Anda di halaman 1dari 18

PEMBAHASAN

A. PENENTUAN RESIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN DETIL


Spesifikasi tingkat resiko deteksi untuk pengujian detil yang bisa diterima atas asersiasersi persediaan yang bisa diterima atas asersi-asersi persediaan yang ditetapkan auditor
akan menunjukkan hubungan terbalik dengan resiko bawaan, resiko pengendalian, dan resiko
prosedur analitis yang berkaitan dengan asersi-asersi tersebut. Penetapan resiko pengendalian
yang relevan bisa berbeda-beda berdasarkan kelompok transaksi yang mempengaruhi
rekening persediaan tertentu sebagai mana Nampak dalam tabulasi berikut :

KELOMPOK TRANSAKSI YANG MENYEBABKAN

REKENING PERSEDIAAN

REKENING BERTAMBAH

REKENING BERKURANG

Persediaan barang dagangan

Pembelian

Penjualan

Bahan baku

Pembelian

Transaksi manufaktur yang


mentransfer biaya bahan
baku ke produksi

Barang dalam proses

Transaksi-transaksi
manufaktur

Barang jadi

Transaksi-transaksi
yang

manufaktur

yang

mentransfer biaya, bahan

mentransfer biaya-biaya

baku, tenaga kerja, dan

ke barang dalam proses

overhead.

lain atau ke barang jadi

Transaksi-transaksi
manufaktur

Penjualan
yang

mentransfer harga pokok


produksi

selesai

ke

barang jadi

Dengan demikian dalam menetapkan resiko pengendalian untuk asersi keberadaan


atau keterjadian untuk persediaan barang dagangan, auditor harus mempertimbangkan
penetapan yang ia lakukan untuk asersi keberadaan atau keterjadian atas transaksi pembelian
yang telah menyebabkab bertambahnya saldo persediaan. Penetapan resiko pengendalian
untuk penilaian atau pengalokasian persediaan bahan baku memerlukan pertimbangan
mengenai penetapan resiko pengendalian untuk asersi-asersi transaksi pembelian dan
transaksi manufaktur yang memindahkan biaya ke produksi.
Mengingat bahwa penetapan resiko bawaan dan resiko pengendalian gabungan untuk
asersi keberadaan atau keterjadian dan asersi penilaian atau pengalokasian untuk saldo
rekening biasanya tinggi, maka tingkat resiko deteksi bisa diterima akan lebih rendah untuk
asersi-asersi ini daripada untuk yang lainnya. Hal ini selanjutnya akan berpengaruh terhadap
keputusan perancangan pengujian substantive dan perpaduan prosedur analitis dan pengujian
detil.

B. PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF


Pengujian substantif yang mungkin dilakukan untuk asersi-asersi saldo persediaan dan
tujuan khusus audit saldo rekening yang bersangkutan dapat dilihat pada gambar di bawah
ini. Bukti yang diperoleh dari pengujian atas persediaan barang dagangan dan persediaan
barang jadi juga berkaitan dengan tujuan untuk rekening harga pokok penjualan yang
bersangkutan karena ada hubungan terbalik antara rekening-rekening ini. Ada berbagai
pengujian yang diterapkan untuk tujuan-tujuan khusus audit yang berkaitan dengan asersiasersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau pengalokasian. Masingmasing pengujian substantif akan dibahas pada bagian berikut disertai penjelasan bagaimana
pengujian bisa dirancang berdasarkan tingkat resiko deteksi bisa diterima yang akan dicapai.

Pengujian Substantif untuk Asersi-Asersi Saldo Persediaan


Tujuan Audit Saldo Rekening

Kategor

Pengujian Substantif

AT#

L#

HK#

NA#

SU#

Prosedur 1. Dapatkan pemahaman mengenai bisnis dan


pros
edur
awal

22

bidang usaha klien dan tentukan :


a. Signifikansi harga pokok penjualan dan
persediaan bagi perusahaan
b. Pemicu-pemicu ekonomi kunci yang
berpengaruh

terhadap

harga

pokok

penjualan, laba kotor, dan kemungkinan


keuasangan persediaan
c. Seberapa banyak perusahaan memiliki
barang konsinyasi
d. Ada tidaknya komitmen pembelian dan
konsentrasi kegiatan dengan pemasokpemasok tertentu
2. Lakukan prosedur-prosedur awal atas saldo
persediaan dan catatan-catatan yang akan
diuji lebih lanjut:
a. Telusur saldo awal persediaan ke kertas
kerja tahun lalu
b. Review aktivitas

dalam

rekening

persediaan dan selidiki ayat-ayat jurnal


yang luar biasa jumlah atau sumbernya
c. Verifikasi jumlah-jumlah dalam catatan
perpetual dan daftar persediaan serta
kecocokannya dengan saldo akhir di
buku besar.

Prosedur 3. Lakukan prosedur analitis :


a. Review pengalaman dan trend bidang
usaha
pros
b. Periksalah analisis perputaran persediaan
edur
c. Review
hubungan
antara
saldo
anal
itis

2,3

2,3

2,3

2,3

2,3

persediaan dengan pembelian terakhir


produksi dan kegiatan penjualan
d. Bandingkan saldo persediaan dengan
taksiran volume penjualan

Pengujia

4. Pilihlah suatu sampel ayat-ayat jurnal

yang dibukukan ke rekening persediaan

detil

dan

cocokkanlah

ayat-ayat

2,3

jurnal
3

tran

tersebut dengan bukti pendukungnya

saks

(misalnya faktur dari penjual, catatan

biaya

produksi,

laporan

produksi

selesai,dan catatan penjualan serta retur


penjualan)
5. Atas dasar suatu sampel telusur data
dari

pembelian,

selesai,dan

produksi,produksi

catatan

penjualan

ke

rekening persediaan
6. Ujilah pisah batas pembelian dan retur
penjualan (penerimaan), perpindahan
barang antar departemen produksi, dan

2,3

2,3

2,3

2,3

2,3

penjualan (pengiriman)

Pengujia 7. Observasi perhitungan fisik persediaan yang


n
detil
sald
o

dilakukan klien
a. Tentukan waktu dan luasnya pengujian
b. Evaluasi kecukupan rencana perhitungan
persediaan yang dibuat klien
c. Observasi ketelitian perhitungan yang
dilakukan klien dan lakukan pengujian
perhitungan
d. Periksa petunjuk adanya barang lambat
laku, persediaan yang rusak, atau using
e. Hitung semua kartu barang dan formulir
berita acara yang digunakan dalam
perhitungan fisik
8. Ujilah ketelitian pencatatan dalam daftar
persediaan
a. Hitung ulang penjumlahan-penjumlahan
dan perkalian antara kuantitas dengan
harga per unit
b. Telusur hasil uji perhitungan ke daftar
4

persediaan
c. Cocokkan barang yang tercantum dalam
daftar persediaan ke kartu perhitungan
persediaan dan berita acara perhitungan
fisik
d. Rekonsiliasi

hasil

perhitungan

fisik

dengan catatan perpetual dan saldo buku


besar

dan

review

ayat

jurnal

penyesuaian.
9. Ujilah penetapan harga persediaan
a. Periksalah faktur-faktur penjualan yang
telah

dibayar

untuk

pembelian

persediaan
b. Periksalah ketepatan biaya tenaga kerja
dan tariff overhead, biaya standar, dan

disposisi selisih yang berkaitan dengan


persediaan hasil produksi
10. Konfirmasi persediaan yang disimpan di
gudang yang berlokasi di luar perusahaan
11. Periksalah perjanjian konsinyasi dan
kontrak-kontrak

Pengujia
n
detil
sald
o
esti
masi
aku
ntan

12. Evaluasi penetapan nilai bersih persediaan:


a. Periksalah faktur-faktur penjualan
setelah

akhir

tahun

dan

lakukan

pengujian mana yang lebih rendah


antara harga pasar dan harga pokok
b. Bandingkan persediaan dengan catalog
penjualan yang berlaku sekarang dan
laporan penjualan
c. Ajukan
pertanyaan
persediaan

lambat-laku,

mengenai
kelebihan,
6

si

atau persediaan using dan tentukan


perlu

tidaknya

menurunkan

nilai

persediaaan
d. Evaluasi proses manajemen untuk
menaksir nilai bersih bisa direalisasi
dengan

menggunakan

pengalaman

masa lalu
e. Evaluasi nilai bersih bisa direalisasi
dengan

menggunakan

informasi

tentang:
- Trend bidang usaha
- Trend perputaran persediaan
- Persediaan lambat-laku tertentu

Prosedur
diw

Observasi perhitungan fisik persediaan yang


termasuk dalam tahap 7 diatas

ajib
kan

Penyajia
n
dan
pen
gun
gka
pan

13. Bandingkan penyajian laporan dengan


prinsip akuntansi berlaku umum
a. Konfirmasi kesesuaian persediaan

2,

yang digadaikan atau dijaminkan


b. Review penyajian dan pengungkapan

persediaan

dalam

konsep

3,

(draft)

persediaan dan tentukan kesesuaiannya


dengan

prinsip

akuntansi

berlaku

umum.

C. PROSEDUR-PROSEDUR AWAL
Prosedur awal yang penting adalah mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan
bidang industri klien untuk merancang lingkup penilaian prosedur analitis dan pengujian
detil. Apabila klien merupakan perusahaan manufaktur, maka auditor harus mengetahui posisi
biaya tetap dan biaya variabel dalam proses produksi. Apabila produksi bersifat padat modal,
maka dibutuhkan tingkat aktivitas yang tinggi, mungkin antara 80% - 90% kapasitas
7

produksi, agar perusahaan bisa memperoleh laba. Bila klien adalah perusahaan pengecer,
maka perlu diketahui sumber pasokan barang dagangan dan peran klien dalam
pendistribusian barang dagang tersebut. Auditor juga harus memahami perdagangan
konsinyasi, baik dalam hal klien bertindak sebagai consignor maupun sebagai consignee.
Dalam menelusur saldo-saldo rekening persediaan awal ke kertas kerja tahun lalu,
auditor harus yakin bahwa penyesuaian audit yang diusulkan auditor dalam audit tahun lalu
telah dibukukan dan dengan demikian telah tercermin dalam saldo awal tersebut. Selain itu,
ayat-ayat jurnal yang dibukukan ke rekening persediaan selama tahun yang diperiksa harus
diperiksa secara sepintas (scanning) untuk melihat kemungkinan adanya pendebetan dan
pengkreditan yang luar biasa jumlahnya atau sifatnya sehingga membutuhkan penyelidikan
lebih lanjut. Prosedur-prosedur awal ini juga meliputi penentuan bahwa detil perpetual atau
daftar persediaan lainnya cocok dengan saldo di buku besar Tambahan pekerjaan lain yang
berkaitan dengan daftar persediaan yang disusun berdasarkan perhitungan fisik akan
diuraikan kemudian dalam pengujian detil saldo.

D. PROSEDUR-PROSEDUR ANALITIS
Penerapan prosedur analitis dalam audit persediaan sering kali cukup luas, seperti
terlihat pada gambar 1 dan juga dalam tahapan-tahapan seperti nampak dalam gambar 2.
Review pengalaman bidang usaha dan trend bidang usaha diperlukan untuk membuat
perkiraan-perkiraan yang akan digunakan dalam mengevaluasi data analitis klien. Sebagai
contoh, adanya penurunan yang tajam dalam perputaran persediaan klien yang merupakan
cerminan dari apa yang terjadi dalam bidang usaha akan membuat auditor berkesimpulan
bahwa penurunan tersebut tidak menunjukkan adanya kekeliruan yang berkaitan dengan
keberadaan atau keterjadian dan kelengkapan data klien yang digunakan dalam menghitung
rasio kecepatan perputaran persediaan. Namun hal ini bisa menjadi petunjuk tentang adanya
masalah dalam penilaian yang berupa penurunan dalam permintaan yang diikuti dengan
turunnya harga pasar. Review tentang hubungan antara persediaan dengan pembelian terakhir,
produksi, dan aktivitas penjualan juga akan membantu auditor dalam memahami tingkat
persediaan. Sebagai contoh, apabila laporan menunjukkan kenaikan tingkat persediaan
barang jadi, padahal pembelian, persediaan, dan tingkat penjualan tidak berubah, maka hal itu
bisa menjadi petunjuk adanya salah saji yang berkaitan dengan keberadaan atau penilaian
persediaan barang jadi. Selain melakukan perhitungan rasio perputaran persediaan secara
8

keseluruhan, auditor sebaiknya juga menghitung rasio untuk kelompok-kelompok persediaan,


misalnya per jenis produk.
Mengingat adanya hubungan terbalik antara persediaan dengan harga pokok
penjualan, maka prosedur ini juga bisa menjadi bukti yang berguna dalam menentukan
kelayakan asersi-asersi manajemen untuk kedua rekening tersebut. Sebagai contoh, adanya
perputaran persediaan yang tinggi atau adanya tingkat laba kotor yang rendah di luar
prekiraan, mungkin disebabkan oleh adanya lebih saji dalam harga pokok penjualan dan hal
ini disebabkan pula oleh kurang saji dalam persediaan. Auditor juga perlu memahami dan
mengevaluasi komposisi biaya produksi tetap dan biaya produksi variabel, serta hubungan
antara biaya, volume, dan laba kotor. Sebaliknya, kesesuaian rasio-rasio tersebut dengan
prakiraan tidak sepenuhnya menjamin kewajaran data historis yang digunakan dalam
melakukan perhitungan, kecuali bila ada bukti dari sumber lain yang membuktikan
sebaliknya. Selain itu, analisis tingkat persediaan dan rasio-rasio yang didasarkan pada
taksiran volume penjualan periode berikutnya mungkin akan bermanfaat dalam pengujian
nilai pasar yang akan dibahas kemudian.

E. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI


Pengujian ini meliputi prosedur pencocokan dengan bukti pendukung dan penelusuran
untuk mendapatkan bukti tentang pengolahan transaksi-transaksi individual yang
berpengaruh terhadap saldo persediaan.
Pengujian Ayat-ayat Jurnal yang Dibukukan ke Rekening Persediaan
Sebagian atau seluruh pengujian ini bisa dilakukan sebagai bagian dari pengujian
dengan tujuan ganda selama periode interim. Contoh pencocokan ayat-ayat jurnal yang
dibukukan ke rekening persediaan dengan bukti pendukungnya meliputi pencocokan ke
dokumen tentang:
-

Pendebetan dalam rekening persediaan barang dagangan atau persediaan bahan baku
ke faktur dari penjual, laporan penerimaan barang, dan order pembelian.
9

Pendebetan pada rekening barang dalam proses atau persediaan barang jadi ke catatan

biaya produksi dan laporan produksi.


Pengkreditan dalam persediaan barang dagangan dan persediaan barang jadi ke

dokumen-dokumen dan catatan penjualan.


Pengkreditan dalam eprsediaa bahan baku dan persediaan barang jadi ke catatan biaya
produksi dan laporan produksi.
Perlu diingat bahwa pencocokan ke dokumen pendukung atas ayat jurnal yang

menyebabkan bertambahnya saldo persediaan akan memberi bukti tentang keberadaan dan
penilaian persediaan pada saat transaksi terjadi. Pencocokan ke bukti pendukung atas ayat
jurnal yang menyebabkan berkurangnya saldo persediaan untuk menentukan ketepatan
pengurangan persediaan memberi bukti berikutnya tantang asersi kelengkapan apabila tidak
diperoleh bukti pendukung atas suatu pengkreditan. Penelusuran ke dokumen pembelian dan
faktor-faktor biaya yang ditambahkan ke produksi ke ayat jurnal dalam rekening persediaan
memberi bukti mengenai asersi kelengkapan dan penilaian persediaan. (Apabila transaksi
tidak dicatat, maka sebagian dari persediaan sesungguhnya tidak ada. Apabila jurnal dibuat
dengan jumlah yang tidak benar, maka nilai persediaan yang dilaporkan akan salah saji).
Penelusuran dan pencocokan ke dokumen juga memberi buku tentang asersi hak dan
kewajiban (pemilikan) persediaan.

Pengujian Pisah Batas Transaksi Pembelian, Produksi, dan Penjualan


Tujuan dan sifat pengujian pisah batas penjualan dan pembelian dalam audit atas
saldo piutang dagang dan utang dagang tersebut penting dalam memastikan bahwa transaksitransaksi yang terjadi dekat dengan akhir tahun telah dicatat pada periode akuntansi yang
benar. Dalam suatu perusahaan manufaktur, juga harus ditentukan bahwa jurnal-jurnal untuk
transfer harga pokok yang telah dicatat pada periode akuntansi yang tepat untuk pemindahan
antara: (1) gudang dan departemen produksi, (2) suatu departemen produksi dengan
departemen produksi lainnya, atau (3) departemen produksi dan barang jadi.
Dalam setiap hal di atas, auditor harus memastikan melalui inspeksi atas dokumen
dan observasi fisik bahwa kertas-kertas kerja pisah batas dan pisah batas fisik untuk
perhitungan fisik persediaan terkoordinasi dengan baik. Sebagai contoh, apabila auditor
menentukan bahwa suatu ayat jurnal pemindahan biaya dari sejumlah produksi selesai yang
berasal dari tahun lalu ke barang jadi telah dicatat, maka ia harus memastikan bahwa barang
10

(bahkan jika barang tersebut masih dalam perjalanan) telah dimasukkan hanya dalam
persediaan fisik barang jadi. Ini berarti bahwa barang tersebut tidak lagi merupakan bagian
dari barang dalam proses, juga tidak dibukukan dua kali (dobel pembukuan), atau tidak
dibukukan sama sekali. Bukti yang diperoleh dari pengujian pisah batas berkaitan dengan
asersi-asersi keberadaan atau keterjadian dan kelengkapan persediaan.

F. PENGUJIAN RINCIAN SALDO


Mengamati Perhitungan Persediaan Fisik Klien
Prosedur ini diwajibkan apabila persediaan merupakan ha1 yang material bagi laporan
keuangan sebuah perusahaan. SAS 1 (AU 331.09), piutang dan persediaan, mcnyatakan
bahwa dari pengujian substantif ini auditor akan memperoleh pengetahuan langsung
mengenai efektifitas perhitungan persediaan klien serta tingkat keandalan yang dapat
diberikan atas asersi manajemen sehubungan dengan kuantitas dan kondisi fisik persediaan.
Penetapan Waktu Dan Luas Pengujian
Penetapan waktu tergantung pada sistem persediaan yang dianut klien dan efektifitas
pengendalian internal. Dalam sistcm persediaan periodik, kuantitas ditentukan melalui
perhitungan fisik dan semua perhitungan telah ditentukan pada tanggal tertentu yang
mendekati tanggal neraca.
Dalam sistem persediaan perpektual dengan pengendalian internal yang efektif,
perhitungan fisik dapat dilakukan dan dibandingkan dengan catatan persediaan pada tanggal
interim. Dalam kasus ini prosedur ini dapat dilakukan selama atau setelah akhir periode yang
diaudit.
Rencana Perhitungan Persediaan
Perhitungan persediaan fisik dilakukan sesuai dengan rencana atau daftar
intruksi,yang mencakup hal-hal seperti:
-

Nama karyawan yang bertanggung jawab untuk mengawasi perhitungan persediaan


Tanggal perhitungan
Lokasi-lokasi yang dihitung
Intruksi terinci mengenai perhitungan akan dilakukan
Penggunaan dan pengendalian label persediaan bernomor urut serta lembar ikhtisar
11

Ketentuan mengenai penangangan penerimaan,pengirman dan perpindahan barang


Pemisahan atau identitikasi barang yang bukan milik klien.

Melaksanakan Pengujian
-

Meneliti kecermatan para karyawan klien mengikuti rencana perhitungan persediaan.


Memastikan bahwa semua barang dagang telah diberi label dikendalikan dengan

semestinya.
Melakukan pengujian perhitungan dan menelusuri kuantitas.
Mewaspadai wadah-wadah yang kosong yang mungkin ada.
Mewaspadai persediaan barang yang rusak dan usang.
Menilai kondisi umum persediaan.
Mengidentifikasi dokumen penerimaan dan pengiriman terakhir yang digunakan.
Mengajukan pertanyaan tentang eksistensi barang persediaan yang lambat
pergerakannya.

