BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak permulaan abad 19, penelitian mengenai inti atom sudah mulai
dilakukan. Semua ilmuwan berlomba-lomba dalam mencari kebenaran mengenai
struktur atomik yang mampu menjelaskan keberadaan inti atom sesuai dengan
hasil eksperimen yang telah dilakukan. Sejak abad tersebut, para ilmuwan fisika
yang dahulunya lebih tertarik untuk membahas dan mengkaji fenomenafenomena alam yang nampak, kini beralih untuk meneliti hal-hal yang bersifat
mikroskopik.
Secara umum ilmu fisika dibagi menjadi dua bagian utama yaitu fisika
makroskopik yang menjelaskan mengenai fenomena-fenomena alam yang
nampak secara kasat mata dan fisika mikroskopik yang kebanyakan menelaah
fisika atom maupun nuklir. Hukum-hukum fisika yang bersifat makroskopik
sudah ada sejak zaman dulu seperti hukum Newton tentang gerak yang secara
sederhana dapat diamati secara kasat mata, sedangkan untuk fenomena-fenomena
alam dalam skala atomik baru mulai diteliti sejak tahun 1913 dengan melakukan
berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para fisikawan seperti Thomson,
Rutherford, Joliot, Chadwick, dan ilmuwan lainnya.
Permulaan dari fisika nuklir adalah ditemukannya radioaktivitas oleh H.
Becquerel pada tahun 1896. Hingga akhirnya, eksperimen mengenai atom nuklir
terus diteliti sejak tahun 1911 yang diawali oleh Rutherford. Pada tahun 1911,
banyak ilmuwan meneliti berbagai aspek dari inti atom. Hasilnya , meskipun
masih jauh dari harapan yang diinginkan tetapi para ilmuwan terus saja
mempelajari aspek tersebut dengan lebih serius dan kompleks. Adapun beberapa
topik yang dikaji dalam membahas fisika nuklir adalah sebagai berikut. (1)
mempelajari ukuran, massa dan substansi dari nuklide; (2) Persamaan-persamaan
radiasi yang diberikan oleh beberapa nuklide dalam berbagai kondisi dan
interaksi pada saat terjadinya radiasi tersebut; (3) mempelajari tentang susunan
dari substansi-substansi di dalam inti atom; dan (4) mempelajari tentang gaya inti
yang menyebabkan semua komponen atom dapat menjadi inti yang mantap.
1
Created by Widiarini
Created by Widiarini
+
+
Gambar (1)
Thomson juga menyatakan bahwa atom tersusun oleh proton dan elektron
yang mana atom bersifat netral sehingga jumlah proton dan elektron haruslah
sama. Disamping itu ditemukan juga bahwa massa elektron sangat kecil dan
massa proton lebih besar dari massa elektron serta massa proton memberikan
kontribusi yang sangat besar dari massa atom. Sehingga dikatakan massa atom
terpusat pada massa elektron.
Created by Widiarini
Gambar (2)
Beranjak dari teori atom Rutherford ini kemudian penelitian mengenai
struktur atomik terus dilakukan.
2.2 Hipotesis Proton-Elektron
Sebelum ditemukannya neutron oleh Chadwick pada tahun 1932, terdapat
asumsi dasar bahwa inti atom terdiri dari proton dan elektron. Pernyataan ini
dikenal dengan hipotesis proton elektron yang menyatakan bahwa:
Atom terdiri dari inti atom, yang mana inti atom tersusun oleh proton dan
elektron.
Inti atom memiliki sejumlah A proton dan A-Z elektron serta total muatan
positif Z.
Sejumlah Z elektron terluar/orbital.
Kenyataannya, hipotesis proton-elektron gagal untuk menjelaskan terjadinya
struktur Hyperfine. Ada tiga hal yang mendukung hal tersebut yaitu: (1)
momentum anguler inti atom, (2) momen magnetik, dan (3) mekanika
gelombang.
4
Created by Widiarini
f i
isotop,
M
R
M m
Created by Widiarini
11
7
C,
12
7
C dan
13
7
H , 12H dan 13H , memiliki 3 buah nilai RM yang berbeda dan terjadi tiga
Li dan 37Li .
Sehingga: RM 1
M1
R
M1 m
dan
RM 2
M2
R
M2 m
R M R M 1 R M 2
m M 1 M 2
R
M 1 m M 2 m
m M
R
M 1M 2
Dengan asumsi bahwa nilai M sangat kecil bila dibandingkan dengan nilai
M1 dan M2, akibatnya nilai R juga sangat kecil.
