KELOMPOK SOYA:
AHMAD MUKTI ALMANSUR
BATARA MANURUNG
IKA NOVI INDRIATI
INDANA SARAMITA RACHMAN
SALI SUBAKTI
TRI WULANDARI
P056131942.46E
P056132022.46E
P056132062.46E
P056132072.46E
P056132192.46E
P056132252.46E
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 3
RINGKASAN ......................................................................................................... 4
BAB I ...................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .................................................................................................. 5
I.1 Latar Belakang ............................................................................................... 5
I.2 Tujuan ............................................................................................................ 7
BAB II ..................................................................................................................... 8
LANDASAN TEORI .............................................................................................. 8
II.1. Material Requirement Planning ................................................................... 8
II.1.1 PengertianMaterial Requirement Planning ............................................ 8
II.1.2. Tujuan Material Requirement Planning ................................................ 9
II.1.3. Kelebihan dan Kelemahan Material Requirement Planning ............... 10
II.1.4. Input, Proses, Output Material Requirement Planning ....................... 11
II.2. Perencanaan Tata Letak Proses Produksi ................................................... 13
II.2.1. Pengertian Tata Letak Fasilitas atau Pabrik ........................................ 13
II.2.2. Pentingnya Tata Letak Dan Pemindahan Bahan ................................. 14
II.2.3. Tujuan Perancangan Fasilitas .............................................................. 14
II.2.4. Tipe Tata Letak Fasilitas Produksi...................................................... 16
BAB III ................................................................................................................. 19
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 19
III.1. Profil PT. Mondelez Indonesia Manufacturing ........................................ 19
III.2. Penerapan MRP di PT. Mondelz Indonesia Manufacturing ................... 20
III.3.Perencanaan Tata Letak Proses Produksi PT. Mondelz
Indonesia Manufacturing ........................................................................ 22
BAB IV ................................................................................................................. 25
PENUTUP ............................................................................................................. 25
IV.1. Kesimpulan .............................................................................................. 25
IV.2. Saran ......................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karenaatas
berkatRahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kunjungan industriini tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini terjadi banyak kekurangan sehingga diperlukan adanya
saran dan kritik dari teman-teman khususnya para dosen dan pembimbing sangat
kami harapkan demi untuk perbaikan yang positif pada penulisan makalah pada
waktu yang akan datang.
Tak lupa pula kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak
Manajemen PT. Mondelz International Manufacturing Cikarang Plant dan
seluruh pihak yang telah memberikan sumbangsih pemikiran yang sangat berarti
dan berharga buat kami sehingga penulisan makalah ini dapat terealisasi.
TEAM SOYA
RINGKASAN
Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia
Manufacturing (MIM) pada tanggal 07 April 2014, yang berlokasi di Komplek
Jababeka Industrial Estate, Jalan Jababeka VII Kav.K-2, Cikarang Bekasi
17530., dalam rangka untuk mempelajari kasus penerapan Material Requirement
Planning (MRP) dan Penerapan Process Layout (Tata Letak Produksi) di Pabrik
MIM yang memproduksi biskuit Oreo, Ritz dan Biskuat.
Hasil yang kami peroleh yaitu pada penerapan MRP, PT. MIM menggunakan
sistem SAP (System Application and Products) di dalam keseluruhan aktifitas
proses produksi dimulai dari perencanaan, pembelian, pengolahan, pengemasan,
hingga proses distribusi dan penyimpanan produk. Penerapan tersebut telah
membantu perusahaan dalam efisiensi waktu di dalam menghasilkan produk dan
mengirimkan
produk
kepada
pelanggan
dengan
tepat
waktu,
dimana
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Suatu perusahaan dalam pandangan ekonomi makro memiliki peranan yang
penting dalam perekonomian suatu Negara, yaitu dalam mengambil peran sebagai
penggerak roda ekonomi, sehingga akan meningkatkan total produksi sebuah
Negara. Sedangkan secara mikro perusahaan mempunyai kegiatan utama yaitu
melakukan proses bisnis dalam rangka mendapatkan keuntungan secara ekonomi
dengan beragam aktifitas, mulai dari perencanaan, proses produksi barang dan
jasa, pengelolaan personalia, manajemen keuangan, proses pembelian bahan baku
dan bahan kemasan dan pendistribusian hasil-hasil produksi, kegiatan-kegiatan
tersebut berguna dalam pencapaian tujuan dari suatu perusahaan.
Pada dasarnya tujuan dari suatu perusahaan adalah keuntungan berupa uang,
apapun bentuk jenis usaha yang dilakukan.Untuk dapat mencapai tujuan tersebut,
maka perusahaan harus melaksanakan aktivitasnya dengan lancar cepat dan hemat
biaya, sehingga dapat memenuhi selera konsumen dan mendapat kepercayaan
yang tinggi sebagai salah satu modal yang sangat vital. Dengan adanya
kepercayaan dari konsumen maka dapat dipastikan bahwa produk yang dibuat
akan dimanfaatkan oleh mereka. Untuk menjamin kebutuhan-kebuthan konsumen
akan produk yang diproduksi oleh perusahaan maka perushaan perlu mengontrol
persediaan yang ada agar siap menjawab kebutuhan konsumen setiap saat tepat
pada waktunya, oleh karena itu perusahaan hendaklah menerapkan suatu sistem
atau metode yang efektif guna merespon masalah-masalah yang ada.
Salah satu cara untuk mengendalikan persediaan adalah dengan metode
Material Requirement Planning (MRP). MRP merupakan teknik pendekatan yang
bertujuan meningkatkan produktivitas perusahaan dengan cara menjadwalkan
kebutuhan akan material dan komponen untuk membantu perusahaan dalam
mengatasi kebutuhan minimum dari komponen-komponen yang kebutuhannya
dependen dan menjamin tercapainya produksi akhir. Material Requirement
Planning muncul pada tahun 60an oleh Oliver Weight yang berasosiasi dengan
Joseph Oirlicky, yang pertama kali diterapkan di Toyota Company Jepang.
(Plenert, 1999)
akan dipesan
produksi
dengan
pabrik
untuk
menunjang
kelancaran
proses
produksi
(Wignjosoebroto, S., 1996). Tata letak pabrik ini meliputi perencanaan dan
pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan dan orang-orang yang bekerja
pada masing-masing stasiun kerja.Jika disusun secara baik, maka operasi kerja
menjadi lebih efektif dan efisien.
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut:
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1. Material Requirement Planning
II.1.1 PengertianMaterial Requirement Planning
Perencanaan kebutuhan material (MRP) dapat didefinisikan sebagai suatu
teknik atau set prosedur yang sistematis untuk penentuan kuantitas serta waktu
dalam proses perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang
tergantung pada itemitem tingkat (level) yang lebih tinggi (dependent demand).
Ada 4 kemampuan yang menjadi ciri utama dari sistem MRP yaitu:
1.
2.
3.
4.
Planning
(MRP)
adalah
suatu
sistem
informasi
yang
Mengurangi
resiko
karena
keterlambatan
produksi
atau
pengriman
Mengurangi Inventori
10
antar
perusahaan sehingga
dapat
Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (on hand inventory).
b.
Jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan tersebut akan
datang (on order inventory).
c.
11
12
13
seperti biaya untuk kontruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin, maupun
fasilitas produksi lainnya. Selain itu biaya pemindahan bahan, biaya produksi,
perbaikan, keamanan, biaya penyimpanan produk setengah jadi dan pengaturan
tata letak pabrik yang optimal akan dapat pula memberikan kemudahan di dalam
proses supervisi serta menghadapi rencana perluasan pabrik kelak dikemudian
hari.
