Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh
: Adiyanto, S.Pd
Guru
Kecamatan
: Mendahara Ulu
: ady_pasemah13@yahoo.com
daerah
untuk
melakukan
pemerataan
pengajar
dikarenakan
susahnya akses ke kecamatan dan kabupaten, jaringan seluler, air bersih sampai
dengan penerangan, sempat menyurutkan semangat saya. Namun bayangan wajah
istri dan anak saya yang selalu menunggu di rumah membangkitkan kembali
semangat saya untuk segera melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya
dimanapun saya ditempatkan.
Namun deru mesin speed boat tidak mampu mengalahkan rasa gundah
dalam hati saya, berbagai perasaan muncul begitu melintasi pinggir-pinggir
sungai, air sungai yang berwarna hitam pekat dan terasa kelat dilidah, rumahrumah panggung, MCK yang tak layak bagi kesehatan, penerangan yang tidak
ditemukan, bahkan hand phone yang saya bawa menunjukan tidak adanya
jaringan provider. Mungkin inilah yang menyebabkan beberapa teman PNS
sempat merasa khawatir jika ditempatkan di daerah perairan. Apa yang saya
dengar sebelumnya sekarang terlihat nyata didepan saya. Akhirnya setelah
menempuh perjalanan kurang lebih satu jam terlihatlah papan nama Desa
Sinarwajo dan saya pun meminta kepada juru mudi agar menghentikan boatnya
didepan pelabuhan SD Negeri 54/X Sinarwajo. Kondisi daerah ini sudah saya
dapatkan informasinya melalui pengawas sekolah SD 54/X Sinar Wajo.
Sesampainya di sekolah yang dituju, saya berniat untuk bertemu dengan
kepala sekolah SD Negeri 54/X Sinar Wajo terlebih dahulu. Namun saat itu kepala
sekolah tak kunjung datang dan menurut informasi yang saya dengar ternyata
kepala sekolah ini sedang sibuk mengajukan mutasi ke kabupaten. Ditemani
seorang siswa kelas enam dengan berjalan kaki sekitar satu kilometer akhirnya
kami sampai di SMP Satap 13 Tanjab Timur. Biasanya SMP Satu Atap untuk area
ruangan belajarnya harus berada satu lokasi dengan SD induk, tapi karena tanah
yang tidak mencukupi SMP Satu Atap 13 di bangun terpisah. Sekolah ini adalah
sekolah menengah pertama tapi yang terakhir dibangun di Kabupaten Tanjab
Timur. Hal ini terbukti dengan nomor nomenklaturnya yang berada dipaling akhir
pada data statistik sekolah di kantor dinas pendidikan kabupaten. Begitu
menginjakkan kaki dihalaman sekolah, saya melihat tiga orang siswi yang sedang
membaca buku di teras sekolah. Saya pun mengucapkan salam dan bertanya
kepada mereka kemana guru-guru dan siswa yang lain. Mereka menjawab jumlah
semua murid hanya 12 orang, 7 orang putri dan 5 orang putra. Siswa yang lain
sudah tidak pernah masuk sekolah lagi karena tidak adanya pengajar, sementara
guru honorer hanya ada 1 orang yaitu ibu Runtut Sudarmilasih yang kebetulan
pada hari itu tidak datang.
Terenyuh hati saya melihat prasasti pembagunan sekolah yang ternyata
bangunan sekolah ini hasil bantuan dana block grand tahun 2012 dengan bantuan
dua buah ruang kelas, satu digunakan sebagai ruang belajar dan satunya lagi
dipakai untuk ruang kantor. Hal ini menandakan bahwa sebelum kedatangan saya
di sekolah ini siswa hanya belajar dengan satu orang guru saja, yaitu ibu Runtut
Sudarmilasih yang kemudian baru saya ketahui baru tamat dari Sekolah
Menengah Atas.
