Fluks magnet
d φ = B • dA
φ = ∫ dφ = ∫ B • dA
seluruh
permukaan
= ∫ B • ndA
seluruh
permukaan
= ∫ B cos θdA
seluruh
permukaan
Hukum Faraday
CK-FI112-07.1
Adanya ggl induksi tersebut dapat menimbulkan arus
yang dinamakan arus induksi. Fenomena ini dinamakan
induksi magnetik.
v Kumparan, yang
membentuk
suatu permukaan
tertutup
Magnet yang
digerakkan
menimbulkan
perubahan fluks
pada kumparan
d φmag Hukum
d
ε = ∫ E • ds = −
dt
=−
dt
∫ B • dA
permukaan
induksi
Faraday
Hukum Lenz
CK-FI112-07.2
fluks magnet
Iinduksi bertambah
Arah gerak
S U Arah medan
magnet induksi
yang timbul
Iinduksi
Arah medan
Iinduksi magnet induksi
yang timbul
Arah gerak
S U fluks magnet
berkurang
Iinduksi
CK-FI112-07.3
Muatan positif
terkumpul
× × × × × × × × × × × ×
× × × × × × × Bv × × × ×ε × ×
v
× × × × × × × × × × × ×
Fmag
× × × × × × × × × × × ×
Muatan negatif
Dapat dipandang
terkumpul
sebagai suatu sumber
tegangan (ggl) yang
kutub positifnya di
atas dan kutub
negatifnya di bawah
× × × × × × Bila ujung-ujung konduktor
× × × × × × dihubungkan menggunakan
× ε×
v penghantar, maka akan ada
× × × × arus induksi.
× × × × × ×
Iinduksi
CK-FI112-07.4
ε = ∫ E • ds = E ∫ ds = E l = Blv
batang batang
d φ = BdA = Bl (vdt )
dφ
selanjutnya dari hukum Faraday ε =− = −B lv
dt
Induktansi
CK-FI112-07.5
µ
B kawat = o I
panjang 2πa
µ oR 2 B ∝I
Bloop = I
lingkaran (
2 z2 + R2 )
3 /2
Bsolenoida = (µ on )I
d φ ∝ I yang berarti φ ∝ I
dφ d (LI ) dI
ε =− =− = −L
dt dt dt
arus
CK-FI112-07.6
Jika loop 1 dialiri arus I1, maka arus ini akan menimbulkan
fluks magnet pada loop 2. Sedangkan jika loop 2 juga
dialiri arus sebesar I2, maka arus I2 ini juga dapat
menimbulkan fluks pada loop 2 (lihat induktansi diri) .
Jadi fluks total pada loop 2 adalah jumlah dari fluks yang
disebabkan oleh loop 1 dan fluks yang disebabkan oleh
loop 2 sendiri.
φ2 = φoleh + φoleh
M dinamakan
loop 1 loop 2
induktansi bersama
= MI1 + L2I2
dφ oleh
loop 1 dI1
ε 21 = − = −M
dt dt
Induktor
CK-FI112-07.7
Sebagaimana halnya kapasitor yang dapat menjadi media
penyimpanan energi listrik, induktor dapat menjadi media
penyimpanan energi magnetik.
