IDENTITAS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama ( inisial ) : Tn.M
Tempat & Tgl lahir
: Benau, 20 April 1974
Jenis Kelamin: Laki - Laki
Suku bangsa : Kalimantan
Agama
: Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjan : Wiraswasta
Status perkawinan : Sudah menikah
Alamat
: Jalan Niaga RT21 No.13 Kab.Barito
Selatan Kalimantan Tengah
RIWAYAT PSIKIATRIK :
Autoanamnesis
pada tanggal 11 Juli 2013 pk 13.30 di kantor MPE
RSKO Cibubur.
Alloanamnesis
pada tanggal 17 juli 2013 pk 13.00 di kantor MPE
RSKO Cibubur.
KELUHAN UTAMA
Riwayat Penggunaan
NAPZA
2006
2008
1.Gangguan Psikiatrik
Riwayat Perkembangan
Kepribadian
Masa Kanak-kanak
Riwayat Pendidikan
SD
: SD X, tidak pernah tinggal kelas
SLTP: SLTP X, tidak pernah tinggal kelas
SMIP
: SMIP X, tidak pernah tinggal kelas
Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja wiraswasta di bidang perkapalan.
Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam namun jarang sholat.
Riwayat Keluarga
Laki-laki
Perempuan
Pasien
Status Mental
1. Deskripsi Umum
Penampilan
2. Alam Perasaan
Suasana
3. Gangguan Persepsi
Halusinasi
5. Proses Pikir
Aruspikir
6. Pengendalian Impuls
Baik
7. Daya Nilai
D
8. Tilikan
9. Reliabilitas
Pemeriksaan Fisik
Status Internus
KeadaaanUmum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tensi
: 120/80
Nadi
: 82 x/menit
Frekuensi nafas
: 18 x/menit
BentukBadan
: Atletikus
Sistem kardiovaskular : Auskultasi : BJ I-II
reguler murni, murmur (-), gallop (-)
Status Neurologik
1. Saraf Kranial (I-XII)
Saraf cranial I
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal pemeriksaan 09Juli 2013
Hematologi:
Hb
: 13,1 mg/dL
Eritrosit:4,3juta /mm3
Leukosit
: 9.900/mm3
LED :21 mm/jam
Trombosit : 396ribusel/uL
Ht : 40%
SGOT
:15 u/L
SGPT:23 u/L
GDS : 143 mg/dL
Ureum : 22 mg/dL
Kreatinin : 1,2 mg/dL
Urinalisa
Makroskopis
Warna : kuning
Kejernihan : jernih
Berat jenis : 1,010
pH
:6,5
Protein : (-)
Glukosa : (-)
Nitrit : (-)
Bilirubin : (-)
Darah : (-)
Urobilinogen : 0,2
Keton
: (-)
Leukosit esterase
: (-)
Mikroskopis
Leukosit
: 2-3
Eristrosit
: 1-2
Epitel
: (+)
Silinder
: (-)
Kristal
: (-)
Bakteri
: (-)
Lain-lain
: (-)
Drug Test
Canabis
: Negatif
Benzodiazepin
: Negatif
Amphetamin
: Negatif
Opiat
: Negatif
Meth-Amphetamin
: Negatif
MDMA
: Negatif
Foto Thoraks
Kesan : Foto thoraks PA dan lateral dalam
batas normal.
FORMULASI DIAGNOSTIK
AKSIS I : F25.2
Susunan formulasi diagnostik ini berdasarkan iktisar
penemuan bermakna dengan urutan untuk evaluasi
multiaksial, sebagai berikut :
Gejala kejiwaan berupa :
Gangguan Persepsi :Halusinasi auditorik, berbicara sendiri.
Menurut PPDGJ III, gangguan skioafektif hanya dibuat apabila
gejala-gejala definitif pada skizofrenia dan gangguan afektif
sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam
beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu
episode penyakit yang sama, dan bilamana sebagai
konsekuensinya, episode penyakit tidak memenuhi kriteria
baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif.
Pasien lain mengalami satu atau dua episode skizoafektif
tersulit diantara episode-episode manik atau depresif.
AKSIS II
Tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian dan retardasi
mental
AKSIS III
Tidak ditemukan adanya gangguan pada kondisi medis umum.
AKSIS IV
Tidak ditemukan adanya masalah psiko sosial dan lingkungan.
AKSIS V
Global Assessment Of Functioning (GAF) Scale 90-81 : gejala
minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah
harian yang biasa.
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
F25.2
Aksis II
tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental
Aksis III
tidak ditemukan adanya gangguan kondisi medik
umum
Aksis IV
tidak ditemukan adanya masalah psikososial dan
lingkungan
Aksis V
gejala minimal berfungsi baik, cukup puas, tidak
lebih dari masalah harian yang biasa.
PROGNOSIS
DAFTAR PROBLEM
PENATALAKSANAAN
Psikofarmaka :
Risperidon2 x 3 mg p.o
Asam valproat 3 x 250 mg p.o, setelah
makan
Psikoterapi
Psikoterapi suportif
Psikoterapi edukatif
Terhadap pasien
:
Memberikan informasi kepada pasien dan edukasi mengenai penyakit
yang dideritanya, gejala-gejala, dampak, faktr-faktor penyebab,
pengobatan, komplikasi, prognosis, dan resiko kekambuhan agar pasien
tetap taat meminum obat dan segera datang ke dokter bila timbul
gejala serupa di kemudian hari.
Memotivasi pasien untuk berobat teratur.
Mengajarkan terapi relaksiasi pada pasien saat pasien marah ataupun
akan marah sehingga diharapkan pasien dapat mengontrol marahnya
dan mengemukakan amarahnya dengan cara yang lebih halus.
Terhadap keluarga :
Memberikan edukasi dan informasi
mengenai penyakit pasien, gejala, faktorfaktor pemicu, pengobatan, komplikasi,
prognosis, dan resiko kekambuhan di
kemudian hari.
Meminta keluarga untuk mendukung
pasien pada saat-aat setelah sakit agar
pasien dapata mengalami remisi.
Sosioterapi