Makalah PKN
Makalah PKN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SEJARAH PERKEMBANGAN HAM DI DUNIA
DAN DI INDONESIA
OLEH KELOMPOK I
NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
1.
2.
3.
4.
5.
BAB I
HAM mulai menjadi perhatian di dunia sejak abad XVIII. Pada saat itu
pemerintahan yang dijalani oleh kerajaan-kerajaan adalah pemerintahan yang
absolut. Artinya raja berhak bertindak apa saja terhadap kerajaan dan rakyatnya,
karena raja mempunya Hak Suci Raja atau Dwine Right of The King. Ini tentu
saja bertentangan dengan HAM, karena pada saat itu orang yang dianggap
bersalah oleh raja langsung dihukum tanpa diadili terlebih dahulu. Hal ini mulai
dipertanyakan oleh orang-orang yang hidup di zaman itu apakah raja berhak atas
semuanya dan berhak menghukum seseorang tanpa proses hukum yang jelas.
Berlanjut pada abad XIX, yaitu pada saat maraknya perdagangan budak. Hal ini
tentu saja sangat melanggar HAM, yaitu berupa hak untuk merdeka. Realisasi
dari
adanya
anti
perbudakan
dan
tindakan
penegakan
HAM
adalah
untuk memperoleh penghidupan yang layak dan bebas dari penindasan dan
diskriminasi rasial, Indische Partij tentang hak untuk mendapatkan kemerdekaan
serta mendapatkan perlakuan yang sama dan hak merdeka. Lalu berlanjut pada
masa kemerdekaan Indonesia. Pada awal kemerdekaan, pemikiran tentang HAM
masih tentang hak untuk berserikat dan menyampaikan pendapat. Pada tahun
1960-an, HAM di Indonesia mengalami kemunduran, karena pada saat itu terjadi
pemasungan HAM rakyat, yaitu hak sipil dan hak politik. Pada tahun 1967, ada
beberapa orang yang merekomendasikan gagasan tentang perlunya pengadilan
HAM di Indonesia. Pada tahun 1970, HAM di Indonesia mengalami kemunduran
lagi karena pada saat itu HAM tidak lagi dilindungi, dihormati, dan ditegakkan.
Pada akhir masa orde baru tahun 1998, terjadi kasus pelanggaran HAM yang
cukup besar di Indonesia, tepatnya pada saat kejatuhan presiden Soeharto, yaitu
Tragedi Trisakti. Kini, HAM dilindungi oleh undang-undang, dihormati, dan
ditegakkan dimanapun dan kapanpun, walaupun masih banyak kasus pelanggaran
HAM di negeri ini.
D. PERKEMBANGAN HAM
Berikut ini adalah perkembangan HAM di Indonesia:
1. Periode sebelum kemerdekaan (1908-1945)
Sebelum Indonesia merdeka,banyak organisasi pergerakan nasional berpemikiran
HAM,beberapa organisasi telah memperlihatkan adanya kesdaran berserikat dan
mengeluarkan pendapat melalui petisi-petisi yang dilakukan kepada colonial maupun
dalam tulisan dalam surat kabar.Beberapa organisasi yang bergerak dalam konteks
pemikiran HAM sebelum kemerdekaan adalah: Boedi Oetomo, Perhimpunan
Indonesia, Sarekat Islam, Partai Komunis Indonesia, Indische partij, Partai Nasional
Indonesia, Organisasi Pendidikan Nasional Indonesia.
2. Periode Orde Lama (1945-1966)
Pemikiran HAM pada periode awal kemerdekaan masih pada hak untuk merdeka,
hak kebebbasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan serta hak
kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama diparlemen.Pemikiran HAM telah
mendapat legitimasi secara formal karena telah memperoleh pengaturan dan masuk
kedalam hokum dasar Negara (konstitusi) yaitu,UUD 45.Komitmen terhadap HAM
pada periode awal sebagaimana ditunjukan dalam maklumat pemerintah tanggal 1
November.langkah selanjutnya memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk
c) Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi ketiga
menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya, politik, dan
hukum dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak melaksanakan
pembangunan. Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran generasi ketiga juga
mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan terhadap hak ekonomi
dalam arti pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama, sedangkan hak
lainnya yang dilanggar.
d) Generasi keempat yang mengkritik peranan Negara yang sangat dominan dalam
proses
pembangunan
yang
terfokus
pada
pembangunan
ekonomi
dan
dalam The Rule of Law yang antara lain berbunyi tidak boleh ada penangkapan
tanpa alasan yang sah.
d. The four freedom
Ada empat hak kebebasan bebicara dan menyatakan pendapat, hak
kebebasan memeluk agama beribadah sesuai dengan ajaran agama yang
dipeluknya, hak kebebasan dari kemiskinan dan pengertian setiap bangsa
berusaha mencapai tingkat kehidupan yang damai dan sejahtera bagi
pendudukanya, hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi usaha, pengurangan
persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa berada dalam posisi berkeinginan
untuk melakukan serangan terhadap Negara lain (Mansyur Effendi: 1994).