dI
ε − IR − L =0
dt
dI dI
ε = IR + L → Iε = I 2R + LI
dt dt
Laju perubahan
energi (daya)
yang diberikan
pada induktor
dUL dI
Jadi = LI → dUL = LIdI
dt dt
I
1
UL = ∫ dUL = LI 2
0 2
Rangkaian RLC
R +
ε L
−
CK-FI112-07.8
Sesaat setelah diberi sumber tegangan, arus akan
bertambah dalam rangkaian (dI/dt > 0) akibatnya
polarisasi ggl induksi pada induktor berbeda dengan
polarisasi sumber tegangan sehingga dengan aturan
kirchhoff akan diperoleh
dI dI ε IR
ε − IR − L = 0→ = −
dt dt L L
dI
= dt
ε IR
−
L L
Konstanta
ε IR integrasi
d −
L L L L ε IR
− ∫ = ∫ dt → − ln − =t + A
R ε IR R L L
−
L L
Lε L
akan diperoleh I (t ) = − A' exp − t
R L R
ε
syarat awal memberikan I(0)=0, sehingga A' =
L
ε L
sehingga I (t ) = 1 − exp − t
R R
CK-FI112-07.9
I(t)
ε /R
ε R
I (t ) = exp − t ε /R
R L
CK-FI112-07.10
L
−
Misalkan pada mulanya kapasitor
+
telah penuh terisi sehingga
−
C
+
Q
VC =
C
dI Q dI
VC − L = 0 → = L
dt C dt
Suatu persamaan
d 2Q Q differensial yang
sehingga + = 0
dt 2 LC
solusinya adalah
fungsi sinusoida
t t
Q (t ) = Qo cos dan I (t ) = I o sin
LC LC
Rangkaian LC
merupakan rangkaian
yang menyebabkan
terjadinya osilasi arus
(muatan)
R
Jika kapasitor mula-mula telah
−
C penuh, maka saat saklar ditutup, arus
+
− L
+
akan mengalir pada rangkaian. Ggl
induksi pada L menyebabkan
CK-FI112-07.11
polarisasi pada induktor.
Q dI
Dengan aturan Kirchhoff − IR − L = 0
C dt
d 2Q dQ Q Suatu persamaan
Sehingga L + R + = 0 differensial orde 2.
dt 2 dt C Bentuk
d 2Q R dQ Q persamaannya mirip
+ + = 0 dengan persamaan
dt 2 L dt LC gerak osilasi
terredam
Solusinya
2
R 1 R
Q (t ) = Qo exp − t cos
− t + δ
2L LC 4L2
CK-FI112-07.12
Beberapa contoh
v Suatu kumparan segiempat bergerak dengan laju
konstan memasuki daerah bermedan magnet
seragam yang besarnya Bo. Buat plot ggl induksi
pada kumparan terhadap waktu.
C B × × × × × × ×
v
× × × × × × ×
a
× × × × × × ×
A
× × × × × × ×
D
a b
Boa2
t
a/v b/v (b+a)/v
dφ
Karena ε = − , maka grafik ggl induksinya adalah
dt
ε
(Boav)
a/v t
b/v (b+a)/v
−(Boav)
CK-FI112-07.13
v Tentukan induktansi sebuah solenoida ideal
B = µ onI
φ1 = BA = ( µ onI )A
L = µ oA ln 2
R1
L R2
ε
CK-FI112-07.14
Sesaat setelah saklar ditutup I1
arus akan mengalir pada
rangkaian (bertambah). Ggl R1 +
I3 L I
R2 2
induksi pada induktor ε −
polarisasinya adalah positif
di atas dan negatif di bawah.
Misalkan arus-arus pada rangkaian adalah I1, I2 dan I3.
Dengan menggunakan aturan Kirchhoff dapat
dinyatakan
dI3
− I1R1 − L +ε =0 (*)
dt
I3R2 + ε
− I1 (R1 + R2 ) + I3R2 + ε = 0 → I1 = (**)
R1 + R2
I R + ε dI
− 3 2 R1 − L 3 + ε = 0
R1 + R2 dt
dI3 I3 R1R2 ε R2
+ − =0
dt L R1 + R2 L R1 + R2
I3 R1R2 ε R2
d −
R1 + R2 L R1 + R2 L R1 + R2
L = −dt
R1R2 I3 R1R2 − ε R2
L R1 + R2 L R1 + R2
CK-FI112-07.15
diperoleh
ε R1R2
I 3 (t ) = 1 − exp −
R1 L(R + R ) t
1 2
L(R1 + R2 )
τ =
R1R2
CK-FI112-07.16