Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ananda Septiani

NPM :230110070002
Kelas : Perikanan A
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bubuk
kubis sisa panen sebagai sumber serat pada abon tuna terhadap mutu dan
tingkat penerimaan konsumen. Pengaruh terhadap mutu dilihat
berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3707-1995 mengenai
syarat mutu abon sedangkan pengaruh terhadap penerimaan konsumen
dilihat dari hasil uji kesukaan. Penelitian ini terdiri dari lima perlakuan
penambahan bubuk kubis sisa panen dengan 3 ulangan yaitu 0%, 10%,
20%, 30%, dan 40%. Pembuatan bubuk kubis sisa panen dilakukan dengan
blansing pada suhu 78oC selama 15 menit kemudian dilakukan
penggilingan basah dan mengeringkannya dalam oven pada 50oC selama
8 jam dan diayak. Bubuk kubis sisa panen yang dihasilkan kemudian
ditambahkan ke dalam abon ikan, kemudian dianalisis kadar air, protein,
serat kasar dan uji kesukaan meliputi tekstur, warna, rasa dan bau. Uji
skoring dilakukan untuk mengetahui atribut mutu pada masing-masing
abon ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bubuk kubis
sisa panen berpengaruh nyata terhadap kadar serat kasar, protein dan kadar
air (p<0,05). Kadar serat kasar pada abon tuna dengan penambahan bubuk
kubis lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol yaitu masing-masing
6,75% 12,58%, 13,42%, 15,87%, 22,62%. Abon tuna dengan penambahan
bubuk kubis sisa panen dapat memenuhi kebutuhan serat. Semua
perlakuan masih sesuai dengan SNI baik untuk kadar protein dan kadar
serat kasar. Penambahan bubuk kubis 10% tidak berbeda nyata (p>0,05)
dengan kontrol baik tekstur, aroma, dan warna abon ikan. Tingkat
penerimaan konsumen terhadap tekstur, aroma dan warna terdapat pada
abon ikan dengan penambahan bubuk kubis 10% yang memiliki
kandungan serat kasar 12,58%, protein 34,76%, kadar air 15,32% dengan
tekstur kasar, warna coklat kekuning-kuningan, rasa khas abon dan bau
ikan kuat.
2. Keamanan pangan adalah sebuah tanggung jawab yang mengikat kita
semua, dari petani hingga konsumen yang menyiapkan makan malam
untuk keluarganya. Mengabaikan tanggung jawab ini maka resiko yang
kita hadapi adalah keracunan yang dapat menyebabkan kematian, sehingga
perguruan tinggi menjadi sangat concern terhadap masalah ini. Kondisi
dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari ke- mungkinan
cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat menimbulkan
gangguandan membahayakan kesehatan manusia.
3. Alur proses adalah Suatu penyampaian representatif dari urutan tahap atau
operasi yang digunakan dalam produksi atau pembu- atan bahan pangan
tertentu.
CARA PEMBUATAN

a. Pilih ikan segar, buang kepala, ekor, kulit, dan isi perutnya, kemudian
cuci;
b. Potong ikan kira-kira tebal 1 cm, panjang 10 cm, dan lebar 6 cm,
kemudian cuci;
c. Rebus atau kukus sampai matang lalu dinginkan. Supaya ikan menjadi
kering masukkan ke dalam kain blacu dan tekan dengan alat tekan (pers);
d. Pisahkan dari tulang dan durinya lalu cabik-cabik dengan garpu, kemudian
tumbuk pelan-pelan sehingga merupakan serat halus;
e. Haluskan bumbu lalu tumis dalam penggorengan, kemudian masukkan
santan kental. Tambahkan lengkuas, asam, gula, daun salam, dan sereh;
f. Panaskan terus hingga mendidih sambil diaduk-aduk, sampai santan
tinggal setengah;
g. Masukkan serat-serat daging ikan sedikit demi sedikit ke dalam santan
sambil diaduk terus sampai kering. Penggorengan selesai apabila abon
sudah benar-benar kering, diraba sudah kemersik, dan berwarna coklat.
(Apabila masih banyak minyak, tekan dengan alat tekan dan tampung
minyaknya);
h. Tiriskan dan dinginkan, kemudian masukkan ke dalam kantong plast

Diagram alur proses abon ikan

Sumber pustaka :
file:///G:/mmt/Sentra%20Informasi%20IPTEK.htm

http://www.faperta.ugm.ac.id/semnaskan/abstrak/prosiding2008/poster/a_pascapa
nen.php

http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_fdsf.php

Anda mungkin juga menyukai