Ternyata film laskar pelangi yang pernah saya tonton ada disini, itu yang
ada pikiran saya saat itu. Lalu saya mengajak tiga orang siswi tadi pergi kerumah
ibu Runtut Sudarmilasih dengan mengendarai sebuah sampan milik salah seorang
siswi. Rasa was-was menyeruak ketika berada diatas sampan dengan kedalaman
air yang sulit untuk diukur mengingat saya tidak bisa berenang. Setelah sampan
ditambatkan di bawah sebuah rumah warga, kami melanjutkan perjalanan dengan
berjalan kaki menuju kerumah ibu Runtut Sudarmilasih. Dari uraian ibu yang
akrab dipanggil Asih ini baru saya ketahui bahwa setelah SMP Satap 13 selesai
dibangun dan resmi menerima siswa baru tahun ajaran 2012/2013 pada bulan juli
seharusnya ada 38 orang siswa yang tamat, namun hanya 12 orang siswa yang
terdaftar. Ini artinya ada 26 siswa yang tidak tahu khabarnya apakah berhenti atau
melanjutkan kesekolah lain dan bahkan menurut informasi dari anak-anak ada
diantaranya yang sudah menikah. Subhanallah anak tamatan SD ada yang sudah
menikah, saya juga tak dapat memungkiri bahwa mayoritas suku di sinarwajo
adalah suku X ( Inisial ) dan ada tradisi atau mitos mereka jika ada yang melamar
anak gadisnya maka pantang ditolak, jika ditolak maka anak gadis tersebut akan
menjadi perawan tua. Dari 12 orang siswa yang terdaftar itupun kadang meraka
jarang masuk karena tidak adanya pengajar. Teriris hati saya ketika bu Asih
mengatakan bahwa dia juga tidak digaji satu sen pun untuk menjadi pengajar
disekolah ini. Saya terpukul dengan cerita ini namun saya bertekad bahwa saya
akan bertahan di sekolah ini dan menjalankan tugas mulia saya sebagai seorang
pengajar.
Sepulang dari rumah bu Asih, saya mengajak ketiga siswi tersebut untuk
datang ke rumah teman-teman mereka yang selama ini tidak pernah sekolah lagi
termasuk rekan-rekan mereka yang sudah tamat SD. Bermacam alasan saya
dengar dari orang tua mereka yang tidak melanjutkan pendidikan anak-anaknya.
Saya juga hanya bisa mengelus dada dengan minimnya perhatian masyarakat dan
oarang tua akan pentingnya pendidikan untuk masa depan anak-anaknya sendiri.
Namun syukur Alhamdullilah Allah masih memberikan saya secercah harapan
dengan ke 12 murid saya yang saya temui satu persatu dirumah mereka. Setelah
saya memberikan penjelasan kepada mereka dan orang tua mereka bahwa saya
adalah guru tetap di sekolah SMP Satap 13 barulah mereka memiliki keinginan
untuk datang ke sekolah lagi. Keesokan harinya sudah berkumpul 12 orang siswa,
7 orang putri dan 5 orang putra. Pakaian mereka pun beraneka rupa, ada yang
seragam sekolah lengkap namun ada yang hanya memakai celana pendek dan baju
kaos oblong dengan sandal jepit dikakinya. Saya hanya bisa tersenyum dan
meminta mereka untuk memasuki kelas. Setelah melakukan perkenalan saya
bertanya kepada mereka pelajaran apa yang paling mereka tidak sukai, dan
jawaban mereka adalah Bahasa Inggris.
Mereka pun memberikan alasannya mengapa mereka tidak menyenangi
pelajaran tersebut, mulai dari tidak pernah belajar di sekolah sebelumnya, tidak
punya kamus, sulit menghapalkan arti kata, bahasa inggris bukan bahasa kita dan
lain sebagainya. Dalam hati saya bertanya-tanya bagaimana menemukan cara agar
mereka perlahan-lahan menyukai pelajaran tersebut mengingat mereka baru kelas
satu SMP yang tidak pernah mendengar kosa kata bahasa inggris. Saya harus
menanamkan doktrin didalam diri mereka bahwa belajar bahasa inggris tidaklah
seperti yang mereka pikirkan. Belajar bahasa inggris sangatlah asyik. Kemudian
saya lalu menuliskan dua kata yaitu sing dan song. Dengan logat daerah
yang kental salah seorang siswa berkata, Apo tu pak? . Saya tersenyum,
kemudian saya menulisakan arti dari kata sing yaitu menyanyi dan song
yaitu lagu. Anak-anak semakin penasaran ketika saya tuliskan lagi sebuah kalimat
Sing All The Things Around Us. Dan saya pun melakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
Pertama : saya menuliskan dipapan tulis 11 benda-benda disekitar mereka
( vocabulary)
1.window = jendela
2.door = pintu
3. White board = papan tulis
4. Desk = alas meja
5. Floor = lantai
6. Table = meja
7. Pen = Pena
8. Bag = tas
9. Hat = Topi
10. Book = Buku
11. Shoes = Sepatu
Kedua : saya menuliskan kata tunjuk kata milik dan kata penghubung dipapan
tulis seperti :
1. that is = itu adalah
2. this is = ini adalah
3. and = dan
4. my = milik saya
5. Your = milikmu
Ketiga : saya lalu mengulang mengartikan secara lisan kepada anak-anak arti
semua benda-benda disekeliling mereka yang telah saya catatkan dipapan tulis
tadi.
