Binokoler Vision
Binokoler Vision
VISION
oleh;
YASKUR SYARIF
Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas
Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang
Otot Oblik :
M. Oblikus Superior berinsersi pada sklera
bagian lateral agak kebelakang dan berbelok
kemedial sebelum memasuki konus sehingga
memungkinkan gerak Intorsi,Depresi dan
Abduksi di inervasi oleh ( N. Trochlearis )=
N. IV merupakan otot bola mata terpanjang
= 60 mm
M. Oblikus Inferior berinsersi pada sklera
agak kebelakang dan berbelok ke medial
sebelum memasuki konus sehingga
pergerakan dapat Ektorsi,Elevasi dan
Abduksi
3 otot rektus dan satu otot oblik di inervasi
oleh N. Okulomotorius = N.III
NORMAL RETINAL
CORESPONDENS ( N R C )
DIPLOPIA
Adalah melihat objek yang sama
pada dua lokasi ruang, karena objek
penglihatan diproyeksikan pada
fovea pada satu mata dan para fovea
pada mata lainnya.
ABNORMAL RETINAL
CORESPONDENS (A R C)
AMBLIOPIA
Akibat tidak terjadinya Rangsangan pada
retina secara terus menerus mengakibatkan
fungsi makula tidak berkembang sehingga
penglihatan menjadi tumpul.Dibagi atas:
1.Strabismik Ambliop
2.Deprivatif Ambliop
3.Anisometropik Ambliop
Pada Ambliop secara Anatomis Retina Normal
Pemeriksaan strabismus
1. Hirsberg test
Perhatikan :
Hasil : Bila kedua reflek kornea ditengah tengah pupil, maka posisi
bola
ORTHO
Bila salah satu reflek kornea antara sentral pupil dan pinggir
NON AKOMODATIF
Bila deviasi berkurang = AKOMODATIF
Pemeriksaan ini berlaku untuk deviasi E & X
2. Prisma Bar
Setiap deviasi 1* dapat dikoreksi
dengan 2 Prisma Dioptri.
Apabila deviasi E dikoreksi dengan
prisma Base Out.
Apabila deviasi X dikoreksi dengan
Prisma Base In.
Dipasang Prisma dan dipakai penlight
sampai posisi ortho
Besarnya deviasi sesuai dengan prisma
yang diperlukan
5.Amblioskop
KLASIFIKASI STRABISMUS :
A : Esotropia
1. Non Paretik
a. Non Akomodatif.
Infantil
Akuisita ( didapat )
b. Akomodatif.
c. Partial Akomodatif.
2. Paretik.
B. Exotropia.
1. Intermiten.
2. konstan
C. ^A ^ dan ^V^ Patterns
D. Hipertropia
1. Non Paretik.
2. Paretik.
ESOTROPIA ( CONVERGENS
STRABISMUS )
1.Infantil Esotrpia
Tanda Klinis:
Terapi:
Akomodatif Esotropia
Dibagi 2 :
A. Hipermetrop dimulai pada usia 2-3 thn/lebih
muda
B. AC/A Ratio yang tinggi deviasi lebih besar
waktu melihat dekat disbanding waktu
melihat dekat dibanding melihat jauh.
Akomodasi konvergensi = Besarnya
konvergensi
diukur dalam prisma dioptri. Normal 3 -4
Prisma Dioptri unruk Akomodasi 1 Dioptri.
II : PARETIK ( INCOMITANT )
ESOTROPIA
( Abducens Palsy )
Parese M. Rektus Lateral
Tanda Klinis :
Apabila M Rektus lateral lumpuh total
gerakan bola mata tidak akan melewati
garis tengah
Khas :
Deviasi jauh >deviasi dekat
Bila Parese M. Rektus Lateral kanan
pandangan kekanan,deviasi lebih besar
dan apabila memandang kekiri,deviasi
lebih kecil.
Pengobatan :
PSEUDO ESOTROPIA
EXOTROPIA
(Divergens Strabismus )
Klasifikasi Exotropia :
INTERMITTENT EXOTROPIA
Tanda klinis:
Pengobatan :
CONSTANT EXOTRPIA
Tanda Klinis :
- Deviasi besar disertai kehilangan visus
- Adduksi terbatas
- Anomali Refraksi biasanya Hipermetrop.
- Jika supresi terjadi pada usia 5 -8 tahun
dapat keluhan Diplopia
- Jika visus satu mata sangat jelek, diplopia
tidak terjadi
- Ambliopia tidak terjadi apabila koreksi
refraksi sama dan penglihatan
- Dapat terjadi Alternating.
Pengobatan
Operatif.
Apabila visus jelek pada
dewasa;
KOSMETIK
HETEROFORIA
ESOFORIA
EXOFORIA
HIPERFORIA
HIPOFORIA
Sudut deviasi kecil 5- 10*
AV PATTERN / AV SYNDROM
A Pattern
V Pattern
Pemeriksaan:
Cover test.
Cover un Cover test.
Prisma 4 Dioptri
Maddox test
Keluhan :
Intermitten Diplopia
Astenopia
Astenopia :
Keluhan pada mata berupa sakit kepala
penglihatan kabur, kadang kadang diplopia
disertai
mata berair. Tidak tahan membaca lama.
Biasanya akibat anomali refraksi yang tidak
dikoreksi dan gangguan keseimbangan Otot otot
bola mata.
Pengobatan:
1.Koreksi refraksi .
2.Manipulasi akomodasi.