Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini ilmu tumbuhan telah mengalami kemajuan yang
demikian pesat, hingga yang awalnya bidang-bidang pengetahuan hanya
merupakan cabang-cabang ilmu. Tumbuhan saja, saat ini telah menjadi
ilmu yang berdiri sendiri-sendiri. Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan
yang sekarang telah berdiri sendiri adalah Morfologi Tumbuhan.
Morfologi Tumbuhan yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh
tumbuhan sudah demikian besar perkembangannya hingga dipisahkan
menjadi morfologi luar dan morfologi saja (morphology in sensu stricto =
dalam
arti
yang
sempit)
dan
morfologi
dalam
atau
anatomi
tumbuhan. Buah dan biji adalah bagian dari organ reproduksi tumbuhan
tingkat tinggi. Pada hakekatnya keberadaan buah hanya dapat dijumpai
pada tumbuhan yang termasuk dalam sub divisi Angiospermae. Pada
tumbuhan Gymnospermae, biji tidak ditutupi oleh daun buah sehingga
tidak membentuk buah. Gymnospermae sebagaimana asal kata dari sub
divisi ini memiliki biji yang telanjang.
Buah merupakn hasil penyerbukan pada bunga yang kemudian di
ikuti dengan pembuahan, yang akan menghasilkan bakal buah dan bakal
biji yang kemudian tumbuh menjadi buah dan biji dimana biji inilah yang
akan tumbuh menjadi calon tumbuhan baru. Dengan dihasilkannya buah
dan biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya, dan dapat pula
terpencar ketempat lain.
Ilmu tumbuhan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan
begitu pesat, hingga bidangbidang pengetahuan yang semula merupakan
hanya cabangcabang ilmu tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu
yang berdiri sendiri.
Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri
sendiri adalah Morfologi Tumbuhan. Menurut definisinya, morfologi
tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan
A. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum morfologi tumbuhan tentang buah dan biji
yaitu, Untuk mengetahui tentang morfologi dari buah blimbing. Untuk
mengetahui tentang morfologi dari biji buah blimbing
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal
buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung
sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa
penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik.
Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya
tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh
menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara
sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal
biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga
ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur yang
berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan
pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan
protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel
keduanya (Hidayat, 1995).
Buah adalah salah satu organ tumbuhan untuk pembiakan, mengandung biji
setelah pembuahan pistil (bunga betina) tumbuh jadi buah. Ovum tumbuh menjadi
biji, dinding ovarium jadi kulit buah. Pengertian buah dalam lingkup
pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di
atas. Karena buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal
buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena
itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa
disebut buah sejati (Campbell, 2003).
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan
lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi
biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama
buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan (Campbell, 2003).
Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah ikut
tumbuh dan merupakan suatu bagian buah, sedang umumnya segera setelah terjadi
penyerbukan dan pembuahan bagian-bagian bunga selain bakal buah segera
menjadi layu dan gugur. Dari putik sendiri dengan tegas disebut hanya bakal
buahnya, karena biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula seperti halnya
dengan bagian-bagian yang lain.
Peristiwa penyerbukan yang telah terjadi kemudian diikuti pula oleh
pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang
terdapat di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji (Evika. 2005). Setelah itu,
zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji
tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh
menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan
pelindung
yang
kering
dan
keras
(pada
(bisa
beberapa
lapis)
yang
disebut
dinding
Buah semu atau tertutup, yaitu jika buah berbentuk dari bakal buah beserta
bagian-bagian lain pada bunga itu yang menjadi bagian utama buah ini (lebih
besar, lebih menarik perhatian, dan sering kali merupakan bagian buah yang
bermanfaat atau dapat dimakan), sedang buah yang sesungguhnya kadang
tersembunyi. Dibedakan atas tiga macam yaitu: buah semu tunggal, buah semu
ganda dan buah semu majemuk.
2.
Buah sungguh atau buah telanjang yang selalu terjadi dari bakal buah dan jika
ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian
buah yang berarti. Dibedakan atas tiga macam yaitu: buah sejati tunggal, buah
sejati ganda dan buah sejati majemuk.
Adapun bagian-bagian buah adalah (Tjitrosoepomo, 1985) :
1.
2.
3.
4.
BAB II
METODE
A. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Morfologi buah dan biji mengenai Mengenal susunan / morfologi
buah, baik buah sejati ataupun buah semu. Dilaksanakan pada hari Sabtu, 28
November 2015 pukul 07.00 WIB dan bertempat pelaksanaan praktikum di
Perumahan Anggrek Barat No: 178, Cepokomulyo, Kepanjen.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISI
HASIL PENGAMATAN
NO
1
GAMBAR
KETERANGAN
- Warna saat belum
masak hijau, warna
setelah
masak
bagian
kulit
terlihat
berbentuk
jelas
bintang
ketika dibelah
dilakukan
hebarium
berubah
menjadi
kuning
pucat,
bercak
terdapat
seperti
bercak
kuning
kecoklatan.
-
Bentukan
bintang
karpelumnya masih
terlihat jelas.