Keempat : saya
menunjuk objek benda yang saya nyanyikan dan anak-anak mengikuti arah
telunjuk saya;
That is a window, that is a desk
That is a white board and this is floor
That is a table that is a desk
That is a white board and this is floor
This is my hat that is your hat
That is a white board and this is floor
This is my book, that is your book
That is a white board and this is floor
This is my shoes, that is your shoes
That is white board and is floor
Kelima : setelah anak-anak telena dan asyik dengan lagu yang saya nyanyikan,
kemudian saya meminta anak-anak mengikutinya secara bersama-sama. Setelah
semuanya mulai lancar saya lalu mengetukkan penggaris dipapan tulis sesuai
nada, dan menunjuk objek untuk dinyanyikan bersama oleh anak-anak.
Begitu antusiasnya anak-anak dengan metode yang saya terapkan, ketika
waktu pulang sambil berjalan dan diatas sampanpun masih terdengar anak-anak
menyanyikan lagu yang saya ajarkan, sampai saat ini metode Sing All The
Things Around Us masih saya lakukan menjelang pembelajaran bahasa Inggris
di 10 menit pertama, tapi saya kombinasikan dengan vocabulary yang dihapalkan
siswa di sekitar lingkungan mereka.
Mengapa saya terapkan metode Sing All The Things Around Us dan
memprioritaskan pada vocabulary ? karena vocabulary adalah dasar dan modal
bagi siswa dalam menguasai empat skill dalam bahasa inggris yaitu :\
wilayah khusus. Sekali lagi saya bersyukur atas nikmat yang Allah berikan pada
saya. Alhamdulillah, saat ini siswa smp satap 13 Tanjab Timur telah berjumlah 66
orang dengan 3 rombongan belajar. Berkat adanya alokasi dana bantuan
operasional sekolah, kami juga bisa menggaji guru honorer sebanyak 2 orang, dan
pada akhirnya khabar yang menggembirakan bagi seorang guru adalah ketika
anak-anak didiknya melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi
sesuai dengan saran-saran saya kepada anak-anak dulu. Tenyata 11 orang murid
perdana saya, laskar pelanginya desa Sinarwajo, saat ini sudah duduk di Sekolah
Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di Tanjab Timur dan
Tanjab Barat. Alhamdulillah Ya Allah...
: Adiyanto, S.Pd
Nip
: 197705272009031002
Nama Sekolah
Kabupaten
Propinsi
: Jambi
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan segala puji bagi Allah tuhan sekalian alam, karena
saya telah diberi kesehatan untuk membuat dan menyelesaikan best practice ini,
dan takkan pernah lupa sholawat dan salam untuk rasullullah sang kekasih allah
semoga kelak diakhir zaman kita semua mendapatkan syafaat beliau, amin
Teristimewa untuk ayah tercinta yang telah membesarkan serta mendidik
saya sampi saya seperti saat sekarang ini, almarhumah ibunda ku tersayang yang
senantiasa mengasihi aku sewaktu kecil, yang telah menanamkan bahasa cinta
dalam sanubari ini sehingga aku mengenal kalimat Hidup ini harus berguna bagi
orang lain
Tak pernah lupa sahabat ku ibu Runtut Sudarmilasih yang sejatinya adalah
guru sebenar guru, yang merupakan wujud pahlawan tanpa tanda jasa, saya juga
menyadari Best Practice Ini Jauh dari sampurna, tapi setidaknya saya telah jujur
menceritakan bahwa ada daerah nun jauh disana butuh setitik perhatian dari
semua pihak yang peduli pentingnya pendidikan bagi negeri ini.
