PRESKES PLASTIK Frak Zigomaticus DR Amru Oyeah
PRESKES PLASTIK Frak Zigomaticus DR Amru Oyeah
Oleh:
Aningdita Kesumo
G0007186
Nita Damayanti
G0007015
Nunik Wijayanti
G9911112110
Teguh H.
G9911112134
Putri Satriany
G0007017
Monika Sitio
G0007106
G0007218
Baharudin Achmad
G0006055
Pembimbing:
dr. Amru Sungkar, Sp.B., Sp.BP.
BAB I
STATUS PASIEN
A. ANAMNESA
1.
2.
Identitas Pasien
Nama
: Tn. S
Umur
: 37 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
Tanggal Masuk
: 21 April 2012
Tanggal Periksa
: 23 April 2012
No CM
: 01124237
Keluhan Utama
Penurunan kesadaran setelah kecelakaan lalu lintas
3.
4.
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat mondok
: disangkal
5.
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
B. PEMERIKSAAN FISIK
1.
Keadaan Umum
Lemah, GCS E3V4M6, gizi kesan baik.
2.
3.
Primary Survey
Airway
: Bebas
Breathing
Circulation
Disability
Exposure
Secondary Survey
Kulit
(-),
striae
(-),
hiperpigmentasi
(-),
hipopigmentasi (-).
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Thoraks
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Palpasi
Perkusi
: sonor/ sonor
Inspeksi
: tympani
Palpasi
Ekstremitas
Oedem
-
Akral dingin
-
Motorik
5
5
5
5
+
+
Sensorik
+
+
4.
Status Lokalis
4
a. Regio Midfacial
Inspeksi : pendataran malar eminen (+/-), maloklusi (-)
b. Regio Supraciliaris Dextra
Inspeksi : vulnus excoriasi (+) ukuran 1x1 cm
c. Regio Zigomaticus Dextra
Inspeksi : vulnus excoriasi (+) ukuran 2x1 cm
C. ASSESMENT I
Cedera Kepala Sedang
Suspek Fraktur Zigomaticus Dextra
D. PLANNING I
O2 2 lpm
IVFD D5 NS 20 tpm
Inj. Piracetam 3gr/ 8 jam
Inj. Metamizole 1gr/ 8 jam
Inj. Ranitidine 1 gr/ 12 jam
Cek Laboratorium
Rontgen thorax
CT scan kepala
Awasi KUVS/ GCS/ lateralisasi
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Laboratorium Darah
Lab
Hb
Hct
AE
AL
AT
Gol. darah
GDS
HBsAg
2.
21-04-2012
14.6
43
5.17
15.5
287
O
203
Non reaktif
Satuan
g/dl
%
106/uL
103/uL
103/uL
Harga Rujukan
11,5-13,5
34-40
3,90-5,30
5,5-17,0
150-450
Non reaktif
Pemeriksaan Radiologis
Foto Thorax AP :
Cor dan pulmo tak tampak kelainan.
CT Scan kepala :
Tampak lesi hiperdenss bentuk konveks di lobus frontalis kanan
Midline shift (-)
Sulci dan gyri tidak tampak kelainan
Sistem ventrikel dan cysterna tidak tampak kelainan
Tampak lesi densitas cairan di sinus maksilaris kanan
Tampak fraktur os zigomaticus kanan
Kesan: cor dan pulmo tak tampak kelainan
hematosinus maksilaris kanan
epidural hematom lobus frontalis kanan
fraktur os zigomaticus kanan
F. ASSESMENT II
Epidural Hematom
Fraktur Zigomaticus Dextra
G. PLANNING II
Pro ORIF jika kondisi pasien membaik
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
Fraktur adalah hilang atau terputusnya kontinuitas jaringan keras tubuh.
