Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Balakang Masalah
Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai wilayah yang sangat
luas dibandingkan dengan Negara Negara lain, yang terbentang mulai dari
sabang sampai marauke. Diapit oleh dua benua dan dua samudera yang
memiliki 2 musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau ini memang
Negara yang akan kekayaan daerahnya, lebih dari 300 suku tinggal di
Indonesia mulai dari pelosok daerah hingga perkotaan yang sekarang mulai
tertinggal oleh zaman dan digantikan dengan budaya barat. Hal ini juga
memperlihatkan bahwa bangsa Indonesia itu terdiri dari banyak suku bangsa
yang Multikultural(memiliki banyak suku), mempunyai bahasa yang
berbeda-beda, kebiasaan dan adat istiadat yang berbeda, kepercayaan yang
berbeda, kesenian, ilmu pengetahuan, mata pencaharian dan cara berpikir
yang berbeda-beda. Pada zaman dahulu Negara Indonesia untuk menjadi
sebuah negara yang merdeka dari semua penjajahan yang terjadi, Indonesia
harus mempunyai wilayah, penduduk dan pemerintah .
Karena cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya
sebagai negara kepulauan yang berdasarkan Pancasila dengan semua aspek
kehidupan yang beragam mulai dari cara pandang bahasa, berpikir yang
berbeda itulah yang membuat penulis bekeinginan untuk mempelajari dan
mendalami tentang Wawasan Nusantara . Wawasan nusantara dibentuk dan
dijiwai oleh geopol. Geopol adalah ilmu pengelolaan negara yang
menitikberatkan pada keadaan geografis. Geopol selalu berkaitan dengan
kekuasaan an kekuatan yang mengangkat paham atau mempertahankan
paham yang dianut oleh suatu bangsa atau negara demi menjaga persatuan
dan kesatuan .

B. Tujuan

Tujuan dari dilakukannya penulisan makalah adalah


sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana pengertian wawasan nusantara terhadap
masyarakat perbatasan
2. Memahami bagaimana menjaga keutuhan NKRI
3. Mendalami bagaimana peran wawasan nusantara terhadap masyarakat
perbatasan dalam menjaga keutuhan NKRI

BAB II
2

RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana Pengertian Wawasan Nusantara Terhadap Masyarakat
Perbatasan
B. Bagaimana Menjaga Keutuhan NKRI
C. Bagaimana Wawasan Nusantara Terhadap Masyarakat Perbatasan
dalam Menjaga Keutuhan NKRI

BAB III
PEMBAHASAN
A. Wawasan Nusantara
1. Pengertian Wawasan Nusantara
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar didunia, yang terdiri
dari 13.487 pulau. Indonesia memiliki lima kepulauan terbesar yaitu
Sumatra, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Papua. Indonesia juga dikenal
sebagai negara yang mempunyai suku terbanyak didunia, suku-suku di
Indonesia berjumlah 300 suku. Kali ini saya akan membuat artikel tentang
wawasan nusantara, wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya bedasarkan
Pancasila dan UUD 1945, didalam pelaksanaannya, wawasan nusantara
mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebinekaan untuk
mencapai tujuan nasional.
Wawasan nusantara mempunyai beberapa pengertian, adapun
pengertian nusantara menurut MPR, GBHN, dan ahli, yaitu:
1. Pengertian wawasan nusantara berdasarkan ketetapan majelis
permusyawaratan rakyat tahun 1993 dan1998 tentang GBHN adalah
sebagai berikut :
Wawasan nusantara yang merupakan wawasan nasional yang
bersumber pada pancasila dan berdasarkan UUD1945 adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
mayarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan
nasional.
2. Pengertian wawasan nusantara menurut Prof. DR. Wan Usman (ketua
program S-2 PKN-UI):
wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia
mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan
semua aspek kehidupan yang beragam.

