Anda di halaman 1dari 29

SKENARIO 5

TROPICAL MEDICINE
ADINDA MELATI LUTHFISHARA
ADE PERMANA PUTRA
ADINDA MELATI LUTHFISHARA
ADE PERMANA PUTRA

Skenario 5
Andi seorang anak laki- laki berumur 8 tahun, dibawa ke IGD
RSUPM dengan keluhan mulut sulit dibuka sejak 2 hari yang lalu
dan semakin memberat pada hari ini, beberapa jam yang lalu
ada kejang, kejang seluruh tubuh, kejang lamanya 2-3 menit,
setelah kejang andi tetap sadar.
Keterangan tambahan: sejak 3-4 bulan yang lalu andi ada
mengeluh telinga sebelah kanan sakit dan mengeluarkan cairan
berwarna putih kekuningan, semulatidak berbau tapi 2 bulan
terakhir cairan menjadi lebih mengental dan berbau. Untuk itu
OS pernah berobat namun belum sembuh dan berobat hanya 1
kali saja. Dan pada saat ini demam tidak dijumpai.
More info : menurut pengakuan dari ibunya, OS tidak
mendapat imunisasi lengkap.

Identifikasi Masalah
1. Mengapa mulut os sulit dibuka?
2. Apa yang menyebabkan os kejang ?
3. Apa hubungan infeksi telinga dengan gejala yang
dialami os ?
4. Apa yang menyebabkan telinga sebalah kanan sakit
dan mengeluarkan cairan ?
5. Apa hubungan pemberian imunisasi yang tidak
lengkap dengan keluhan os ?
6. Imunisasi apa saja yang perlu diberikan pada anak
usia
7. Pemeriksaan apa yang dilakukan pada os ?
8. Apa diagnosa banding dan diagnosa pasti pada
skenario ?

Analisa Masalah
1. Mengapa mulut os sulit dibuka?
Jawab :
Infeksi Clostridium tetani
tetanospasmin spasme otot maseseter
mulut sulit dibuka.
2. Apa yang menyebabkan os kejang ?
Jawab : Infeksi disebabkan Clostridium
tetani pelepasan eksotoksin
tetanospasmin spasme otot kejang.

3. Apa hubungan infeksi telinga dengan


gejala yang dialami os ?
Jawab : Infeksi telinga merupakan port de
entry dari infeksi Clostridium tetani.
4. Apa yang menyebabkan telinga
sebelah kanan sakit dan mengeluarkan
cairan ?
Jawab : Karena terjadi infeksi yang sudah
kronis.

5. Apa hubungan pemberian imunisasi


yang tidak lengkap dengan keluhan
os ?
Jawab : Karena kemungkinan tidak
diberi imunisasi DPT sehingga resiko
os terkena tetanus meningkat.
6. Imunisasi apa saja yang perlu
diberikan pada anak usia 8 tahun?
Jawab : pada LO

7. Pemeriksaan apa yang dilakukan pada


os ?
Jawab:
Kultur
Pewarnaan Gram
Pemeriksaan Cairan cerebrospinal

9. Apa diagnosa banding dan diagnosa


pasti pada skenario ?
Jawab :
DD :
- Tetanus et causa OMSK
- Abses Retrofaring
- Meningitis
DX : Tetanus et causa OMSK

Topic Tree
Os, laki-laki
8 tahun

Keluhan :
Mulut sulit dibuka
Kejang namun sadar
Telinga sakit
danmengeluarkan
cairan putih kekuningan

More info :
Tidak mendapat
imunisasi yang
lengkap

Diagnosa sementara :
TETANUS

Etiologi sampai
dengan pencegahan
untuk tetanus

Learning Objective
Mahasiswa/i mampu mempelajari,
memahami dan menjelaskan :
Etiologi Tetanus
Patogenesis Tetanus
Manifestasi Klinis Tetanus
Penatalaksanaan Tetanus
Diagnosa Banding Tetanus

TETANUS
Tetanus ( Lock Jaw ) merupakan
penyakit akut yang menyerang
susunan saraf pusat yang
disebabkan racun tetanospasmin
yang dihasilkan Clostridium tetani.
Penyakit ini ditandai dengan kekuan
otot tanpa gangguan kesadaran.

