Anda di halaman 1dari 2

PERTANYAAN: (5) memahami sunnatullah, (6) bersyukur

(karena musibah yang diterimanya belum


Apa pengertian musibah berdasarkan al-
seberapa dibandingkan dengan yang diterima Edisi II Tahun I / 27 Syawal 1430 / 16 Oktober 2009 (Dwi Pekanan)
Qur’an/al-Hadits? Dan bagaimana kita men-
orang lain), (7) tetap optimis (QS. al-Insyirah :
getahui bahwa musibah yang terjadi itu meru-
5-6), (8) mendekatkan diri kepada Allah
pakan ujian atau azab?
SWT.
(Hendro Agung - Way Tuba)
Kedua, musibah sebagi azab. Jika
JAWAB: sikap orang yang mendapatkan musibah Mengasah Kepedulian Ummat
sebagai berikut : (1) memandang musibah
Musibah secara etimologi berasal dari sebagi kekejaman Allah SWT. (QS. al-Fajr : ak ada yang terjadi secara kebetulan di dunia ini, melainkan semuanya
adalah kebenaran yang telah digariskan oleh Allah SWT. dan termaktub jelas
kata yang 16), (2) tidak mengambil pelajaran (QS. al-
Baqarah : 12), (3) merasa kecewa dan sedih di dalam al-Qur’an. “Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali
berarti sesuatu yang menimpa. yang mendalam dan berlarut-larut (QS. Hud : dengan izin Allah; dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan
memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.
Sebagaimana yang terdapat dalam al- 9), (4) menolak musibah dengan perbuatan (QS. at-Taghobun:11)
Qur’an, surat al-Baqarah : 156 ; yang menyekutukan Allah (musyrik), (5) Sudah lebih dari dua pekan ini perhatian masyarakat Indonesia masih tertuju pada
menyesal ketika musibah datang, akan tetapi musibah yang melanda tanah Minang. Gempa bumi yang berkekuatan 7,6 SR, telah mem-
mengulang kembali dengan kesalahan yang porak-porandakan negeri yang memiliki slogan “Adat besandi syara’, syara’ besandi kitabul-
sama setelah waktu berlalu (QS. Yunus : 12). lah”. Musibah yang telah merenggut banyak korban jiwa, harta dan benda serta tak sedikit
meninggalkan trauma bagi masyarakat di Sumatera Barat dan sekitarnya.
Kesimpulan : musibah itu menjadi
Atas nama solidaritas kemanusiaan dan rasa kepedulian, aksi simpatik pun ber-
ujian, jika yang menerima musibah itu adalah datangan dari berbagai elemen masyarakat, penggalangan dana gencar dilakukan dimana-
“(yaitu) orang-orang yang apabila
orang-orang yang taat mengabdi kepada mana untuk menolong saudara-saudara kita yang tertimpa musibah di sana.
ditimpa musibah, mereka mengucapkan :
Allah, sehingga menyikapinya dengan sikap Namun nun jauh di sana atau di lingkungan sekitar kita atau bahkan di dalam ke-
“innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.”
iman, sedangkan musibah itu menjadi azab luarga kita sendiri, jarang kita dapati rasa kepedulian atau kemauan untuk membantu dan
Untuk mengetahui musibah yang terjadi apabila musibah itu diturunkan atas orang- menyelamatkan saudara-saudara kita yang mengalami musibah besar, bahkan lebih besar
sebagai ujian atau azab adalah tergantung orang yang bangga dengan kedurhakaannya dari musibah yang melanda saudara-saudara kita di Tanah Minang, tatkala saudara-
dari sikap si penerima musibah, baik ketika kepada Allah SWT. Wallahua’lam bishowab. saudara kita ditimpa musibah “krisis” keimanan. Padahal keimanan kepada Allah SWT.
musibah datang maupun pasca musibah. Jadi adalah bekal utama kita ketika menghadap Allah di akhirat kelak.
