Kritik, Saran, Pertanyaan, dan Info berlangganan hubungi 081367342977 atau langsung ke Markaz Himbauan : Mohon untuk tidak dibaca saat Khotib menyampaikan Khutbah Jum’at & tidak tercecer mengingat ada ayat-ayat Al-Qur’an di dalamnya
Sesungguhnya ia amat taat (kepada Diriwayatkan dari Ibnu Mubarak
Tuhannya).” (QS. Shâd : 30), sekaligus tentang zuhud, dari Syahr bin Husyaib, ia
menyembuhkannya dari segala penyakit yang berkata, "Abdurrahman bin Ghannam bercerita
pakah manusia itu mengira bahwa berbuat dosa dan menjadi bangsa yang dikirim untuk mengujinya dan kepadaku tentang al-Haris bin Umairah ia pun
mereka dibiarkan (saja) munafik, maka kita harus segera bertaubat. mengaruniakannya kembali keluarganya berkata, "Mu’adz bin Jabal suatu ketika
mengatakan, “Kami telah beriman”, Memohon ampunan kepada Allah SWT., dengan yang berlipat ganda, juga memberinya menggaet tangannya lalu membawa dirinya
sedang mereka tidak diuji mengoreksi diri, menyesali semua kesalahan rezeki melimpah ruah, terlebih lagi apa yang kepada Abu Ubaidah dan bertanya,
lagi?” (al-Ankabuut : 2) yang telah lalu, dan bertekad untuk tidak akan telah dipersiapkan-Nya sebagai ganjaran "Bagaimana keadaannya?" Muadz pun
pernah mengulanginya di masa mendatang. untuknya nanti di akhirat. menjawab, "Kami ditikam". Muadz pun
Kata fitnah merupakan bentuk masdar memperlihatkannya kepada Abu Ubaidah luka
dari fatana yaftanu, artinya mereka akan diuji. Pepatah Arab mengatakan, Lihatlah nabi Yusuf AS. setelah bertahun-
tikaman di telapak tangannya dan agaknya
Ayat tersebut menegaskan bahwa keimanan tahun mendekam di dalam penjara, ketika
Jangan sekali-kali kamu gentar bila begitu parah sebagaimana yang dialami oleh
itu tidaklah sebatas pernyataan di lisan saja, beliau keluar dari penjara dan langsung
kesulitan menghadang, masa mudahmu jauh al-Haris, Abu Ubaidah pun merasa takut ketika
namun harus mengalir dari hati yang yakin menjadi bendahara negeri, beliau angkat kedua
lebih panjang dari masa sulitmu melihat bekas tikaman itu. Kemudian Abu
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT. dan orang tuanya di atas singgasana dan mereka
Ubaidah bersumpah demi Allah, bahwa dirinya
Muhammad SAW. adalah utusan-Nya. Juga, Di waktu sulit, bagi siapa saja yang mau semua bersujud kepadanya dengan sujud
tak suka memiliki unta merah (hewan
harus diwujudkan dalam sikap, pola pikir, tutur berpikir, ia akan menjumpai bahwa sebenarnya penghormatan.
tunggangan yang paling mewah di kalangan
kata, tingkah laku dan amal perbuatan. umur yang diberikan itu lebih banyak masa Lihat pula nabi kita Muhammad SAW. orang-orang Arab saat itu) di
sentosanya, dalam agamanya, badannya, ketika Allah SWT. menghapus air mata beliau kediamannya.” (HR. Ath-Thabrani dan al-
Kata yuftanun juga terdapat dalam firman
hartanya. Dan sesungguhnya masa sulitnya itu dengan kebahagiaan saat melihat kemenangan Hakim).
Allah SWT. “Dan tidaklah mereka (orang-orang-
lebih pendek, jika dibandingkan dengan masa yang agung serta penaklukan yang luar biasa.
munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji Apabila selama ini kita rajin beribadah
mudahnya. Allah SWT. menguji hamba-hamba- Rasulullah SAW. beliau belum meninggal
sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka dan selalu ingat kepada-Nya, maka kita bisa
Nya dengan ujian kesenangan dan sekaligus sebelum datang kepadanya pertolongan Allah,
tidak juga bertaubat dan tidak pula mengambil berharap agar semua musibah itu menjadi ujian
juga dengan kesusahan untuk menjadikan serta kejayaan Islam dan orang-orang yang
pelajaran.” (at-Taubah : 126) keimanan kita. Dengan demikian, maka makin
ibadah mereka benar-benar suci karena-Nya. berbondong-bondong memeluk agama Allah.
Dalam ayat tersebut Imam Ibnu Katsir meningkatlah kuantitas dan kualitas beribadah
Pada hari Kiamat nanti, orang-orang yang Begitu pula halnya para sahabat-sahabat kepada-Nya. Untuk itu, sikap yang terbaik
mengatakan, “Ujian yang menimpa orang-
hidupnya biasa-biasa saja akan berharap kalau dan para pendahulu kita, begitu penuh dengan adalah bersabar. Hanya sabar yang bisa
orang munafik itu musibah. Seperti
ketika di dunia kulit-kulit mereka dibelah kesabaran dan introspeksi, dari Hisyam bin mengubah suatu musibah menjadi alat untuk
permusuhan, peperangan, kelaparan, penyakit
dengan pisau karena begitu irinya mereka ‘Urwah dari ayahnya bahwa ia terkena penyakit menguji keimanan. Yaitu sabar yang dimiliki
menular, bencana alam, kematian dsb.”
melihat ganjaran orang-orang yang banyak kangker kulit di kakinya, ia ditanya, “apakah ia orang-orang yang mendirikan shalat, bukan
Bangsa Indonesia pun sedang ditimpa ujian/musibah di dunia. Seseorang bisa bersedia bila dipanggilkan dokter?" Jawabnya, sabar yang dimiliki orang-orang yang tidak
menghadapi “fitnah” dalam bentuknya yang sampai kepada suatu derajat kemuliaan di sisi "Bila itu kendak kalian maka panggillah.” Dokter shalat. Allah SWT. berfirman, “Dan mintalah
berbeda. Sejak Januari 2007, telah terjadi Allah SWT. walau hanya dengan satu buah pun datang, setelah diperiksa ia berkata pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
beberapa kali kecelakaan pesawat, banjir, amalan, hingga Allah SWT. terus saja padanya, "Akan kuberi engkau minuman mengerjakan shalat. Dan sesungguhnya yang
wabah flu burung, busung lapar, dan demam mengujinya dengan ujian/musibah yang tidak ia supaya otakmu tidak sadar." Ia pun menjawab, demikian itu sungguh berat, kecuali orang-
berdarah. Ada juga gempa bumi di sukai hingga sampai kepada derajat kemuliaan "Lakukan apapun maumu, aku tidak yakin orang yang khusyuk.” (al-Baqarah : 45)
Tasikmalaya, Yogyakarta, musibah luapan itu. seorang hamba dengan hanya meminum
lumpur Lapindo, jebolnya tanggul Situ Gintung Kesabaran orang-orang yang tidak shalat
Orang yang berakal bila ia diuji dengan sebotol minuman penghilang kesadaran akan
dan belum lama ini gempa melanda Sumatera; bersifat sementara. Sabarnya hanya timbul di
sebuah ujian tidak akan melupakan nikmat- mampu membuat dirinya tidak sadar akan
yang meliputi Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu waktu susah. Ketika mendapat nikmat, dia tidak
nikmat Allah di waktu senggang dan ia tahu Tuhannya." Lalu diletakkanlah alat pemotong di
dan sekitarnya, serta musibah-musibah yang bersabar, juga tidak bersyukur. Itulah model
betul bahwa Allah sedang mensucikan dirinya atas lututnya yang kiri dan kami waktu itu
lainnya. kesabaran yang akan menguatkan hati dengan
dari dosa-dosa atau sedang mengangkat berada di sekitar beliau dan sama sekali tidak
iman, yang semakin mendekatkan seorang
Bila menilik surat at-Taubah ayat : 126, derajatnya, dan jika ia bersabar, maka Allah terdengar suara mengaduh dari mulutnya,
hamba kepada Tuhannya. Kesabaran yang
tampaknya frekuensi musibah yang menimpa akan menggantikannya dan tidak akan menyia- hingga setelah sebelah kakinya itu terputus ia
membuatnya sadar dan yakin bahwa segala
bangsa ini telah jauh melampaui “jatah” nyiakannya. pun berkata, "Kalau pun diambil, ia pernah ada,
sesuatu adalah milik Allah, dan kepada-Nya jua
musibah untuk orang-orang munafik. Tentu kita jikapun aku ditimpa musibah, aku pun sudah
Tengoklah nabi Ayyub AS. yang semua akan kembali. Wallaahu wara`a Qashdii!
tidak ingin semua musibah itu menjadi azab ditimpa banyak kemudahan." Malam itu ia tetap
mendapat pujian dari Allah SWT. dalam firman- tidak meninggalkan satu hizib bacaan al- *) Alumni Universitas al-Azhar Kairo, Mesir
atas semua kemunafikan dan dosa-dosa yang
Nya : “Dia adalah sebaik-baiknya hamba. Qur’annya. Fakultas Ushuluddin Jurusan Hadits 2006
ada. Namun, jika selama ini kita banyak Penerjemah buku:“Menelusuri Kamar-Kamar Rasulullah”.