Anda di halaman 1dari 4

SYARAT -SYARAT TEKNIS

KEGIATAN

PEKERJAAN :
LOKASI

PENYEDIAAN SARANA PRODUKSI


PERTANIAN DAN PETERNAKAN
PENINGKATAN PEMBANGUNAN JALAN USAHA TANI
(JUT) KECAMATAN BUKIT BATU (2500 M x 2 M)
KECAMATAN BUKIT BATU

1. SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN UNTUK PEKERJAAN


A. UMUM
Perincian bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan didasarkan pada
gambar-gambar kerja dan RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana
kerjanya, kecuali ditentukan dalam RKS juga berlaku dan mengikat ketentuan
tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
1. Keppres No. 54 Tahun 2010 beserta lampiran dan juknisnya.
2. Surat edaran bersama Bappenas dan Dirjen Anggaran No.351/D.VI/01/1997
dan surat edaran No. 09/A/21/1997 tanggal 20 Januari 1997.
3. Peraturan Semen Portland Indonesia NI.8 1972
B. PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN
a.

PASIR ( Bagian A SKSNI S.04-1989-F)


Pasir harus berbutir tajam dan keras, bebas dari bahan organis, lumpur dan
sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan
syarat - syarat yang tercantum dalam PBI-1071. Kadar lumpur pasir tidak
boleh melebihi 5 %.

b.

SEMEN ( Bagian A. SKSNI S.04-1989-F )


Digunakan portland Cement type 1 menurut N-81 tahun 1972 dan memenuhi
S-400 menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh Assosiasi
Semen Indonesia (NI-8 1972). Semen yang telah mengeras sebagian atau
keseluruhan dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya
sebagai bahan campuran. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga
terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar
pemakaian semen dapat dilakukan sesuai dengan urutan pengiriman.

c.

KERIKIL ( Bagian A. SKSNI S.04-1989 )


Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, tidak tercampur
bahan-bahan organik serta mempunyai gradasi sesuai diisyaratkan dalam PBI
1971. Penimbunan pasir dan kerikil harus dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi
material yang tepat.

d.

AIR ( Bagian A.SKSNI S.04-0989 -F.14 )


Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali,
garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton
atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya pakai air bersih yang diminum.
Untuk di lapangan disiapkan drum beberapa buah untuk tempat air bersih.

e.

ADUKAN SPESI
Adukan spesi harus dibuat secara hati-hati, diaduk secara hati-hati, diaduk
dalam bak kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dan pasir harus
dalam keadaan kering dan kemudian diberi air sampai didapat campuran
yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan
sebelumnya tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.

f.

BATU BATA (SII 0021-78)


Mutu batu bata yang digunakan jenis kelas 1 menurut NI-10 dengan bentuk
standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku
dan tajam, permukaan rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang
merugikan. Batu merah dibuat dari tanah liat dengan campuran lain, yang
dibakar pada suhu yang cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.

g.

BAJA TULANGAN (SII 0136-1984)


Baja tulangan untuk penulangan beton yang digunakan harus bebas dari
kotoran, lemak, karatan dan bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat
beton tehadap baja tulangan. Diameter baja tulangan yang digunakan harus
sesuai dengan diameter yang ditentukan dalam gambar bestek. Jika dalam
pemeriksaan pengawas, diameter baja yang dimasukkan tidak sesuai dengan
diameter baja yang dipakai maka harus dikonsultasikan pemakaiannya
terlebih dahulu dengan Direksi atau Konsultan Pengawas.
CAT DAN SEJENISNYA (SNI 1253-2989-A)
Cat dan sejenisnya yang digunakan adalah yang berkualitas baik dan
memenuhi persyaratan.

h.

i.

BAHAN-BAHAN LAINNYA
Semua bahan-bahan bangunan yang akan dipakai dan belum disebutkan
akan ditentukan pada waktu pelaksanaan pekerjaan. Semua bahan-bahan yang
dimasukkan unutk dipakai harus ditunjukkan terlebih dahulu kepada
Pengawas untuk diperiksa guna mendapatkan izin pemakaiannya. Pemakaian
bahan-bahan yang tidak sesuai dengan yang ditentukan, harus dibongkar dan
kerugian yang ditimbulkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Rekanan
Pelaksana (Pemborong).
2. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
PASAL 1
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pekerjaan akan dilaksanakan dengan baik dan rapi sesuai dengan ketentuanketentuan dalam bestek ini / syarat-syarat teknis / gambar rencana serta
mengikuti petunjuk-petunjuk dari Pengawas dan Direksi. Semua ukuran dan
persyaratan bahan yang ditentukan dalam bestek ini akan dipenuhi oleh
rekanan..
2. Rekanan akan menyediakan sebuah ruangan untuk Direksi yang dilengkapi
dengan satu set meja tulis, satu set kursi meja tamu, dan papan tulis,
memasang/menempelkan gambar rencana, time schedulle dan lain-lainnya,
serta menyediakan obat-obatan (P3K)
3. Membuat rambu - rambu untuk pengamanan lalu lintas.
4. Memasang patok rencana / bouwplank sebelum pekerjaan dimulai.
5. Membuat jembatan sementara yang cukup kuat untuk dilewati oleh
kendaraan pada setiap pekerjaan jembatan / duiker.
6. Mobilisasi alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
7. Pemakaian jalan yang ada untuk pengangkutan material akan mendapat izin
atau dengan membatasi beban muatan sesuai dangan ketentuan jalan.