Fraktur maksilofasial adalah fraktur yang terjadi pada tulang-tulang wajah yng
meliputi tulang frontal, temporal, orbitozigomatikus, nasal, maksila dan
mandibula. Fraktur maksilofasial lebih sering terjadi sebagai akibat dari faktor
7
yang datangnya dari luar seperti kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja,
kecelakaan akibat olah raga dan juga sebagai akibat dari tindakan kekerasan.1
Fraktur midfasial melibatkan banyak struktur yang terdiri dari fraktur
zigomatikomaksilar (zygomaticomaxillary complex /ZMC) termasuk fraktur
Le fort, dan fraktur nasoorbitoethmoid (nasoorbitalethmoid /NOE). Fraktur
midfasial cenderung terjadi pada sisi benturan dan bagian yang lemah seperti
sutura, foramen, dan aperture. Fraktur zigoma merupakan salah satu fraktur
midfasial yang paling sering terjadi, umumnya sering terjadi pada trauma yang
melibatkan 1/3 bagian tengah wajah, hal ini dikarenakan posisi zigoma agak
lebih menonjol pada daerah sekitarnya. Fraktur ZMC biasanya melibatkan
dinding bawah orbita tepat diatas nervus alveolaris inferior, sutura
zigomatikofrontal, sepanjang arkus pada sutura zigomatikotemporal, dinding
lateral zigomatikomaksila, dan sutura zigomatikosplenoid yang terletak di
dinding lateral orbita, sedangkan dinding medial orbita tetap utuh.2,3
Fraktur midfasial merupakan tantangan di bidang bedah karena struktur
anatomi yang kompleks dan padat. Penanganan yang tepat dapat menghindari
efek samping baik anatomis, fungsi, dan kosmetik. Tujuan utama perawatan
fraktur
fasial
adalah
rehabilitasi
penderita
secara
maksimal
yaitu
penyerangan, jatuh, atau cedera olahraga. Hanya sekitar 13% dari fraktur
terlibat dalam kecelakaan lalu lintas.5
B. Anatomi Tulang Zygoma
Zygoma memiliki empat
proyeksi
yang
menciptakan
bentuk
pada
zygomaticofrontal,
keempat
sutura
yang
zygomaticotemporal,
berartikulasi,
yaitu:
zygomaticomaksilaris,
sutura
dan
zygomaticosphenoid.4,5
Seluruh fraktur kompleks zygomatik melibatkan dasar orbita, dan oleh
karena itu sebuah pemahaman gambaran anatomis orbita adalah penting untuk
mereka yang merawat cedera ini. Orbit adalah piramid quadrilateral yang
berbasis anterior. Dasar orbita melandai kearah inferior dan yang paling
pendek pada dinding orbita, rata-rata 47 mm. Ia terdiri dari lingkaran orbita
maksila, permukaan orbita pada tulang zygomatik, dan prosesus orbital dari
tulang palatinus.5
Dinding medial dan lateral berkonvergen di posterior pada apeks orbital.
Dinding medial terdiri dari prosesus frontal maksila, tulang lakrimal,
lingkaran orbital ethmoid, dan sebagian kecil dari badan sphenoid. Dinding
orbital lateral adalah yang tertebal dan terbentuk oleh zygoma dan gerater
wing dari os sphenoid.4,5
Os Zygoma
Dasar orbital terdiri dari tulang frontal dan sayap yang lebih kecil dari
sphenoid. Arcus zygomatikus termasuk prosesus temporal zygoma dan
11
Kurangnya respon pupil dan ptosis terlihat jika nervus kranial III
cedera. Cedera pada nervus optik, hyphema, cedera pada bola mata,
hemoragi retro-orbita, lepasnya retina, dan gangguan duktus lakrimalis
dapat terjadi.
Pemeriksaan neurologis termasuk pemeriksaan secara hati-hati pada
seluruh nervus kranialis, dengan perhatian khusus yang diarahkan pada
nervus kranial II, III, IV, V, dan VI.10
3. Pemeriksaan Radiografis
Diagnosa fraktur zygomatik biasanya dibuat dengan pemeriksaan
riwayat dan fisik. Pemindaian CT pada tulang wajah, pada bidang aksial
dan koronal, adalah standar untuk seluruh pasien dengan dugaan (suspect)
fraktur zygomatik. Radiografi membantu untuk konfirmasi dan untuk
dokumentasi medikolegal dan untuk menentukan perluasan cedera
tulang.10
4. Tomografi Komputasi
CT adalah standar emas untuk evaluasi radiografi fraktur zygomatik.
Gambaran aksial dan koronal didapat untuk menentukan pola fraktur,
derajat pergeseran, dan serpihan dan untuk mengevaluasi jaringan lunak
orbital. Secara spesifik, pemindaian CT memberikan visualisasi dan dasardasar
dari
tengkorak
wajah
zygomaticomaksilaris,
zygomaticosphenoid,
tengah:
dasar-dasar
infraorbital,
dan
zygomaticotemporal.
nasomaksilaris,
zygomaticofrontal,
Pandangan
koronal
dari
daerah
13
14
harus diberikan pengetahuan resiko asimetri pipi, orbita dan kelopak mata
jika
fraktur
tidak
direduksi.