Hasilnya, untuk unsur yang memiliki dua buah isotop terjadi 1 transisi
dari M1M2, dimana transisi itu menghubungkan panjang gelombang 1
dengan 2. Perbedaan 1-2 memiliki nilai yang sangat kecil, sehingga
menyebabkan garis yang dulunya hanya terlihat tunggal pecah menjadi garis
ganda yang lebih halus dengan adanya kehadiran isotop tersebut. Dengan kata
lain, nilai RM mengindikasikan bahwa spektrum atom yang tunggal pecah
menjadi dua (dengan struktur yang lebih halus dan tidak tunggal lagi) atau
menghasilkan struktur hyperfine akibat adanya isotop. Efek isotop pada
spektrum garis dalam berbagai unsur terus diteliti dengan menggunakan
spektroskop resolusi tinggi.
Ternyata keberadaan struktur hyperfine tidak mampu dijelaskan pada
semua keadaan dengan menggunakan efek isotop sebab ada unsur yang tidak
mempunyai isotop tetapi mengalami struktur hyperfine. Sehingga gagallah
penjelasan efek isotop tersebut. Kemudian sebagai solusinya inti atom
dianggap seperti elektron yang memiliki momentum anguler. Nilai
momentum anguler nuklir menurut mekanika gelombang adalah:
6
Created by Widiarini
I I 1
dimana
h
2
h merupakan konstanta planck dan I adalah spin nuklir. Nama spin nuklir
untuk I biasanya disalah artikan, sebab total momentum anguler inti didukung
oleh jumlah vektor momentum anguler orbital dan momentum anguler spin
partikel-partikel yang berada di dalam inti atom. I merupakan nomor
kuantum nuklir, dan nilai maksimum untuk komponen mmomentum sudut
dalam berbagai arah adalah sebesar I. Setiap atom dengan isotop yang
berbeda-beda pada unsure yang sama memiliki nilai I yang berbeda pula.
Seperti atom, inti atom juga mengalami kuantisasi ruang sebesar 2I+1 pada
berbagai arah orientasi. Orientasi tersebut sama seperti vektor momentum
anguler yang diproyeksikan pada medan magnetik sehingga memiliki nilai
sebagai berikut.
I, I-1, I-2, I-3, , -(I-3), -(I-2), -(I-1), -I
F=J+I
Created by Widiarini
Gambar (3)
1
2
, 32 , 52 ,.....
14
7
N yang memiliki
nomor massa (A=14) dan nomor atom (Z=7). Menurut hipotesis protonelektron,
14
7
14
7
Created by Widiarini
14
7
. Namun, spin deutron menurut pengamatan ialah 1, ini sangat tidak sesuai
eh
e
erg
0,927 x10 20
4me c 2me c
gauss
B
eh
e
erg
5,05 x 10 24
4m p c 2m p c 1836
gauss
Created by Widiarini
e
2m p c
g I I
e
2m p c
gI
e
2m p c
10
Created by Widiarini
Dengan H merupakan medan magnetik yang diberikan dari luar pada pusat
inti dan merupakan sudut yang dibentuk antara I dan H yang ditentukan
berdasarkan gambar 4.
cos
I I 1 J J 1 F F 1
2 I I 1 J J 1
mI = 3
2
H
I I 1
1
0
-1
-2
-3
Gambar (4)
Gambar (5)
Bila persamaan I dan U dikombinasikan maka didapat:
U g I
I I 1
e
H cos
2m p c
atau
U g I
I I 1
eh
H cos
4m p c
dengan
I I 1 cos m I
dimana
m I I , I 1, ....., ( I 1), I
eh
H
4m p c
11
Created by Widiarini
mI I
gI I
eh
4m p c
6,6252 x 10 34 J .s 3 x 10 8 m
c
s
h h
6 x 10 7 m
Jadi
h 3 x 10 19 J 3 x 10 12 erg 2 eV
Karena pada pemisahan tersebut memiliki orde 10-5 maka U = 3 x 10-17 erg.
