Anda di halaman 1dari 9

Borang Portofolio

Nama Peserta :
dr. Zul Qadri Ginting
Nama Wahana :
RSUD Sungai Dareh
Topik :
Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Reponible
Tanggal (kasus) :
25 Agustus 2015
Nama Pasien :
By. Rahman
No. RM :
12 57 14
Tanggal Presentasi :
16 septem 2015
Pendamping : dr. Nurafdaliza
Tempat Presentasi :
RSUD Sungai dareh
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Seorang laki-laki, berusia 30 tahun, dibawa keluarganya datang ke IGD, dengan
keluhan adanya benjolan di lipat paha kanan. Benjolan tersebut diketahui muncul
Deskripsi :

sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu. Benjolan muncul kambuh-kambuhan,


terutama ketika pasien batuk atau menangis. Benjolan hilang ketika pasien dalam
keadaan tenang atau sedang beristirahat. Mual (-), muntah (-), demam (-). BAB dan

Tujuan :

BAK lancar, tidak ada keluhan.


Menegakkan diagnosis Hernia Inguinalis Reponible
Penatalaksanaan dan edukasi pada keluarga pasien mengenai Hernia Inguinalis
Reponible

Bahan
Bahasan :
Cara

Tinjauan Pustaka

Riset

Kasus

Audit

Diskusi
Presentasi dan Diskusi E-mail
Membahas :
Data Pasien : By. Rahman
No. Registrasi : 12 57 14
Nama Bangsal : Bedah
Telp :
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis:

Pos

Hernia Inguinalis Lateralis Dextra / adanya benjolan di lipat paha kanan. Benjolan tersebut
muncul sejak +1 minggu yang lalu. Benjolan muncul kambuh-kambuhan, terutama ketika
pasien batuk atau menangis. Benjolan hilang ketika pasien dalam keadaan tenang atau sedang
beristirahat. Mual (-), muntah (-), demam (-). BAB dan BAK lancar, tidak ada keluhan.
2. Riwayat Kesehatan/Penyakit:
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
3. Riwayat Pengobatan :
Pasien belum pernah diperiksakan ke klinik ataupun rumah sakit untuk keluhan saat ini.
4. Riwayat Keluarga :
1

Di keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.
5. Kondisi lingkungan sosial dan ekonomi :
Pasien tinggal bersama kedua orangtua dan neneknya. Sosial ekonomi cukup. Pasien
melakukan pembayaran jasa di rumah sakit dengan menggunakan jenis pembayaran umum.
Daftar Pustaka :
1. van Wessem KJ, Simons MP, Plaisier PW, et al. The etiology of indirect inguinal hernias:
congenital and/or acquired? Hernia 2003; 7(2):769.
2. van Veen RN, van Wessem KJ, Halm JA, et al. Patent processus vaginalis in the adult as a
risk factor for the occurrence of indirect inguinal hernia. Surg Endosc 2007; 21(2):2025.
3. Brandt ML. Pediatric Hernias. Surg Clin North Am 2008; 88:27-43.
4. Lou CC, Chao HC. Prevention of unnecessary contralateral exploration using the silk glove
sign (SGS) in pediatric patients with unilateral inguinal hernia. Eur J Pediatr 2007;
166(7):6679.
Hasil Pembelajaran :
1. Hernia Inguinalis Lateralis
2. Penegakan diagnosa hernia inguinalis lateralis
3. Penatalaksanaan hernia inguinalis lateralis

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


1. Subjektif :
2.

Adanya benjolan di lipat paha kanan


Benjolan muncul sejak +1 minggu yang lalu
Benjolan muncul kambuh-kambuhan, terutama ketika pasien batuk atau menangis
Benjolan hilang ketika pasien dalam keadaan tenang atau sedang beristirahat
Mual (-), muntah (-), demam (-)
BAB dan BAK lancar, tidak ada keluhan
Objektif :
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
-

Keadaan umum

: baik

Derajat kesadaran

: compos mentis

Derajat gizi

: gizi kesan cukup (berat badan = 4,1 kg)

2. Kulit
Kulit sawo matang, kelembaban baik, turgor kembali cepat.
3. Kepala
Bentuk mesosefal, rambut kering (-), rambut warna hitam, sukar dicabut.
4. Mata
Hematoma periorbita (-/-), hifema (-/-), Oedema palpebra (-/-), konjungtiva
anemis (-/-) , sklera ikterik (-/-)
5. Hidung
Napas cuping hidung (-), bloody rhinorea (-/-), deformitas (-/-)
6. Mulut
Mukosa basah (+), sianosis (-), pucat (-), kering (-)
7. Telinga
Daun telinga dalam batas normal, sekret (-/-), tragus pain (-/-)
8. Tenggorok
Uvula di tengah, mukosa pharing hiperemis (-), tonsil T1 - T1
9. Leher
Bentuk normocolli, limfonodi tidak membesar, glandula thyroid tidak membesar,
kaku kuduk (-), gerak bebas, deviasi trakhea (-).
10. Thoraks
3

