Kinerja Ekonomi Dan Distribusi Pendapatan Di Indonesia Tahun 2005
Kinerja Ekonomi Dan Distribusi Pendapatan Di Indonesia Tahun 2005
Oleh:
Serly Hasibuan (12.7377)
3SE1
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
Tahun 2015
1. Pendahuluan
Dalam menjelaskan perekonomian, suatu negara membutuhkan Produk Domestik Bruto
(PDB). PDB yang dihitung dari berbagai kegiatan ekonomi dapat diperoleh dari tabel I-O.
Namun, tabel I-O belum mampu menjelaskan distribusi pendapatan dan ketenagakerjaan. Target
utama strategi pertumbuhan ekonomi adalah untuk meningkatkan produksi atau output ekonomi
melalui peningkatan output kegiatan-kegiatan ekonomi unggulan (leading economic activities)
atau melalui peningkatan produk-produk unggulan (leading products atau commodities)
sehingga dengan demikian PDB atau pendapaatan nasional (national income) negara
bersangkutan menjadi meningkat. Oleh karena itu, lahirlah SAM (Social Accounting Matrix)
yang selain dapat menjelaskan hubungan antara berbagai kegiatan ekonomi, juga dapat
menjelaskan masalah-masalah sosial yang terjadi seperti, masalah distribusi pendapatan dan
masalah ketenagakerjaan.
SAM merupakan sistem kerangka kerja berbentuk matriks yang menggambarkan hubungan
antara berbagai kegiatan ekonomi, distribusi pendapatan, dan ketenagakerjaan. Pada prinsipnya,
SAM dibentuk atas dasar beberapa pilar utama:
a. SAM merupakan suatu sistem kerangka data yang mengkombinasikan informasi ekonomi
dan sosial ke dalam suatu kerangka yang terintegrasi dan komprehensif
b. SAM merupakan suatu kerangka data yang bersifat modular yang dapat menghubungkan
variabel-variabel atau pun subsistem-subsistem yang terdapat di dalamnya secara terpadu
c. SAM merupakan suatu sistem klasifikasi data yang konsisten dan komprehensif
d. SAM merupakan alat analisis terutama yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi,
distribusi pendapatan dan ketenagakerjaan
2. PDB
PDB merupakan salah satu bagian dari Sistem Neraca Nasional. PDB adalah suatu cara
untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara atau wilayah dalam jangka waktu tertentu
(tahunan, triwulan). PDB juga merupakan ukuran kinerja produksi/konsumsi untuk level
nasional. Sedangkan untuk ukuran suatu wilayah (misalnya provinsi) disebut sebagai Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB).
Secara sederhana, PDB dihitung dengan menggunakan kriteria produksi atau konsumsi
yaitu PQ dimana P=harga dan Q=produksi/konsumsi. Laju pertumbuhan ekonomi adalah
perbandingan PDB atas dasar harga konstan yang terjadi pada waktu atau periode sekarang
dibandingkan dengan waktu atau periode sebelumnya. Besarnya PDB diukur atas dasar harga
berlaku, yaitu: atas dasar harga yang terjadi pada waktunya (tahun, triwulan). Dari PDB atas
dasar harga berlaku diperoleh ukuran PDB per kapita, yaitu total PDB dibagi dengan jumlah
seluruh penduduk. Sedangkan untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi, PDB perlu dihitung
atas dasar harga konstan agar faktor kenaikan harga dalam PDB dapat dihilangkan. Harga
konstan adalah harga komoditas pada suatu tahun yang ditetapkan sebagai tahun dasar menilai
besarnya produksi/konsumsi pada tahun-tahun setelahnya.
Konsep harga yang digunakan dalam PDB dapat dibagi menjadi 2 (dua):
Harga konsumen, yaitu harga yang dibayar oleh pembeli (konsumen) pada waktu
membeli atau mengkonsumsi suatu komoditas, jadi termasuk marjin perdagangan dan
biaya transportasi (trade transport margins/TTM).
Harga produsen, yaitu harga suatu komoditas yang ditentukan oleh produsen (harga
produksi), tidak termasuk marjin perdagangan dan biaya transportasi (trade and
transport margins/TTM). Jadi, harga produsen=harga konsumen-TTM.
Distribusi pendapatan rumah tangga dalam kerangka SAM ditunjukkan oleh baris neraca
kedua pada kerangka umum mengenai SAM. Salah satu institusi dalam kerangka SAM adalah
rumah tangga seperti telah ditunjukkan oleh tabel kerangka dasar SAM bahwa neraca T2.1
menunjukkan alokasi pendapatan faktor produksi yang diterima oleh berbagai institusi, salah satu
oleh rumah tangga. Dengan perkataan lain, neraca ini merupakan mapping dari neraca T1.3
menjadi neraca T2.1, yaitu mapping dari pendapatan faktorial menurut sektor-sektor ekonomi
menjadi pendapatan institusi, salah satu adalah rumah tangga, menurut faktor-faktor produksi.