Melalui hubungan U I H e , dimana nilai He = 106 gauss maka didapat
nilai
12
Created by Widiarini
h
h
p me v
6,6 x 10 27 erg .s
h
5,5 x 10 15 erg .s
cm
x
1,2 x 10 12 cm
2 2
Dimana mo c merupakan energi massa diam elektron. Asumsikan bahwa
nilai momentum elektron p tidak lebih besar dari p (sebab nilai p yang lebih
besar akan menyebabkan nilai E yang lebih besar pula). Substitusikan nilai p
ke persamaan (*) sehingga didapat:
13
Created by Widiarini
E 2 5,5 x 10 15 3 x 10 8 9,11 x 10 28
2
3 x 10
8 2
1,65 x 10 4 erg
1,6 x 10 12 erg
eV
E 10,5 x 10 7 eV
E 105 MeV
hipotesis
proton-elektron
dalam
menjelaskan
Created by Widiarini
bahwa
radiasi
itu
ialah
sinar
gamma
(gelombang
polonium
radiasi
Berillium
Gambar (6)
Be 24 He K 136C 136 C h
15
Created by Widiarini
4
2
He bergabung membentuk
13
6
13
6
E sebelum E sesudah
m Be c 2 K Be m c 2 K mC c 2 K C h
mBe m mC c 2 K K C
h 10,7 5,3 2 MeV
h 14 MeV
Jadi, energi foton yang dihasilkan dari reaksi tersebut sebesar 14 MeV,
energi ini cukup besar bila dihasilkan dari radiasi tersebut sehingga sangat tidak
mungkin bila energi ini dihasilkan dari sinar gamma pada unsur radioaktif
alamiah.
Fisikawan lain pun tertarik pada radiasi ini, dan sejumlah eksperimen
dilakukan untuk menentukan sifat-sifatnya secara terinci. Dalam salah satu
eksperimen semacam itu, Irene Curie dan F. Joliot mengamati bahwa jika radiasi
tersebut jatuh pada lempengan parafin, bahan yang kaya hidrogen, protonnya
terpukul keluar. Sepintas hal ini tidak mengejutkan, sinar-X dapat memberikan
energinya pada elektron dalam tumbukan Compton, dan tidak ada alasan mengapa
sinar gamma yang memiliki panjang gelombang kecil tidak dapat memberikan
energinya pada proton dalam proses yang sama.
poloniu
m
radiasi
Berillium
timbal
Created by Widiarini
Gambar (7). Partikel alfa yang jatuh pada selaput berillium menyebabkan adanya pancaran
radiasi yang memiliki daya tembus yang besar sehingga dapat menembus timbal.
16
poloniu
m
radiasi
Berillium
parafin
Gambar (8). Proton berenergi hingga 5,7 MeV terlempar keluar bila radiasi tersebut
dijatuhkan pada lempengan parafin
55 MeV
Sinar gamma
parafin
Gambar (9). Jika radiasi tersebut adalah sinar gamma, maka energinya sekurangkurangnya harus sebesar 55 MeV.
5,7 MeV
Neutron
parafin
Gambar (10). Jika radiasi itu terdiri dari partikel netral yang massanya hampir sama
dengan massa proton, maka energinya tidak melebihi 5,7 MeV.
Created by Widiarini
h '
diam
Gambar (11)
h '
h
1 cos
mc 2
dengan adalah sudut yang dibentuk oleh foton terhambur dengan arah foton
datang (lihat gambar 10). Sedangkan energi inti rekoil bermassa m dapat
ditentukan melalui persamaan berikut.
h h ' h 1
h
1 cos
1
2
mc
h h ' h 1
h
1
)
mc 2
18
Created by Widiarini
1
h h ' h 1
2h
1 2
mc
h h ' h
2h
1 2 1
mc
h
2 h
1
mc 2
2h
2
mc 2 h 2h : mc 2h
mc 2
2h
mc 2
1 2
mc
2h
mc 2
2 h
h 2
h h ' h 2 x 2
mc 2h
mc mc 2h
bagi dengan h
Maka diperoleh :
mc 2
2
h
h h '
Oleh karena, energi rekoil proton dan nitrogen telah diketahui maka sangat
mungkin untuk menentukan energi foton datang atau energi dari radiasi yang tidak
diketahui tersebut yaitu h . Berdasarkan persamaan (**), Curie dan Joliot
menemukan bahwa energi foton datang, h , yang diperlukan untuk mentransfer
energi kinetik proton (Kp) adalah sebesar 55 MeV. Sedangkan untuk nitrogen
adalah sebesar 90 MeV. Padahal energi dari radiasi yang tidak diketahui tersebut
adalah 12 MeV. Hasil yang didapat ini sangat mengherankan karena radiasi nuklir
yang telah diketahui hingga saat ini tidak sampai memiliki energi sebesar itu.