3. Pengertian wawasan nusantara menurut kelompok kerja wawasan


nusantara, yang di usulkan menjadi ketetapan majelis
permusyawaratan rakyat dan dibuat di lemhannas tahun 1999 adalah
sebagai berikut
cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkunganya yang bersebrangan dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Wawasan
Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa
dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat,
laut dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial,
Budaya dan Pertahanan Keamanan.
2. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Indonesia
Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa yaitu wawas (mawas)
yang artinya melihat atau memandang, jadi kata wawasan dapat diartikan
cara pandang atau cara melihat.
Kehidupan negara senantiasa dipengaruhi perkembangan
lingkungan strategik sehinga wawasan harus mampu memberi inspirasi
pada suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan
yang ditimbulkan dalam mengejar kejayaanya.
Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan ada tiga faktor
penentu utama yang harus diperhatikan oleh suatu bangsa :
1. Bumi/ruang dimana bangsa itu hidup
2. Jiwa, tekad dan semangat manusia / rakyat
3. Lingkungan
Dengan demikian, wawasan nasional suatu bangsa adalah cara
pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang diri dan lingkungannya
dalam eksistensinya yang serba terhubung (interaksi & interelasi) serta
pembangunannya di dalam bernegara di tengah-tengah lingkungannya
baik nasional, regional, maupun global.
1. Teori Teori Kekuasaan

Wawasan nasional suatu bangsa dibentuk dan dijiwai oleh paham


kekuasaan dan geopolitik yang dianutnya.
Beberapa teori paham kekuasaan dan teori geopolitik antara lain
sebagai berikut:
a. Paham-paham kekuasaan :
1. Machiavelli (abad XVII)
2. Napoleon Bonaparte (abad XVIII)
3. Jendral Clausewitz (abad XVIII)
4. Fuerback dan Hegel (abad XVII)
5. Lenin (abad XIX)
6. Lucian W. Pye dan Sidney
b. Teoriteori geopolitik (ilmu bumi politik)
Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala politik
dari aspek geografi. Teori ini banyak dikemukakan oleh para sarjana
seperti :
1. Federich Ratzel
a. Pertumbuhan negara dapat dianalogikan (disamakan/mirip)
dengan pertumbuhan organisme (mahluk hidup) yang
memerlukan ruang hidup, melalui proses lahir, tumbuh,
berkembang, mempertahankan hidup tetapi dapat juga
menyusut dan mati.
b. Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh
kelompok politik dalam arti kekuatan. Makin luas potensi
ruang makin memungkinkan kelompok politik itu tumbuh
(teori ruang).
c. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
tidak terlepas dari hukum alam.
d. Semakin tinggi budaya bangsa semakin besar kebutuhan atau
dukungan sumber daya alam.
Apabila ruang hidup negara (wilayah) sudah tidak
mencukupi, maka dapat diperluas dengan mengubah batas negara
baik secara damai maupun dengan kekerasan/perang. Ajaran Ratzel
menimbulkan dua aliran :
* menitik beratkan kekuatan darat
* menitik beratkan kekuatan laut
2. Rudolf Kjellen

a.

Negara sebagai satuan biologi, suatu organisme hidup. Untuk


mencapai tujuan negara, hanya dimungkinkan dengan jalan
memperoleh ruang (wilayah) yang cukup luas agar
memungkinkan pengembangan secara bebas kemampuan dan

kekuatan rakyatnya.
b. Negara merupakan suatu sistem politik/pemerintahan yang
meliputi bidang-bidang: geopolitik,ekonomipolitik,
demopolitik, sosialpolitik dan kratopolitik.
c. Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar,
tetapi harus mampu swasembada serta memanfaatkan
kemajuan kebudayaan dan teknologi untuk meningkatkan
kekuatan nasional.
3. Karl Haushofer
Pandangan Karl Haushofer ini berkembang di Jerman di
bawah kekuasan Aldof Hitler, juga dikembangkan ke Jepang dalam
ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan
fasisme.
4. Sir Halford Mackinder (konsep wawasan benua)
Teori ahli Geopolitik ini menganut konsep kekuatan. Ia
mencetuskan wawasan benua yaitu konsep kekuatan di darat.
Ajarannya menyatakan ; barang siapa dapat mengusai daerah
jantung, yaitu Eropa dan Asia, akan dapat menguasai pulau
dunia yaitu Eropa, Asia, Afrika dan akhirnya dapat mengusai
dunia.
5. Sir Walter Raleigh dan Alferd Thyer Mahan (konsep wawasan
bahari)
Barang siapa menguasai lautan akan menguasai
perdagangan. Menguasai perdagangan berarti menguasai
kekayaan dunia sehinga pada akhirnya menguasai dunia.
6. W.Mitchel, A.Seversky, Giulio Douhet, J.F.C.Fuller (konsep
wawasan dirgantara)
Kekuatan di udara justru yang paling menentukan. Kekuatan
di udara mempunyai daya tangkis terhadap ancaman dan dapat

melumpuhkan kekuatan lawan dengan penghancuran dikandang


lawan itu sendiri agar tidak mampu lagi bergerak menyerang.
7. Nicholas J. Spykman
Teori daerah batas (rimland) yaitu teori wawasan kombinasi,
yang menggabungkan kekuatan darat, laut, udara dan dalam
pelaksanaannya disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu
negara.

