TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Serviks
2.1.1 Anatomi Serviks
Serviks uteri atau biasa disebut serviks terdapat di setengah hingga
sepertiga bawah uterus, berbentuk silindris, dan menghubungkan uterus dengan
vagina melalui kanal endoservikal. Serviks uteri terdiri dari portio vaginalis, yaitu
bagian yang menonjol ke arah vagina dan bagian supravaginal. Panjang serviks
uteri kira-kira 2,5-3cm dan memiliki diameter 2-2,5cm. Pada bagian anterior
serviks berbatasan dengan kantung kemih. Pada bagian posterior, serviks ditutupi
oleh peritoneum yang membentuk garis cul-de-sac.5.6
Bagian-bagian serviks :5,6
a. Endoserviks: sering disebut juga sebagai kanal endoserviks.
b. Ektoserviks (eksoserviks): bagian vaginal serviks.
c. Os Eksternal: pembukaan kanal endoserviks ke ektoserviks.
d. Forniks: refleksi dinding vaginal yang mengelilingi ektoserviks.
e. Os Internal: bagian batas atas kanal.
Pada serviks terdapat zona trasformasi (transformation zone), yaitu: area
terjadinya perubahan fisiologis sel-sel skuamos dan kolumnar epitel
serviks. Terdapat 2 ligamen yang menyokong serviks, yaitu ligamen
kardinal dan uterosakral. Ligamen kardinal adalah jaringan fibromuskular
yang keluar dari segmen bawah uterus dan serviks ke dinding pelvis lateral
dan menyokong serviks. Ligamen uterosakral adalah jaringan ikat yang
mengelilingi serviks dan vagina dan memanjang hingga vertebra. Serviks
memiliki sistem limfatik melalui rute parametrial, kardinal, dan
uterosakral.5,6
2.1 Servisitis
2.1.1 Definisi
Serviks merupakan filter dan barier infeksi aseden yang berasal dari vagina
dengan cara mengeluarkan lendir yang mengandung makrofag, antibodi dan
dengan epitel bertatahnya. Serviks uteri adalah penghalang penting bagi
masuknya kuman-kuman kedalam genetalia interna, dalam hubungan ini seorang
nullipara dalam keadaan normal kanalis servikalis bebas kuman. Pada multipara
dengan ostium uteri eksternum sudah lebih terbuka, batas keatas dari daerah bebas
kuman ialah ostium uteri internum sehingga lebih rentan terjadinya infeksi oleh
berbagai kuman yang masuk dari luar ataupun oleh kuman endogen itu sendiri.6
Servisitis adalah peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis.
Karena epitel selaput lendir kanalis servikalis hanya terdiri dari satu lapisan sel
selindris sehingga lebih mudah terinfeksi dibanding selaput lendir vagina.
Terjadinya servisitis dipermudahkan oleh adanya robekan serviks, terutama yang
menimbulkan ectropion, servisitis juga merupakan; Infeksi non spesifik dari
serviks, erosi ringan (permukaan licin), erosi kapiler (permukaan kasar), erosi
folikuler (kistik), biasanya terjadi pada serviks bagian posterior.6
Sedangkan menurut Bagian Obstetri dan Ginekologi tahun 2000, servisitis
adalah radang dari selaput lendir canalis cervicalis.Karena epitel selaput lendir
cervicalis hanya terdiri dari satu lapisan sel silindris maka mudah terkena infeksi
dibandingkan dengan selaput lendir vagina.1Servisitis merupakan kelanjutan dari
infeksi pada vagina yang di sebabkan oleh trichomonas, Chlamydia Trakhomatis,
Gonorhoe dan virus Herpes Simplex.5,6 Jadi dapat disimpulkan servisitis adalah
peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis dan juga merupakan infeksi
non spesifik dari serviks, erosi ringan (permukaan licin), erosi kapiler (permukaan
kasar), erosi folikuler (kistik) dan biasanya terjadi pada serviks bagian posterior
yang disebabkan oleh kuman-kuman. Terjadinya servisitis biasanya di permudah
oleh adanya robekan serviks, terutama yang menimbulkan ectropion.1
2.2.2
Epidemiologi
Menurut
CDC
(Centers
for
Disease
Control
and
Prevention)
2.2.3
Klasifikasi Servisitis
Menurut Sanusi tahun 2008:
1. Servisitis Akut
Infeksi yang diawali di endoserviks dan ditemukan pada gonorroe,
infeksi postabortum, postpartum, yang disebakan oleh streptococcus,
sthapilococus, dan lain-lain. Dalam hal ini streptococcus merah dan
membengkak dan mengeluarkan cairan mukopurulent, akan tetapi
gejala-gejala pada serviks biasanya tidak seberapa tampak ditengahtengah gejala lain dari infeksi yang bersangkutan. Pengobatan
diberikan dalam rangka pengobatan infeksi tersebut. Penyakitnya dapat
sembuh tanpa bekas atau dapat menjadi kronika.