II.2.2. Pentingnya Tata Letak Dan Pemindahan Bahan
Keuntungan-keuntungan yang didapat berupa kenaikan jumlah produksi,
mengurangi waktu tunggu, mengurangi waktu proses pemindahan bahan,
penghematan penggunaan area untuk produksi, gudang, dan pelayanan, kemudian
pendayagunaan yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas
produksi. Selain itu, proses manufakturing yang lebih singkat, mengurangi resiko
bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator, memperbaiki moral dan
kepuasan kerja, mempermudah aktivitas supervisi, mengurangi kemacetan dan
kesimpangsiuran, dan mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi
kualitas dari bahan baku ataupun produk jadi.
II.2.3. Tujuan Perancangan Fasilitas
Tata letak dan pemindahan bahan berpengaruh paling besar pada
produktifitas dan keuntungan dari suatu perusahaan bila dibandingkan dengan
faktor-faktor lainnya.Selain itu, material handling sangat berpengaruh sebagai
50% penyebab kecelakaan yang terjadi dalam industri dan merupakan 40% dari
80% seluruh biaya operasional. Dalam pelaksanaanya, tata letak dan material
handling memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Secara garis besar, tujuan utama dari perancangan tata letak adalah
mengatur area kerja beserta seluruh fasilitas produksi di dalamnya untuk
membentuk proses produksi yang paling ekonomis, aman, nyaman, efektif, dan
efisien. Selain itu, perancangan tata letak juga bertujuan untuk mengembangkan
material handling yang baik, penggunaan lahan yang efisien, mempermudah
perawatan, dan meningkatkan kemudahan dan kenyamanan lingkungan kerja.
Terdapat
beberapa
keuntungan
tata
letak
fasilitas
yang
baik,
yaitu:
14
Pada umumnya, tat letak yang baik akan memberikan output yang lebih besar
dengan ongkos kerja yang lebih kecil atau sama, dengan jam kerja pegawai yang
lebih kecil dan jam kerja mesin yang lebih kecil.
2. Mengurangi delay
Mengatur keseimbangan antara waktu operasi dan beban dari tiap-tiap departemen
atau mesin adalah bagian dari tanggung jawab perancang tata letak fasilitas.
Pengaturan yang baik akan mengurangi waktu tunggu atau delay yang berlebihan
yang dapat disebabkan oleh adanya gerakan balik (back-tracking), gerakan
memotong (cross-movement), dan kemacetan (congestion) yang menyebabkan
proses perpindahan terhambat.
3. Mengurangi jarak perpindahan barang
Dalam proses produksi, perpindahan barang atau material pasti terjadi. Mulai dari
bahan baku memasuki proses awal, pemindahan barang setengah jadi, sampai
barang jadi yang siap untuk dipasarkan disimpan dalam gudang. Mengingat begitu
banyaknya perpindahan barang yang terjadi dan betapa besarnya peranan
perpindahan barang, terutama dalam proses produksi, maka perancangan tata letak
yang
baik
akan
meminimalkan
biaya
perpindahan
barang
tersebut.
15
tercipta sehingga moral dan kepuasan kerja para pekerja akan meningkat. Hal ini
berpengaruh pada kinerja karyawan yang juga akan meningkat sehingga
produktivitas kerja akan terjaga.
9. Mempermudah aktivitas supervisor
Tata letak yang baik akan mempermudah seorang supervisor untuk mengamati
jalannya proses produksi.
Dalam PTLP ini pada dasarnya akan merupakan proses pengurutan dari
suatu perencanaan tata letak yang sistematis. Urutan proses tersebut dapat
dikemukakan sebagai berikut :
1. Pemilihan Lokasi
2. Opeation Process Chart (OPC)
3. Routing Sheet
4. Multi Product Process Chart (MPPC)
5. Menentukan Gudang
6. Ongkos Material Handling (OMH)
7. From To Chart (FTC)
8. Outflow, Inflow
9. Tabel Skala Prioritas (TSP)
10. Activity Relationship Diagram (ARD)
11. Activity Relationship Chart (ARC)
12. Area Alocation Diagram (AAD)
II.2.4. Tipe Tata Letak Fasilitas Produksi
Menurut Wignjosoebroto (2009), pemilihan dan penempatan alternatif tata
letak merupakan langkah yang kritis dalam proses perencanaan fasilitas produksi,
karena tata letak yang dipilihakan menentukan hubungan fisik dariaktivitas
produksi yang berlangsung.Penetapan mengenai macam spesifikasi,jumlah dan
luas area dari fasilitas produksiyang diperlukan merupakan langkah awalsebelum
perencanaan pengaturan tata letakfasilitas.