2. Wawasan Nasional Indonesia


Wawasan nasional Indonesia dikembangkan berdasarkan
wawasan nasional secara universal sehingga dibentuk dan dijiwai oleh
paham kekuasaan dan geopolitik yang dipakai negara Indonesia.
a. Paham kekuasaan Indonesia
Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi Pancasila
menganut paham tentang perang dan damai berdasarkan : Bangsa
Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan. Dengan
demikian wawasan nasional bangsa Indonesia tidak mengembangkan
ajaran kekuasaan dan adu kekuatan karena hal tersebut mengandung
persengketaan dan ekspansionisme.
b. Geopolitik Indonesia
Indonesia menganut paham negara kepulauan berdasar
ARCHIPELAGO CONCEPT yaitu laut sebagai penghubung daratan
sehingga wilayah negara menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai
Tanah Air dan ini disebut negara kepulauan.
c. Dasar pemikiran wawasan nasional Indonesia
Bangsa Indonesia dalam menentukan wawasan nasional
mengembangkan dari kondisi nyata. Indonesia dibentuk dan dijiwai
oleh pemahaman kekuasan dari bangsa Indonesia yang terdiri dari latar
belakang sosial budaya dan kesejarahan Indonesia.
Untuk itu pembahasan latar belakang filosofi sebagai dasar
pemikiran dan pembinaan nasional Indonesia ditinjau dari :
1. Pemikiran berdasarkan falsafah Pancasila
2. Pemikiran berdasarkan aspek kewilayahan

Gambar laut teritorial selebar 3 mil dari masing-masing pulau


(TZMKO 1939). Gambar pembagian wilayah laut menurut Konvensi
PBB tentang Hukum Laut Internasional1982
3. Landasan Hukum Wawasan Nusantara
Landasan wawasan nusantara dapat di jabarkan menjadi berbagai
landasan, yaitu :
1. Landasan Idiil
Pancasila adalah faslafah ideologi bangsa dan dasar negara.
Berkedudukan sebagai landasan idiil pada wawasan nusantara.
Karena pada hakikatnya wawasan nusantara merupakan perwujudan
dari pancasila. Pancasila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh
serta mengandung paham keseimbangan, keselarasan, dan
keseimbangan. Maka wawasan nusantara mengarah kepada
terwujudnya kesatuan dan keserasian dalam bidang-bidang politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dengan kata lain,
landasan idiil merupakan landasan dasar terwujudnya wawasan
nusantara.
2. Landasan Konstitusional
Kata konstitusional biasa berkaitan erat dengan perundangundangan. Jadi, landasan wawasan nusantara juga berlandaskan pada
perundang-undangan. UUD 1945 yang merupakan landasan
konstitusi dasar negara, yang menjadi pedoman pokok dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbentuk republik (Pasal 1 UUD 1945) yang
kekuasaan tertingginya ada pada rakyat dan dilakukan sepenuhnya
3.

oleh MPR.
Landasan Visional.
Landasan visional atau tujuan nasional wawasan nusantara
sebagai wawasan nasional bangsa indonesia merupakan ajaran yang
diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat dengan tujuan agar tidak
terjadi penyesalan dan penyimpangan dalam rangka mencapai dan

mewujudkan cita-cita dan dan tujuan nasional yang tercantum dalam


pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu :
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia

4. Landasan Konsepsional
Ketahanan nasional, yaitu merupakan kondisi dinamis yang
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kemampuan sebagai konsepsi nasional,
berkedudukan sebagai landasan konsepsional. Dalam upaya
mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya, bangsa Indonesia
mengahadapi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.
Agar dapat mengatasinya, basngsa indonesia harus memiliki
kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan
nasional.
5. Landasan Operasional.
GBHN adalah sebagi landasan wawasan operasional dalam
wawasan nusantara, yang dikukuhkan MPR dalam ketetapan
Nomor : IV/MPR/1973 pada tanggal 22 Maret 1973.
B. NKRI sebagai Ruang Lingkup Bangsa Indonesia
1. Letak dan Kondisi Objektif Geografi Indonesia
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan di Asia Tenggara yang
memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak
berpenghuni, yang menyebar di sekitar khatulistiwa, dan memiliki iklim
tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6 Lintang Utara - 11
Lintang Selatan dan dari 95 Bujur Timur - 141 Bujur Timur. Indonesia
juga berada pada zona cincin api yaitu daerah patahan yang rawan
gempa. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.
Indonesia memiliki posisi geografis yang sangat unik dan strategis. Hal
ini dapat dilihat dari letak geografis Indonesia yang berada di antara dua
10

samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasific. Letak geogrfis


Indonesia sekaligus berada di antara dua benua yaitu benua Asia dan
benua Australia/Oseania.
Indonesia memiliki perairan yang menjadi salah satu urat nadi
perdagangan internasional. Posisi ini menempatkan Indonesia berbatasan
laut dan darat secara langsung dengan 10 (sepuluh) negara tetangga di
Asia Tenggara. Di darat, Indonesia berbatasan dengan Malaysia, Papua
New Guinea (PNG) dan dengan Timor-Leste. Sedangkan di laut,
Indonesia berbatasan dengan India, Thailand, Malaysia, Singapura,
Vietnam, Filipina, Papua New Guinea, Ausralia dan Timor-Leste. Letak
dan jumlah pulau di Indonesia yang begitu banyak menjadi kekuatan dan
kesempatan. Kekuatan dan kesempatan itu bisa diperoleh jika pulaupulau yang sebagian besar merupakan kepulauan yang subur dan kaya
diolah dengan baik. Dengan kemampuan menggali dan memanfaatkan
potensi kekayaan alam yang ada, Indonesia akan banyak memiliki pilihan
produk yang dapat dikembangkan sebagai komoditi perdagangan, baik
untuk pasar lokal maupun untuk pasar internasional. Dan dengan
keindahan dan keanekaragaman budaya kepulauan tersebut dapat
menjadi sumber penerimaan negara andalan atau devisa melalui sektor
industri pariwisata.
Selain kekuatan dan kesempatan Indonesia juga dapat memperoleh
kelemahan dan ancaman di bidang ekonomi yang disebabkan oleh
beberapa hal yaitu masih banyaknya masyarakat Indonesia yang sedikit
saja menikmati kekayaan alam yang ada di Indonesia. Selain itu masih
banyak pihak luar yang secara ilegal mengambil kekayaan alam
Indonesia di berbagai kepulauan, yang secara geografis memang sulit
untuk dilakukan pengawasan.
Dengan kondisi dan letak geografis seperti ini, dituntut koordinasi
dengan pihak-pihak terkait untuk mengamankan kepulauan Indonesia
tersebut dari pihak-pihak yang tidak berhak menggunakan atau
memilikinya. Di pihak lain, banyak dan luasnya pulau menuntut suatu
bentuk perencanaan dan strategi pembangunan yang cocok dengan

11

keadaan geografis Indonesia. Indonesia mempunyai iklim tropik basah


yang dipengaruhi oleh angin monsoon barat dan monsun timur. Iklim
yang dimiliki ini menyebabkan Indonesia hanya mengenal dua musim
yaitu musim hujan dan musim kemarau. Dengan kondisi iklim yang
demikian itu menyebabkan beberapa produk hasil bumi dan industri
menjadi sangat spesifik. Dengan demikian diperlukan usaha untuk
memanfaatkan keunikan produk Indonesia tersebut untuk memenangkan
persaingan di pasar lokal maupun dunia. Indonesia merupakan negara
yang kaya akan bahan tambang dan seperti telah sejarah buktikan, salah
satu jenis tambang di Indonesia, yakni minyak bumi pernah menjadikan
negara Indonesia memperoleh dana pembangunan yang sangat besar,
sehingga pada saat itu target pertumbuhan ekonomi kita berani ditetapkan
sebesar 7,5 % ( masa Repelita II ). Meskipun saat ini minyak bumi tidak
lagi menjadi primadona dan andalan komoditi ekspor Indonesia, namun
Indonesia masih banyak memiliki hasil tambang yang dapat
menggantikan peran minyak bumi sebagai salah satu sumber devisa
negara. Selain minyak bumi Indonesia juga memiliki hasil tambang lain
seperti biji besi, timah, tembaga, batu bara, emas, gas bumi dan lain-lain.
Letak geografis merupakan salah satu determinan yang
menentukan masa depan dari suatu negara dalam melakukan hubungan
internasional. Meski untuk sementara waktu diacuhkan, kondisi geografis
suatu negara sangat menentukan peristiwa-peristiwa yang memiliki
pengaruh secara global. Robert Kaplan menuturkan bahwa geografi
secara luas akan menjadi determinan yang mempengaruhi berbagai
peristiwa lebih dari pada yang pernah terjadi sebelumnya (Foreign
Policy, May/June, 09). Di masa yang akan datang, eksistensi Indonesia
akan sangat dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografis Indonesia itu
sendiri. Sehingga pengelolaan sumber daya alam, wilayah perbatasan dan
pertahanan yang baik sangat diperlukan di Indonesia. Hal lain yang vital
untuk dilakukan adalah mempersiapkan segala sarana dan prasarana yang