Dokumentasi,
termasuk
fotografi,
direkomendasikan.5,6
3. Fraktur Kompleks Zygomatik Energi-Menengah.
Fraktur energi menengah, kompleks zygomatik yang tergeser
memerlukan reduksi dan fiksasi internal.
Pada
1996,
Ellis
dan
volume
orbita
17
dengan dekompresi saraf orbital atau optik. Perawatan pada fraktur wajah
dapat ditunda.8
7. Sindrom Superior Orbital Fissure
Sindrom orbital fissure merupakan komplikasi yang tidak umum
yang menyertai trauma wajah. Keadaannya bisa saja berupa ptosis,
ophthalmoplegia, forehead anesthesia, dan fixed dilated pupil. Proptosis
juga mungkin terlihat Perawatannya bisa berupa reduksi fraktur, steroid,
eksplorasi apeks orbital dan aspirasi hematoma retrobular, apabila ada. 8
8. Perdarahan retrobulbar
Perdarahan pada retrobular jarang terjadi namun merupakan
komplikasi yang parah yang dapat mengakibatkan kerusakan awal atau
koreksi operatif. Gangguan pada sirkulasi retina dapat mengakibatkan
iskemi yang ireversibel dan kebutaan permanen.
9. Trismus
Pasien dengan fraktur zygomatik biasanya mengeluhkan adanya trismus
yang akut. Namun, hanya ada sedikit kasus pengurangan pergerakan
mandibula yang menyertai fraktur kompleks zygomatik yang dilaporkan pada
literatur tersebut. Penyebab yang paling umum adalah pergeseran badan
zygomatik pada prosesus koronoid mandibula. Trismus juga terjadi sekunder
terhadap ankilosis fibrosa atau fibro-osseus dari koronoid lengkung
zygomatik. CT scan sebaiknya dilakukan untuk memperjelas diagnosa.
Koronoidektomi merupakan perawatan yang paling umum. Apabila zygoma
tidak direduksi secara tepat, osteotomi zygomatik dan reposisi mungkin perlu
dilakukan untuk mengembalikan gerakan mandibula yang terbatas. 9
DAFTAR PUSTAKA
1. Candace. Pau, Barrera. Jose, et al. 2010. Three-Dimensional Analysis of
Zygomatic-Maxillary Complex Fracture Patterns. Craniomaxillofacial trauma &
reconstruction.
2. Ceallaigh et al. 2007. Diagnosis and Management of Common Maxillofacial
Injuries in the Emergency Department. Part 3: Orbito Zygomatic Complex and
Zygomatic Arch Fractures. Emerg Med J, 24:120-122.
3. Chowdhury LCSR, Menon LCPS. 2005. Etiology and management of
zygomaticomaxillary complex fractures in Armed Forces. MJAFI.;61(3):238-40.
4. Sallam, Maha, Ghada Khalifa, et al. 2010. Ultrasonography vs Computed
Tomography in Imaging of Zygomatic Complex Fractures. Journal of American
Science, pp. 524-533
19
5. Rehman, A., Ansari, S.R., Shah, S.M, et al. 2010. Pattern of Zygomatic Bone
Fractures and Treatment Modalities: A Study. Pakistan Oral & Dental Journal,
Volume 30, Nomor 1, pp. 36-40.
6. Min Kwan Baek, et al. 2010. Delayed Treatment of Zygomatic Tetrapod Fracture.
Clinical and Experimental Otohinokryngology Vol.3 No.2: 107-109
7. Obuekwe., et al. 2005. Etiology and Pattern of Zygomatic Complex Fractures: a
Retrospective Study. Journal of the national medical association, vol 97
8. Kumar S.R. et al. 2010. Stabilization of the Isoated Zygomatic Arch Fracture
Using Folleys Ballon Catheter. J. Maxillofac. Oral Surg. 9(4): 407-409
9. Paik-Kwon Lee, et al. 2006.Single Transconjunctival Incision and Two-point
Fixation for the Treatment of noncomminuted Zigomatic Complek Fracture. J
Korean MedSci 2006.21: 1080-5.
10. Nyachhyon P. and Kim PC. 2011. Intraoperative Stereotactic Navigation for
Reconstruction in Zygomatic-orbital trauma. J Nepal Med Assoc, 51(181):37-40.
20