a. Servisitis Gonokokus
-
Bersifat asimtomatik
Serviks
dapat
tampak
eritematosa,
secret
serviksnya
trachomatis.
Bersifat asimtomatik dan dapat menetap berbulan-bulan.
Sekret serviks bersifat mukopurulen dan epitel endoserviksnya
tampak hipertrofik.
c. Servisitis Herpetika
-
2.2.4
Faktor Resiko
Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya servisitis yaitu:
a. Usia
b. Jumlah perkawinan
c. Hygiene dan sirkumsisi
d. Status sosial ekonomi
e. Pola seksual
f. Terpajan virus terutama virus HIV
g. Merokok
2.2.6
Etiologi
Servisitis disebabkan oleh kuman-kuman seperti: Trikomonas vaginalis,
kandida dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endogen vagina
seperti Streptococcus, Enterococus, E. coli, dan Stapilococus. Kuman-kuman ini
menyebabkan deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi kromik
dalam jaringan serviks yang mengalami trauma. Dapat juga disebabkan oleh
robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion, alat-alat atau alat
kontrasepsi, tindakan intrauterine seperti dilatasi, dan lain-lain. Servicitis dapat
disebabkan oleh salah satu dari sejumlah infeksi, yang paling umum adalah.1,2,8
a) Klamidia dan gonore, klamidia dengan akuntansi untuk sekitar 40%
kasus. Gonorroe, sediaan hapus dari fluor serviks terutama purulen.
b) Trichomonas vaginalis dan herpes simpleks adalah penyebab yang kurang
umum dari cervicitis.
c) Peran Mycoplasma genitalium dan vaginosis bakteri dalam menyebabkan
servisitis masih dalam penyelidikan.
d) Sekunder terhadap kolpitis.
e) Tindakan intra dilatasi dll.
f) Alat-alat atau obat kontrasepsi.
g) Robekan serviks terutama yang menyebabkan ectroption/extropin
10
2.2.7
Patofisiologis
Serviks kelihatan normal, hanya pada pemeriksaan mikroskopik
Pathway Servisitis
Perlukaan
da
asing/infeksi
Hu
Ga. Benda
vaginalis,
Mycoplas
Infeksi
dae
Pe
Gangguan
keseimbangan
flor
Bakteri anaerob
mengubah
Peradan
Perd
Perubahan
MelepasPh
selVagina
epite
disp
pengeluaran lendir
Bau ser
Keputihan
Servis
tidak sedap
SERVISITIS
BACTERIAL
VAGINOSIS
11
2.2.8
Diagnosa Banding
Diagnosis
banding
berupa
gonorhea,
clamidia,
kanker
serviks,
Pemeriksaan Diagnostik
Servisitis dapat dicurigai setelah dilakukan pemeriksaan klinis dengan
melihat adanya perubahan inflamasi, lesi ulseratif, cacat atau sekret dari leher
rahim. Diagnosis servisitis selanjutnya ditentukan oleh pemeriksaan kolposkopi
dan Pap smear. Pemeriksaan sitologi bakteri berguna untuk mendeteksi etiologi
infeksi serviks. Pemeriksaan diagnostik yang dapat di lakukan pada servisitis
antara lain :8
a. Inspekulo
Merupakan pemeriksaan dasar. Pemeriksaan ini menggunakan
speculum cocor bebek yang di masukkan ke vagina. Gunanya untuk
melihat keadaan permukaan di leher rahim. Dari pemeriksaan ini dapat
di ketahui apakah permukaan leher rahim ada infeksi, jengger ayam/
kondiloma, varises, ataupun bila ada keganasan atau kanker leher
rahim.
b. Pemeriksaan dalam
Dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan inspekulo. Pemeriksaan ini
digunakan untuk melihat besar rahim atau ukurannya. Untuk
memantau keadaan serviks, vagina dan panggul.
c. Pemeriksaan Pap Smear
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi dini kelainan-kelainan
yang ada di leher rahim atau untuk menilai sel-sel leher Rahim.