Demikianlah yang dapat saya tulis, semoga ada sedikit manfaat bagi yang
membacanya
Penulis
Adiyanto, S.Pd
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Motivasi mengikuti guru berprestasi
Profesi guru adalah tugas yang mulia baik dipandang dari segi kehidupan
masyarakat dimana guru adalah tauladan yang di gugu dan di tiru, begitu pula jika
dipandang dari sudut pandan agama, guru adalah orang yang mengajarkan ilmu
yang bermanfaat bagi orang lain yang pahalanya akan terus mengalir selagi ilmu
yang bermanfaat itu digunakan di jalan kebaikan, selain itu guru adalah pelaksana
amanat UUD 1945 dan salah satu komponen peletak tiang pondasi bangsa dalam
cita-cita luhur bangsa indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sadar akan profesi mulia saya sebagai guru, maka saya dengan nurani yang
tulus dan rasa tanggung jawab saya berusaha melaksanakan tugas saya sebagai
guru dimanapun saya ditempatkan oleh negara, walaupun saya harus berada di
daerah terpencil sekalipun seperti sinar wajo yang secara de facto pemerintah
daerah telah menetapkan desa tersebut sebagai desa tertinggal dan diperkuat lagi
dengan
surat
keputusan
Dirjen
Pusat
PembinaanTenaga
Pendidik
dan
Kependidikan yang menyatakan bahwa sinarwajo adalah wilayah khusus dan bagi
tenaga pendidik yang berada di sinarwajo diberikan tunjangan wilayah khusus
dengan pertimbangan tertentu yang di tentukan oleh pusat
Saya sadar tidak ada prestasi khusus yang telah saya dapat, yang bisa saya
umbar di media masa, tidak ada aplikasi atau media belajar yang berbasis ICT
yang telah saya ciptakan seperti guru guru yang lain yang semua media ajar
telah disedikan di jaringan internet, semua fasilitas telah disediakan oleh sekolah
dan tinggal mengoperasikan saja ibarat mereka telah memiliki kantong doraemon,
atau tongkat sulap dengan mengucapkan simslabim maka semua yang mereka
butuhkan akan ada disekolah.
Tapi saya, memulai semua ini dari nol, mencari anak-anak didesa sinarwajo
yang mau bersekolah, menjemput kerumah meraka satu persatu dengan menaiki
sampan yang apabila terjatuh dari sampan adalah nyawa saya yang menjadi
taruhannya, mengajar 10 bidang studi sendirian, bagaimana saya harus manarik
rambut didalam tepung sehingga tidak bertentangan dengan adat dan tradisi
setempat, bagaimana saya harus membuat media ajar dari bahan-bahan bekas,
bagaimana saya harus menyusun program mengajar pada malam hari dengan
lampu minyak tanah, bagaimana saya harus mengakses dan mengirim data
dapodik harus ke kecamatan yang menuntut jaringan penuh, bagaimana saya
terseok-seok menjalani semua ini mulai dari 11 orang siswa hingga sekarang
mencapai 66 siswa.
B. Visi dan Misi
Visi
Sebagai seorang pendidik saya selalu mengimpikan bahwa pendidikan
formal anak didik saya harus diatas pendidikan Formal saya dan menjadikan
mereka berguna bagi orang lain
Misi
1. Bekerja keras dalam mendidik siswa dan selalu menanamkan kepada mereka
kebodohan adalah awal kemiskinan
2. Menanamkan disiplin, kepribadian yang mulia, jujur, terampil
bertanggung jawab
BAB II
dan
No
Nama Diklat
Penyelenggara
1.
2.
osis
Peningkatan
3.
4.
Lolos
Kompetensi
Sertifikasi
Jambi
Guru Dinas Pendidikan
Tahun
2010
Hotel Ratu
prov 2010
Hotel ceria
2011
Dengan
Tempat
Aula
Tanjab
2011
Timur
GOR
PKK
Ket
Sertifikasi
paduka
Pembangunan Nasional
Diklat peningkatan Kompetensi Dinas Pendidikan prov 2015
TJT
Hotel
Cahaya
2014
Informasi 2015
Berhala
SDN 81/X
SMPN 19
5.
6.
Jambi
prov 2015
Jambi
Prima
Aula Dinas
Pendidikan
Tanjab
Pengembangan
percontohan
Hijau
Migas
dan 2015
Proyek PetroChina
Timur
Aula Dinas
Pendidikan
Diwilayah
Tnajab
Timur
3. Forum Ilmiah
No
1.
Nama Diklat
Seminar
Riding
Nasional
dan
Penyelenggara
Safety
Tahun
2011
Tempat
Balairung
Unja
Ket
2.
