Anda di halaman 1dari 4

ORGANIZATIONAL CHANGE: A MATTE OF INDIVIDUAL AND GROUP

BEHAVIOUR TRANSFORMATION
By. Reza Irian Rama
P2CC14067
Abstrak:
Kehidupan kontemporer berarti peningkatan sejumlah tantangan baagi semua organisasi. Maka
dari itu, flexibilitas dan perubahan yang berkelanjutan harus menjadi prioritas. Masalah
utamanya adalah bagaimana mengimplementasikan perubahan secara tepat dan membuat
berhasil. Solusi yang disajikan dalam artikel ini adalah dengan mengubah sikap dan perilaku
seseorang dapat memebuat perubahan dalam organisasi. Akan tetapi, beberapa pandangan
mengenai prasyarat yang dibutuhkan untuk mengubah individu dan sikap kerja sama dan
perilaku.

Sebagai akibatnya, untuk mengidentifikasi dan merinci prinsip-prinsip yang

seharusnya memainkan peran sebagai 10 Commadement pada berbagai proses perubahan


organisasi tujuan artikel ini adalah untuk membuat pendekatan teori masalah ini.
2. Kurt Lewin: Model Teori Perubahan Organisasi
Salah satu model teori yang memiliki dampak besar dalam riset dan praktik di lapangan
mengenai perubahan organisasi dikembangkan oleh Kurt Lewin [7]. Proporsinya dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Perilaku individu merupakan gabungan antara sifat personal dan pengaruh lingkungan.

Sehingga cara terbaik untuk merubah perilaku adalah dengan merubah lingkungan.
Memfasilitasi perubahan perilaku pada tingkat individu ysng menghasilkan perubahan
pada tingkst orgsnisasi mempengaruhi terciptanya ketidakseimbangan pada field of force
yang justru menghasilkan perilaku status quo.

Menyadari hipotesis awal tadi, Lewin mengembangkan pemahaman dan memprediksi perilaku
individu membutuhkan pegangan interdependence antara individu dan kondisi lingkungannya.
Kemudian sangat pentin g mengkonsolidasi kebiasaan social dan kumpulan norma dan aturan
yang terdapat pada perilaku individu dan organisasi. Sihingga perubahan perilaku yang
berlangsung lama dan transformasi tergantung pada dekonstruksi equilibrium dari norma dan

kebiasaan ini. Lebih lanjut lagi, semakin bernilai latter, maka semakin besar usaha perubahan
yang dibutuhkan. Kemudian, ensuing dilemma: tindakan apa yg diperlukan untuk menghasilkan
perubahan bukan hanya pada level individu namun juga lingkungan yang ada pada individu.
Solusi Lewin, yang pertama adalah merubah norma kelompok dengan menciptakan kondisi
disequilibrium (Unfreezing stage, seperti dikatakan teori) pada tekanan ini disebut ketidak
puasan dan ketidaknyamanan. Tujuan utama dari beberapa tindakan ini adalah menghilangkan
perasaan kepuasan individu yang diperngaruhi oleh norma-norma yang diterima. Pada
praktiknya beberapa tidakan yang mungkin dengan mengkonfrontasikan individu dengan satu set
informasi yang berkontradiksi dengan harapannya. Namun, informasi tsb harus berhubungan
dengan nilai yang sama pada kebanyakan individu [9].
Solusi kedua, adalah diperlukannya Transition stage (moving). The Latter mempengaruhi proses
identifikasi pola perilaku tidak produktif,dan menentukan apa yang diinginkan. Pada bahasan ini,
perubahan dalam proses dan struktur organisasi diperlukan. Beberapa faktor penting antara lain:
menetukan peran, tanggung jawab dan hubungan organisasi, meningkatkan skill dan kompetensi,
menigkatkan pelopor dan membuang agen resistensi perubahan [10].
Sebagai akibat dari 2 tahapan sebelumnya, diperlukan organizational equilibrium yang baru
(refreezing). Solusi yang dihasilkan terdiri dari konsolidasi budaya dan struktur organisasi
selaras dengan reward system.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari teori diatas, dirumuskan sbb:

Perubahan perilaku individu dimungkin dengan bertindak melawan norma norma.