rekanan berkewajiban untuk menjaga agar jalan tersebut tetap dalam kondisi
baik.
8. Pada setiap akhir bulan diadakan rapat untuk membahas permasalahan
proyek sambil membawa laporan kemajuan pekerjaan. Bagi rekanan yang
tidak berdomisili di daerah lokasi proyek akan menunjukkan perwakilannya
yang berkedudukan di daerah lokasi proyek.
PASAL3
PEKERJAAN JALAN BETON
1. Pekerjaan jalan beton yang akan dikerjakan secara teknis akan mengikuti
ketentuan - ketentuan yang ada dalam Shop Drawing yang berlaku. 2.
Pembersihan/Penyiapan Badan Jalan
3. Penimbunan/perataan/penyiapan badan jalan dengan menggunakan tanah
timbunan yang baik (timbunan pilihan setempat) serta dipadatkan;
4. Memasang papan bekisting dengan menggunakan kayu/papan tebal
2,2
cm, lebar disesuaikan dengan rencana ketebalan beton. Dipasang dan diberi
skor yang kokoh agar dapat menahan beban coran beton, kayu bekisting
akan berkualitet baik.
5. Plastik alas hitam dipasang selebar badan jalan yang akan dikerjakan (dicor).
6. Untuk setiap jarak 5 M dari panjang jalan yang dicor diberi papan sekat tebal
1 cm, lebar sesuai dengan tebal beton, papan tersebut tetap berada dalam
beton.
7. Penulangan memakai besi wiremesh
6 mm dengan jarak pemasangan
memanjang maupun melintang 20 Cm, diikat kuat dengan kawat beton,
jumlah pembesian serta pemasangan lihat gambar rencana.
8. Cor beton memakai mutu beton K-175 (Perbandingan 1:2:3) dengan
kemiringan 2 % ke arah luar.
9. Material yang digunakan bebas dari bahan organik, sampah-sampah dan
kadar garam.
10. Jenis material yang digunakan kerikil sesuai serta pasir sungai yang tidak
mengandung garam-garam alkali. Air yang digunakan juga akan bebas dari
kadar garam.
11. Setelah beton cukup umur / keras (28 hari) dilakukan pekerjaan Buras,
dengan menyiram aspal pada permukaan beton secara merata,
menggunakan aspal dengan penetrasi 60/70. Kemudian dihamparkan pasir
diatas siraman aspal tersebut.
12. Penimbunan bahu jalan (berm) pada sisi kiri dan kanan dengan tanah yang
baik serta dipadatkan. Ukuran lebar atas, lebar bawah serta ketebalan bahu
jalan disesuaikan dengan gambar rencana.
13. Untuk semua pekerjaan beton, akan mengacu pada peraturan SK SNI-199103-015.

1.
2.

3.
4.
5.

PASAL 3
PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pengambilan foto-foto untuk dokumentasi terdiri dari beberapa arah yang
diatur oleh pengawas lapangan / Direksi.
Semua klise foto (negatifnya) dari proyek-proyek tersebut akan dikumpulkan
dan dikirim ke kantor Instansi Pemilik kegiatan sebagai dokumen Pejabat
Pembuat Komitmen.
Foto-foto dalam keadaan 0 % akan diambil sebelum pekerjaan dimulai
beserta ada papan pengenal proyek.
Foto fisik untuk lampiran tiap-tiap kali pengambilan terjamin rangkap 5
(lima) atau sesuai dengan keperluan.
Foto fisuil proyek mulai dari 0 %, 50 % dan 100 % untuk dikirim ke Instansi
terkait dibuat dalam rangkap 5 (lima) atau sesuai dengan keperluan.

6. Rekanan akan menyampaikan bahan-bahan laporan harian/mingguan ke


kantor Dinas Instansi Pemilik kegiatan pada setiap pengambilan terjamin,
yang menyatakan kelancaran pekerjaan.
PASAL 4
PEKERJAAN UKURAN
Rekanan bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut ukuranukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek ini Rekanan juga berkewajiban
memberitahu kepada Direksi setiap akan memulai suatu pekerjaan. Rekanan
berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dengan segera
memberitahukan kepada Direksi pada setiap selisih yang didapatnya dalam bestek
atau gambar.
PASAL 5
HALAMAN KERJA
Pembagian halaman kerja dan penimbunan bahan-bahan akan diselenggarakan atas
perundingan dengan Direksi.
PASAL 6
ALAT-ALAT DAN PESAWAT PENGUKUR
1. Selama pekerjaan berlangsung rekanan akan menyediakan alat ukur untuk
direksi guna memeriksa dan pengukuran seperlunya.
2. Rekanan akan menyiapkan tenaga dan fasilitas seperlunya untuk membantu
kegiatan pengukuran.
3. Direksi dapat memberikan perintah kepada rekanan tanpa mengganti
kerugian atau ongkos untuk pelaksanaan pengukuran-pengukuran guna
kepentingan pekerjaan.
PASAL 7
PEMELIHARAAN DAN PEMBERSIHAN BANGUNAN / HALAMAN
Selama pekerjaan berlangsung, kontraktor akan memelihara kebersihan bangunan
dan halaman kerja, umpamanya menyingkirkan kelebihan dan pembuangan
sampah-sampah dan lain-lain hingga memuaskan Direksi.
Pada penyerahan pertama dari pekerjaan, keadaan bangunan dan halaman akan
bersih seluruhnya.
PASAL 8
PENYERAHAN PEKERJAAN
Pekerjaan seluruhnya sebagaiman tercantum dalam akte perjanjian ini, akan sudah
dalam keadaan lengkap dan baik sebelum diserahkan kepada Direksi.
PASAL 9
PENUTUP
Semua syarat-syarat yang tercantum dalam bestek ini akan dilaksanakan oleh
rekanan dan mengikuti petunjuk-petunjuk dari Direksi dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Bengkalis, 04 Mei 2015
CV. RATU NUSANTARA

NURMI SAWITRI, ST
Direktris

Anda mungkin juga menyukai