambar 5.10 Mekanisme keruntuhan pada tiang pancang a. tiang bebas b. tiang jepit

sustained; alternating; pulsating;

seperti pada dinding penahan tanah seperti pada fondasi mesin

akibat beban lalu lintas

b. Khususnya untuk short pile kekuatan tahanan tanah sangat dipengaruhi :.

Scouring effek disekitar tiang atau

penyusunan pada tanah liat (untuk tiang yang diletakkan pada lapis tana menyebabkan tanah menjauh dari dinding tiang (terutama dibagian atas),

Mmaks = - Ph

(I + 2 B h)2 + 1 2 B h

-1 1

- tan ----

e 1+2 P h

dimana,

Mmax = maximum bending moment per unit lebar (trn/m') atau (KNm/m')

P total tekanan yang bekerja (tlm/m) atau (KN/m/m')

h = jarak dari fictition sea bed/dredge line (Dasar laut fiktif) sampai titik dimana resultante gaya bekerja (m)

Es modulus elastisitas tanah (tlm2) at au (KPa) atau KN/m2

E = modulus young (tlm2) atau (KPa) atau KN/m2

t)

101

I = momen inersia dari dinding turap (m4)

~

E

B - l

4 E I

A = jarak dirnana terjadi momen maksimum

=

___ .1 tan

B

1 + 2Bh

Section Modulus yang diperlukan dari dinding turap

M

max

Z= X 105 (6.12)

cra

dimana,

cry

modulus penampang dari sheet piling (cm3/m')

bending momen maksimum persatuan lebar (tmlm') atau (KNmlm') tegangan yang diizinkan (allowable stress) dari sheet pile (kg/cm2). atau [KPa] atau [KN/m~J

0,6 cry [untuk kondisi biasa]

0,9 cry [untuk kondisi ada gempa]

tegangan leleh (yield stress) dari sheet pile [kg/ern"] atau [KPa] atau [KNI rrr']

Z = M =

max

cra =

=

Lendutan (deflection) dari bagian atas dinding turap dapat dihitung dengan persamaan,

8 = 81 + 82 + 83 (6.14)

dimana,

01 = deflection pada fictitious sea bed/dredge line.

02 = deflection disebabkan oleh tekanan aktif dan tekanan akibat beda tinggi muka air di atas fictitions sea bed.

33 = (sudut deflection pada fictition sea bed) x (tinggi dinding)

sedangkan harga 01 dan 02 adalah :

(1 + B h) P

01 = ----- (6.15)

2 E I 63

102

82 =

(1 + 2 B h) h 2 E I B2

P (6. 6

Dalamnya pemancangan yang diperlukan :

3

A = -B- untuk E I S 1012 kg cm2/m2................... (6 17

2,5

= B untuk E I > 1012 kg cm2/m2....................................................... . (618

Cara Nippon "Steel Corporation adalah salah satu cara perhitungan perancangan dikeluarkan oleh produsen baja Nippon Steel Corporation. Banyak cara lainnya dikeluarkan oleh produsen baja lainnya. Pada prinsip kesemua cara yang dianjurkan di menghasilkan perancangan baja yang over design (sangat aman). Cara-cara yang dikelu oleh produsen baja biasanya diperbaharui setiap waktu tertentu.

6.3. DIN DING TURAP BERJANGKAR

Pada dinding turap berjangkar, dikenal adanya sistem penjangkaran yang ikut men tekanan-tekanan yang bekerja pada dinding. Sehingga terdapat dua analisis yaitu an is s dindingnya sendiri serta analisis penjangkarannya. Tetapi dalam perancangan, analisis sea keseluruhan harus pula dilakukan.

Untuk analisis dinding turapnya sendiri, dikenal adanya dua metode, yaitu : dinding turap dengan perletakan bebas (free support method) dinding turap dengan perletakan jepit (fixed support method)

6.3.1 Analisis dinding turap berjangkar

a. Dinding turap berjangkar dengan perletakan bebas

Anggap-anggapan yang diambil dalam perancangan dinding turap dengan perle n

bebas adalah :