12

memadai, seperti sarana telekomunikasi, perdagangan, pelabuhan laut,


dan udara.
Dampak positif dari letak geografis Indonesia ini tentu sangat
menguntungkan dalam pertumbuhan ekonomi terutama jika
dimanfaatkan sebagai lalu lintas perdagangan. Namun karena letak
geografis Indonesia yang strategis pula, sejak dulu Indonesia menjadi
arena perebutan pengaruh pihak asing. Indonesia telah beberapa kali
melalui periodisasi penguasaan dan perebutan pengaruh, mulai dari
Portugal, Belanda, hingga Amerika Serikat dan Uni Soviet di era Perang
Dingin. Di masa mendatang tidak menutup kemungkinan Indonesia akan
kembali menjadi wilayah perebutan pengaruh oleh negara-negara besar.
Hal ini bisa dilihat dengan kemunculan China sebagai hegemoni baru di
kawasan Asia bahkan dunia yang telah menggeser eksistensi kekuasaan
dan pengaruh Amerika Serikat.
2. Sistem Pemerintahan di Indonesia
Indonesia adalah negara yang berasaskan pancasila dan sistem
pemerintahannya adalah sistem kepresidenan,dan sampai hari ini kita
dipimpin oleh seseorang yang bernama presiden,namum mari kita
pelajari mengenai sistem pemerintahan negara indonesia secara detail
melalui tulisan dibawah ini.
Sistem pemerintahan negara yang ditegaskan dalam Undang-Undang
Dasar Ialah :
I. Indonesia Ialah Negara Yang Berdasar Atas Hukum (Rechtsstaat)
Negara Indonesia atas hukum (rechtsstaat),tidak berdasarkan
kekuasaan belaka (Machsstaat).
II. Sistem Konstitusional
Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum
dasar),tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
III. Kekuasaan Negara Yang Tertinggi Di Tangan Majelis
Permusyawaratan
Kedaulatan rakyat dipegang oleh suatu badan,bermana Majelis
Permusyawaratan Rakyat,Sebagai penjelmaan seluruh rakyat
Indonesia (Vertretungsorgan des Willens des Siaatsvolkes). Majelis
ini menetapkan (UUD) Undang-Undang Dasar dan menetapkan
13