Kemaksiatan masih banyak terjadi, penggunaan obat-obatan terlarang, perzina-
secara individual sangat subyektif demikian Dijawab oleh: Ustadz Mualim, S.H.I. (Staf penga-
jar di Ponpes. Maryam Muraith, Kota Baru) han, tawuran, krisis aqidah, percaya kepada dukun, paranormal, benda-benda yang diang-
juga secara kelompok. gap keramat yang bisa mengikis aqidah, sehingga orang tidak takut lagi kepada Allah, dan
Pertama, musibah sebagai ujian. Jika TURUT BERDUKA CITA tidak menggantungkan hidupnya kepada Allah tapi justru kepada keyakinan yang salah.
sikap orang yang mendapatkan musibah itu Atas musibah gempa bumi yang mengguncang Na’udzubillah…
sebagai berikut : (1) muhasabah/introspeksi Sumatera Barat, Jambi dan sekitarnya. Inilah bencana nyata dan berbahaya yang masih banyak kita temui di lingkungan
sekitar kita, yang mungkin kalau tidak cepat kita tanggulangi, musibah yang lebih besar lagi
diri, (2) menerima dengan ridha (QS. at- Semoga ALLAH memberikan kekuatan dan
akan melanda diakibatkan menipisnya keimanan kita kepada Allah SWT.
Taubah : 59), (3) bersabar (QS. al- kesabaran kepada para korban bencana
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti kami akan melim-
Baqarah :153), (4) bertaubat jika bersalah Keluarga Besar “Seruan Al-Jannah” pahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerja-
Penanggung Jawab: (Kepala SMAN 3 Unggulan Martapura) Hj. Siti Suhartini, S.Pd.,MM. Pemred: Apri Gunawan, S.Pd.I. kan.” (QS. Al-a’raf : 96)
Staf Redaksi: Joko Purwadi, S.Pd. Drs. Nurudin Subud. Lasirin, S.Ag. Pengasuh Rubrik: Ust. M. Muslih. KH. Umar Habibie. Semoga solidaritas dan kepedulian yang kita rasakan saat ini tidak hanya muncul
Ust. H.M. Kastawi, Lc. Ust. Dewantoro. Ust. H. Amirul Mu’minin. Ust. Syukur. Ust. M. Fathoni, MT. Ust. H. Syaiful Anwar, M.Hum. ketika bencana alam melanda saudara-saudara kita seiman, namun lebih dari itu, kepe-
Ust. Eriyono, S.Ag. Ust. Mualim, S.H.I. Editor: Pase Hulisan, S.Pd. Drs. Erlan Suparta. Layout: Lukman, S.Pd. Sujarnoto
dulian dan keinginan untuk menolong dan menyelamatkan itu muncul ketika bencana “krisis”
Keuangan: Prasetiyo Widodo, S.Pd. . Distribusi: OSIS dan ROHIS SMAN 3 Unggulan Martapura. Markaz: Masjid Al-Jannah
(Komp. SMAN 3 Unggulan Martapura) Jl.Lintas Sumatera Kota Baru Selatan Martapura OKU Timur Sumatera Selatan, 32181 keimanan, baik yang kita rasakan atau tidak, terjadi dalam diri kita dan lingkungan sekitar
kita, agar kita selamat di negeri yang abadi, yaitu akhirat. Amin…

Kritik, Saran, Pertanyaan, dan Info berlangganan hubungi 081367342977 atau langsung ke Markaz Himbauan : Mohon untuk tidak dibaca saat Khotib menyampaikan Khutbah Jum’at & tidak tercecer mengingat ada ayat-ayat Al-Qur’an di dalamnya
Sesungguhnya ia amat taat (kepada Diriwayatkan dari Ibnu Mubarak
Tuhannya).” (QS. Shâd : 30), sekaligus tentang zuhud, dari Syahr bin Husyaib, ia
menyembuhkannya dari segala penyakit yang berkata, "Abdurrahman bin Ghannam bercerita
pakah manusia itu mengira bahwa berbuat dosa dan menjadi bangsa yang dikirim untuk mengujinya dan kepadaku tentang al-Haris bin Umairah ia pun
mereka dibiarkan (saja) munafik, maka kita harus segera bertaubat. mengaruniakannya kembali keluarganya berkata, "Mu’adz bin Jabal suatu ketika
mengatakan, “Kami telah beriman”, Memohon ampunan kepada Allah SWT., dengan yang berlipat ganda, juga memberinya menggaet tangannya lalu membawa dirinya
sedang mereka tidak diuji mengoreksi diri, menyesali semua kesalahan rezeki melimpah ruah, terlebih lagi apa yang kepada Abu Ubaidah dan bertanya,
lagi?” (al-Ankabuut : 2) yang telah lalu, dan bertekad untuk tidak akan telah dipersiapkan-Nya sebagai ganjaran "Bagaimana keadaannya?" Muadz pun
pernah mengulanginya di masa mendatang. untuknya nanti di akhirat. menjawab, "Kami ditikam". Muadz pun
Kata fitnah merupakan bentuk masdar memperlihatkannya kepada Abu Ubaidah luka
dari fatana yaftanu, artinya mereka akan diuji. Pepatah Arab mengatakan, Lihatlah nabi Yusuf AS. setelah bertahun-
tikaman di telapak tangannya dan agaknya
Ayat tersebut menegaskan bahwa keimanan tahun mendekam di dalam penjara, ketika
Jangan sekali-kali kamu gentar bila begitu parah sebagaimana yang dialami oleh
itu tidaklah sebatas pernyataan di lisan saja, beliau keluar dari penjara dan langsung
kesulitan menghadang, masa mudahmu jauh al-Haris, Abu Ubaidah pun merasa takut ketika
namun harus mengalir dari hati yang yakin menjadi bendahara negeri, beliau angkat kedua
lebih panjang dari masa sulitmu melihat bekas tikaman itu. Kemudian Abu
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT. dan orang tuanya di atas singgasana dan mereka
Ubaidah bersumpah demi Allah, bahwa dirinya
Muhammad SAW. adalah utusan-Nya. Juga, Di waktu sulit, bagi siapa saja yang mau semua bersujud kepadanya dengan sujud
tak suka memiliki unta merah (hewan
harus diwujudkan dalam sikap, pola pikir, tutur berpikir, ia akan menjumpai bahwa sebenarnya penghormatan.
tunggangan yang paling mewah di kalangan
kata, tingkah laku dan amal perbuatan. umur yang diberikan itu lebih banyak masa Lihat pula nabi kita Muhammad SAW. orang-orang Arab saat itu) di
sentosanya, dalam agamanya, badannya, ketika Allah SWT. menghapus air mata beliau kediamannya.” (HR. Ath-Thabrani dan al-
Kata yuftanun juga terdapat dalam firman
hartanya. Dan sesungguhnya masa sulitnya itu dengan kebahagiaan saat melihat kemenangan Hakim).
Allah SWT. “Dan tidaklah mereka (orang-orang-
lebih pendek, jika dibandingkan dengan masa yang agung serta penaklukan yang luar biasa.
munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji Apabila selama ini kita rajin beribadah
mudahnya. Allah SWT. menguji hamba-hamba- Rasulullah SAW. beliau belum meninggal
sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka dan selalu ingat kepada-Nya, maka kita bisa
Nya dengan ujian kesenangan dan sekaligus sebelum datang kepadanya pertolongan Allah,
tidak juga bertaubat dan tidak pula mengambil berharap agar semua musibah itu menjadi ujian
juga dengan kesusahan untuk menjadikan serta kejayaan Islam dan orang-orang yang
pelajaran.” (at-Taubah : 126) keimanan kita. Dengan demikian, maka makin
ibadah mereka benar-benar suci karena-Nya. berbondong-bondong memeluk agama Allah.
Dalam ayat tersebut Imam Ibnu Katsir meningkatlah kuantitas dan kualitas beribadah
Pada hari Kiamat nanti, orang-orang yang Begitu pula halnya para sahabat-sahabat kepada-Nya. Untuk itu, sikap yang terbaik
mengatakan, “Ujian yang menimpa orang-
hidupnya biasa-biasa saja akan berharap kalau dan para pendahulu kita, begitu penuh dengan adalah bersabar. Hanya sabar yang bisa
orang munafik itu musibah. Seperti
ketika di dunia kulit-kulit mereka dibelah kesabaran dan introspeksi, dari Hisyam bin mengubah suatu musibah menjadi alat untuk
permusuhan, peperangan, kelaparan, penyakit
dengan pisau karena begitu irinya mereka ‘Urwah dari ayahnya bahwa ia terkena penyakit menguji keimanan. Yaitu sabar yang dimiliki
menular, bencana alam, kematian dsb.”