Cor

: Inspeksi

Pulmo

: iktus kordis tidak tampak

Palpasi

: iktus kordis tidak kuat angkat

Perkusi

: batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi

: BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)

: Inspeksi

: Pengembangan dada kanan = kiri

Palpasi

: Fremitus raba dada kanan = kiri

Perkusi

: Sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi

: Suara dasar vesikuler (+/+)


Suara tambahan (-/-)

11. Abdomen
Inspeksi

: Perut distended (-), damn contur (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal


Perkusi

: Timpani

Palpasi

: Nyeri tekan (-)

12. Genitourinaria
Inspeksi

: OUE (+), hipospadi (-), epispadi (-), anus (+)

Palpasi

: nyeri tekan (-), testis teraba 2 buah, discharge (-)

13. Ekstremitas
Akral dingin

Oedem
-

Status Lokalis
Regio Inguinalis Sinistra:
Inspeksi

: benjolan (+), hiperemis (-), warna sama dengan kulit sekitar

Palpasi

: nyeri tekan (-), cincin teraba longgar

Auskultasi : bising usus (+)


Finger test : terdapat tekanan pada ujung jari
Thumb test: tidak keluar benjolan
3. Assesment (Penalaran Klinis)
4

A. Pendahuluan
Hernia inguinalis lateralis adalah kelainan bedah yang paling sering terjadi
pada anak-anak. Literatur tentang hernia telah dikenal sejak lebih dari 20 abad, dan
telah banyak tehnik yang digunakan. Galen pada tahun 176 setelah Masehi yang
pertama kali menggambarkan pathogenesis dari hernia inguinalis lateralis ketika
dia memaparkan tentang processus vaginalis sebagai saluran ke bawah yang
merupakan jalur turunnya testis dari rongga peritoneum ke scrotum (processus
vaginalis peritonei).Terapi bedah hernia inguinalis lateralis didokumentasikan
pertama kali pada abad ke V oleh Susruta dari india yang dikenal sebagai bapak
Bedah India.1,2
Kontribusi lain diberikan oleh Camper, Cooper,Hesselbach dan Scarpa yang
mendasari

Bassini

dan

Halstead

melakukan

repair

hernia.

Ferguson

memperkenalkan repair hernia dengan hanya mengekspose, diseksi dan ligasi


tinggi yang simp-le dan membuangkantung hernia dan diterapkan secara sukses
pada anak-anak oleh Potts.3
B. Patogenesis
Hernia inguinalis dan berbagai jenis hydrocele pada anak-anak diakibatkan
adanya patent processus vaginalis (PPV) yang tidak menutup setelah proses
penurunan testis.2

Gambar 1. Gambaran skematik anatomi normal dari funiculus spermatikus dan


kanalis inguinalis

Gambar 2. Hidrokel komunikan yang terjadi ketika terjadi patent processus


vaginalis sepanjang kanalis inguinalis

Gambar 3. Herniasi dari usus kedalam scrotum pada hernia inguinalis lateralis
Terjadinya hernia inguinalis pada anak-anak berhubungan secara langsung
dengan proses penurunan dari perkembangan gonad. Pada fetus, processus
vaginalis petama kali tampak sebagai penonjolan dari cavum peritoneum pada
bulan ketiga masa gestasi. Testis terbentuk pada rongga retroperitoneum embrio
dekat dengan ginjal dan menempati kanalis interna pada bulan ketujuh. Processus
vaginalis memanjang melewati canalis inguinalis kearah skrotum dan memberikan
jalur untuk dilewati testis ke skrotum. Setelah terjadi penurunan testis, pada
beberapa bulan awal kehidupan, processus meutup kecuali bagian terminal sekitar
testis yang dikenal sebagai tunicavaginalis. Caliber dari patent processus
menentukan apakah akan terjadi hernia atau hidrokel. Caliber kecil hanya dapat
dilalui oleh cairan peritoneum yang berkembang menjadi hidrokel komunikan, dan
caliber yang besar dapat dilalui oleh organ intraabdomen sehingga terjadi hernia
inguinalis.1
6

