Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SEJARAH PERKEMBANGAN HAM DI DUNIA
DAN DI INDONESIA

OLEH KELOMPOK I
NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
1.
2.
3.
4.
5.

FIQRA PURNAMA ZAHRA


MUH. AKBAR RAZID
SIRILUS ADE TRI DERMAWAN
ALLYA ARDETA
ANDES PRAMULIA

KELAS VIII D SMP 2 UNAAHA

BAB I

PEMBAHASAN HAM SECARA UMUM


A. PENGERTIAN HAM
1. HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh maunusia, sesuai dengan kodratnya
(kaelan: 2002).
2. John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh
Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. (Mansyur Effendi, 1994).
3. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan
bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerag-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh nagara,
hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.
4. Menurut Jan Materson dari komisi HAM PBB, Hak Asasi Manusia adalah hak-hak
yang melekat pada setiap manusia, yang tanpa hak-hak tersebut manusia mustahil
dapat hidup sebagai Teaching human Rights, yang merumuskan HAM dengan
pengertian, Human Right could be generally defined as those rights which are
inherent in our nature and without which can not live as human being.
5. Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak lahir sebagai
anugerah Tuhan yang Maha Esa, bukan pemberian dari manusia atau pengusaha. Hak
asasi manusia sifatnya sangat mendasar bagi hidup dan kehidupan manusia yang
bersifat kodrati yakni tidak bisa terlepas dari dan dalam kehidupan manusia.
B. CIRI POKOK HAKIKAT HAM
Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang
beberapa ciri pokok hakikat HAM, yaitu:
1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli, ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari
manusia secara otomatis.
2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agam, etnis,
pandangan politik atau asal-usul social dan bangsa.
3. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seoarangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara
membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih,
2003).
C. SEJARAH HAM
1. Sejarah HAM di Dunia

HAM mulai menjadi perhatian di dunia sejak abad XVIII. Pada saat itu
pemerintahan yang dijalani oleh kerajaan-kerajaan adalah pemerintahan yang
absolut. Artinya raja berhak bertindak apa saja terhadap kerajaan dan rakyatnya,
karena raja mempunya Hak Suci Raja atau Dwine Right of The King. Ini tentu
saja bertentangan dengan HAM, karena pada saat itu orang yang dianggap
bersalah oleh raja langsung dihukum tanpa diadili terlebih dahulu. Hal ini mulai
dipertanyakan oleh orang-orang yang hidup di zaman itu apakah raja berhak atas
semuanya dan berhak menghukum seseorang tanpa proses hukum yang jelas.
Berlanjut pada abad XIX, yaitu pada saat maraknya perdagangan budak. Hal ini
tentu saja sangat melanggar HAM, yaitu berupa hak untuk merdeka. Realisasi
dari

adanya

anti

perbudakan

dan

tindakan

penegakan

HAM

adalah

penandatanganan undang-undang antiperbudakan dalam konferensi yang


diadakan di Brussel pada tahun 1890. Sebelum kejadian-kejadian di atas, HAM
sudah menjadi perhatian di daerah Arab Saudi, dengan dibuatnya sebuah piagam
tentang perjungan HAM, yaitu Piagam Madinah. Selain piagam Madinah,
piagam-piagam lain yang berkaitan dengan perjungan ham adalah: Magna
Charta (Piagam Agung), Bill of Right(Undang-Undang Hak), The American
Decleration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat),
dan Declaration des droits de Ihomme et du citoyen (Pernyataan Hak Manusia
Dan Warga Negara). Setelah kejadian dan dibuatnya piagam di atas, HAM
perlahan-lahan mulai diakui oleh dunia.