Perubahan perilaku tergantung pada identifikasi dan tindakan pada nilai yang
memperngaruhi sikap yang berafiliasi dengan norma-norma.

3. perilaku individu: beberapa proporsi teoritis


System social dan perilaku social (pada kasus ini perilaku individu dan kelompok dalam
organissasi) dapat didefinisikan dan dijelaskan nila, norma, komunitas dan ensuing peran
individu. Dari sudut pandang ini, Homans [11] merumuskan beberapa proporsi teori yang
berhubungan dengan psikologi perilaku:

Perilaku merupakan hasil dari benefits it hasil.


Perilaku social merupakan proses pertukaran

Prinsip teoritis yang berlaku untukperilaku individu dan grup dirumus sebagai berikut:

The success principle/Prinsip Sukses: Semakin banyak frekuensi penguatan, maka

semakin besar tindakan serupa untuk terulang.


The Principle of Stimuli similarity / Prinsip stimulus kemiripan: situasi yang mirip hasil

efek penguatan umum.


The value principle / prinsip nilai: Semakin bernilai hasil tindakan, semakin besar

tindakan reiterating that very .. serupa .


The aggressiveness/approval principe:
- Ketika sanksi atau reward yang diterima karena tindakan tertentu tidak sesuai dengan
-

harapan individu, akan bereaksi secara emosional.


Ketika reward yang diterima sesuai atau melebihi harapan, atau ketika sanksi yang
diperikan tidak sesuai yang dibayangkan , kemungkinan menghargai hasil dari
perilaku berikutnya dan proses pengulangan akan meningkat.

4. Perubahan sikap: prasyarat untuk perubahan perilaku


Definisi attitude yang paling relevan dengan tujuan artikel ini:
ketika kita berbicara mengenai apa yang seseorang telah pelajari sebagai hasil ia berintegrasi ke
sebuah keluarga, kelompok, masyarakat dan lebih lanjut lagi apa yang mebuat ia dapat menolak
reaksi transisi dalam tindakan konstan dan tata karma tertentu. Sebagai hasil seseorang tidak lagi
dapat bersikap netral dalam menilang lingkungan sekitar, dan kemudian memasukkannya dalam
kategori dikotomik pleasant- unpleasant, favorable-unfavorable,agreement disagreement.
Kesimpulan yang muncul dari penelitian yang sudah dilakukan untuk menjelaskan dengan benar
konsep penilain, dan juga hubungan antara perilaku dan sikap adalah sebagai berikut:

Semakin sering asosiasi mental antara objek dan penilaian emosional, semakin kompleks

hubungannya
Manusia sering member perhatian lebih kepada obyek yang berkaitan dengan penilain
sikap. Semakin intens perasaan mengenai obyek tertentu, semakin obyek tersebut

menarik perhatian kita.


Penilaian sikap berperan sebagi filter proses informasi.

5. Perubahan Organisasi - masalah transformasi perilaku individu dan kelompok. Beberapa


persyaratan.
Berdasarkan teori yang dimasukkan pada bab sebelumnya, beberapa persyaratan fundamental
untuk perbuhan organisasi dapat dirumuskan:

Perubahan mempengaruhi penentuan kecukupan perasaan pribadi dengan menolong

mempelajari sikap dan kebiasaan


Perubahan adalah masalah interrelationships, dan difasilitasi oleh infrastruktur organisasi.
Perubahan sama dengan belajar melalui proses bertanya secara kontinyu mengenai

kebiasaan dan norma individu serta kelompok.


Perubahan adalah proses menemukan, menguji, dan memvalidasi memvalidasi pilihan.
Perubahan adalah hasil dari mengambil tanggung jawab sebagai konsekuensi perilaku

seseorang ke yang lainnya


Perubahan adalah masalah kejujuran pada diri sendiri dan orang lain.
Motivasi seseorang terhadap perubahan tergantung pada rasio costs/benefits

Anda mungkin juga menyukai