Anda di halaman 1dari 7

PENCUCIAN DAN PENSTERILAN TUTUP KARET, AMPUL, VIAL, DAN

BOTOL INFUS - LAPORAN FTS STERIL

LAPORANPRAKTIKUM
FORMULASITEKNOLOGISEDIAANSTERIL
MODULI
PENCUCIANDANPENSTERILANTUTUPKARET,
AMPUL,
VIAL,DANBOTOLINFUS

DISUSUNOLEH:
Nama:EldesiMedisaIlmawati
NIM:K100110038
Kelompok:B4
TanggalPraktikum:17Oktober2013
Pengoreksi:DewiPermanasari

LABORATORIUMTEKNOLOGIFARMASI
FAKULTASFARMASI
UNIVERSITASMUHAMMADIYAHSURAKARTA
2013
MODUL I
PENCUCIAN DAN PENSTERILAN TUTUP KARET, AMPUL,

VIAL, DAN BOTOL INFUS

I.

TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mengetahui, memahami, menguasai, dan mampu mengimplementasikan
teori, konsep, dan prinsip formulasi sediaan steril.

II.

DASAR TEORI
Sediaan steril adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari
mikroorganisme hidup. Pada prinsipnya, yang termasuk sediaan ini antara lain sediaan
parental preparat untuk mata dan preparat irigasi (misalnya infus). Sediaan parenteral
merupakan jenis sediaan yang unik diantara bentuk sediaan obat terbagi-bagi, karena sediaan
ini disuntikkan melalui kulit atau membrane mukosa ke bagian tubuh yang paling efisien,
yaitu membrane kulit dan mukosa, maka sediaan ini harus bebas dari kontaminasi mikroba
dan dari bahan-bahan toksis lainnya, serta harus memiliki tingkat kemurnian yang tinggi.
Semua bahan dan proses yang terlibat dalam pembuatan produk ini harus dipilih dan
dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi, apakah kontaminasi fisik, kimia,
atau mikrobiologis (Priyambodo, B., 2007).
Wadah berhubungan erat dengan produk. Tidak ada wadah yang tersedia sekarang ini
yang benar-benar tidak reaktif, terutama dengan larutan air. Sifat fisika dan kimia
mempengaruhi kestabilan produk tersebut, tetapi sifat fisika diberikan pertimbangan utama
dalam pemilihan wadah pelindung (Lachman, 1994).
AMPUL
Pada ampul tertutup lehernya harus dipotong terlebih dahulu dengan bantuan alat pemotong
ampul.leher ampul digores perlahan dengan intan, kemudian ampul dijungkirkan vertical
dengan goresan membelakangi kita. Pegangi tubuh ampul dengan tangan kiri dan ujung
ampul dengan jari telunjuk dan ibu jari kanan, tekan hingga leher ampul patah. Ampul
kemudian dijentik beberapa kali untuk mengeluarkan pecahan gelas di mulut lubang yang
terbentuk.
Setiap ampul sekurang-kurangnya dicuci 3 kali dengan air suling yang telah disaring
dengan saringan G3 hingga semua air dalam ampul keluar. Ampul yang telah dicuci
diletakkan terbaring dalam kaleng dengan tutup sedikit terbuka untuk memungkinkan uap air
mengalir keluar. Sterilisasinya dilakukan dalam oven suhu 170 0C selama 30 menit. Selesai
sterilisasi

rapatkan tutup kaleng dan keluarkan dari oven, jika akan digunakan ampul

dikeluarkan dari dalam kaleng (Permata, 2009).

Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap
destilasi dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam bahan ini adalah minyak lemak,
paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol. Serbuk steril seperti talk, kaolin, dan ZnO,
dan beberapa obat yang lain. Sebagai tambahan sterilisasi panas kering adalah metode yang
paling efektif untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah.
Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi. Ini
berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri yang terjadi
dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan
yang dibutuhkan saat proses dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat sterilisasi di
bawah uap panas dipaparkan pada suhu 1210C selama 12 menit adalah efektif. Sterilisasi
panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu 1500C sampai 1700C selama 1-4 jam.
Suhu yang biasa digunakan untuk sterilisasi panas kering 160 0C paling cepat 1 jam,
tetapi lebih baik 2 jam. Suhu ini digunakan secara khusus untuk sterilisasi minyak lemak atau
cairan anhidrat lainnya. (Steril, 2011)
III.

ALAT DAN BAHAN


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Alat :
Autoclave
Ampul
Vial
Botol infus
Tutup karet
Las ampul
Bahan :

1.
2.
3.
4.
IV.