Sementara itu, neraca T2.2 menunjukkan pembayaran transfer (transfer payment) antar
institusi, misalnya, pemberian subsidi dari pemerintah kepada rumahtangga, atau pemberian
subsidi dari perusahaan kepada rumahtangga, atau pembayaran transfer dari rumahtangga ke
rumahtangga yang lain. Sedangkan neraca T2.4 menunjukkan penerimaan ketiga institusi dari luar
negeri. Jumlah ketiga neraca T2.1, T2.2, dan T2.4 yang berhubungan dengan rumahtangga
menggambarkan distribusi pendapatan rumahtangga.
Pola pengeluaran menurut golongan rumahtangga dalam kerangka SAM dapat dilihat
pada neraca kolom masing-masing golongan rumahtangga (kolom institusi pada tabel kerangka
dasar SAM). Pada rincian ini dapat diperoleh informasi mengenai pola pengeluaran rumahtangga
menurut berbagai komoditas, baik komoditas domestik maupun komoditas impor. Dari
informasi ini dapat juga diperlihatkan besarnya tabungan masing-masing golongan rumahtangga.
Institusi
Kegiatan
Produksi
Neraca
lainnya
Total
Faktor
Produksi
T13
T14
y1
Institusi
T21
T22
T24
y2
Kegiatan
T32
T33
T34
y3
Penerimaan
Produksi
Neraca
Lainnya
T41
T42
T43
T44
Total
y1
y2
y3
y4
y4
0
tersebut.
2
M2 = (I+ A + A ) , dimana:
A
0
= M1 0
A 2.1 0
0 A 3.2
A 2 =
0
0
A 3.2 A 2.1
A1.3
0
0
1.3 A
3.2
A
0
0
atau
0
A2.1 A 1.3
0
0
0
=
A 2.1 0
0 A
3.2
1.3
A
0
0
M3 adalah pengganda closed loop merupakan pengaruh dari suatu blok ke blok yang lain, untuk
kemudian kembali pada blok semula.
3 1
M3 = (I A )
A 3 = A 1.3 A 3.2 A 2.1
0
0
0
A 2.1 A
1.3 A
3.2
0
0
0
1.3
A 3.2 A 2.1 A
Ma = M3M2M1
Ma = I + Ta
+ Oa
+ Ca
dimana
I = Matrik injeksi awal
Ta = Matrik transfer multiplier
Oa = Matrik open loop multiplier
Ca = Matrik closed loop multiplier
Ta adalah pengganda transfer (transfer multiplier) yang menunjukkan dampak injeksi
(shock) pada suatu blok yang akan mempengaruhi blok yang sama terlebih dahulu, sebelum
berpengaruh terhadap blok yang lain.
Oa adalah pengganda lompatan terbuka (open loop atau cross-effect multipiliers) yang
menjelaskan dampak injeksi pada suatu blok terhadap blok-blok yang lain.
Ca adalah pengganda lompatan tertutup (closed loop multipliers) yang menjelaskan
dampak injeksi pada suatu blok terhadap blok-blok yang lain, dan kemudian kembali kepada
blok awal dan blok-blok lainnya sampai dampak yang terjadi menjadi sangat kecil dan dapat
diabaikan.
Gambaran Umum
Pendapatan faktor produksi tenaga kerja Indonesia pada tahun 2005 sebesar Rp 1.486.178,61 miliar, sedangkan pendapatan Comesti sebesar Rp
1.344.474,90 miliar. Jumlah kedua pendapatan tersebut memberikan dugaan Produk Domestik Bruto (PDB) atas biaya faktor, yaitu sebesar Rp 2.830.653,51
miliar. Sedangkan bila ditambah dengan pajak tidak langsung neto sebesar Rp 66.291,45 miliar maka akan menghasilkan PDB atas harga berlaku sebesar Rp
2.896.944,96 miliar. PDB atas harga berlaku ini yang digunakan sebagai PDB Indonesia.
Dari tabel juga dapat diperlihatkan bahwa total pendapatan rumah tangga pada tahun 2005 sebesar Rp 2.191.308,73 miliar dengan rincian penerimaan
sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Pendapatan tenaga kerja (upah dan gaji termasuk imputasi upah dan gaji) sebesar Rp 1.484.023,61 miliar
Pendapatan capital sebesar Rp 435.954,19 miliar
Penerimaan transfer dari rumah tangga sebesar Rp 10.355,80 miliar
Penerimaan transfer dari perusahaan sebesar Rp 63.355,12 miliar
Penerimaan transfer dari pemerintah sebesar Rp 140.391,00 miliar dan
Penerimaan transfer dari luar negeri sebesar Rp 57.229,00 miliar
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Sedangkan total pengeluaran rumah tangga diperkirakan sebesar Rp 2.191.308,73 miliar (yaitu sama dengan total pendapatan rumah tangga) yang dirinci
sebagai berikut:
Pengeluaran transfer untuk rumah tangga sebesar Rp 10.355,80 miliar
Pengeluaran transfer untuk perusahaan sebesar Rp 46.289,85 miliar
Pengeluaran transfer untuk pemerintah (atau pajak langsung sebesar Rp 67.199,46 miliar
Pengeluaran konsumsi untuk komoditas Comestic sebesar Rp 1.659.533,31 miliar
Pengeluaran konsumsi untuk komoditas impor sebesar Rp 210.007,64 miliar
Tabungan sebesar Rp 186.221,67 miliar
Pengeluaran ke luar negeri sebesar Rp 11.700,99
Ekspor dan impor Indonesia pada tahun 2005 masing-masing berjumlah Rp 977.105,47 miliar dan Rp 820.078,21 miliar. Dapat disimpulkan bahwa
ekspor lebih besar daripada impor yang berarti Indonesia sudah mampu meningkatkan produksi hingga dapat mengekspor beberapa komoditi.dengan demikian,
pada tahun 2005 Indonesia memperoleh surplus dalam perdagangan internasional yaitu sebesar Rp 157.027,62 miliar.