BAB II
PEMBAHASAN HAM DALAM ISLAM
kebenaran dan keadilan, jauh sebelum timbul pemikiran mengenai hal tersebut pada
masyarakat dunia. Ini dapat dilihat pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam AlQuran, antara lain :
1.Dalam Al-Quran terdapat sekitar 80 ayat tentang hidup, pemeliharaan hidup dan
penyediaan sarana kehidupan, misalnya dalam Surat Al-Maidah ayat 32. Di samping
itu, Al-Quran juga berbicara tentang kehormatan dalam 20 ayat. Al-Quran juga
menjelaskan dalam sekitas 150 ayat tentang ciptaan dan makhluk-makhluk, serta
tentang persamaan dalam penciptaan, misalnya dalam Surat Al-Hujarat ayat 13.
2.Al-Quran telah mengetengahkan sikap menentang kezaliman dan orang-orang yang
berbuat zalim dalam sekitar 320 ayat, dan memerintahkan berbuat adil dalam 50 ayat
yang diungkapkan dengan kata-kata : adl, qisth dan qishash.
Dalam Al-Quran terdapat sekitar 10 ayat yang berbicara mengenai larangan
memaksa untuk menjamin kebebasan berpikir, berkeyakinan dan mengutarakan aspirasi.
Misalnya yang dikemukakan oleh Surat Al-Kahfi ayat 29. Begitu juga halnya dengan
Sunnah Nabi. Nabi MuHAMmad saw telah memberikan tuntunan dan contoh dalam
penegakkan dan perlindungan terhadap HAM. Hal ini misalnya terlihat dalam perintah
Nabi yang menyuruh untuk memelihara hak-hak manusia dan hak-hak kemuliaan,
walaupun terhadap orang
yang berbeda agama, melalui sabda beliau. Barang siapa yang menzalimi
seseorang muahid (seorang yang telah dilindungi oleh perjanjian damai) atau mengurangi
haknya atau membebaninya di luar batas kesanggupannya atau mengambil sesuatu
dari padanya dengan tidak rela hatinya, maka aku lawannya di hari kiamat. Pengaturan
lain mengenai HAM dapat juga dilihat dalam Piagam Madinah dan Khutbah Wada.
Kedua naskah yang berkenaan dengan Nabi ini kemudian menjadi masterpeacenya HAM
dalam perspektif Islam.
Piagam Madinah adalah suatu kesepakatan antara berbagai golongan di Madinah
dalam menegakkan ikatan kebersamaan dan kemanusiaan. Adapun golongan masyarakat
di Madinah pada masa itu terdiri dari tiga kelompok, yaitu golongan Islan yang terdiri dari
golongan Anshar dan Muhajirin, golongan Yahudi dan para penyembah berhala. Di
tengah-tengah pluralitas masyarakat seperti ituNabi saw berusaha membangun tatanan
kehidupan bersama yang dapat menjamin hidup berdampingan secara damai dan sejahtera.
Sedangkan terhadap mereka yang berlainan agama, beliau mempersatukannya atas
ikatan sosial politik dan kemanusiaan. Bukti konkretnya adalah adanya kesepakatan yang
tertuang dalam piagama Madinah tersebut. Adapun inti dari Piagam Madinah ini meliputi
prinsip-prinsip persamaan, persaudaraan, persatuan, kebebasan, toleransi beragama,
mengalami perubahan.
BAB III
KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya.
Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita
ingat bahwa jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam sudah lebih
dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat dijumpai dalam sumber utama
ajaran Islam itu yaitu Al-Quran dan Hadits yang merupakan sumber ajaran normative, juga
terdapat dalam praktik kehidupan umat Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundan-undangan RI,
dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau
suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM,
pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM
sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
Penegakan HAM di Indonesia masih dirasa kurang,karena masih banyak terjadi
kasus-kasus pelanggaran HAM, baik kasus-kasus yang ringan maupun yang dapat
dikategorikan kasus pelanggaran HAM yang berat. Upaya pemerintah dalam penegakan
HAM kini mulai terasa dengan dibentuknya beberapa lembaga HAM dan diharapkan dapat
mewujudkan keadilan dalam HAM setiap warga negara Indonesia