Teepol
Aquadest
Alkohol
HCl encer
CARA KERJA
PROSEDUR PENCUCIAN TUTUP KARET DARI BOTOL INFUS
Direndam dalam larutan HCl selama 2 hari.
Kemudian, direndam dalam larutan Teepol 1% selama 1 hari
Dididihkan rendaman karet pada nomor 2
Karet dididihkan lagi dengan rendaman Teepol yang baru
Diulang-ulang lagi tindakan nomor 4 sampai larutan terlihat jernih dan bersih.

Karet ditambahkan aquadest diautoclave dengan suhu 1150C selama 20 menit.


Karet ditambah spiritus dilutes dan aquadest yang sama banyak (1 : 1) atau 2 kali tergantung
dengan jernih tidaknya cairan rendaman, setelah itu diautoclave lagi.
Setelah itu, diautoclave lagi 1 kali, tetapi dengan dimasukkan kantong plastic tanpa air untuk
sterilisasi.
PROSEDUR PENCUCIAN AMPUL/VIAL/BOTOL INFUS (ALAT GELAS)
Dicuci ampul/vial/infuse dengan HCl encer.
Dididihkan ampul/vial/infuse dengan Teepol 1%.
Diulangi prosedur no. 2 hingga larutan jernih (maksimal 3 kali).
Dicuci ampul/vial/botol infus dengan aquadest
Diatur secara rapi dalam oven dan disterilkan dalam suhu 2000C selama 1 jam.

V.

ANALISIS CARA KERJA


Pada percobaan ini dilakukan sterilisasi terhadap karet botol infus dan alat-alat gelas
seperti vial, ampul, dan botol infus. Untuk mensterilkan ketiganya digunakan metode yang
berbeda. Sterilisasi karet botol infus menggunakan metode panas basah karena karet ini
merupakan produk yang tidak tahan panas. Alat yang digunakan adalah autoclave.
Pada awal percobaan dilakukan perendaman dengan HCl 2% selama 2 hari, hal ini
bertujuan untuk mencuci dan menetralkan kotoran-kotoran yang bersifat basa. Kemudian
perendaman kembali dengan larutan Teepol 1% dimaksudkan untuk pembersihan karena
sifatnya sebagai detergen. Teepol 1% merupakan surfaktan yang mempunyai gugus lipofil
dan hidrofil. Gugus lipofil akan mengikat lemak dalam tutup karet. Gugus hidrofil akan
tertarik oleh aquadest pada pencucian yang terakhir sehingga tutup karet terbebas dari lemak
yang menempel.
Langkah berikutnya yaitu mendidihkan karet dalam larutan baru Teepol 1%. Langkah
ini dilakukan beulang-ulang hingga larutan bersih dan jernih. Lalu karet direndam dan dicuci
dengan aquadest dan diautoclave.
Untuk mencuci dan mensterilkan ampul, vial, dan botol infus digunakan metode
sterilisasi panas kering. Langkah pertama yaitu mencuci ampul, vial, dan botol infus dengan
mendidihkannya dalam Teepol 1%. Hal ini bertujuan untuk membersihkan alat-alat karena
sifatnya sebagai detergen. Pencucian dilakukan sebanyak tiga kali hingga diperoleh larutan
jernih. Setelah larutan jernih, alat-alat dicuci dengan aquadest kemudian dioven selama 1 jam
pada suhu 200o C.

Untuk sterilisasi panas kering harus diperhatikan dalam penyusunan alat gelas
didalam oven. Alat gelas seharusnya disusun dengan rapat agar aliran udara tidak dapat
menembus dan terdistribusi.
VI.

HASIL PERCOBAAN
1. Pencucian Tutup Karet
No.
Pencucian Menggunakan
Kejernihan
1.
Teepol
++
2.
Teepol
+++
3.
Aquadest
++++
4.
Aquadest
+++++
Keterangan: Pada tampungan larutan teepol yang pertama kami merebusnya sampai
mendidih, dan hasilnya yang pertama belum jernih pada larutannya dan masih meninggalkan
bercak pada tutup karetnya. Lalu kami mencucinya kembali beberapa kali sampai larutan
terlihat jernih, yaitu pada pencucian kedua dengan Teepol. Setelah itu, dicuci dengan
aquadest 2 kali dan diautoklav dan hasilnya tidak terdapat bercak pada tutup karet dan larutan
terlihat jernih.
Kesimpulan: Pencucian dengan larutan Teepol beberapa kali dapat membuat wadah jernih,
serta tidak adanya bercak pada tutup karet.
2. Pencucian Ampul, Vial, dan Botol Infus (Glassware)
No.
Pencucian Menggunakan
1.
Teepol
+
2.
Aquadest
+++
3.
Aseton
++++
Keterangan: Botol terlihat jernih setelah dioven.
Kesimpulan: belum steril sepenuhnya jika belum dioven.

VII.