Persediaan Yang Ditentukan Dengan Sampel Statistik


Perhitungan ini harus diamati apabila dianggap perlu sesuai dengan situasinya. Selain
itu auditor harus memperoleh bukti mengenai kelayakan metode yang digunakan untuk
menentukan kuantitas yang diperlukan.
Pengamatan Persediaan Awal
Auditor mungkin akan ditunjuk sesudah persediaan awal dihitung atau diminta untuk
memberikan laporan mengenai laporan keuangan dari satu atau lebih periode sebelumnya.
Jika sebelumnya klien belum pernah diaudit, maka auditor dapat memperoleh
kepuasan audit dengan menelaah ikhtisar perhitungan yang pernah dilakukan klien, menguji
transaksi persediaan sebelumnya, dan menerapkan pengujian laba kotor terhadap persediaan.
Dampak Terhadap Laporan Auditor
Apabila bukti yang mencukupi belum diperoleh sehubungan dengan persediaan awal
atau auditor tidak bisa mengamati perhitungan persediaan akhir, maka auditor dilarang untuk
mengeluarkan laporan audit satndar.

12

Aplikabilitas Pada Asersi Seperti konfirmasi piutang usaha, pengamatan perhitungan


persediaan oleh klien juga berlaku pada banyak asersi. Pengujian ini merupakan sumber
bukti yang utama tentang eksistensi persediaan. Di samping itu, pengujian ini juga
berhubungan drngan asersi asersi berikut:
Asersi

Penjelasan

Kelengkapan

Kuantitas yang melebihi catatan perpetual menunjukkan


bahwa catatan tidak lengkap.

Penilaian atau alokasi

Kuantitas

yang

diamati

merupakan

mengkompilasi

total nilai dolar dalam ikhtisar persediaan.

dasar

untuk

Barang yang rusak dan usang yang diamati dapat dinilai


sebesar nilai realisasi bersih.

Namun pengamatan tidak dapat memberikan bukti mengenai asersi hak dan
kewajiban karena barang yang ada di tangan mungkin disimpan menurut kontrak konsinyasi,
atau untuk kemudahan salah satu pelanggan yang sudah memegang hak milik .
Pengujian Klerikal atas Akurasi Daftar Persediaan
Setelah perhitungan fisik dilakukan, klien menggunakan label atau lembar
perhitungan persediaan untuk menyusun atau mengkompilasi daftar semua barang yang
dihitung. Harga barang barang persediaan itu kemudian dicantumkan untuk mendapatkan
total nilai dolar persediaan yang ada ditangan. Karena daftar ini menjadi dasar bagi klien
untuk membuat setiap ayat jurnal yang diperlukan dalam menyesuaikan persediaan yang
tercatat agar sesuai dengan yang ada di tangan, auditor harus melakukan penujian klerikal

13

tertentu untuk memastikan bahwa daftar itu akurat dan menyajikan secara akurat hasil
perhitungan fisik.
Pengujian klerikal atas akurasi meliputi perhitungan kembali total yang tampak dalam
daftar persediaan dan memverifikasi akurasi perkalian antara kuantias dengan harga per unit
atas dasar pengujian.
Pengujian Penetapan Harga Persediaan
Pengujian ini mencakup pemeriksaan atas dokumentasi pendukung baik untuk harga
pokok maupun nilai pasar persediaan. Jadi, pengujian ini terutama berhubungan dengan
asersi penilaian atau alokasi. Pengujian ini juga menyangkut penentuan bahwa prosedur
penetapan harga yang digunakan konsisten dengan yang digunakan dalam tahun tahun
sebelumnya.
Review atas catatan persediaan perpetual dan pengajuan pertanyaan kepada klien
harus memungkinkan auditor untuk menentukan baik dasar maupun metode penetapan harga
yang digunakan dalam menetapkan harga kuantitas persediaan. Sebaliknya, konsistensi
penetapan harga ini, dapat ditetapkan dengan melihat kembali kertas kerja tahun sebelumnya
dalam audit yang berulang dan / atau laporan keungan sebelumnya.
Pengujian Harga Pokok Persediaan Yang Diproduksi
Sifat dan luas pengujian penetapan harga barang dalam proses dan barang jadi yang
dilakukan auditor tergantung pada realibilitas catatan akuntansi biaya klien dan metode yang
digunakan oleh klien dalam mengakumulasikan biaya biaya tersebut.
Apabila asersi klien mengenai sifat persediaan berhubungan dengan hal hal yang
sangat bersifat teknis, auditor mungkin memerlukan bantuan para pakar dari luar. Sebagai
contoh, hal ini mungkin saja terjadi, dalam perusahaan minyak yang memiliki mutu minyak
dan pelumas yang berbeda, atau pada took perhiasan yang memiliki permata dengan karat
yang berbeda dan jam tangan hiasan permatanya berlainan.
Mengkonfirmasi Persediaan Pada Lokasi Lokasi Di Luar Entitas
Apabila persediaan klien disimpan di gudang atau pada jasa penyimpan (custodian)
luar, maka auditor harus memperoleh bukti mengenai eksistensi persediaan itu melalui
komunikasi langsung dengan si penyimpan. Jenis bukti ini akan dianggap memadai kecuali
14

bila jumlah yang terlibat merupakan proposi yang signifikan dari aktiva lancer atau total
aktiva. Dalam kasus ini, AU 331.14 menyatakan bahwa auditor harus menerapkan satu atau
lebih dari prisedur prosedur berikut ini :
-

Pengujian prosedur pemilik untuk menyelidiki penjaga gudang dan mengevaluasi

kinerja penjaga gudang.


Mendapatkan laporan akuntan independent mengenai prosedur pengendalian yang
diterapkan penjaga gudang berhubungan dengan penyimpanan barang dan, jika ada,
penjaminan tanda terima, atau menerapkan prosedur alternative atas gudang untuk
mendapatkan keyakinan yang layak bahwa informasi yang diterima dari penjaga

gudang dapat diandalkan.


Mengamati perhitungan fisik barang, jika praktis dan layak.
Jika tanda terima gudang sudah dijaminkan sebagai agunan, maka konfirmasikam
kepada pemberi pinjaman mengenai rincian yang berkaitan dengan tanda terima yang
dijaminkan itu ( atas dasar pengujian jika tepat).

Memeriksa Perjanjian Dan Kontrak Konsinyasi


Auditor juga harus mengajukan pertanyaan kepada manajemen tentang semua barang
yang disimpan atas dasar konsinyasi. Jika barang disimpan atas dasar konsinyasi, maka
syaratsyarat dalam perjanjian itu harus diperiksa.
Pengujian Rincian Saldo: Estimasi Akuntansi
Tanggung jawab auditor atas kualitas terbatas hanya sebagai pengamat yang telah
cukup memperoleh informasi mengenai hal itu. Ini berarti bahwa auditor hanya diharapkan
menentukan apakah persediaan sudah berada dalam kondisi siap dijual, digunakan atau
dikonsumsi, dan apakah ada barang yang usang, lambat bergerak, atau rusak. Auditor
memperoleh bukti mengenai kondisi umum atau keusangan dengan :
-

Mengamati perhitungan persediaan yang dilakukan klien


Melakukan scanning atas catatan persediaan perpetual untuk mengetahui barang

barang yang lambat bergerak


Menelaah laporan produksi pengendalian mutu
15

Selain itu, auditor juga dapat menggunakan pengalamannya sebatas yang


memungkinkan dan menelaah penjualan persediaan setelah akhir tahun untuk menentukan
kewajaran harga pokok bila dibandingkan dengan harga jual sesudahnya. Misalnya, auditor
biasanya akan:
-

Membandingkan harga pokok barang barang persediaan dengan catalog penjualan

tahun berjalan.
Menelaah perputaran persediaan setelah akhir tahun
Mempertimbangkan apakah perubahan dalam biaya pengganti merupakan indicator

berubahnya kondisi pasar


Mengajukan pertanyaan kepada klien mengenai persediaan yang lambat bergerak dan
usang serta nilai persediaan yang dapat direalisasi melalui penjualan

G. MEMBANDINGKAN PENYAJIAN LAPORAN DENGAN GAAP


Dalam pelaporan persediaan di laporan keuangan, persediaan harus dilaporkan di
neraca dengan pengelompokan tertentu berdasarkan kelompok utama persediaan pada
perusahaan yang bersangkutan, demikian pula untuk harga pokok penjualan yang akan
dilaporkan dalam laporan laba rugi. Selain itu, dalam laporan perlu diungkapkan metode
harga pokok yang digunakan, penjaminan persediaan dalam rangka penarikan utang, dan
adanya komitmen pembelian.
Bukti tentang penyajian dan pengungkapan diperoleh melalui pengujian substantif.
Bukti selanjutnya bisa diperoleh melalui review atas notulen rapat dewan komisaris dan hasil
pengajuan pertanyaan kepada manajemen. Berdasarkan bukti dan pembandingan antara
laporan keuangan klien dengan prinsip akuntansi berlaku umum, auditor menentukan
ketepatan penyajian dan pengungkapan.
Berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh melalui berbagai pengujian substantif, auditor
akan dapat menarik kesimpulan untuk setiap tujuan audit saldo rekening persediaan.
Membandingkan penyajian dalam laporan dengan GAAP:
1.

Mengkorfirmasi perjanjian pinjaman dan pengagunan persediaan

2.

Menelaah penyajian dan pengungkapan persediaan dalam konsep laporan


keuangan dan menentukan kesesuainya dengan GAAP
16

H. JASABERNILAITAMBAHDALAMSIKLUSPRODUKSIDANPERSONALIA
JasaBernilaiTambahDalamSiklusProduksi
Manajemenpersediaanmerupakanprosesintiyangharusdikeloladenganbaikoleh
setiap perusahaan pabrikasi, pedagang grosir, serta pengecer agar dapat mencapai tujuan
profitabilitasdanaruskas.
Lebihjauhlagi,proseduranalitisyangditempuhauditorakanmembahasefektivitas
prosesmanajemenpersediaan.Biasanyaauditorakanmengevaluasiperputaranpersediaan
suatuusahaentitas.Jikaperingkatklienmendekatitingkatpalingbawahdalamindustrinya,
maka akuntan publik biasanya akan coba membahas masalah bagaiman klien dapat
memperbaikiprosesmanajemenpersediaannya.
Banyak akuntan publik yang telah membantu klien mengembangkan sistem
persediaan just-in-time dengan menggunakan pertukaran data elektronik (EDI/Electronic
Data Interchange) untuk berkomunikasi dengan pemasok. Selain itu, mereka juga membantu
klien dalam mengeliminasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dari proses
pabrikasi. Para akuntan publik ini secara teratur memberikan rekomendasi untuk
menyempurnakan sistem informasi yang memungkinkan manajemen memantau dan
mengendalikan penciutan persediaan dengan lebih baik, serta mencocokkan kuantitas
persediaan dengan permintaan secara lebih baik. Dewasa ini, para akuntan publik telah
menolong klien dalam menata ulang proses reenginering yang berkaitan dengan e-business.
JasaBernilaiTambahDalamSiklusJasaPersonalia
Manajemen personalia merupakan proses inti bagi banyak perusahaan . Disini
masalah utamanya adalah bagaimana auditor menggunkan pengetahuan yang diperoleh
selamamelakukanaudituntukmemberikanjasabernilaitambahbagiparakliennya.
Pada saat mengaudit beban dan profitabilitas seorang akuntan publik akan sering
mengevaluasistatistikproduktivitaskaryawan.Apabilakaryawanbisalebihproduktifmaka
perusahaankerapkalimencapaiprofitabilitasyanglebihbaikdalamindustri.Bagiorganisasi
jasa,merupakanhalyangpentinguntukmemilikicaramengevaluasiproduktivitaskaryawan

17

(seringkali produktivitas karyawan dalam tim atau departemen). Para akuntan publik,
biasanya memiliki keterampilan dalam mengembangkan cara agar pusatpusat
pertanggungjawabanbertanggungjawabataspenggunaansumberdayamerekadalamhalini
sumberdayagajidanupah.Akuntanpublikdapatmembantukliendengan:
1. Menyarankanukuranproduktivitaskaryawanyangtepat
2. Mengidentifikasi langkahlangkah yang dapat diambil klien untuk meningkatkan
produktivitaskaryawan.

DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Haryono. 2002. Auditing (Pengauditan) Buku 2. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN.

18

Anda mungkin juga menyukai