garis-garis besar haluan negara (GBHN).Majelis ini mengangkat


kepala negara (Presiden) dan wakil kepala negara (Wakil Presiden).
Majelis inilah yang memegang kekuasaan negara yang
tertinggi,sedang Presiden harus menjalankan haluan negara menurut
garis garis besar yang ditetapkan Majelis. Presiden diangkat oleh
Majelis,bertunduk dan bertanggung jawab pada majelis. Ia ialah
"mandataris" dari Majelis. Ia berwajib menjalankan putusan-putusan
Majelis. Presiden tidak "neben",akan tetapi "untergeordnet" kepada
majelis.
IV. Presiden Ialah Penyelenggara Pemerintah Negara Yang Tertinggi Di
Bawah Majelis
Dibawah majelis permusyawaratan rakyat, Preside ialah
penyelenggara tertinggi. Dalam menjalankan pemerintahan
negara,kekuasaan dan (concentration of power and responsibility
upon the President) atau tanggung jawab ada pada tangan Presiden
V. Presiden Tidak Bertanggung Jawab Kepada Dewan Perwakilan
Rakyat
Disampingnya Presiden adalah Dewan Perwakilan Rakyat.
Presiden harus mendapat persetujuann dewan perwakilan rakyat
untuk membentuk undang-undang (Gesetzgebung) dan untuk
menetapkan anggaran pendapatan belanja negara (Staatsbegrooting).
Oleh karena itu,Presiden harus bekerja bersama-sama Dewan,akan
tetapi Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan,artinya
kedudukan presiden tidak tergantung dari pada dewan.
VI. Menteri Negara Ialah Pembantu Presiden : Menteri Negara tidak
Bertanggungjawab Kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Presiden mengangkay dan memberhentikan menteri-menteri
negara. Menteri-menteri itu tidak bertanggung jawab kepada dewan
perwakilan rakyat. Kedudukannya tidak tergantung dari pada Dewan.
akan tetapi tergantung dari pada Presiden. Mereka ialah pembantu
presiden.
Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas
Meskipun Kepala negara tidak bertanggung jawab kepada
dewan perwakilan rakyat, ia bukan "dikatator",artinya kekuasaan
14

tidak tak terbatas. Di atas telah ditegaskan bahwa ia bergantung


jawab kepada majelis permusyawaratan rakyat. Kecuali itu ia harus
memperhatikan sungguh-sungguh suara Dewan Perwakilan Rakyat.
Keududukan Dewan Perwakilan Rakyat Adalah Kuat.
Kedudukan dewan perwakilan rakyat adalah kuat. DPR tidak
dapat dibubarkan oleh Presiden (bede dengan sistem pemerintahan
parlementer). Kecuali itu anggota-anggota DPR semuanya
merangkap menjadi anggota MPR (Majelis Permusyawaratan
Rakyat). Oleh karena iitu, dewan perwakilan rakyat dapat senantiasa
mengawasi tindakan-tindakan presidendan jika dewan menganggap
bahwa preside sungguh melanggar haluan negara yang terlah
ditetapkan undang-undang dasar oleh majelis permusyawaratan
rakyat,maka majelis tersebut bisa di undang untuk datang pada
persidangan istimewa supaya dapat langsung meminta
pertanggungjawaban dari presiden.
Menteri-Menteri Negara Bukan Pegawai Tinggi Biasa
Walaupun kedudukan seorang menteri negara tergantung pada
presiden,tapi pada menteri bukanlah seorang pegawai tinggi biasa dan
oleh karena menteri menterilah yang terutama dalam menjalankan
seuatu kekuasaan pemerintah (pouvoir executif) dalam prakter.
Sebagai pemim department,menteri mengetahui seluk beluk hal hal
yang mengenai lingkungan pekerjaannya. berhubung dengan
ini,menteri mempunyai pengaruh besar terhadap presiden dalam
menentukan politik negara yang mengenai departemennya. memang
yang dimaksudkan adalah menteri itu juga merupakan pemimpinpemimpin negara.
Untuk menetapkan politik pemerintah dan kordinasi dalam
pemerintah negara,para menteri bekerja bersama satu sama lain
seerat-eratnya di bawah pimpinan presiden.
3. Pengertian Otonomi Daerah
Otonomi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata
yaitu : Autos yang berarti sendiri dan Nomos yang berarti aturan.
Beberapa penulis memberikan pengertian otonomi dapat diartikan
15

sebagai zelfwetgeving atau pengundangan sendiri, mengatur atau


memerintah sendiri atau pemerintah sendiri.
Di dalam Negara Kesatuan yang menganut Asas Desentralisasi,
dikenal adanya Struktur Pemerintah Pusat (centralgoverment) serta
daerah-daerah yang menyelenggarakan pemerintahan sendiri. Hal ini
dapat diartikan bahwa daerah-daerah tersebut mempunyai hak,
kewajiban, wewenang dan tanggungjawab untuk mengatur dan mengurus
rumah tangga sendiri, yang disebut dengan otonomi.
Sehubungan dengan hal tersebut, Ateng Sjaffrudin (1988)
menyatakan bahwa istilah otonomi mempunyai makna kebebasan atas
kemandirian (zelfstandigheid) tetapi bukan kemerdekaan
(oanfhankelijkheid). Kebebasan yang terbatas atau kemandirian itu
adalah wujud pemberian yang harus dipertanggungjawabkan. Sedangkan
Y. W. Sunindhia (1987) mengemukakan bahwa :
Kebebasan bergerak yang diberikan kepada Daerah Otonomi berarti
memberikan kesempatan kepadanya untuk mempergunakan prakarsanya
sendiri dari segala macam keputusan, untuk mengurus kepentingankepentingan umum (penduduk); pemerintah yang demikian dinamakan
otonomi.
Otonomi Daerah adalah wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah
tangga daerah, yang melekat pada Negara Kesatuan maupun Negara
federasi (Winarna Surya Adisubrata,1999:1).
Sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (UU Nomor 32 Tahun 2004) definisi otonomi
daerah adalah sebagai berikut: Otonomi daerah adalah hak, wewenang,
dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri

16

urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai


dengan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
Otonomi Daerah adalah kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
4. Otonomi Daerah Mengawasi Perbatasan Wilayah
Perbatasan merupakan manifestasi utama kedaulatan wilayah suatu
daerah. Perbatasan suatu daerah mempunyai peranan penting dalam
penentuan batas wilayah administrasi, pemanfaatan sumber daya alam,
menjaga keamanan dan keutuhan wilayah. Pembangunan wilayah
perbatasan pada hakekatnya merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional. Sengketa batas antar daerah maupun antar negara
kian mengemuka. Di tingkat internasional kita kenal masalah laut china
selatan, juga ada persoalan batas antara Kamboja dan Thailand, antara
Indonesia dan Malaysia dan masih banyak lagi yang lainnya. Begitu juga
dengan konflik batas antar daerah di Indonesia, misalnya sengketa batas
antara Kabupaten Musirawas dengan Musi Banyuasin yang dipicu oleh
posisi sumur Gas Subhan 4, antara Kabupaten Blitar dengan Kabupaten
Kediri dalam hal memperebutkan kawah Gunung Kelud dan sengketa
batas wilayah antara Provinsi Jambi dengan Provinsi Kepulauan Riau
terkait kepemilikan Pulau Berhala dll.
C. Peran Wawasan Nusantara Terhadap Masyarakat Perbatasan dalam
Menjaga Keutuhan NKRI
Sejak berlakunya UU.No.22 tahun 1999, daerah mempunyai peluang
yang lebih mandiri dalam mengelola daerahnya sesuai kewenangan yang
diberikan oleh pemerintah pusat. Pada UU No.22 tahun 1999 banyak
kewenangan yang diberikan ke daerah kecuali bidang-bidang: politik luar
negeri, fiskal dan moneter, pertahanan, keamanan, hukum dan keagamaan.
Dengan demikian, semenjak era otonomi daerah yang luas, daerah

17

mempunyai porsi kewenangan yang sangat besar dibandingkan dengan era


sebelumnya. Adanya pelimpahan wewenang yang luas kepada daerah untuk
mengelola wilayahnya menciptakan suatu tantangan sekaligus peluang bagi
pemerintah daerah.
Dengan berbagai alasan memanfaatkan peluang otonomi daerah yang
luas memicu terjadinya pemekaran di berbagai wilayah di Indonesia,
sehingga fenomena yang menyertai pelaksanaan otonomi daerah sejak tahun
1999 adalah munculnya daerah-daerah baru hasil pemekaran. Pemekaran
wilayah berarti penambahan segmen batas daerah. Data dari Kementrian
Dalam Negeri (2010) menyebutkan bahwa saat ini pada jumlah 34 provinsi
dan 491 kabupaten/kota kabupaten/kota di Indonesia terdapat 946 segmen
(151 segmen batas provinsi, 795 segmen batas Kabupaten/Kota).
Menurut penelitian Decetralization Suport Facility (2007) ada berbagai
faktor penyebab yang mendorong munculnya pemekaran yaitu: faktor
kesejarahan, ketimpangan pembangunan, luasnya rentang kendali pelayanan
publik dan tidak terakomodasinya representasi politik. Sedangkan faktor
penyebab pemekaran yang berupa penarik adalah limpahan fiskal yang
berasal dari APBN berupa DAU (Dana Alokasi Umum) dan DAK (Dana
Alokasi Khusus). Penentuan DAU memperhatikan kebutuhan daerah yang
tercermin dari data jumlah penduduk, luas wilayah, keadaan geografis dan
tingkat pendapatan masyarakat dan potensi ekonomi daerah (Salamm, 2002).
Akibatnya aspek wilayah menjadi suatu yang sangat penting sebab
cakupan wilayah suatu daerah yang ditandai dengan keberadaan batas
wilayah yang jelas mencerminkan sejauh mana kewenangan daerah tersebut
dapat dilaksanakan. Cakupan wilayah merupakan aspek yang dapat
menunjang kemampuan penyelenggaraaan otonomi daerah karena dari
wilayah dapat dihasilkan pajak dan retribusi daerah, dan juga bagi hasil
sumberdaya alam kepada daerah dimana sumberdaya alam tersebut berada.
Bahkan luas wilayah juga merupakan variable dalam penentuan bobot yang
mempengaruhi besarnya DAU yang diterima daerah. Oleh sebab itu, pada era
otonomi daerah ini, batas daerah menjadi sangat penting dan bermakna bagi
daerah.