Kejernihan

PEMBAHASAN
Pada saat melakukan sterilisasi, wadah dan atau tutup yang disterilisasi sebaiknya
disterilkan sampai benar-benar steril. Hal ini dimaksudkan agar wadah dan atau tutup tersebut
tidak mencemari bahan obat yang akan dimasukkan ke dalamnya. Tujuan pencucian dan
sterilisasi ini adalah untuk menghilangkan zat-zat pengotor atau penghilangan semua jenis
organisme hidup, dan dalam hal ini adalah mikroorganisme (fungi, mycoplasma, virus,
bakteri, protozoa) sehingga diperoleh pengemasan yang steril, bebas pirogen dan bebas
partikel sehingga tidak mempengaruhi produk dan isi.

Pada proses pencucian tutup karet, tutup karet direndam dengan HCl 2% selama 2
hari dan direndam pada larutan Teepol selama 1 hari dan terlihat larutan Teepol yang keruh
dan terdapat sedikit busa yang diprediksikan masih terdapat kontaminan atau belum steril,
sedangkan botol infus dan vial dicuci dengan HCl 2%. Fungsi HCl 2% adalah untuk
melarutkan asam dan mengurangi kebasaan dari pengemas agar kira-kira menjadi netral.
Teepol 1% merupakan surfaktan yg mempunyai gugus lipofil dan hidrofil. Gugus
lipofil akan mengikat lemak dalam tutup karet, sedangkan gugus hidrofil akan tertarik oleh
aquadest pada pencucian yang terakhir sehingga tutup karet terbebas dari lemak yg
menempel. Teepol yang digunakan dalam sterilisasi kali ini berguna sebagai desinfektan dan
zat pembasah sehingga Teepol dapat berpenetrasi ke dalam pori-pori bahan yang akan
disterilkan.
Sterilisasi juga menggunakan metode perebusan terutama untuk bahan yang terbuat
dari karet. Tujuan utama dari proses ini adalah untuk membuat spora jamur yang masih ada
menjadi bentuk aktif (vegetatif) sehingga bahan desinfektan dapat membunuh spora jamur
tersebut. Perebusan digunakan pada tutup karet karena karet tidak tahan terhadap panas dari
oven, sehingga cukup dipanaskan dengan cara direbus. Pada proses perebusan tutup karet
dengan larutan Teepol 1% dilakukan berulang-ulang sampai larutan bersih dan jernih lalu
dicuci dengan aquadest yang berfungsi untuk membilas karet. Kemudian tutup karet di
autoklav 1150C selama 20 menit, digunakan alat autoklav karena untuk sterilisasi tutup karet
dilakukan dengan metode sterilisasi panas basah. Selanjutnya karet ditaruh di kantong plastik
tanpa air dan di autoklaf dengan tujuan untuk mensterilkan.
Untuk mencuci dan mensterilkan botol infus, ampul, dan vial digunakan metode
sterilisasi panas kering. Mikroorganisme akan mengalami kekeringan jika dipaparkan pada
suhu tinggi dan akibatnya sel akan lisis dan mati. Kekurangan sterilisasi panas kering yaitu
masih bertahannya endospora bakteri. Setelah direndam dan dididihkan dengan Teepol 1%
lalu dicuci dengan aquadest dan di sterilkan pada temperatur 2000C oven selama 1 jam. Oven
merupakan alat sterilisasi yang menggunakan udara panas kering, dimana fungsi oven adalah
mensterilkan alat-alat gelas yang tidak berskala. Prinsip oven yaitu menghancurkan lisis
mikroba menggunakan panas udara kering. Untuk sterilisasi panas kering sangat diperhatikan
penempatan bahan yang akan disterilisasi, yaitu sebisa mungkin tidak renggang atau
seminimal mungkin hindari adanya celah agar aliran udara tidak dapa menembus dan
terdistribusi, selain itu agar bahan tidak pecah atau retak karena bahan tersebut akan memuai
pada pemanasan.

VIII. KESIMPULAN
1. Pada saat melakukan sterilisasi, wadah yang disterilkan harus benar-benar bersih agar bahanbahan yang dimasukkan tidak terkontaminasi.
2. Sterilisasi hendaknya memperhatikan sifat dari bahan yang akan disterilkan sehingga didapat
sterilisasi yang maksimal.
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Lachman, Lieberman, Kanig. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Penerbit Universitas
Indonesia. Jakarta
Permata, 2009. Wadah dan cara sterilisasi (Teknologi Sterilisasi dan Aseptis). (
http://permatas-world.blogspot.com/2009/05/wadah-dan-cara-sterilisasiteknologi.html ). Diakses pada tanggal 16 Oktober 2013, pukul 11.13
Priyambodo, B. 2007. Manajemen Farmasi Industri. Global Pustaka Utama. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai