Anda di halaman 1dari 8

BAB III.

RONA SOSIAL EKONOMI


Pada bab ini akan disajikan mengenai rona sosial ekonomi budaya suatu
wilayah. Rona sosial ekonomi budaya suatu wilayah akan bervariasi atau berbeda-beda.
Untuk mengungkap rona social ekonomi budaya, penulis menggunakan pendekatan
Priority Hierarchy Analysis (PHA), yaitu menganalisis

kondisi social ekonomi

melalui sarana dan prasarana yang saat ini ada. Dalam bab ini mahasiswa
diharapkan dapat menguasai kompetensi dasar yang sudah dirumuskan. Adapun yang
menjadi kompetensi dasar dalam penyajian materi pada bab ini adalah setelah
melaksanakan rangkaian kegiatan belajar mengajar dan mempelajari bab III diharapkan
mahasiswa dapat:
o

Menjelaskan cakupan rona sosial ekonomi budaya

Menguraikan secara detil tentang rona sosial ekonomi budaya

3.1 Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Wilayah


Selain rona fisik wilayah, dalam analisis potensi wilayah juga harus melakukan
analisis tentang kondisi sosial ekonomi wilayah. Hal ini karena potensi wilayah secara
utuh merupakan perpaduan antara rona fisik dan rona sosial ekonomi dari suatu
wilayah. Data sosial ekonomi yang perlu dianalisis dapat diambil dari kelengkapan data
sarana dan prasarana yang tersedia atau yang masih berfungsi antara lain adalah:
-

Data penduduk (jumlah penduduk, kepadatan penduduk, rasio ketergantungan,


tingkat pertumbuhan, mata pencaharian penduduk, dan lain-lainnya).

Data distribusi fasilitas umum/utilitas, seperti fasilitas pendidikan (jumlah dan


persebaran

sekolah),

jumlah

dan

persebaran

fasilitas

kesehatan

(Polides,

Puskesmas, Rumah sakit); Pasar/pertokoan, terminal dan sebagainya.


-

Data Aksesibilitas, seperti kondis jaringan jalan atau kondisi transportasi, dan
fasilitas yang lainnya.

3.2. Penggunaan Pendekatan PHA (Priority Hierarchy Analysis).


Dalam menentukan potensi sosial ekonomi suatu wilayah, dapat dilakukan
dengan pendekatan PHA, yaitu melalui penghitungan dan pembobotan data

33

kelengkapan fasiltas sosial ekonomi yang ada. Dalam melakukan analisis dengan
pendekatan PHA ini, dilakukan melalui beberapa tahapan.
a. Mengidentifikasi
pembobotan.

kelengkapan

Adapun

data-data

data
yang

yang

digunakan

digunakan

sebagai

sebagai

parameter

variabel

untuk

menganalisis adalah berupa data sosial ekonomi budaya dan fasilitas yang ada di
suatu wilayah, antara lain
1) Fasilitas pendidikan, yang mencakup:

Taman kanak-kanak (TK)

Sekolah Dasar/Madrasah ibtidaiyah (SD/MI)

Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs)

Kursus

2) Fasilitas kesehatan, yang mencakup:

Puskesmas/puskesmas pembantu

Poliklinik

Praktek Dokter

Praktek Bidan

3) Fasilitas perekonomian/perdagangan, yang mencakup:

Pasar

Toko, Kios, Warung

4) Kondisi penduduk (Kepadatan Penduduk bersih), yaitu jumlah penduduk dibagi


dengan luas wilayah terbangun.
5) Kondisi mata Pencaharian penduduk
6) Kualitas Jalan/transportasi, yaitu menganalisis kondisi prasarana yang ada di
wilayah analisis, berupa kualitas jaringan jalan.
7) Fasilitas peribadatan, mencakup:

Masjid

Musholla

Gereja

Vihara

Pura

b. Menentukan indeks bobot masing-masing jenis data berdasarkan tingkat


pengaruh masing-masing jenis parameter terhadap suatu wilayah

34

Penentuan pembobotan dilakukan dengan pertimbangan seberapa besar fasilitas itu


berpengaruh terhadap suatu wilayah. Pembobotan yang lazim digunakan oleh para
ahli terdahulu adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Pembobotan untuk tiap parameter fasilitas
No
1

Kondisi/Fasilita
s
Fasilitas
ekonomi/

Indeks
Bobot
0.4

Perdagangan
2

Fasilitas

0,2

Kesehatan

Fasilitas

0,2

Pendidikan
4

Kepadatan

0,08

Penduduk
Mata

0,06

Pencaharian
6

Penduduk
Kualitas Jalan

0,04

Fasilitas

0,02

Peribadatan

Jenis Fasilitas
Pasar
Toko/kios/warun

Sub Indeks
Bobot
0,5
0,3

g
Warung makan
Rumah sakit
Puskesmas
Praktek dokter
Praktek Bidan
Poliklinik
TK
SD/MI
SMP/MTs
SMA/ SMK/MA
Kepadatan

0,2
0,4
0,3
0,2
0,05
0,15
0,1
0,2
0,3
0,4
0,08

penduduk bersih
Pertanian
Non Pertanian

0,25
0,75

Aspal
Non Aspal
Masjid
Musholla
Gereja
Wihara

0,75
0,25
0,3
0,1
0,3
0,3

c. Melakukan pengolahan data, yaitu Perhitungan pembobotan atau mengalikan


indeks bobot dengan jumlah masing-masing parameter. Keseluruhan hasil perkalian
indeks bobot dengan parameter dijumlah sehingga diperoleh nilai total bobot tingkat
potensi wilayah.
Untuk lebih jelas, saudara dapat

mengikuti contoh perhitungan untuk daerah

Kecamatan Gunungpati dengan menggunakan data rekaan berikut ini.


Tabel 3.2. Contoh Perhitungan Pembobotan Fasilitas Perekonomian di Kecamatan
Gunungpati dengan data rekaan.

35

No

Kel./

Fasilitas Perekonomian

Jumla

Desa

h
Skor
Pasar

skor

Toko/kios

skor

warun

skor

g
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Gunungpati
Plalangan
Sumurejo
Pakintelan
Mangunsari
Patemon
Ngijo
Nongkosawi
t
Cepoko
Jatirejo
Kandri
Pongangan
Kalisegoro
Sekaran
Sukorejo
Sadeng

Kelurahan

o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Gunungpati
Plalangan
Sumurejo
Pakintelan
Mangunsari
Patemon
Ngijo
Nongkosawi
t
Cepoko
Jatirejo

1
1
0
0
0
0
0
0

0,5
0,5
0
0
0
0
0
0

224
20
31
33
35
31
44
35

67,2
6
9.3
9,9
10.5
9.3
13,2
10.5

11
3
2
16
18
2
12
3

2.2
0,6
0,4
3.2
3.6
0,4
2,4
0.6

69,9
7,1
9,7
13,1
14,1
9,7
15,6
11,1

0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0

31
12
38
33
31
156
38
38

9.3
3,6
11,4
9,9
9.3
46,8
11.4
11.4

0
0
0
3
3
67
0
3

0
0
0
0.6
0.6
13,4
0
0,6

9,2
3,6
11,4
10,5
9,9
60.2
11.4
12

FASILITAS PENDIDIKAN
T

SM

SM

JUMLA

K
3
2
2
2
1
1
2
1

K
0.3
0.2
0.2
0.2
0.1
0.1
0.2
0.1

D
4
3
2
2
1
1
2
1

K
0.8
0.6
0.4
0.4
0.2
0.2
0.4
0.2

K
0.6
0.3
0
0
0
0
0
0

A
1
1
0
0
0
0
0
0

K
0.4
0.4
0
0
0
0
0
0

T
0
0
0
0
0
0
0
0

K
0
0
0
0
0
0
0
0

2
1
0
0
0
0
0
0

1
1

0.1
0.1

1
1

0.2
0.2

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

2.1
1.5
0.6
0.6
0.3
0.3
0.6
0.3
0.3
0.3

36

11
12
13
14
15
16

Kandri
Pongangan
Kalisegoro
Sekaran
Sukorejo
Sadeng

2
1
2
3
2
2

0.2
0.1
0.2
0.3
0.2
0.2

2
1
2
3
2
2

0.4
0.2
0.4
0.6
0.4
0.4

1
1
0
1
1
1

0.3
0.3
0
0.3
0.3
0.3

0
0
0
1
0
0

0
0
0
0.4
0
0

0
0
0
2
0
0

0
0
0
1.2
0
0

0.9
0.6
0.6
2.8
0.9
0.9

Untuk fasilitas yang lainnya, yaitu fasilitas pendidikan, kesehatan, kondisi penduduk,
kondisi transportasi/jalan, fasilitas peribadatan, semuanya harus dibobot seperti contoh
di atas . Setelah semua fasilitas dihitung dengan diberi pembobotan, selanjutnya semua
fasilitas dijumlahkan pembobotannya.

37

Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembobotan Variabel Yang mempengaruhi tingkat potensi wilayah secara sosial ekonomi budaya di
Kecamatan Gunungpati dengan data Rekaan
N

Kel./ Desa

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Gunungpati
Plalangan
Sumurejo
Pakintelan
Mangunsari
Patemon
Ngijo
Nongkosawi
t
Cepoko
Jatirejo
Kandri
Pongangan
Kalisegoro
Sekaran
Sukorejo
Sadeng

Fas.

Skor

Fas.

Skor

Fas

Skor

Fas

Skor

Kepa

Skor

Skor

Jumlah

Ekonom

dgn

Pedd

dgn

Ke

dgn

ibadh

dgn

dgn

dgn

Total Skor

bobot

bobot

sehat

bobot

bobot

pddk

bobot

bobot

dgn bobot

indek
27.96
2.84
3.88
5.24
dst

an

indek
0.42
0.3
0.12
0.12
dst

indek

indek

indek

indek

indek
95
87
85
83

69,9
7,1
9,7
13,1
14,1
9,7
15,6
11,1
9,2
3,6
11,4
10,5
9,9
60.2
11.4
12

2.1
1.5
0.6
0.6
0.3
0.3
0.6
0.3
0.3
0.3
0.9
0.6
0.6
2.8
0.9
0.9

Jumlah skor pada fasilitas ekonomi, misalnya pada kelurahan plalangan (7,1)
selanjutnya dikalikan dengan skor bobot indek (untuk fasilitas ekonomi sebesar 0,4) lihat
pada Tabel 3.1. hasil perkaliannya = 2,84. Selanjutnya kalau semua data tentang
fasilitas sudah terisi semua, maka data untuk Skor dgn bobot indek dapat
dijumlahkan, sehingga menjadi jumlah total skor dengan bobot indeks.
Selanjutnya data tentang jumlah total skor dengan bobot indeks dengan katagori
tingkat potensi wilayah secara sosial ekonomi dikonsultasikan dengan Katagori
Tingkat Potensi Wilayah Secara Sosial Ekonomi.

Katagori Tingkat Potensi Wilayah Secara Sosial Ekonomi adalah sebagai berikut
No
1
2
3

Katagori potensi wilayah


Wilayah Potensial
Wilayah Cukup Potensial
Wilayah kurang potensial

Total skor
Total Skor dgn bobot indek > 225
Total Skor dgn bobot indek 130 - 225
Total Skor dgn bobot indek < 130

3.3. Latihan / Tugas


Berdasarkan pada beberapa deskripsi tentang rona sosial ekonomi budaya
wilayah yang sudah dicontohkan, silahkan saudara mendeskripsikan rona sosial
ekonomi budaya wilayah tempat tinggal saudara dengan menggunakan pendekatan
PHA (Priority Hierarchy Analysis). Atau di tempat kelahiran saudara, atau di
wilayah yang disepakati antara mahasiswa dengan dosen.( Kota Semarang,
Kabupaten Semarang, Kabupaten Kudus, Kabupaten Demak, dan seterusnya.)
Tugas ini wajib dikerjakan, dapat dikerjakan secara kelompok, dengan catatan tiap
kelompok maksimal 2 mahasiswa.
3.4. Rangkuman
Rona sosial ekonomi budaya suatu wilayah akan bervariasi atau berbedabeda. Dalam menentukan potensi sosial ekonomi suatu wilayah, dapat dilakukan
dengan pendekatan PHA, yaitu melalui penghitungan dan pembobotan data
kelengkapan fasiltas sosial ekonomi yang ada. Dalam melakukan analisis dengan
pendekatan PHA ini, dilakukan melalui beberapa tahapan (a) Mengidentifikasi
kelengkapan data yang digunakan sebagai parameter pembobotan, data-data yang
digunakan sebagai variabel untuk menganalisis adalah berupa data sosial ekonomi
budaya Fasilitas pendidikan, kesehatan, perekonomian/perdagangan, kondisi
penduduk, kondisi mata pencaharian, Kualitas Jalan/transportasi, dan fasilitas
peribadatan; (b) Menentukan indeks bobot masing-masing jenis data berdasarkan
tingkat pengaruh masing-masing jenis parameter terhadap suatu wilayah, (c)
Melakukan pengolahan data, yaitu Perhitungan pembobotan atau mengalikan
indeks bobot dengan jumlah masing-masing parameter
3.5 Evaluasi
a. Apakah yang dimaksud rona sosial ekonomi suatu wilayah ?.
b. Bagaimaimanakah cara menilai rona sosial ekonomi dengan menggunakan
Pendekatan PHA
c. Fasilitas apa sajakah yang harus dinilai dalam Pendekatan PHA?.
d. Menurut

saudara,

Apakah

skoring/pembobotan?.

yang

menjadi

dasar

untuk

menentukan

Anda mungkin juga menyukai