18

Pentingnya batas wilayah daerah otonom yang tegas adalah demi :1)
kejelasan cakupan wilayah dalam pengelolaan kewenangan administrasi
pemerintahan daerah, 2) menghindari tumpang tindih tata ruang daerah, 3)
efisiensi efektivitas pelayanan publik, 4) kejelasan luas wilayah, 5)
kejelasan administrasi kependudukan, 6) kejelasan daftar pemilih (Pemilu,
Pilkada), 7) kejelasan administrasi pertanahan, 8) kejelasan perijinan
pengelolaan sumberdaya alam (Subowo, 2009). Oleh sebab itu batas wilayah
daerah otonom memiliki arti penting dan strategis apabila dibandingkan
dengan era sebelumnya, maka ketidakjelasan batas wilayah daerah otonom
selalu menjadi sumber penyebab sengketa batas antar daerah (Kristiyono,
2008).

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia
terhadap rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang meliputi darat, laut dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan
Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan Keamanan.
Wawasan Nusantara dalam kehidupan nasional yang mencakup
kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan
harus tercermin dalam pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang
senantiasa mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia di atas kepentingan pribadi dan golongan . Dengan

19

demikian, Wawasan Nusantara menjadi nilai yang menjiwai segenap


peraturan perundang-undangan yang berlaku pada setiap strata di seluruh
wilayah negara, sehingga menggambarkan sikap dan perilaku, paham serta
semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi yang merupakan
identitas atau jati diri bangsa Indonesia. Wawasan Nusantara dalam
kehidupan sosial meliputi, Implementasi Wawasan Nusantara dalam
Kehidupan Nasional, Hakikat Wawasan Nusantara, Pemikiran Berdasarkan
Pancasila, Pemikiran Berdasarkan Aspek Sosial Budaya, Arah Pandang,
Sasaran Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Nasional,
Permasyarakatan/Sosialisasi Wawasan Nusantara, Tantangan Implementasi
Wawasan Nusantara, Keberhasilan Implementasi Wawasan Nusantara, dan
Wadah.
Jadi, pada intinya wawasan nusantara sangat penting peranannya saat
ini, terutama di daerah- daerah perbatasan Indonesia dengan negara
tetangga, karena daerah daerah tersebut sangat memerlukan pemahaman
tentang pentingnya berbangsa dan negara untuk menjaga warga negara di
daerah tersebut tetap cinta dan setia dengan tanah air dan bangsanya.
Dalam hal ini otonomi daerah berperan penting dalam mempertahankan
keutuhan NKRI.
B. Saran
Peranan wawasan nusantara dalam menjaga keutuhan NKRI sangat
diperlukan karena untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan
bangsa serta kecintaan terhadap tanah air.

20

DAFTAR PUSTAKA
http://pancasilazone.blogspot.com/2012/04/wawasan-nusantara.html
http://artikelampuh.blogspot.com/2013/08/sistem-pemerintahan-indonesia.html
http://miftakhulhidayah6.blogspot.com/2013/06/letak-dan-kondisi-geografisindonesia.html
http://searchglobalonline.blogspot.com/2013/03/pengertian-otonomi-daerah.html
http://definisipengertian.com/2012/pengertian-definisi-otonomi-daerah-menurutpara-ahli/
http://jordyayal.blog.com/wawasan-nusantara-dan-pembangunan-dalamkehidupan-nasional/

21

Anda mungkin juga menyukai