Tabel ini menyajikan informasi lebih lanjut mengenai distribusi PDB yang dirinci menurut lapangan usaha dan komponen-komponen faktor produksi
(upah/gaji dan kapital). Dari tabel ini dapat ditunjukkan bahwa PDB Indonesia berjumlah Rp 2.896.944,96 miliar, terdiri dari balas jasa tenaga kerja (upah dan
gaji tenaga kerja dibayar dan diimputasi upah dan gaji tenaga kerja tidak dibayar) sebesar Rp 1.486.178,61 miliar dan balas jasa kapital sebesar Rp 1.344.474,90
miliar. Sedangkan sisanya merupakan pajak tidak langsung neto (pajak tidak langsung dikurangi subsidi) untuk komoditi domestik dan impor
Penyumbang terbesar nilai tambah bruto nasional menurut klasifikasi lapangan usaha SNSE Indonesia tahun 2005 adalah sektor produksi Pertambangan,
Industri Pengolahan kecuali Makanan dan Minuman, Listrik, Gas, dan Air Bersih yaitu sebesar Rp 1.785977,291 miliar. Sedangkan penyumbang terkecil nilai
tambah bruto nasional menurut klasifikasi lapangan usaha SNSE Indonesia tahun 2005 adalah sektor produksi Pertanian Tanaman liannya, Kehutanan, dan
Perburuan yaitu sebesar Rp 155.601,1613 miliar. Di sisi lain, sekktor produksi perdagangan, Restoran & Perhotelan, Pengangkutan & Komunikasi, Jasa
Perseorangan dan RT menyumbang nilai tambah bruto sebesar Rp 1.196.200,207 miliar, sektor produksi Pertanian Tanaman Pangan, Peternakan, Perikanan, dan
Industri Makanan menumbang nilai tambah sebesar Rp 783.313,8124 miliar, dan sektor produksi Lembaga Keuangan, Real Estate, Pemerintah, Jasa Sosial dan
Kebudayaan, Jasa Hiburan mempunyai kontribusi terhadap nilai tambah bruto sebesar Rp 678.303,0697 miliar
Injeksi
Neraca yang dipengaruhi (Penghapu
injeksi
san
Subsidi)
1
0
Faktor
Produksi
Tenaga
kerja
0
0
Bukan tenaga
kerja
Institusi
Rumahtan
gga
Perusahaan
Ma
1.887,4
8
5.017,2
4
11.863,
43
4.888,2
1
8.218,3
7
5.147,8
5
4.028,7
2
761,03
45.306,
57
2.618,9
0
10.849,
47
10.483,
30
7.047,6
3
15.353,
65
12.276,
48
32.091,
93
Ta
Oa
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Ca
391,37 1.496,1
1
742,86 4.274,3
8
8.333,2 3.530,1
9
4
3.179,9 1.708,2
9
2
3.469,3 4.749,0
0
7
1.509,7 3.638,1
0
6
1.635,6 2.393,0
4
8
424,76 336,27
29.682, 15.624,
47
09
1.149,7 1.469,1
7
3
4.914,6 5.934,8
4
3
5.744,6 4.738,6
3
8
3.554,9 3.492,6
9
4
9.216,6 6.136,9
7
8
6.088,7 6.187,7
2
7
20.833, 11.258,
92
01
64.793,80
2
3
0
0
Kegiatan
Produksi
Komoditi
Domestik
Komoditi
Impor
20.512,
24
3.373,6
7
110.931
,93
28.821,
50
14.458,
52
13.420,
44
26.477,
86
3.849,2
5
52.177,
22
29.345,
20
14.601,
86
2.002,6
6
344,93
21.230,
82
1.955,0
4
2.392,0
8
1.175,8
0
1.709,9
9
27.526,
57
8.078,8
2
3.428,4
6
5.236,4
2
1.517,7
7
1.951,0
5
31.129,
57
8.225,6
2
3.462,4
5
54,66
274,89
14.301,
13
556,83
1.106,5
3
0 19.336,
44
0 1.663,6
8
0 18.611,
55
0 20.742,
67
0 11.030,
06
0 8.184,0
21
0 24.960,
09
0 1.898,2
0
0 21.047,
65
0 21.119,
58
0 11.139,
40
0 1.947,9
94
0
70,04
0 6.929,6
9
0 1.398,2
1
0 1.285,5
6
Neraca pemerintah
Naraca capital
Neraca pajak tidak langsung
Subsidi
Neraca luar negeri