1. Dinding turap mempunyai kekuatan yang cukup baik dibandingkan dengan disekelilingnya.

2. Tekanan tanah yang bekerja pada dinding turap dihitung berdasarkan kondisi Ra ki e atau Coulomb.

3. Dinding turap bebas berotasi pada jangkar, tetapi tidak diperkenankan terjadi perge ak n lateral.

103

4. PerIetakan pada kedalaman D mempunyai momen = 0, hal ini berarti bahwa penetrasi dari dinding tidak cukup dalam.

penyangkaran

sheet pile cukup kaku

Diagram bidang M

Gambar 6.10 Dinding turap berjangkar dengan perletakan bebas

Metode ini dapat digunakan baik untuk tanah berbutir kasar (e-soils) maupun tanah berbutir halus (c-soils), Sedangkan hubungannya dengan angka keamanan, dengan berdasarkan cara konvensional, dapat diambil sebagai berikut :

Untuk tanah berbutir kasar,

Kedalarnan Kedalaman angka
hasil perhitungan pelaksanaan keamanan
D Dy2 1,7
D Didapat dengan mere- 2 sampai 3
duksi nilai Kp dengan 2 sampai 3
angka keamanan 2 sampai 3
D D (1,5 sampai 2) 1,5 sampai 2
D Didapat dengan mere- 1,5 sampai 2
duksi nilai c tanah 1,5 sid 2
dengan angka keamanan
1,5 s/d 2. Dinding turap berjangkar dengan perletakan bebas pada tanah berbutir kasar.

104

Cara 1. Mencari dalamnya pemancangan dengan mencari dalamnya pemancangan mini u

Gambar 6.11 Tekanan-tekanan yang bekerja pada dinding turap berjangkar dengan perle k n bebas pada tanah berbutir kasar.

Mencari besarnya gaya jangkar TA

TA=PA-Pp .

........... . .. ( 1

Untuk mengetahui dalamnya pemancangan D, diambil :

I M = 0

A

akan diperoleh persamaan pangkat tiga dalam D,

0'.1 D3 + O'.Z D2 + 0'.3 D + 0'.4 = 0 (

Dengan cara coba-coba diperoleh harga D.

Diagram tegangan di atas dapat juga dibuat diagramnya sebagai berikut melakukan super posisi).

105

Gambar 6.12 Tekanan-tekanan yang bekerja pada dinding turap berjangkar dengan perletakan bebas pada tanah berbutir kasar.

Seperti cara didepan, akan diperoleh pula:

Gaya jangkar,

Dalamnya pemancangan D diperoleh dari I M = 0

A

r, h4 = PA ya

1 2

PAY = - y' D02 (Kp - KA) (h2 + yo + - Do

2 3

Persamaan ini akan menghasilkan persamaan pang kat tiga dalam Do, dengan bentuk umum persamaan sebagai berikut :

Cl D03 + C2 D02 + C3 Do + C4 = 0 (6.21)

dimana,

C = y' (Kp - KA)

I

3

c = y' (Kp - KA)

1

(h + yo)

2

Misalnya tegangan pasif yang diperhitungkan diwakili dengan segi empat ABFE, bia an a dalam perhitungan, tidak dipertimbangkan kinerja fisik mobilisasi tegangan. Jadi di tegangan tetap segitiga ABG, dengan luas diagram tetap dan tidak tangkap gaya juga yang berbeda hanya mobilisasi tekanan dengan besar mobilisasi tergantung angka kea SF yang diambil.

Sehingga gaya pasif beserta dengan titik tangkapnya diketahui. Dengan cara yang besarnya gaya angker (T A) diketahui dari persamaan gaya horisontal IH = 0, dan dala a pemancangan (Do) diperoleh dengan mengambil IMA = 0. Harga Do juga didapat d n n cara coba-coba dari persamaan IMA :::: 0 yang merupakan persamaan pangkat tiga dala

106

Dengan cara coba-coba pula akan didapat harga Do.

Cara 2, mencari dalamnya pemancangan dengan memberikan faktor keamanan pada p

Gambar 6.13 Distribusi tegangan dengan faktor keamanan pada Kp

Dinding turap berjangkar dengan perletakan bebas pada tanah berbutir halus.

lapis tanah berbutir-kasar

;; (r-soil)

to!

Beban lapis satu

= q = )'h1+y1h) = Ye'H.

107

j' lapis tanah berbutir-halus (c-soils )

Gambar 6.14 Tekanan-tekanan yang bekerja untuk tanah berbutir halus,

Pa = q - 2 c = q - qu

............. :M'

Pada gambar di atas terlihat adanya dua lapis tanah, yaitu lapis di atas dredge line adalah tanah berbutir kasar (o-soils) sedangkan di bawah dredge line adalah tanah berbutir halus (csoils). Untuk kasus ini, tanah di atas dredge line dapat dipandang sebagai be ban

q = Y hi + y' h3 = ye H (6.22)

Tegangan tanah aktif yang bekerja pada tanah di bawah dredge line adalah :

Pa = g Ka2 - 2 c ~

Tegangan pasif yang bekerja pada tanah di bawah dredge line, P, = gu

•••••••••••••••• u ••••••• (6.23)

Resultan tegangan aktif dan pasif,

P = 2 gu - g (6.24)

harga ini konstan untuk setiap kedalaman,

Untuk mendapatkan dalamnya pemancangan, diambil momen terhadap G, yaitu L M = 0

G

_ 0

PA' Y - 0 (2 q - q) (h, + - ) = 0

" - 2

108

Jika persarnaan ini diselesaikan, akan diperoleh persarnaan pangkat dua dalarn D

02 + C1 D + C2 = 0 ( .2 )

dirnana, C1 = 2 h2

c = 2

Sedangkan gaya jangkar didapat dengan rnengarnbil IH = O.

Dari persarnaan (6.13) bisa dilihat bahwa turap akan mulai labil bila,

2 qu - q = 0 4c-q= 0

Dimana q = ye H atau bisa dituliskan y H, sehingga persarnaan diatas rnenjadi,

4c-yH=O 4c=yH

c 1

-- = - Nz = stability number = angka stabilitas yH 4

Ini berarti dinding turap akan rnulai tidak stabil bila,

C

Ns=--=O,25 (

yH

Jadi stabilitas disini merupakan fungsi dari tinggi turap H dan harga c. Apabila adhesi dari dinding diperhitungkan ca, maka stability number menjadi,

Nz=_C ~a

yH 1+-

c

,,~

Pad a keruntuhan pasif, harga V 1 + --:-- "" 1.25 c

)

109

Maka Ns menjadi,

c

Ns = - 1.25 (6.28)

yH

untuk angka keamanan FS = 1,

c

- = 0,25 yH

Ns = 0.25 x 1.25 - 0,30

jadi Ns = 0.30 FS

B. Dinding turap berjangkar dengan perletakan bebas serta reduksi momen dad Rowe

Untuk tanah berbutir kasar (e-soils)

Metode ini mempunyai urut-urutan sebagai berikut :

1. Cari momen maksimum (Mmax=Mo) dengan cara perletakan bebas.

2. Tentukan relative density dari tanah.

Misalnya,

untuk kondisi loose = 0.00 - 0.15 untuk kondisi medium = 0.15 - 0.35 untuk kondisi dense = 0.35 - 0.65

3. Hitung koefisien kekuatan relatif, H4

p=~

dimana,

H = E =

total dari seluruh panjang turap modulus elastisitas dari dinding turap

= momen inersia dad penampang dinding turap.

Dari harga-harga yang diperoleh diplotkan pada kurva (M/Mo) versus log (p), dengan besar-besaran lainnya (0< dan 8), maka akan diperoleh momen yang telah direduksi.

4. Dari tabel-tabel mengenai tipe dinding turap yang ada, ambit beberapa jenis dinding turap.

110

5. Hasil dari (4) ini dapat diplotkan pada kurva antara (M/Mo) dengan log(p). Sehi g diperoleh jenis dinding turap yang paling optimum.

!~O----*~lS~---~l.~O-.---~2~.S----*~2.0~--*~I.S ""1 "~1I

Ot.. ...". """"'- . c.
I ~ .... II ._ ~ ,--.J,I
..... 1." ,4 ...
~ ..... ,1-
xr-,
\1'-.::: .. -a.
;t ·0.7_
... 0... 1.00

0.40 o

cu

,.0

1.00

I \\' r-, ~ ,..,.1
~ <, r-....
__ •• 0..'
_·01
_.0.4 o.~ o

1.CC

~' r-.... ~ I' .~J.o
\' <; r-....
\ -- - ~ - •• 0'
~::~! ~I 0.'0 ~~

:15

1.0 U 2.0-

, h3 _ S.

~.~I~~·

Gambar 6.15 Grafik momen reduksi dair Rowe

a. untuk tanah berbutir kasar (e-soils)

b. untuk tanah berbutir halus (c-soils)

untuk tanah berbutir halus (c-soils)

Urut-urutannya adalah sebagai berikut :

I. Cari Mmax dengan cara perletakan bebas. 2. Cari angka stabilitas (stability number) Ns

Nz = ": V ca

q 1 +--

C

3. Cari angka fleksibilitas (dalam satuan fps).

H4 p=EI

u.

111

4. Cari tinggi relatif dari dinding turap DC dan B.

Dengan hasil di atas, serta kurva hubungan antara (MlMo) dengan log (p), akan diperleh mornen setelah direduksi.

C. Dinding turap berjangkar dengan perletakan jepit

Anggapan-anggapan yang diambil dalam metode ini adalah penetrasi dari dinding turap cukup dalam sehingga perletakan yang terjadi berfungsi sebagai jepit (lihat gambar 6.16)

1 = TI tlk belok

POda rlrlk..1 M =0

Gambar 6.16 asumsi-asurnsi lendutan dan bidang mornen pada dinding turap

Dinding turap melendut sedemikian rupa sehingga mempunyai titik balik (inflection point) I, titik dimana Momen lentur = O. Sedangkan titik b adalah titik dimana dinding turap terjepit.

Dikenal dua cara perhitungan untuk metode ini metode garis elastis(Elastic line method)

metode beam ekuivalen (equivalent beam method) dari Bloem.

Dari kedua metode ini, yang sering dipakai dalam perhitungan adalah metoda beam ekuivalen yang sebenarnya merupakan penyederhanaan dari metode garis elastis.

Metode beam ekuivlen dari Bloem ... Lihat gambar 6.16.

Dari anggapan-anggapan yang telah disebutkan di depan akan diperleh diagram tegangan seperti pacta gambar.

112

[ CI )

( b I

FA<C-"

. I +--". rc)

Gambar 6.17 Distribusi tegangan menurut Bloem dn Andreson

Teori Bloem memberikan hubungan antara yl dengan sudut geser dalam, sepe bawah ini :

Metode Anderson, lihat gambar 6.17c

Pada cara ini dianggap bahwa titik dimana gaya lintang nol adalah sarna denga dimana momen dengan nol jadi titik I sarna dengan titik 0

Untuk kedua metode, yaitu metode dari Anderson dan bloem mempunyai uratpengerjaan yang sama hanya beberapa hal yang berbeda. Urutan-ujrutan tersebut ada

I. Menentukan panjangnya y I pada cara Bloem sebagai fungsi 0 pada daerah di

dredge line.

2. Untuk cara Anderson, ambil Yl = yo

3. Ambil I.Mc = 0, diperoleh harga RI•

4. Mencari gaya jangkar T A dengan mengambil I.H = 0 untuk free body bagian at n a.

-0.07 H

n

s. Untuk mendapatkan dalamnya pemancangan, dilihat free body bagian bawah, kern di n diambil I.MB = o. Akan diperoleh :

besarnya do pada cara Bloem

besamya db pada cara Anderson

20

30

40

0.08 H

0.25 H

113

Contoh untuk cara Anderson

db

- Y (K, - KA) db _- == R, db

2 2

db = ~ (6.29)

Yb K

D == db + yo

Dalam pemancangan pelaksanaan adalah : 1,2 sarnpai 1,5 D.

D. Metode elemen hingga (finite element method)

Metoda ini terutama dilaksanakan apabila konstruksi dinding turap memerlukan lebih dari satu jangkar (multiple anchorage devices), karena dengan cara-cara elastis akan sangat susah untuk mendapatkan gaya-gaya pada jangkar, deformasi dan momen lemur dari dinding turap.

Keuntungan, cara ini dapat juga memberikan momen reduksi dari Rowe, sehingga keluarannya memberikan momen perencanaan, estimasi deformasi lateral, dan juga tekanan lateral tanah yang diakibatkan oleh tekanan pasif di bawah dredge line.

Menurut Suhardjito Pradoto di dalam merancang y dinding turap berjangkar sebaiknya menggunakan cara perletakan sendi (free earth method) yang disederhanakan dengan uruturutan pekerjaan sebagai berikut :(lihat juga gambar 6.18)

1. Buat diagram tegangan yang bekerja pacta dinding turap berjangkar seperti apa adanya.

Jangan dilakukan seperposisi diagram tegangan. Dengan tanpa seperposisi diagram tegangan, akan lebih mudah memeriksa luas diagram tegangannya dan juga titik tangkap gaya sampai suatu referensi tertentu, terutama bila jarak profil tanah terdiri dan tanah yang berlapis-lapis.

2. Ambil L MA == 0 akan diperoleh persamaan pangkat tiga dalam D

3. Dengan cara coba-coba didapat nilai D, kemudian perpanjang dalam pemancangan perhitungan D dengan faktor pengali 1,2 D ex: 1,5 haknya menjadi 1,2 Da' 150 yang disebut dalam perancangan pelaksanaan.

4. Ambil L H == 0 didapat besr gay a juga jangkar Y A.

5. Hitung besar angka keamanan SF dengan mengambil titik pemeriksaan di A, B, dan C dan disembarang titik

SF = --------------

> 1,2 a 1,5

114

L. Mornen penahan (PP x A p)

L. Mornen beban penggulung (Pa x A a)

Pp = Mobilisasi tekanan pasif total Pa = Mobilisasi tekanan aktif total

"p = Jarak PP ke lokasi titik dirnana Mornen diarnbil A~ = jarak PA ke lokasi tidak dirnana Mornen diarnbil.

6. Dengan rnenganggap dinding turap sebagai balok yang terturnpu di A dan C cari M.

max

7. Dengan M rnaks yang ada dan dengan rneliaht katalog dinding pabrik baja tertentu dapat diketahui demensi dari dinding turap.

Gambar 6.18 Diagram Tegangan yang dibiarkan seperti apa adanya. pada cara perl t an sendi menurut Suhardjito Pradono (Free Earth Method)

Meskipun demikian seandainya terpaksa ingin menggunakan cara perletakan jepit fi ed earth method) yang disederhanakan sesuai anjuran Anderson, maka harus dilihat betul tanah dirnana dinding turap itu akan dilaksanakan.

Biasanya kondisi profil bawah yang sesuai adalah dimana lapisan tanah secara per ah nlahan dengan kedalaman tanah mempunyai kekuatan geser yang baik (gradually ine c ed shearing shength) sehingga konveksi dinding turap seolah-olah terjepit sebagian ba h

Sehubungan merancang dengan cara perletakan sendi yang disederhanakan, Su Pradoto menganjurkan cara tersebut dapat digunakan apabila kondisi lapisan tanah e ra tiba-tiba dengan kedalarnan tanah mempunyai lapisan bawah keras atau lapisan tanah kekuatan geser yang tinggi sehingga konstruksi dinding turap seolah-olah dibagian dapat bergerak bebas (perletakan sendi)

115

~ ~ .. "'_ ... - - --r4HI~~~~~~1:r.c-- - -_.

,,~~qt~f _

'ff'", _. MIW~ ~,

, ,.

Gambar 6,19 Dengan tegangan yang dibiarkan seperti apa adanya pada cara perletakan jepit (Fixed Earth Method) menurut Suhardjito Pradito

Menurut Suhardjito Pradito seandainya terpaksa dilakukan perhitungan dengan menggunakan cara perletakan jepit maka urut-urutan pekerjaan perancangan dilaksanakan sebagai berikut :

1. Buat diagram tegangan yang bekerja pada dinding turap seperti apa adanya, tindakan pengerjaan ini persis sarna dengan tindakan pekerjaan pada cara perletakan sendi (lihat gam bar 6.] 9)

2. Pada cara perletakan jepit setelah diagram tegangan digambarkan perlu digambarkan juga lakasi yo yaitu lokasi dimana mobilisasi tegangan aktif = mobilisasi tegangan pasif, dan gaya pasif Rc (searah dengan arah pergerakan konstruksi dinding Turap) yang diletakkan pacta ujung bawah dari konstruksi dinding turap.

3. Mencari jarak yo (lihat free body dan gambar 6.17) Dengan melihat diagram tegangan yang ada (6.19)

y3'Yo KpJ + 2CJ~ = q KAJ - 2C3 ~ + (y,ho + Y,'h, + y2'h2) KA3 +

y3'yo KA3 + yw hi .. (6.30)

Dari persamaan (6.30) bisa didapat jarak yo

4. Masih dilihat free body atas, maksa pada titik yo bekerja gaya Ri dengan arah seperti pad a gambar 6.17. Meneari be saran Rl dengan mengambil IMo=O, didapat sebesar Ri.

5, Sekarang dilihat free body bawah untuk meneari db = Dyo dengan mengambil I.Me = o didapat persamaan pangkat tiga

6. Dicari dasar dalamnya pemancangan D = db + yo sedangkan dalam pemancangan pelaksanaan m = 1,2 L 1,5 D

7. Ambil I H = 0 untuk free body aus didapat gayajangkar TA (digunakan untuk merancang jangkar)

116

8. Ambil I,Myo = 0

9. Dilakukan tindakan seperti nomor 5 seperti pada cara perletakan sendi untuk men ch k hasil angka keamanan SF untuk panjang pemancangan pelaksanaan.

10. Dengan menganggap dinding turap sebagai tolok yang tertumpu di A dan 0 cari M maxs.

II. Dengan Mmaxs yang ada dan dengan melihat katalog dinding turap dari produsen baja tertentu dapat diketahui demensi dari dinding turap.

6.4 PENJANGKARAN

6.4.1 Macam-macam jangkar

Macam-macam jangkar, bila dilihat dari bentuk konstruksinya, dibedakan sebagai be

1. blok beton menerus atau setempat (deadmen anchorage), tahanan yang dip ro h merupakan hasil mobilisasi tekanan pasif tanah.

2. tiang pancang (braced piles) yang digunakan apabila ditemukan adanya lapis tanah

yang cukup tebal.

3. dijangkarkan pada lapisan tanah (soil anchor) atau pada lapisan batuan (rock an ho )

4. dinding turap berfungsi sebagai deadmen

5. dijangkar pada existing structure

6.4.2 Analisis sistim penjangkaran

6.4.2.1 Jangkar blok beton (deadmen anchorage)

Letak jangkar harus cukup jauh sehingga segitiga longsor pasif yang terbentu ari

jangkar tidak mengganggu segitiga longsor aktif dari dinding turap.

Terdapat dua jenis jangkar blok beton :

blok beton menerus (continous deadmen) blok beton setempat (short dead men)

6.4.2.1 Blok beton menerus (continous deadmen)

Terbentuk dari suatu blok beton yang menerus sepanjang dinding turap yang ada L tak jangkar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

d2

- <- sampai-

H 3 2

11·

~

r !

117

Gambar 6.18 Blok beton menerus dengan mobilisasi tekanan aktif dan pas if yang bekerja

Dari gambar di atas akan dapat dihitung : untuk tanah berbutir kasar

1 tekanan pas if, Pp = Y d2 Kp - d2

2

1 tekanan aktif, P A = Y d2 KA - d2

2

untuk tanah berbutir hal us,

tekanan pasif, P p = y d2 KP _1_ d2 + 2 c d2 fK; 2

. ,r;:- 1

tekanan aktif, PA = (y d2 KA - 2 c V Ka ) - (d2 - zo)

2

Gaya jangkar,

L

Ap all = (Pp - PA) ~ (6.30)

SF

Dimana : A = gaya jangkar yang diizinkan p

P = total tekanan pasif p

P A = total tekanan aktif

L = panjang jarak antar jangkar.

Dalam mencari gaya jangkar yang diizinkan, dibedakan beberapa kasus sebagai beri ut :

118

Blok beton setempat (short deadmen)

Untuk jenis beton setempat ini dikenal dua macam dilihat dan kedalamannya. yang dekat dengan pennukaan (near surface) dengan syarat,

d 1 < 0,5 sampai 0,7 d2

dIll

- < - sampai-

H 2 2

yang jauh dari pennukaan (depth surface) dengan syarat, H «< d2

dl > H

Ie C Wl'h. , :

I ;

, [

I~ : .~

.11

d2 = dl + H 2

a. yang de kat dad permukaan tanah

b. yang jauh dari permukaan tanah

Gambar 6.19 Jangkar blok beton setempat

Untuk yang dekat dengan pennukaan pada tanah berbutir kasar,

T I ::: L (P - PA) + _1_ Ko y ( VIC +. 'l(A) d23 tan ~ . 1)

ur p 3 p .~ ~A

sumbangan bagian sisi kiri dan kanan dan blok beton sete

dimana,

T I = gaya jangkar ulmimate, jadi gaya jangkar yang diizinkan adalah ( Tult )

ut SF

Ko = koefisien tekanan pada keadaan seimbang, = (I - sin ~) ~ OCR

Untuk yang dekat dengan permukaan pada tanah berbutir halus,

n •••• 6. 2)

119

Tult SF

dimana,

qu = hasil yang didapat dari unconfined compressive strength test.

Untuk yang jauh dari permukaan, perhitungan gayajangkar ulimate dapat diperhitungkan sebagai kapasitas daya dukung pondasi dangkal.

T uh = quit X Apondasi

qui! = 1,3 c Nc + q Nq + 0,4 Y B Ny (6.33)

dimana qui! merupakan kapasitas daya dukung Terzaghi.

Tiang pancang sebagai jangkar (braced piles)

Dipakai kalau ada lapisan tanah yang jelek yang terletak di sekitar dredge line yang tidak bisa diarnbil.

lapisan tanah jelek

Tiang di pancang menernbus lapisan tanah jelek sarnpai

ke suatu lapisan yang relatif baik

Gambar 6.20 Tiang sebagai jangkar

Besarnya gaya jangkar (T = Ap) diperoJeh dari poligon gaya sebagai berikut :

u .

Gambar 6.21 poligon gaya yang terbentuk

120

6.4.3 Jangkar pada lapisan tanah

Merupakan tension batter pile anchorage yang dihubungkan langsung dengan di turap. Pada waktu analisis harus diperhitungkan gaya vertikal V yang terjadi akibat jangkar yang miring ke bawah. Harga V ini terutama berpengaruh pada kapasitas daya d

dari dinding turap.

v

Gambar 6.21 Tension batter pile anchorage (jangkar tiang miring tekan)

Harga gaya jangkar ultimate diperoleh dari poligon gaya di bawah ini.

v

Gambar 6.22 poligon gaya yang terbentuk

Tult = 1t D Y d2 L K tan ~ + ca rt D L 6. 4)

dimana,

ca = 0,3 sampai 0,9 c

121

6.4.4 Lokasi jangkar dan panjang penjangkaran

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi dan panjang penjangkaran adalah :

1. Segi tiga gelincir aktif (Active sliding wedge) tidak berpotongan dengan bidang gelincir pasif.

2. Deadman harus diletakkan di dalam bidang kelongsoran maksimum yang mungkin terjadi.

Gambar 6.23 Lokasi penjangkaran

Untuk kondisi tanah yang berlapis, yang paling pokok adalah rnencari bidang longsor masing-masing lapisan. Metoda ini diusulkan dan dikembangkan oleh Suhardjito Pradoto sejak tahun 1975. Dengan cara yang dikembangkan Suhardjito Pradoto, maka jarak penjangkaran jauh lebih pendek dibandingkan dengan cara yang dikembangkan pada gambar 6.23.

Gambar 6.24 Lokasi penjangkaran pada tanah berlapis yang dikembangkan oleh Suhardjito Pradoto

Bidang longsor dicari tiap lapis, untuk lapis di bawah, dianggap lapis tanah di sebagai beban merata, dan seterusnya sehingga akan diperoleh suatu lokasi penja seperti pada gambar.

Urut-urutan pekerjaan lebih rinci untuk mencari panjang penjangkaran cara Su ar jito Pradoto atau lokasi dari kepala jangkar sebagai berikut :

1. Misal suatu dinding turap yang menahan lapisan tanah seperti pada gambar 6.2 .

2. Mencari bidang longsor lapis terbawah dengan cara grafis culmann, misal dida (AB) Beban yang bekerja pada lapis ketiga adalah qb = ylhl + y2h2

3. Lapis diatasnya yaitu lapisan kedua dicari juga bidng longsomya. Tanah ya mengalami longsor adalah tanah disebelah kanan (B'c) Dengan cara culmann

bidang longsor BC

4. Ulang tindakan ke 3 untuk tanah lapis 1 seandainya ada beban beban yang la bekerja, juga hams dimasukkan pada waktu mencari berat dari masing-masing

coba.

Didapat garis CD sebagai bidang longsor lapis 1

5. Dari titik D tarik garis A a Dimana selk CD Ad = 900

6. Perpanjang tali jangkar EF sedemikian rupa sehingga titik F terletak disebelah k a Ad.

7. tali jangkar EF adalah panjang penjangkaran yang dicari.

122

6.5. DIAGRAM TEGANGAN LATERAL TANAH

Didalam memperhitungkan tegangan tanah beban, selalu digunakan pendekatan d gan kondisi Rankine. Untuk L i = L 8 = 0, maka akan berlaku :

o K = tg? (4SO - -)

A 2

o

K = tg2 (45" + --)

p 2

Untuk menggambarkan diagram tegangan lateral tanah, yang terpenting adalah me en ukan besarnya tegangan pada setiap batas dari kondisi lapisan tanah yang ada.

Cara yang ditempuh ini dalam istilah Suhardjito Pradoto disebut cara superp beberapa keuntungan dan kelemahan cara ini yaitu :

Keuntungan :

Diagram tegangan dari seluruh beban dan komponen tanah yang bekerja dapat dig rkan

dengan cepat

123

Kerugian

Tidak dapat dicheck penggambaran tegangan yang benar dari beban dan komponen tanah yang bekerja, terutama untuk tanah yang terdiri dari berlapis-lapis tanah.

Meskipun dernikian tergantung dari kebiasaan mahasiswa di dalam menggunakan diagram tegangan.

6.5.1 Kondisi Tidak Ada Air.

yaitu tidak terdapat air di kedua sisi dinding turap. Distribusi tegangan lateralnya adalah :

Tegangan aktif :

0'2 = 0'1 + yl HI KAI

= (ql + YI HI) KAI - 2 c1 ~

Gambr 6.25 Tegangan lateral tanah pada kondisi tidak ada air.

,

Karena muka air pada kedua sisi dinding turap sarna tingginya maka tekanan hidr st tis

akan saling menghilangkan.

Sedangkan tegangan tanah di bawah muka air pada tanah isian diperhitungkan s b ai tegangan efektif tanah dengan menggunakan yt' :;:; ysub :;:; yt - yw

124

Tegangan pas if :

05 = 2 c2 ~

06 :;:; 12 y KP2 + 2 c2 ~

6.5.2 Kondisi ada air sarna tinggi

Gambar 6.26 Tegangan tanah pada kondisi ada air sarna tinggi

Tegangan aktif :

125

Tegangan pasif :

dimana

- Y'SUb = Y,-YW = Y,'

- YZ,uh:: Y2 - yw :: Y2'

6.5.3 Kondisi ada air tidak sarna tinggi.

Kondisi ini ditandai dengan adanya tegangan hidostatis akibat beda tinggi muka air.

Untuk tidakmenirnbulkan kerancuan, sebaliknya dalarn perhitungan tegangan hidrostatis ini dipisahkan dengan tenganan lainnya.

,. bl

6. ppono_~:w;o;::::I~"* -- - - --

Gambar 6.27 Tegangan tanah pada kondosi ada air tidak sarna tinggi

126

Tegangan aktif :

Tegangan aktif beda tinggi muka air:

Tegangan pas if

dimana,

11,ub = 11 - 't; = Y1 Y2,ub = 12 - 1"" = Y2'

Kondisi terdapat muka air tanah pada daerah material timbunan.

Terdapatnya muka air tanah menimbulkan tegangan hidrostatis satu sisi.

~ r'

h

V"', .

Gambr 6.28 Tegangan lateral tam bah pada kondisi terdapat muka air.

127

Tegangan Aktif :

oci = ql KAI - zc, ~

= (q, + Y,h, + YI,uo h.) KAI - 2C, ~ OC4 = (ql + Y,h,) + Yisubyh) KA2 - 2C:! V'i<':

Tegangan hidrostatis

Tegangan pasif

OC ::: 2C vIC

7 z pz

Disarankan oleh Suhardjito Pradoto sekali lagi bahwa perhitungn tegangan tanah lateral tidak di perposisi, tetapi berdasarkan masing-rnasing tegangan tanah lateral yang terjadi. Hal ini mengingat :

1. Kondisi tanah di Indonesia secara umum lebih dari satu lapis. 2). Kemudahan dalam penggambaran diagram tanah yang bekerja. 3). Memperkecil resiko kesalahan perhitungan.

Sebagai contoh bisa dilihat pada Bab IV.

Setelah membacalmengikuti kuliah bab ini, mahasiswa diharapkan dapat memaha an

mengerti tentang :

1. Mahasiswa dapat menghitungkan tekanan tanah aktif yang bekerja pada kon t ksi perancah.

2. Dapat menghitung dimensi dan konstruksi dinding perancah.

128

KONSTRUKSI DINDING PERANCANG

Tujuang Instruksi Umum

1) Konstruksi dinding pecahan

Tujuan Instruksional Khusus

TGL.

Anda mungkin juga menyukai