HAM mulai diakui oleh dunia

internasional sejak dicetuskannyaUniversal Declaration of Humah Right


(Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia Sedunia) pada tanggal 10 Desember 1948
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sampai sekarang HAM masih dihormati,
dilindungi, dan ditegakkan di dunia internasional.
2. Sejarah HAM di Indonesia
Sejarah perkembangan HAM di Indonesia sudah terjadi semenjak
Indonesia masih belum merdeka. Pemikiran-pemikiran HAM di Indonesia
bermula dari organisasi-organisasi masyarakat yang dibentuk pada saat zaman
penjajahan, contohnya Boedi Oetomo. Pemikiran tentang ham yang ada dalam
organisasi ini adalah HAM untuk berserikat dan mengemukakan pendapat. Selain
Boedi Oetomo, masih banya organisasi masyarakan yang menjadi cikal bakal
pemikiran HAM di Indonesia, diantaranya ada Perhimpunan Indonesia yang
berpikiran tentang hak untuk menentukan nasib sendiri, Sarekat Islam tentang hak

untuk memperoleh penghidupan yang layak dan bebas dari penindasan dan
diskriminasi rasial, Indische Partij tentang hak untuk mendapatkan kemerdekaan
serta mendapatkan perlakuan yang sama dan hak merdeka. Lalu berlanjut pada
masa kemerdekaan Indonesia. Pada awal kemerdekaan, pemikiran tentang HAM
masih tentang hak untuk berserikat dan menyampaikan pendapat. Pada tahun
1960-an, HAM di Indonesia mengalami kemunduran, karena pada saat itu terjadi
pemasungan HAM rakyat, yaitu hak sipil dan hak politik. Pada tahun 1967, ada
beberapa orang yang merekomendasikan gagasan tentang perlunya pengadilan
HAM di Indonesia. Pada tahun 1970, HAM di Indonesia mengalami kemunduran
lagi karena pada saat itu HAM tidak lagi dilindungi, dihormati, dan ditegakkan.
Pada akhir masa orde baru tahun 1998, terjadi kasus pelanggaran HAM yang
cukup besar di Indonesia, tepatnya pada saat kejatuhan presiden Soeharto, yaitu
Tragedi Trisakti. Kini, HAM dilindungi oleh undang-undang, dihormati, dan
ditegakkan dimanapun dan kapanpun, walaupun masih banyak kasus pelanggaran
HAM di negeri ini.
D. PERKEMBANGAN HAM
Berikut ini adalah perkembangan HAM di Indonesia:
1. Periode sebelum kemerdekaan (1908-1945)
Sebelum Indonesia merdeka,banyak organisasi pergerakan nasional berpemikiran
HAM,beberapa organisasi telah memperlihatkan adanya kesdaran berserikat dan
mengeluarkan pendapat melalui petisi-petisi yang dilakukan kepada colonial maupun
dalam tulisan dalam surat kabar.Beberapa organisasi yang bergerak dalam konteks
pemikiran HAM sebelum kemerdekaan adalah: Boedi Oetomo, Perhimpunan
Indonesia, Sarekat Islam, Partai Komunis Indonesia, Indische partij, Partai Nasional
Indonesia, Organisasi Pendidikan Nasional Indonesia.
2. Periode Orde Lama (1945-1966)
Pemikiran HAM pada periode awal kemerdekaan masih pada hak untuk merdeka,
hak kebebbasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan serta hak
kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama diparlemen.Pemikiran HAM telah
mendapat legitimasi secara formal karena telah memperoleh pengaturan dan masuk
kedalam hokum dasar Negara (konstitusi) yaitu,UUD 45.Komitmen terhadap HAM
pada periode awal sebagaimana ditunjukan dalam maklumat pemerintah tanggal 1
November.langkah selanjutnya memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk

mendirikan partai politik.Sebagaimana tertera dalam maklumat pemerintah tanggal 3