Salah satu alasan orang cenderung untukmemusatkan perhatian terlebih
dahulupada tata letak baru kemudian sistempemindahan bahannya terletak
padapenekanan terhadap proses manufacturingyang berlangsung. Ada empat
16
macam atautipe tata letak yang secara klasik umumdiaplikasikan dalam desain
tata letak,yaitu :
a. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan AliranProduksi
Menurut Wignjosoebroto (2009), jika suatu produk secara khusus
memproduksi suatu macam produk atau kelompok produk dalam jumlah besar
dan waktu produksi yang lama, maka semua fasilitas produksi dari pabrik tersebut
diatur sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berlangsung seefisien
mungkin. Dengan tata letak berdasarkan aliran produksi, maka mesin dan fasilitas
produksi lainnya akan diatur menurut prinsip mesin sesudah mesin atau prosesnya
selalu berurutan sesuai dengan aliran proses, tidak peduli macam mesin yang
dipergunakan.
b. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Lokasi Material Tetap
Menurut Wignjosoebroto (2009), tata letak fasilitas berdasarkan proses
tetap, material atau komponen produk utama akan tetap pada posisi/lokasinya.
Sedangkan
fasilitas
produksi
seperti
alat,
mesin,
manusia
serta
17
18
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1. Profil PT. Mondelez Indonesia Manufacturing
PT. Mondelz Indonesia Manufacturing adalah salah satu pabrik dari
Mondelz International Group, yang sebelumnya dikenal dengan nama Kraft
Foods International. Pabrik ini berlokasi di Komplek Jababeka Industrial Estate,
Jalan Jababeka VII Kav.K-2, Cikarang Bekasi 17530.Pabrik ini memproduksi
beberapa produk biskuit seperti oreo, ritz, biskuat dan chips ahoy serta produkproduk ekspor. PT. Mondelez Indonesia Manufacturing memiliki karyawan +/1100 Karyawan, dengan sistem kerja 3 shift.
Perusahaan ini berdiri pada tahun 1996 dengan nama PT. Nabisco Indonesia,
kemudian berubah menjadi PT. Kraft Food Indonesia, dan pada tahun 2009
kemudian berubah menjadi PT. Mondelez Indonesia Manufacturing.
19
Proses produksi barang jadi dimulai dengan adanya permintaan dari pasar
berupa PO (Purchase Order) yang diperoleh dari pihak distributor atau key
account (modern trade), kemudian permintaan ini disesuaikan dengan adanya stok
di gudang barang jadi, kemudian dilakukan perencanaan produksi dan MRP atau
20
perencaan kebutuhan bahan baik berupa bahan baku, bahan pengemasan dan
kebutuhan karyawan serta energy yang diperlukan seperti gas, listrik dan lain-lain.
MRP dilakukan dalam jangka waktu mingguan dan bulanan, yaitu dalam
setiap minggu dilakukan perencaan kebutuhan bahan yang dilakukan dengan cara
perhitungan oleh sistem yaitu MRP calculation based on SAP(System
Application Products).
Tabel di bawah ini adalah salah satu contoh perhitungan MRP untuk bahan
baku material tepung sesuai dengan pengolahan sistem SAP, terlihat stock awal
pada tgl 25 April 2014 sebesar 180,946.95 Kg, kemudian terdapat safety stock
sebesar 25,000 Kg, maka stock kemudian menjadi 105,946.95 Kg, kemudian pada
tanggal 13 terjadi order settlement sebesar 50,000 Kg atau konsumsi, dan
seterusnya dihitung secara automatis dengan SAP.