Penutupan spontan dari processus terjadi bervariasi pada anak-anak. Pada


beberapa didapatkan 40% patent processus vaginalis menutup pada beberapa bulan
pertama kehidupan, 20% terjadi pada usia 2 tahun. Karena testis yang kiri turun
terlebih dahulu sebelum yang kanan, menjelaskan mengapa hernia sebelah kanan
memiliki angka insidens yang lebih tinggi dibandingkan yang kiri. Semua hernia
inguinalis lateralis terjadi karena adanya patent processus vaginalis, tapi tidak
semua pasien dengan patent processus vaginalis berkembang menjadi hernia. Pada
beberapa penelitian hernia dewasa processus kontralateral didapatkan pada 12-14
% dan dari kesemuanya hanya 12 14% yang berkembang menjadi hernia. Karena
incidens keseluruhan dari hernia 1 2% dan insidens patent processus vaginalis 12
14%, secara klinis didapatkan hanay 8 12 % dari pasien tersebut yang
berkembang menjadi hernia. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
terbukanya kanalis interna tidak sertamerta menimbulkan hernia. Mungkin terdapat
beberapa faktor lain yang mempengaruhi timbulnya hernia.1
C. Gambaran Klinis
Gejala
Hernia inguinalis dicurigai terjadi pada anak dengan riwayat adanya
pembesaran didaerah inguinalis atau srotum. Secara klasik didapatkan gejala
timbulnya benjolan yang hilang timbul, timbul ketika tekanan intra abdomen
meningkat, hal ini terjadi ketika anak batuk, atau menangis. Pada stadium ini
hernia masih reponibilis. Nyeri yang signifikan merupakan tanda-tanda adanya
incarserata atau strangulasi.2
Pemeriksaan
Pemeriksaan untuk hernia membutuhkan kesabaran terutama pada anak-anak.
Secara klinis pada anak dengan hernia tampak massa lunak yang keluar dari
kanalis eksternus yang terletak pada superior dan lateral dari tuberculum pubicum.
Benjolan ini akan Nampak jelas pada saat anak mengejan, menangis atau batuk.
Kadangkala hernia dicurigai berdasarkan riwayat saja dan tidak dapat dilihat pada
saat pemeriksaan. Tanda yang lain adalah Silk Glove Sign dimana pada
pemeriksaan teraba penebalan dari spermatic cord yang dapat dipalpasi saat
spermatic cord melintasi tuberculum pubicum. Hal ini menunjukkan adanya
7

kantung hernia sekitar spermatic cord dan akan Nampak jelas pada hernia
unilateral karena dapat dibandingkan dengan sisi yang sehat.4
Kadangkala retractile testis terletak dekat dengan kanalis eksterna dapat
disalahartikan sebagai hernia. Dengan begitu harus dipastikan dulu posisi dari
testis sebelum memulai pemeriksaan hernia. Jika ada retractile testis maka testis
harus diturunkan dulu kedalam kantung scrotum sebelum memulai pemeriksaan
hernia. Dapat juga hernia merupakan bagian dari undescendens testiculorum, dan
pada kondisi ini perlu dilakukan orchidopexy.5
Alat lain untuk mempertajam diagnosis adalah menggunakan usg pada kasus
yang meragukan. USG dapat membedakan antara procesus vaginalis yang patent
dan hernia. Pada penelitian 600 anak dengan hernia inguinalis yang menjalani
pemeriksaan USG preoperative , Frez et al melaporkan bahwa struktur hypoechoic
pada kanalis inguinalis yang berukuran lebih dari 6 mm mnunjukkan adanya
hernia, sedangkan ukuran antara 4-5 mm menunjukkan procesus vaginalis yang
patent.2
D. Prosedur Pembedahan
Meskipun Ferguson dan Czerny yang pertama kali mendeskripsikan ligasi
tinggi dari kantung hernia pada pasien anak-anak, repair hernia inguinalis lateralis
pada anak-anak pertamakali dipopulerkan oleh Potts. Ligasi tinggi kantung hernia
secara umum telah dilakukan oleh ahli bedah anak dan urologi.3
Dengan adanmya tehnik laparaskopi, banyak variasi tehnik yang sering
digunakan dan aman untuk herniarepair pada anak-anak, meskipun keuntungannya
dibandingkan dengan tehnik konvensional masih diperdebatkan. Repair hernia
inguinalis dengan metode laparoskopi sudah dimulai sejak dua dekade terakhir.
Metode ini telah menjadi pilihan untuk herniarepair pada anak-anak. Beberapa
tehnik telah bermunculan sejak awal kelahirannya. Salah satu tehnik yang dikenal
saan ini adalah herniotomi laparoskopi ekstrakorporeal single port. Saat ini tehnik
ini belum distandarisasi dan masih sedikit laporan mengenai prosedur tersebut.6
E. Tehnik konvensional ( Open herniorepair )
Pembedahan untuk hernia inguinalis lateralis pada anak biasanya dilakukan
melaui insisi lipatan kulit terbawah dengan memisahkan aponeurosis muskulus
8

obligus eksternus sampai pada kanalis inguinalis interna. Setelah nervus


ilioinguinalis diidentifikasi, kantung hernia dicari dan pembuluh darah dan vas
deferens dipisahkan dari kantung hernia. Dilakukan ligasi tinggi setelah kantung
dibuka dan dievaluasi.3
Komplikasi tehnik konvensional:
1. Pendarahan
2. Infeksi luka operasi
3. Cedera nervus ilioinguinalis
4. Cedera vas deferens
5. Atropi testis
6. Postoperative hydrocele
7. Ascendensus testis iatrogenic
8. Rekurensi
9. Methachronous contralateral hernia

4. Plan :
DIAGNOSIS KERJA
Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Reponible
TATALAKSANA
Motivasi rujuk ke spesialis bedah untuk dilakukan hernia repair

Anda mungkin juga menyukai