November 1945.
3. Periode Orde Baru (1966-1998)
Pada periode ini proses penegakan HAM mengalamai kemunduran ,karena HAM
tidak lagi dihormati, dilindungi, dan ditegakkan.Sikap defensive pemerintah tercermin
dengan peran media yang tidak bebas, kebebasan bersuara atau berpendapat di depan
umum dibatasi bahkan terkadang dilarang.Banyak terjadi kasusx pelanggaran HAM
yang belum terpecahkan samapi sekarang yaitu Tragedi Semanggi, Tanjung Priok,
Peristiwa Tri Sakti.
Namun pada periode ini ada sedikit kemajuan dalam proses penegakan HAM
salah satunya dibentuknya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM)
berdasarkan KEPRES No.50 tahun 1993 tanggal 7 Juni 1993.
4. Periode Reformasi (1998-Sekarang)
Pergantian rezim pemerintahan pada tahun 1998 memberikan dampak yang
sangat besar pada penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia.Pada saat ini mulai
dilakukan pengkajian terhadap beberapa kebijakan pemerintah orde baru yang
berlawanan dengan pemajuan dan perlindungan HAM.Selanjutnya dilakukan
penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pemberlakuan
HAM dalam kehidupan ketatanegaraan dan kemasyarakatan di Indonesia. Banyak
pengusutan dan penyeledikan kasus pelanggaran pada masa reformasi ini.
Perkembangan Pemikiran HAM di Indonesia
1. Pemikiran HAM DI INDONESIA
a) Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada
bidang hukum dan politik. Fokus pemikiran HAM generasi pertama pada bidang
hukum dan politik disebabkan oleh dampak dan situasi perang dunia II,
totaliterisme dan adanya keinginan Negara-negara yang baru merdeka untuk
menciptakan sesuatu tertib hukum yang baru.
b) Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan juga
hak-hak sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Jadi pemikiran HAM generasi
kedua menunjukan perluasan pengertian konsep dan cakupan hak asasi manusia.
Pada masa generasi kedua, hak yuridis kurang mendapat penekanan sehingga
terjadi ketidakseimbangan dengan hak sosial-budaya, hak ekonomi, dan hak
politik.

c) Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi ketiga
menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya, politik, dan
hukum dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak melaksanakan
pembangunan. Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran generasi ketiga juga
mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan terhadap hak ekonomi
dalam arti pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama, sedangkan hak
lainnya yang dilanggar.
d) Generasi keempat yang mengkritik peranan Negara yang sangat dominan dalam
proses

pembangunan

yang

terfokus

pada

pembangunan

ekonomi

dan

menimbulkan dampak negatif seperti diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat.


Selain itu program pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan
rakyat secara keseluruhan melainkan memenuhi kebutuhan sekelompok elit.
Pemikiran HAM generasi keempat dipelopori oleh Negara-negara di kawasan
Asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi hak asasi manusia yang
disebut Declaration of the basic Duties of Asia People and Government.
2. Perkembangan pemikiran HAM dunia
a. Magna Charta
Pada umum nya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM di
kawasan Eropa dimulai dengan lahirnya magna charta yang antara lain memuat
pandangan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan absolute (raja yang
menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat dengan hukum yang
dibuatnya), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat diminta pertanggung
jawabanannya dimuka hukum (Mansyur Effendi: 1994).
b. The American declaration
Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The
American Declaration of Independence yang lahir dari paHAM Rousseau dan
montesquuieu. Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak di
dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir ia harus
dibelenggu.

c. The French declaration


Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration (deklarasi
perancis), dimana ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat

dalam The Rule of Law yang antara lain berbunyi tidak boleh ada penangkapan
tanpa alasan yang sah.
d. The four freedom
Ada empat hak kebebasan bebicara dan menyatakan pendapat, hak
kebebasan memeluk agama beribadah sesuai dengan ajaran agama yang
dipeluknya, hak kebebasan dari kemiskinan dan pengertian setiap bangsa
berusaha mencapai tingkat kehidupan yang damai dan sejahtera bagi
pendudukanya, hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi usaha, pengurangan
persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa berada dalam posisi berkeinginan
untuk melakukan serangan terhadap Negara lain (Mansyur Effendi: 1994).