Pemeriksaan ini di lakukan dengan cara mengambil getah serviks
kemudian di periksa di laboratorium.
d. Kolposkopi
12
13
Pasca sanggama
Pasca menopause
Di antara haid
Namun pada beberapa kasus tidak ditemukan gejala dan tanda, disarankan
agar penderita keputihan menjalani pemeriksaan skrining klamidia.8 Beberapa
gambaran patologis yang dapat ditemukan:1,6
1)
Serviks
kelihatan
3)
Sobeknya
pada
serviks uteri disini lebih luas dan mukosa endoserviks lebih kelihatan
dari luar (ekstropion). Mukosa dalam keadaan demikian mudah
terkena infeksi dari vagina. Karena radang menahun, serviks bisa
menjadi hipertropis dan mengeras, secret mukopurulent bertambah
banyak.
2.2.10 Penatalaksanaan
Luka yang terinfeksi seperti halnya luka bedah yang terinfeksi lainnya,
harus diatasi. Salah satu terapi adalah kombinasi antibiotik berspektrum luas.
14
Harus diberikan kepada keadaan ini. Rasa nyeri diringankan dengan penggunaan
preparat analgesik yng efektif dan bila terjadi retensi urin, pemasangan indwelling
catheter harus dilakukan.1,8 Pada pengobatan servisitis kronis terdiri dari dua
tahap. Tahap pertama terdiri dari pengobatan medis sesuai etiologinya, yang
bertujuan untuk membasmi infeksi. Langkah selanjutnya adalah menggunakan
prosedur pembedahan, diantaranya: electrocauterization, cryotherapy, terapi laser,
loop eksisi (electrorezection), conization, dan amputasi serviks.1,8
Menurut Bagian Obstetri dan Ginekologi penatalaksanaan dibagi menjadi:
a. Servisitis Akut
Memberikan antibiotik dosis tepat antara lain doxycycline, azithromycin,
erythromycin dan menjaga kebersihan daerah kemaluan.
b. Servisitis Kronis
Pada servisitis yang tidak spesifik dapat di obati dengan AgNO 3 10%
dan irigasi.
15
pembedahan
harus
ditunda,
karena
beresiko
memperparah
peradangan.8,10
Metode pembedahan yang dilakukan tergantung pada usia, kedalaman dan
keadaan permukaan lesi, munculnya perubahan kolposkopi dan sitologi,
pembedahan dapat dilakukan dengan salah satu prosedur berikut:8,10,11
Electrocauterization
2.2.11 Komplikasi
Komplikasi servisitis antara lain:
16
1. Endometritis
Peningkatan konsentrasi flora anaerob, yang sebagian mungkin karena
perubahan PH, bisa menyebabkan peningkatan angka endometritis.
2. Salphingitis
Radang pada saluran telur dapat terjadi bila infeksi serviks menyebar
ke tuba uterin.
3. Infeksi saluran telur
Bisa menyebabkan nyeri, terjadinya kehamilan ektopik (diluar
kandungan) dan kemandulan.
2.2.12 Pencegahan
Cara menghindari resiko servisitis: 5
1. Hindari bahan kimia iritan seperti sabun intravaginal atau tampon
dengan deodoran
2. Pastikan bahwa benda asing yang dimasukkan kedalam vagina (seperti
pembalut wanita khusus) digunakan secara tepat dengan mengikuti
petunjuk pemakaian
3. Tidak melakukan senggama untuk mencegah IMS atau tidak
melakukan senggama dengan sembarangan orang.
4. Gunakan pengaman (kondom) setiap melakukan aktivitas seksual
bebas.
17
menggunakan
kondom secara
rutin
selama
hubungan
Hygiene yang
buruk