melihat ganjaran orang-orang yang banyak kangker kulit di kakinya, ia ditanya, “apakah ia orang-orang yang mendirikan shalat, bukan
Bangsa Indonesia pun sedang ditimpa ujian/musibah di dunia. Seseorang bisa bersedia bila dipanggilkan dokter?" Jawabnya, sabar yang dimiliki orang-orang yang tidak
menghadapi “fitnah” dalam bentuknya yang sampai kepada suatu derajat kemuliaan di sisi "Bila itu kendak kalian maka panggillah.” Dokter shalat. Allah SWT. berfirman, “Dan mintalah
berbeda. Sejak Januari 2007, telah terjadi Allah SWT. walau hanya dengan satu buah pun datang, setelah diperiksa ia berkata pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
beberapa kali kecelakaan pesawat, banjir, amalan, hingga Allah SWT. terus saja padanya, "Akan kuberi engkau minuman mengerjakan shalat. Dan sesungguhnya yang
wabah flu burung, busung lapar, dan demam mengujinya dengan ujian/musibah yang tidak ia supaya otakmu tidak sadar." Ia pun menjawab, demikian itu sungguh berat, kecuali orang-
berdarah. Ada juga gempa bumi di sukai hingga sampai kepada derajat kemuliaan "Lakukan apapun maumu, aku tidak yakin orang yang khusyuk.” (al-Baqarah : 45)
Tasikmalaya, Yogyakarta, musibah luapan itu. seorang hamba dengan hanya meminum
lumpur Lapindo, jebolnya tanggul Situ Gintung Kesabaran orang-orang yang tidak shalat
Orang yang berakal bila ia diuji dengan sebotol minuman penghilang kesadaran akan
dan belum lama ini gempa melanda Sumatera; bersifat sementara. Sabarnya hanya timbul di
sebuah ujian tidak akan melupakan nikmat- mampu membuat dirinya tidak sadar akan
yang meliputi Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu waktu susah. Ketika mendapat nikmat, dia tidak
nikmat Allah di waktu senggang dan ia tahu Tuhannya." Lalu diletakkanlah alat pemotong di
dan sekitarnya, serta musibah-musibah yang bersabar, juga tidak bersyukur. Itulah model
betul bahwa Allah sedang mensucikan dirinya atas lututnya yang kiri dan kami waktu itu
lainnya. kesabaran yang akan menguatkan hati dengan
dari dosa-dosa atau sedang mengangkat berada di sekitar beliau dan sama sekali tidak
iman, yang semakin mendekatkan seorang
Bila menilik surat at-Taubah ayat : 126, derajatnya, dan jika ia bersabar, maka Allah terdengar suara mengaduh dari mulutnya,
hamba kepada Tuhannya. Kesabaran yang
tampaknya frekuensi musibah yang menimpa akan menggantikannya dan tidak akan menyia- hingga setelah sebelah kakinya itu terputus ia
membuatnya sadar dan yakin bahwa segala
bangsa ini telah jauh melampaui “jatah” nyiakannya. pun berkata, "Kalau pun diambil, ia pernah ada,
sesuatu adalah milik Allah, dan kepada-Nya jua
musibah untuk orang-orang munafik. Tentu kita jikapun aku ditimpa musibah, aku pun sudah
Tengoklah nabi Ayyub AS. yang semua akan kembali. Wallaahu wara`a Qashdii!
tidak ingin semua musibah itu menjadi azab ditimpa banyak kemudahan." Malam itu ia tetap
mendapat pujian dari Allah SWT. dalam firman- tidak meninggalkan satu hizib bacaan al- *) Alumni Universitas al-Azhar Kairo, Mesir
atas semua kemunafikan dan dosa-dosa yang
Nya : “Dia adalah sebaik-baiknya hamba. Qur’annya. Fakultas Ushuluddin Jurusan Hadits 2006
ada. Namun, jika selama ini kita banyak Penerjemah buku:“Menelusuri Kamar-Kamar Rasulullah”.

Anda mungkin juga menyukai

  • Buletin 009
    Buletin 009
    Dokumen2 halaman
    Buletin 009
    daritadi
    Belum ada peringkat
  • Buletin 011
    Buletin 011
    Dokumen2 halaman
    Buletin 011
    daritadi
    Belum ada peringkat
  • Buletin 010
    Buletin 010
    Dokumen2 halaman
    Buletin 010
    daritadi
    Belum ada peringkat
  • Buletin 008
    Buletin 008
    Dokumen2 halaman
    Buletin 008
    daritadi
    Belum ada peringkat
  • Buletin 005
    Buletin 005
    Dokumen2 halaman
    Buletin 005
    daritadi
    Belum ada peringkat
  • Buletin 003
    Buletin 003
    Dokumen2 halaman
    Buletin 003
    daritadi
    Belum ada peringkat
  • Buletin 007
    Buletin 007
    Dokumen2 halaman
    Buletin 007
    daritadi
    Belum ada peringkat
  • Buletin 004
    Buletin 004
    Dokumen2 halaman
    Buletin 004
    daritadi
    Belum ada peringkat
  • Buletin 006
    Buletin 006
    Dokumen2 halaman
    Buletin 006
    daritadi
    Belum ada peringkat
  • Buletin 001
    Buletin 001
    Dokumen2 halaman
    Buletin 001
    daritadi
    Belum ada peringkat
  • Buletin 001
    Buletin 001
    Dokumen2 halaman
    Buletin 001
    daritadi
    Belum ada peringkat