2011
Hotel ceria
3.
Ke Museum Jambi
Seminar NasionalKarya
2015
SMPN
4.
Ilmiah
Work Shop Kiat Cerdas Lolos Jambi Ekspress
2011
TJT
GOR
Tulis LIPNAS
Sertifikasi
paduka
2014
Informasi 2015
Berhala
SDN 81/X
SMPN 19
5.
6.
Pembangunan Nasional
Diklat peningkatan Kompetensi Dinas Pendidikan prov 2015
TJT
Hotel
Cahaya
19
Jambi
Prima
Aula Dinas
pembelaajaran
Pendidikan
Jambi
Tanjab
Timur
4. Pengalaman Kerja Sebagai Guru
Saya mulai aktif sebagai guru ketika diangkat menjadi CPNS Tahun 2009
dan ditempatkan di SMP Negeri 19 Tanjab Timur, selanjutnya pada awal Januari
2013 saya dimutasikan ke SMP Satap 13 Tanjab Timur Sampai sekarang
BAB III
PRESTASI DIDALAM KELUARGA DAN MASYARAKAT
Keberhasilan saya selama ini tidak luput dari doa putih istri saya, saya
menikah tahun 2008 dan dikarunia seorang putra yang cerdas berikut data
keluarga saya :
Isteri
1. Nama Isteri
2. Pekerjaan
: IRT
3. Pendidikan
Anak
1. Nama Anak
2. Umur
: 7 Tahun
3. Pendidikan
: Kelas 2 SD
Non Formal
Saat ini saya diminta oleh Ketua BPD desa Sinarwajo menjadi
TIM Sembilan ( Tim Independent) Untuk Pemilihan Kepala
desa Sinarwajo yang akan dilaksanakan bulan Maret 2016
BAB IV
HARAPAN DAN RENCANA KEGIATAN MASA DEPAN
1. Harapan
Berdasarkan pengalaman saya pada latar belakang best Practice saya
diatas, bahwa banyaknya anak yang tidak melanjutkan sekolah setelah lulus dari
sekolah dasar adalah faktor tidak adanya sekolah lanjutan pertama ( SMP ) di desa
Sinarwajo, sementara SMP terdekat adalah SMP Satap 3 di Desa Sungai Beras
yang harus ditempuh sekitar 2 Jam dengan mengendarai sampan dan harus
bergantung pada keadaan air yang pasang surut, selanjutnya SMP yang ada adalah
SMP Negeri 19 Tanjab Timur yang terletak di ibukota Kecamatan selain itu faktor
utama yang dihadapi oleh SMP Satap 13 Tanjab Timur adalah tidak adanya tenaga
guru definitif yang bersedia ditempatkan di desa Sinarwajo dengan status wilayah
terpencil dan juga faktor masyarakat yang lebih mengutamakan anak bekerja di
kebun dari pada bersekolah, untuk itu saya mempunyai harapan agar SMP Satap
13 Tanjab Timur Menjadi SMP Reguler sehingga dijadikan sekolah Prioritas
utama dalam pengadaan sarana dan prasarana dari dinas pendidikan.
2. Rencana Kegiatan Masa Depan
Saya mempunyai satu mimpi yang sangat besar, yang sebagian teman-teman
mengatakan Impossible mimpi saya adalah mendirikan sebuah SMA Perintis
didesa Sinarwajo, hal ini berdasarkan beberapa pertimbangan :
1. Letak desa Sinarwajo yang Strategis berada pada posisi tengah
dia
dukung oleh 3 SMP satap dan 1 Madrasah Tsanawiyah yaitu SMP Satap
13, SMP Satap 12 dan SMP satap 3
Yang selalu menamatkan siswa minimal 21 orang pertahun ajaran
2. Adanya signal lampu hijau dari Kepala UPTD pendidikan kecamatan
Mendahara Ulu bahwa SMA bisa didirikan didesa Sinarwajo dengan
catatan adanya lahan siap bangun minimal 2 hektar berstatus hibah
3. Dan inilah yang akan saya kerjakan mulai saat ini, mendekatkan diri
kepada masyarakat, menanamkan pondasi bahwa pendidikan adalah
penting bagi anak dan cucu kita kelak, mudah-mudahan Allah membuka
hati para tuan-tuan tanah agar menghibahkan tanahnya untuk masa depan
negeri ini, amin