Demikian juga dalam MRP bahan kemasan berupa film kemasan maka
sistem SAP melakukan proses perhitungan dengan hasil berikut:
21
Letak
Proses
Produksi
PT.
Mondelz
Tata letak pabrik atau tata letak fasilitas merupakan cara pengaturan
fasilitas-fasilitas
pabrik
untuk
menunjang
kelancaran
proses
produksi
22
Ahoy dan Crumb dan Line 5 Produksi Oreo Reguler dan 2 gudang terdiri dari
gudang bahan baku dan gudang barang jadi.
Seperti terlihat dalam gambar diatas, line proses produksi biskuit terdiri
dari bagian storage (penyimpanan) yaitu penyimpanan bahan baku curah/bulk dan
penyimpanan bahan baku berupa karung, kemudian bagian utility seperti air, gas,
compressor, boiler dan generator listrik, kemudian proses dimulai dari mixing,
kemudian forming atau pencetakan, oven/pemanggangan, kemudian konveyor
pendingin, creaming section, cooling tunnel kemudian bagian pembungkusan atau
packing dan cartoning.
23
perancangan tata letak fasilitas ini juga berguna untuk mengoptimalkan hubungan
antar aktivitas.
24
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Material Requirement Planning merupakan suatu sistem yang mengatur
bahan-bahan material yang dibutuhkan untuk proses produksi karena dengan
MRP PT. MIM dapat mengefisiensikan gudang dan sekaligus mencegah
kemungkinan kehabisan bahan material atau suatu sistem penjadwalan kebutuhan
bahan baku berdasarkan tahap waktu untuk operasi produksi.
Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai
berikut :
1. Meminimalkan Persediaan
2. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengriman
3. Komitmen yang realistis
4. Meningkatkan efisiensi
Penerapan proses perencanaan tata letak lokasi (layout)telah dilakukan
pada keseluruhan fasilitas pabrik PT. MIM yang ada mulai dari area administrasi,
pergudangan, proses produksi, penyimpanan bahan baku, dan barang jadi.
IV.2. Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari
kesempurnaanya dan adapun kelemahan-kelemahan dari penulis dalam penulisan
makalah ini, baik itu kurangnya fasilitas yang mendukung seperti buku-buku
referensi yang begitu terbatas dalam menjamin penyelesaian penulisan makalah
ini sehingga kritik dan saran yang bersifat konstruktif baik itu dari bapak dosen
maupun dari rekan-rekan mahasiswa/i sangatlah diharapkan untuk membantu
prosses penulisan lebih lanjut.
25
DAFTAR PUSTAKA
Eddy Herjanto, Manajemen Produksi dan Operasi, Penerbit PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1999.
Herry P. Chandra cs,2001, Material Requirement Planning
http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=96
2:mrp-material-requirement-planning&catid=25:industri&Itemid=14
http://dodogusmao.wordpress.com/2010/07/28/material-requirement-planning/
http://sistemmanufaktur.blogspot.com/
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&qual=high&submitval=&fname=%2
Fjiunkpe%2Fs1%2Feakt%2F2002%2Fjiunkpe-ns-s1-2002-32497042-1117siantarjaya-chapter2.pdf
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/e32ffa5821cea509c1f2df3a0644d3ff2
78069ae.pdf
openstorage.gunadarma.ac.id/handouts/S1.../PTLP/PTLP.doc
http://maman6366.files.wordpress.com/2009/05/modul-3-lokasi-dan-tata-letakfasilitas.pptx
http://www.google.co.id/kangbison.files.wordpress.com/2009/05/perancangantata-letaktemu5.ppt
Plenert. G. 1999. Focusing material requirements planning (MRP) towards
performance. European Journal of Operational Research 119 (1999) 9199.
Sritomo.Tata Letak Pabrik dan PemindahanBahan.
Wigjosoebroto, S., 1996, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Guna Widya,
Jakarta.
26