BAB II
PEMBAHASAN HAM DALAM ISLAM

A. TINJAUAN HAM DALAM ISLAM


Ide mengenai HAM juga terdapat dalam Islam, yang telah tertuang dalam
syariah sejak diturunkannya Islam. Hal ini dapat dilihat dalam ajaran tauhid. Tauhid
dalam islam mengandung arti bahwa hanya ada satu pencipta bagi alam semesta. Ajaran
dasar pertama dalam Islam adalah la ilaha illa Allah (tiada Tuhan selain Allah SWT).
Seluruh alam dan semua yang ada dipermukaan bumi adalah ciptaan Allah, semua
manusia, hewan, tumbuhan dan benda tak bernyawa berasal dari Allah. Dengan
demikian, dalam tauhid terkandung ide persamaan dan persaudaraan seluruh manusia.
Dari ajaran dasar persamaan dan persaudaraan manusia tersebut, timbullah
kebebasankebebasan manusia, seperti kebebasan dari perbudakan, kebebasan beragama,
kebebasan mengeluarkan pendapat dan lain-lain. Dari situ pulalah timbul hak-hak asasi
manusia, seperti hak hidup, hak memiliki harta, hak berbicara, hak berpikir dan
sebagainya.
Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang umum
dikenal. Dalam Islam seluruh hak asasi merupakan kewajiban bagi negara maupun
individu yang tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, negara bukan saja menahan diri
dari menyentuh hak-hak asasi tersebut, melainkan juga mempunyai kewajiban untuk
melindungi dan menjamin hak-hak tersebut.
Hak asasi manusia dalam Islam tertuang secara transenden untuk kepentingan
manusia, lewat syariah Islam yang diturunkan melalui wahyu. Menurut syariah,
manusia adalah makhluk bebas yang mempunyai tugas dan tanggung jawab, dan
karenanya ia juga mempunyai hak dan kebebasan. Dasarnya adalah keadilan yang
ditegakkan atas dasar persamaan atau egaliter, tanpa pandang bulu.
Sistem HAM Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang persamaan,
kebebasan dan penghormatan terhadap sesama manusia.8 Persamaan, artinya Islam
memandang semua manusia sama dan mempunyai kedudukan yang sama, satu-satunya
keunggulan yang dinikmati seorang manusia atas manusia lainya hanya ditentukan oleh
tingkat ketakwaannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Hujarat ayat
13, yang artinya sebagai berikut : Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari
laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kaum adalah
yang paling takwa. Al-Quran dan Sunnah sebagai sumber hukum dalam Islam
memberikan penghargaan yang tinggi terhadap hak asasi manusia. Al-Quran sebagai
sumber hukum pertama bagi umat Islam telah meletakkan dasar-dasar HAM serta

kebenaran dan keadilan, jauh sebelum timbul pemikiran mengenai hal tersebut pada
masyarakat dunia. Ini dapat dilihat pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam AlQuran, antara lain :
1.Dalam Al-Quran terdapat sekitar 80 ayat tentang hidup, pemeliharaan hidup dan
penyediaan sarana kehidupan, misalnya dalam Surat Al-Maidah ayat 32. Di samping
itu, Al-Quran juga berbicara tentang kehormatan dalam 20 ayat. Al-Quran juga
menjelaskan dalam sekitas 150 ayat tentang ciptaan dan makhluk-makhluk, serta
tentang persamaan dalam penciptaan, misalnya dalam Surat Al-Hujarat ayat 13.
2.Al-Quran telah mengetengahkan sikap menentang kezaliman dan orang-orang yang
berbuat zalim dalam sekitar 320 ayat, dan memerintahkan berbuat adil dalam 50 ayat
yang diungkapkan dengan kata-kata : adl, qisth dan qishash.
Dalam Al-Quran terdapat sekitar 10 ayat yang berbicara mengenai larangan
memaksa untuk menjamin kebebasan berpikir, berkeyakinan dan mengutarakan aspirasi.
Misalnya yang dikemukakan oleh Surat Al-Kahfi ayat 29. Begitu juga halnya dengan
Sunnah Nabi. Nabi MuHAMmad saw telah memberikan tuntunan dan contoh dalam
penegakkan dan perlindungan terhadap HAM. Hal ini misalnya terlihat dalam perintah
Nabi yang menyuruh untuk memelihara hak-hak manusia dan hak-hak kemuliaan,
walaupun terhadap orang
yang berbeda agama, melalui sabda beliau. Barang siapa yang menzalimi
seseorang muahid (seorang yang telah dilindungi oleh perjanjian damai) atau mengurangi
haknya atau membebaninya di luar batas kesanggupannya atau mengambil sesuatu
dari padanya dengan tidak rela hatinya, maka aku lawannya di hari kiamat. Pengaturan
lain mengenai HAM dapat juga dilihat dalam Piagam Madinah dan Khutbah Wada.
Kedua naskah yang berkenaan dengan Nabi ini kemudian menjadi masterpeacenya HAM
dalam perspektif Islam.
Piagam Madinah adalah suatu kesepakatan antara berbagai golongan di Madinah
dalam menegakkan ikatan kebersamaan dan kemanusiaan. Adapun golongan masyarakat
di Madinah pada masa itu terdiri dari tiga kelompok, yaitu golongan Islan yang terdiri dari
golongan Anshar dan Muhajirin, golongan Yahudi dan para penyembah berhala. Di
tengah-tengah pluralitas masyarakat seperti ituNabi saw berusaha membangun tatanan
kehidupan bersama yang dapat menjamin hidup berdampingan secara damai dan sejahtera.
Sedangkan terhadap mereka yang berlainan agama, beliau mempersatukannya atas
ikatan sosial politik dan kemanusiaan. Bukti konkretnya adalah adanya kesepakatan yang
tertuang dalam piagama Madinah tersebut. Adapun inti dari Piagam Madinah ini meliputi
prinsip-prinsip persamaan, persaudaraan, persatuan, kebebasan, toleransi beragama,