PATOFISIOLOGI
Spora Clostridium
tetani masuk
kedalam tubuh
Keadaan anaerob

Bentuk vegetatif

Tetanolisin

Tetanospasmin

Lisis sel
darah merah

Sistem saraf

Tetanospasmin sangat mudah diikat oleh


saraf dan akan mencapai saraf dalam dua
tahap :
Secara lokal, diabsorpsi melalui mioneural
junction pada ujung-ujung saraf perifer.
Toksin diabsorpsi melalui pembuluh limfe
lalu ke sirkulasi darah untuk seterusnya
kesusunan sel saraf pusat.
Aktivitas tetanospasmin pada motor end
plate akan menghambat pelepasan
asetilkolin , tetapi tidak menghambat alfa
dan gamma motor neuron sehingga tonus
otot meningkat dan terjadi kontraksi otot
berupa spasme otot.

Tanda dan Gejala


Trismus spasme muskulus masseter atau
rahang terkunci.
Risus sardonikus biasa disubut senyuman
sengit yang terjadi karena spasme otot wajah
dan mulut yang tidak henti-henti.
Opistotunus posisi seimbang yang disebabkan
karna kontraksi otot yang berlawanan,
menampakkan kekakuan khas seperti papan.
Obdominal rigitidi otot perut seperti papan
Kejang yg terjadi akibat adanya sentuhan
ataupun cahaya.

KLASIFIKASI TETANUS
TETANUS UMUM
Tetanus umum akan
mengakibatkan kekakuan
otot bersifat menyeluruh
atau sekelompok otot.
Pasien akan mengalami
trismus, kaku kuduk,
kejang, opistotonus,
spasme otot laring dan
otot pernafasan.

TETANUS LOKAL
Manifestasi klinis berupa
nyeri dan kekakuan otot
pada bagian proksimal
dari luka, kadang kadag
tetanus ini dapat
berkembang menjadi
tetanus umum.

TETANUS SEFALIK

TETANUS NEONATORUM

Tetanus jenis ini akan


terjadi pada luka yang
mengenai daerah mata,
kulit kepala, telinga, leher,
otitis media kronik. Gejala
berupa disfungsi nervus
III, IV, VII, IX, X, XI.

Tetanus ini biasanya


disebabkan akibat masuk
C. tetani ke dalam tali
pusat. Penyakit ini dimulai
dari usia 3 - 10 hari
dengan manifestasi
berupa tangisan
berlebihan,
ketidakmampuan
menyusu, dan diikuti oleh
trismus, spasme otot dan
kejang.

DERAJAT TETANUS UMUM


DERAJAT I
Masa inkubasi > 14
hari
Period of onset > 6
hari
Trismus positif tetapi
tidak berat.
Disfagia ( - )
Lokasi kekakuan dekat
dengan luka berupa
spasme di sekitar luka
dan kekakuan umum
terjadi dalam beberapa
jam atau hari.

DERAJAT II
Masa inkubasi 10-14
hari
Period of onset 3 hari
atau kurang.
Trismus dan Disfagia
(+)
Kekakuan umu terjadi
dalam beberapa hari
tetapi tidak dispneu
dan sianosis.

DERAJAT III
Masa inkubasi < 10
hari
Period of onset 3 hari
atau kurang
Trismus dan Disfagia
berat.
Terdapat kekakuan
umum, gangguan
pernafasan berupa
asfiksia serta takikardi.

KOMPLIKASI
Pada saluran pernafasan akan menyebabkan
spasme otot pernafasan dan laring serta
seringnya kejang menyebabkan asfiksia.
Akumulasi saliva serta sulitnya menelan saliva
akan menyebabkan pneumonia aspirasi.
Pada Kardiovaskular akan mengakibatkan
takikardi, hipertensi, vasokonstriksi perifer.
Pada tulang dan otot akan mengakibatkan
pendarahan dalam otot karena spasme
berkepanjangan, fraktur kolumna vertebralis
akibat kejang.