ANALISIS DATA
Pada praktikum kali ini dilakukan hebarium dengan menggunakan buah,
metode
yang
dilakukan
adalah
menggunakan
hebarium
basah
dengan
pengawetnya alkohl 70%. Buah blimbing yang belum dilakukan hebarium saat
buah masih dalam keadaan mentah buah blimbing berwarna hijau, kulit tepi
maupun kulit dagingnya memiliki warna yang sama. Pada buah yang telah masak
berwarna kuning, namun juga ada buah yang berwarna orange tergantung berapa
persen tingkat kemasakan buah blimbing tersebut. Namun setelah buah dilakukan
hebarium buah mengalami perubahan warna, warna buah setelah hebarium
menjadi berwarna kuning pucat, kuning menuju ke coklat pucat. Namun struktur
yang ada pada bunga tidak mengalami perubahan hanya saja beberapa hari setelah
dilakukan hebarium mengalami pengkerutan, akibat adanya larutan alkohol. Pada
bunga yang telah dihebarium penampang melintang dan membujur masih nampak
asli seperti nyata.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Blimbing (Averrhoa carambola)
a. Morfologi
Buah blimbing berbentuk bintang, pada saat mentah buah ini
berwarna hijau tuan, namun ketika buah ini masak buah blimbing
berwarna kuning bahkan ada yang berwarna orange. Buah blimbing ini
merupakan buah sejati, yaitu sejati tunggal. Karena tumbuh dari bakal
buah dan buah ini terdiri dari satu bunga dengan satu bakal buah saja.
Buah blimbing termasuk kedalam buah buni asli yang disebut buah buni
adalah buah yang dindingnya mempunyai dua lapisan ialah lapisan luar
yang tipis agak menjangat atau kaku seperti kulit belulang dan lapisan
dalam yang tebal, lunak, barair, seringkali dapat dimakan. Buah buni ini
memiliki 2 lapisan yaitu ektokarp, dan mesokarp (Tjitrosoepomo, 1989).
Biji blimbing terletak di dalam masing masing karpelumnya.
Semula biji duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji disebut
tembuni (plasentae). Tangkai pendukung biji itu disebut tali pusar
(funiculus). Bagian biji tampak pelekatan tali pusar dinamakan pusar biji
(hilus). Jika biji sudah masak biasanya tali pusarnya hilang atau putus,
sehingga biji terlepas dari tembuninya. Kulit biji memiliki 2 lapisan,
lapisan terluar adalah testa, lapisan ini memiliki sifat yang tipis dan
diselubungi oleh arilus. Lapisan berikutnya setelah testa ada tegmen,
lapisan ini tipis seperti selaput biasanya disebut kulit ari. Baru setelah
tegmen terdapat endosperm dan didalamnya ada embrio yang dapat
berkembang serta tumbuh menjadi kecambah (Tjitrosoepomo, 1989).
b.
Klasifikasi
31
Kcal
Karbohidrat
6.73
1.5% Elektrolit
g
5% Sodium
mg
Protein
1.04
2% Kalium 133 mg
Lemak
0.33
1% Mineral
mg
0% Kalsium 3 mg
Kolesterol
Serat
2.80
Vitamin
Folat
0%
3%
0.3%
1%
Magnesium 10 mg 2%
12
Niacin 0.367 mg
3% Fosfor
12
mg
2%
0.014
mg
1%
Vitamin
A 61
IU
2%
Vitamin C 34.4 mg
57%
Vitamin E 0.15 mg
1%
Vitamin K 0 g 0%
d. Nilai komersial
Belimbing merupakan salah satu buah yang memiliki nilai
komersial di Indonesia dan memiliki pasar dengan segmen tersendiri mulai dari
pasar tradisional hingga pasar modern. Oleh karena itu, dalam rangka memberikan
jaminan mutu untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan petani,
maka buah belimbing yang dihasilkan harus memenuhi standar yang diterima
konsumen secara luas, baik di pasar dalam negeri maupun pasar internasional.
Standar mutu belimbing yang dijadikan acuan untuk menghasilkan mutu
belimbing yang baik adalah SNI (Standar nasional Indonesia). Standar Nasional
Indonesia (SNI) 01-4491-1998, Buah belimbing manis segar direvisi berdasarkan
usulan dari seluruh pemangku kepentingan sebagai upaya untuk menghasilkan
belimbing bermutu sesuai permintaan pasar . Standar Nasional Indonesia (SNI)
belimbing disusun dengan harapan buah belimbing Indonesia memiliki standar
yang
dapat
diterima
pasar
Ruang
internasional.
lingkup
carambola
L.).
Standar ini berlaku untuk varietas komersial dari belimbing famili Oxalidaceae
yang dipasar kan untuk konsumsi segar setelah penanganan dan pengemasan.
Belimbing untuk kebutuh an industri/olahan tidak termasuk dalam standar ini
(Anonim, 2011).
BAB VI
PENUTUP
KESIMPULAN
Buah blimbing ini merupakan buah sejati, yaitu sejati tunggal, termasuk kedalam
buah buni yang memiliki 2 lapisan lapisan dalam berdaging dan dapat dimakan.
Biji buah blimbing terdapat testa lapisan terluar yang tipis diselubungi oleh arilus.
Lapisan dalam terdapat tegmen yang tipis, kemudian endosperm dan paling dalam
ada embrio. Buah blimbing berkhasiat untuk pengobatan sebagai antipiretik dan
ekspektoran, sehingga secra tradisional dapat digunakan untuk mengobati batuk
pada anak-anak.
SARAN
Dalam melakukan praktikum lakukanlah dengan sangat teliti agar dapat
mengetahui bagaimana morfologi buah yang diamati dengan benar, dan
perjelaslah pengamatan dengan literatur seperti buku mengenai morfologi agar
dapat memperkuat penjelasan saudara.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, dkk. 2003. Biologi. Jakarta Erlangga.
Evika, sandi savitri,2005. taksonomi tumbuhan tinggi. Malang: UIN Press. Jakarta
Erlangga.
Hidayat. 1995.
2011,
(Averrhoa
carambola)
(online)