perdamaian, tolong menolong dan membela yang teraniaya serta mempertahankan


Madinah dari serangan musuh. Berikut adalah substansi ringkasan dari Piagam
Madinah .Deklarasi Islam Universal tentang Hak Asasi Manusia Deklarasi ini disusun
dalam Konferensi Islam di Mekkah pada tahun 1981. Deklarasi ini terdiri dari 23 pasal
yang menampung dua kekuatan dasar, yaitu keimanan kepada Tuhan dan pembentukan
tatanan Islam. Dalam pendahuluan deklarasi ini dikemukakan bahwa hak-hak asasi
manusia dalam Islam bersumber dari suatu kepercayaan bahwa Allah SWT, dan hanya
Allah sebagai hukum dan sumber dari segala HAM.Salah satu kelebihan dari deklarasi ini
adalah bahwa teksnya memuat acuanacuan yang gamblang dan unik dari totalitas
peraturan-peraturan yang berasal dari Al-Quran dan Sunnah serta hukum-hukum lainnya
yang ditarik dari kedua sumber tersebut dengan metodemetode yang dianggap sah menurut
hukum Islam.
Dalam deklarasi ini antara lain dijelaskan bahwa :
1. Penguasa dan rakyat adalah subjek yang sama di depan hukum (pasal IV).
2. Setiap individu dan setiap orang wajib berjuang dengan segala cara yang tersedia untuk
melawan pelanggaran dan pencabutan hak ini (pasal IV c dan d).
3. Setiap orang tidak hanya memiliki hak, melainkan juga mempunyai kewajiban
memprotes ketidakadilan (pasal IV b).
4. Setiap muslim berhak dan berkewajiban menolak untuk menaati setiap perintah yang
bertentangan dengan hukum, siapa pun yang memerintahkannya (pasal IV e).
B. HAM dalam Perundang-Undangan Nasional
Dalam perundang-undangan RI paling tidak terdapat bentuk hukum tertulis
yangmemuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (UUD Negara). Kedua,
dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-Undang. Keempat, dalam
peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti peraturan pemerintah, keputusan
presiden, dan peraturan pelaksanaan lainnya.
Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan yang sangat
kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam konstitusi seperti dalam
ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses yang sangat berat dan panjang, antara lain
melalui amandemen dan referendum, sedangkan kelemahannya karena yang diatur dalam
konstitusi hanya memuat aturan yang masih global seperti ketentuan tentang HAM
dalam konstitusi RI yang masih bersifat global. Sementara itu bila pengaturan HAM
dalam bentuk Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya kelemahannya, pada
kemungkinan seringnya

mengalami perubahan.

BAB III
KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya.
Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita
ingat bahwa jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam sudah lebih
dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat dijumpai dalam sumber utama
ajaran Islam itu yaitu Al-Quran dan Hadits yang merupakan sumber ajaran normative, juga
terdapat dalam praktik kehidupan umat Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundan-undangan RI,
dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau
suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM,

pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM
sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
Penegakan HAM di Indonesia masih dirasa kurang,karena masih banyak terjadi
kasus-kasus pelanggaran HAM, baik kasus-kasus yang ringan maupun yang dapat
dikategorikan kasus pelanggaran HAM yang berat. Upaya pemerintah dalam penegakan
HAM kini mulai terasa dengan dibentuknya beberapa lembaga HAM dan diharapkan dapat
mewujudkan keadilan dalam HAM setiap warga negara Indonesia

Anda mungkin juga menyukai