PENATALAKSANAAN
PENGOBATAN KHUSUS
Antitetanus toksin ( 50.000 -100.000 U )
Antikonvulsan dan sedatif
Diazepam ( 0,5/kgBB )
Fenobarbital 50 mg intramuskular
Largaktil 4mg/kgBB/ hari
Antibiotik
Penisilin 50.000 U/ kgBB/hari
Tetrasiklin dan Eritromisin
Terapi Oksigen
Trakeostomi

PENGOBATAN UMUM
Isolasi penderita untuk menghindari
rangsangan.
Perawatan luka dengan betadine, rivanol
dan H2O2.
Pembersihan sekret pada mulut dengan
menggunaka penghisap lendir.
Pemberian makanan melalui sonde
lambung.

Prognosis
Faktor yang mempengaruhi hasil akhir yang paling
penting adalah kualitas perawatan pendukung.
Mortalitas tertinggi adalah pada usia anak yang
masih amat muda dan pada usia yang amat tua
prognosa buruk.
Kebanyakan kematian terjadi dalam minggu pertama
sakit.
Angka kematian yang dilaporkan :
- Tetanus generalisata ( menyeluruh ) : 10- 30%
- Tetanus neonatorum : >10% dengan penanganan
perawatan intensif sampai >75% tanpa perawatan
tersebut
- Tetanus sefalik : prognosis paling buruk karena terjadi
kesukaran pernafasan dan pemberian makan.

PENCEGAHAN
Perawatan luka dengan
menggunakan betadine, H2O2 dan
rivanol.
Pemberian imunisasi aktif DPT pada
usia 2,4,6 bulan dan booster pada
usia 4-6 tahun.
Pemberian imunisasi pasif dilakukan
apabila imunisasi aktif idak diberikan
atau sudah berlangsung 10 tahun
sejak booster sebelumnya.

MENINGITIS BAKTERIALIS
Neisseria meningitidis, S.
pneumoniae dan H.influenza
umumnya menjadi patogen pada
penyakit ini.
Manifestasi klinis sering tidak
spesifik, demam, nafsu makan
menurun, mual, kejang, fontanel
menonjol, ruam purpura, apnea,
nyeri kepala.

PEMERIKSAAN
Pemeriksaan darah tepi.
Kultur darah
Pemeriksaan LCS
CT scan
PENATALAKSANAAN
Terapi shock dan peningkatan tekanan intra
cranial.
Kontrol kejang.
Koreksi ketidakseimbangan elektrolit.
Pemberian dexamethasone 0,15/ kgBB

INFEKSI RETROFARING
Diagnosis agak sulit ditegakkan,karena angka
kejadiannya rendah, gejalanya bervariasi.
Kebanyakan disebabkan oleh Streptococcus
sp dan S. aureus
Tanda dan gejala biasanya dijumpai pasca
infeksi saluran nafas dan faringitis. Gejalanya
meliputi demam, tenggorokan perih, bengkak
pada leher.
Terkadang disertai disfagia, trismus, stridor
dan kekakuan leher.

Pasien dengan RPA dapat ditangani


secara awal dengan pemberian
antibiotik Clindamicin dan dilakukan
operasi apabila tidak membaik atau
apabila mengalami perburukan
dilihat dari ct scan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Prof. Dr. T. H. Rampengan, SpA (K).
2008. Penyakit Infeksi Tropik Pada
Anak, Edisi 2, Jakarta: EGC.
2. Nelson, Woldo, E. 2000. Ilmu
Kesehatan Anak. Edisi 15. Volume 2.
Editor Bahasa Indonesia A. Jamik
Wahab. Jakarta : EGC.
3. Abraham, Rudolph, dkk. 2006. Buku
Ajar Pediatric Rudolph. Jakarta :
EGC.

Anda mungkin juga menyukai