Pada tahun 1932, James Chadwick, rekan Rutherford berhasil memberikan
penjelasan yang lebih mantap mengenai radiasi yang tidak diketahui tersebut yang
mampu menjawab teka-teki tersebut. Pada percobaannya, ia tetap menggunakan
asumsi dasar Rutherford yang menyatakan neutron merupakan kombinasi tertutup
proton dan elektron. Chadwick menganggap bahwa radiasi yang tidak diketahui
tersebut merupakan partikel tidak bermuatan yang memiliki sifat-sifat yaitu: tidak
dapat mengionisasi, tidak dapat menimbulkan jejak pada chamber awan, dan tidak
dipengaruhi oleh medan listrik dan magnetik. Ia juga menyatakan bahwa radiasi
tersebut bukan radiasi kuantum artinya radiasi tersebut terdiri dari partikelpartikel
yang
massanya
sebanding
dengan
massa
proton.
Dengan
19
Created by Widiarini
m1 u
m2 u2
Gambar (12)
m1u 2 12 m1u12 12 m2 u 22
Pawal Pakhir
m1u m1u1 m2 u 2
u1
m1u m2 u 2
m1
m1u m2u2 1
2 m2u22
m1
1
2
m1u 2 12 m1
1
2
m1u 2 12 m1
1
2
1
2
m22u22 1
2 m2u22 m2uu 2
m1
m
1
m22u22 1
2 m2u22
m1
20
Created by Widiarini
1
2
m22
m2 u 22 m2 uu 2
m1
reduksi m2 dan u 2
m2
1 u 2 2 u
m1
m2 m1
u 2 2 u
m1
2m1
u
m1 m2
u 2
Bila persamaan (3) diterapkan pada proton dan elektron maka didapatkan
kecepatan maksimum up dan uN , dengan m1 adalah massa neutron yang akan
disimbolkan dengan m, sedangkan m2 merupakan massa proton atau nitrogen,
yang mana massa proton adala 1 amu dan nitrogen adalah 14 amu. Sehingga
persamaannya akan menjadi sebagai berikut:
up
2m
u
m 1
(4)
2m
u
m 14
(5)
dan
uN
Berdasarkan persamaan (4) dan (5), kita dapart mencari massa neutron:
2m
9 cm
u
m 1 3,3 x 10
m 1
s
u N 2m
m 14 4,7 x 10 8 cm
s
u
m 14
up
maka didapatkan :
m 1,15 amu
B 24He147 N 01n
Massa neutron yang didapatkan melalui cara ini adalah berkisar antara (1,005 dan
1,008) amu.
0,000003) amu.
21
Created by Widiarini
9
4
4
2
He 49Be
12
6
C 01n
bila nilai tersebut dijumlahkan dengan energi kinetik partikel alfa sebesar 5,3
MeV maka didapatkan energi yang tersedia sebesar 11 MeV. Ini dapat digunakan
untuk menghitung energi rekoil atom lainnya seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya.
Bila tumbukan yang terjadi bukan tumbukan head-on, maka energi kinetik
K2 yang ditransfer ke m2 oleh partikel m1 dan energi kenetik K ditentukan melalui
persamaan berikut.
4 cos 2
K2
dengan
1 2
m2
dan adalah sudut yang dibentuk oleh m2 dengan arah awal
m1
1 2
56
1
K K . Sehingga untuk mendapatkan nilai K p 5,7 MeV dan nilai
225
4
K N 1,4 MeV
22
Created by Widiarini
Neutron
1,008982 amu
0
1/2
-1,9135 N
-3,83
Proton
1,00759 amu
+e
1/2
+2,7927 N
5,59
Elektron
1/1837 amu
-e
1/2
-1,0021 N
2
23
Created by Widiarini
14
7
14
7
neutron, tidak ada elektron di dalam ini atom sehingga tidak perlu mungharapkan
momen magnetik inti sama dengan magneton Bohr. Dengan kata lain, momen
magnetik nuklir sama dengan magnetik nuklir. Ini sesuai dengan hasil
eksperimen yaitu I .
karena massa neutron hampir sama dengan massa proton maka sangat mungkin
neutron berada di dalam inti atom.
24
Created by Widiarini
Simpulan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut.
1. Beragamnya
pendapat
ahli
tentang
teori
atom
terjadi
seiring
tidak
dipengaruhi
oleh
medan
listrik,
dan
tidak
Created by Widiarini
Saran
Melalui pemahaman mengenai inti atom maka diharapkan kita sebagai calon
pendidik nantinya mampu mentransfer ilmu yang telah kita miliki kepada anak
didik dengan baik. Sehingga sangat perlu untuk memperdalam lagi pemahaman
kita mengenai materi tersebut.
26
Created by Widiarini
. Physics Nuclear.
27
Created by Widiarini